Lingga sosok pria yang disegani oleh penduduk setempat. Pria berumur empat puluh tahun itu menempati Rekor se kecamatan sebagai bujang lapuk tak laku.
Memang penampilan Lingga keseharian memakai kacamata sehingga terkesan nerd. Ia tidak mempermasalahkan gelar yang disandangnya saat ini. Ia tidak pernah menganggu kehidupan orang lain namun berbalik orang-orang yang menawari anak gadisnya untuk di persuting oleh Lingga Barata pemilik pabrik rokok.
"Bapak maaf menganggu....ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda." Seseorang asisten masuk ke ruangannya meminta izin.
"Suruh masuk." ucap Lingga tanpa menoleh kepada asistennya.
Asisten yang bernama Maya itu langsung keluar dari ruangan Lingga. Perempuan yang seumuran dengan big bos itu tidak heran dengan kedatangan tamu atasannya ini.
Suara ketukan pintu harus menghentikan pekerjaan Lingga yang memeriksa laporan dari bawahannya. Seorang pria paruh baya masuk bersama seorang gadis mengenakan jilbab dongker menemui Lingga juragan rokok.
"Maaf Tuan mengganggu pekerjaan anda....saya kesini mau bertemu." Ucap pria itu sambil duduk yang telah ditawari Lingga.
"Tidak masalah...pekerjaan saya tidak banyak....Ada keperluan apa untuk menemui saya." Lingga langsung to the points membicarakan maksud kedatangan pria ini.
"Saya dengar Tuan belum menikah....saya mau menjodohkan Tuan dengan anak gadis Saya Yuli."
Lingga menatap kedua tamu yang tak diundang ini dengan seksama. "Apa alasan bapak kenapa harus saya menikahi anak bapak?" Ucapnya sambil menghidupkan sebatang rokok.
"Saya ingin Yuli mendapatkan jodoh yang mapan sehingga bisa menghidupkan perekonomian keluarga kami." Pria itu dengan gamblang membicarakan maksud kedatangannya.
"Kamu tamat apa?" Lingga bertanya kepada gadis yang menunduk sejak tadi.
"SMA Tuan." Ucap Yuli singkat. Ia ketakutan melihat Juragan rokok yang termasyur di desa ini.
"Segini cukup untuk membiayai untuk kuliah kamu....saya yakin kamu pintar namun biaya yang menjadi penghambat kamu meraih cita-cita." Lingga menulis check sebesar tiga ratus juta.
Keduanya terkejut seorang pria berumur matang menolak perjodohan ini dengan menawarkan pendidikan untuk masa depan yang cerah, Yuli membulatkan mata melihat angka yang berjejer rapi.
"Tuan saya tidak bermaksud mengemis kesini....saya hanya bertanya kesediaan Tuan untuk menerima perjodohan ini." Pria Paruh baya itu tidak terima dengan perilaku Lingga.
"Saya tahu anak bapak keberatan dengan permintaan orang tuanya....Yuli kamu pilih sekarang." Lingga menunjuk dengan dagunya antara check atau permintaan orang tuanya.
"Bapak Maafkan Yuli ingin meneruskan cita-cita menjadi dokter bukan menjadi istri juragan." Yuli memilih check yang berikan Lingga.
"Dasar anak tidak tahu di untung! Kapan kamu mau balas Budi kepada saya yang menghidupkan kamu dari Bayi." Pria paruh baya yang bernama Galuh naik pitam, anaknya memilih kuliah menjadi dokter.
"Bapak Galuh Suryono....Anda mau saya laporkan jika anda memaksa perempuan di bawah umur untuk menikah." Lingga mematikan rokoknya langsung mengambil ponselnya.
Galuh berdiri meninggalkan Yuli dan Lingga tanpa pamit pada kedua orang itu. Galuh merasa terancam oleh Lingga, ia lupa untuk mencari siapa sebenarnya Lingga Barata.
"Kamu daftar kuliah di universitas yang kamu mau....saya siap untuk membiayai....Saya yakin pasti tekanan dari bapak tiri kamu untuk menuruti permintaannya.....Ambil check ini langsung pergi dari desa ini....Bapak kamu pasti tidak senang dengan pilihan kamu." Lingga menyodorkan check yang ditulisnya tadi.
Yuli mengangguk patuh mengambil check yang berikan Lingga. "Tuan saya berhutang atas kebaikan Tuan....doakan saya bisa meraih cita-cita mulia ini." Yuli menghapus air mata harunya atas kebaikan juragan rokok ini.
"Jangan Anggap ini sebagai hutang...saya ikhlas memberikan kepada kamu....nanti sopir saya akan mengantarkan menuju Yogyakarta....Ibu kamu nanti akan saya kasih tahu dengan cara sendiri."
Yuli tidak bisa berkata setelah mendengar ucapan Lingga. Seorang pria masuk untuk mengantarkannya menuju Yogyakarta. Yuli berdoa agar juragan rokok ini bisa bertemu jodoh secepatnya.
"Jangan biarkan Galuh tahu anaknya pergi ke Yogyakarta....siapkan tiket untuk Ibu Yana menemani Yuli untuk kuliah disana." Lingga memberitahu asistennya untuk menyelidiki tentang keluarga Galuh Suryono.
Lingga Barata sudah lelah sekian kalinya orang tua di Desa ini menyodorkan anak gadisnya untuk dipersunting olehnya. Alasan selalu klise agar perekonomian mereka bisa membaik. Lingga sudah bosan mendengar kalimat klise itu, sebenarnya mereka hanya ingin numpang hidup dengan seorang juragan rokok.
Lingga hanya ingin merawat ibunya yang sudah tua. Ia merupakan anak satu-satunya keluarga Barata. Ayahnya pergi meninggalkan ibunya dengan wanita lain. Lingga trauma dengan pernikahan ibunya. Ia tidak terpikir untuk mencari pendamping, baginya ibunya adalah nomor satu. Wanita yang suka rela merawatnya dari bayi. Kini saatnya Lingga membahagiakan ibunya.
Lingga membereskan pekerjaannya dan langsung pulang untuk menemani ibunya yang berada di rumah. Walaupun seorang juragan rokok ia tetap memakai mobil Corolla Altis tahun Delapan puluhan. Rumahnya sederhana namun dilengkapi sistem keamanan yang canggih.
"Assalamualaikum....Ibu...ibu dimana?" Lingga mencari keberadaan ibunya yang tidak terlihat.
"Walaikumsalam ibu disini Ga." Ucap Dayu menyulam kain di depan televisi.
"Ibu sudah makan....Ibu kelihatan senang dengan rajutan ini." Lingga mengomentari hasil sulaman ibunya.
"Sudah....Si Tina tadi masak ayam betutu." Ucap ibu Dayu. "Setelah selesai makan ibu ingin bicara dengan kamu." Dayu meletakan hasil sulamannya di atas meja.
"Aku pamit sholat dulu." Lingga meninggalkan ibunya yang asyik mendengarkan berita bencana alam.
Setengah jam Lingga menghabiskan waktu untuk menyegarkan diri sehabis bekerja diluar. Makan dengan lahap makanan buatan Mbok Tina luar biasa enaknya.
"Ibu mau bicara apa?" Lingga menemani Ibu Dayu menonton televisi.
"Lingga kapan kamu mencari istri....Ibu udah semakin tua.....kamu tidak kasian dengan ibu."
"Ibu....Lingga bahagia menemani ibu.... jodoh kita udah tentukan Allah kapan datangnya...aku ingin berbakti kepada ibu....setiap tetesan keringat ibu belum bisa Lingga belas." Lingga mengusap tangan keriput yang menjadi penyangga hidupnya.
"Seandainya perempuan itu tidak melarikan diri pasti udah jadi istri kamu sekarang....kamu sih pake acara kumis tebal....Dia kirain dijodohkan dengan pria tua." Ibu Dayu mengenang peristiwa lima tahun lalu.
Dayu bersepakat ingin menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya. Perempuan yang dijodohkan itu lari tanpa mengetahui siapa yang akan dijodohkan dengan dirinya. Ia kabur lewat jendela kamarnya dengan seutas tali tambang untuk menuruni balkon kamarnya. Sahabat Dayu meminta maaf atas kelakuan anak perempuannya.
"Sudahlah Bu....Sekarang kita bersyukur masih diberi nikmat hidup oleh Allah." Lingga tahu ibu masih terpukul dengan batalnya pengenalan dirinya dengan anak sahabatnya ibunya.
"Lingga kamu masih suka jeruk kan? belum berpindah haluan menyukai terong." Dayu menatap curiga anaknya.
Air yang terdapat dalam mulut lingga langsung keluar memalui hidungnya akibat keselek mendengar pertanyaan ibunya.
"Astaghfirullah Ibu....Anak ibu masih normal dan aku masih waras... Aku takut akan dilaknat Allah." Lingga beristighfar mendengar ucapan ibunya.
"Sekarang kita udah kembali seperti zaman umat nabi Luth.....ibu sering mendengar berita.... Walaupun ibu tidak tahu keadaan di luar tapi bisa memantau perkembangan zaman." Bela Dayu yang tidak ingin salahkan anaknya.
Untung Lingga memiliki stok kesabaran yang banyak. Ia menatap Ibunya lama, terpikir lirik lagu ibu milik Iwan fals.
🌹🌹🌹🌹🌹
Ketemu dengan cerita baru Aku....Jangan lupa vote like dan komentar dari Lingganisme semua.....Kopi secangkir cukup untuk menguatkan mata aku hehehe 😁
Sakura Arinda Darmawangsa anak dari pasangan Hanif Darmawangsa dan Rianti Rukmana. Keduanya orang tuanya merupakan orang terpandang di Jawa Timur yaitu sebagai Gubernur.
Sakura memiliki kakak laki-laki yang berbeda jauh dengannya. Andromeda kakak Sakura yang telah menikah dengan anak seorang jenderal TNI yaitu Medina Praya dan memiliki sepasang anak.
Sakura Arinda biasa dipanggil Ririn oleh keluarganya. Tahun ini ia genap berumur tiga puluh tahun, Kedua orang tuanya sudah resah dengan status anaknya perawan tua. Teman-teman Sakura semuanya sudah berkeluarga dan memiliki anak.
"Rin...apa tujuan kamu pulang? setelah mempermalukan Papi dan Mami kamu lima tahun lalu." ucap Hanif mengintrogasi anaknya yang pulang secara mendadak dari Amerika.
"Aku mudik lah....orang Indonesia kalau lebaran pasti mudik...aku ikut tradisi itu." ucap Sakura enteng sambil mencomot kue lapis buatan kakak iparnya.
"Sekarang belum lebaran Arinda...Apa sih yang ada dalam pikiran kamu? tidak habis pikir Papi dengan kelakuan kamu." Hanif geram mendengar jawaban anaknya.
"Dalam pikiran aku sekarang mau pulang kampung ga mau tinggal di kota....mau mengekplorasi ilmu yang udah aku pelajari di Amerika." Sakura menghabiskan satu piring penuh kue buatan Medina.
"Tante aku ikut ya...bosan di sini." Mars muncul dari tangga untuk ikut nimbrung bersama keluarga.
"Ga ada yang ikut bersama Arinda...sebelum memenuhi syarat dari Papi." Hanif tidak akan memberi ruang untuk anaknya yang sudah matang untuk menikah.
"Syarat?.....Papi cukup para kepala dinas aja dapat intrupsi dari pak Gubernur....anaknya jangan." ucap Sakura tak terima.
"Tidak ada bantahan Arinda....tahun ini umur kamu udah dua puluh tujuh tahun....Andro aja nikah umur dua enam kalah dengan Abang Kamu." Hanif tidak suka menerima bantahan dari Siapapun.
"Abang aja yang suka berkembang biak kali....Lihat kak Dina langsung bangun." Sakura tidak menyadari beberapa laser tajam menatapnya.
"Ririn... pulang dari Amerika otak kamu berkurang ya satu ons....Abang nikah karena udah siap lahir batin bukan bangun atau tidurnya." ucapan Andro langsung mendapat satu layangan sandal dari ibunya.
"Kenapa pada ga jelas begini sih... Andromeda kamu sebagai Kakak panutan untuk adikmu." Sakura mencibir kakaknya. "Dan Kamu Ririn....dengar ya syarat yang berikan Papi itu harus kamu turuti....kalau ga pintu rumah akan tertutup untuk kamu selama tiga puluh hari penuh." ucap Rianti penuh tekanan.
"Seperti bulan puasa aja rumah makan akan tutup selama sebulan.....apa syaratnya." Sakura terkulai lemah menyerah dengan perdebatan keluarganya.
"Kamu boleh pulang kampung asal ditemani Mars dan Venus....waktu yang kami tentukan satu bulan penuh....Jika belum bisa membawa calon kamu kesini, Papi akan menarik fasilitas yang kamu pakai." Hanif tersenyum evil, ia yakin anaknya akan membuat seribu macam akal agar fasilitas yang diberikannya tidak ditarik.
"Asyik dua Minion ikut tantenya....Bisa menghasilkan Minion ketiga nih." ucap Andromeda tertawa, akhirnya ia memiliki waktu berduaan dengan istrinya.
"Mas Andro...Malu dilihatin Papi Mami." Medina malu menutupi wajahnya karena melihat senyum sumringah mertuanya.
"Berkembang biak aja terus....bikin kesebelasan biar rame....ayo guess kita siap-siap." Sakura jengah melihat keluarganya yang begitu senang menambah anggota keluarga baru.
Mars dan Venus mengikuti tantenya menuju kamar atas untuk bersiap pulang kampung. Keduanya tidak sabar ikut berpetualang bersama Sakura. Kedua lebih suka ikut Sakura dibandingkan kedua orang tuanya.
"Tiga puluh hari....Aku aja ga pernah dekat dengan Laki-laki...Oh Tuhan berikan hamba jalan agar syarat yang berikan Papi Mami hanguskan ditengah jalan." Sakura menghitung tanggal di kalender dalam kamarnya.
"Tante ikuti aja alurnya.... Allah juga pasti udah menyiapkan jodoh untuk Tante Arinda." Venus menggomentari kepasrahan Sakura.
"Kamu masih kecil ga akan tahu tentang jodoh-jodohan...sekolah dulu." ucap Sakura sambil memasukkan beberapa baju santai.
"Tante lihat Papa Mama berjodoh padahal aku dengar Eyang ga ngerestuin hubungan Papa Mama." Venus masih asyik dengan ponselnya.
"Papa kamu itu nekat....pacaran sama anak Jenderal TNI...Dulu masih karyawan biasa....Datang ke rumah eyang kamu hanya memakai sendal jepit tampilnya tidak menjual sama sekali." Sakura menggeleng kepala mengenang kelakuan kakaknya yang absurd.
"Eyang kan ga tahu Papa anak penjabat.....Mama yang udah cinta mati membela calon suaminya." Venus mengetahui cerita ini dari eyang putrinya.
Sakura menatap dirinya di depan cermin apa masih ada Laki-laki yang mau dengan dirinya. Wajah yang pas-pasan style baju yang unik rambut yang berwarna merah.
"Nus...Tante masih cantik ga? di umur tiga puluh tahun ini." Sakura perlu mendengar fashion stylist keluarganya.
"Venus Tante Sakura Arinda....jangan setengah gitu manggilnya bisa salah dengar orang." Venus mendengus mendengar ucapan Sakura.
"Jadilah diri sendiri Tante....orang akan tahu sendirinya nanti....Aku suka loh warna nyentrik rambut Tante." Venus berjalan dimana Sakura berdiri. Venus bisa dijadikan fashion stylist di umurnya masih remaja.
"Tante mengidolakan Jenni black pink....Udah mirip belum....Tapi dia udah punya G Dragon." Sakura harus terima idolanya pacaran dengan leader big bang itu.
"pindah haluan aja....Aku yakin Jenni dari Surabaya akan bertemu G Dragon versi Indonesia." Venus tidak habis pikir dengan pola pikiran Tantenya sudah berumur masih mengidolakan idol k-pop.
Ketiganya turun kembali ke ruang tengah menemui keluarganya. Sakura tidak melihat keberadaan kakaknya dan iparnya. Kedua orang tuanya asik bermain congkak dengan serius.
"Gercep ternyata Abang Andro udah menghilang aja....datang tidak jemput pulang tak di antar."
"Ehh jangan hina ya anak Papi....tugas kamu tiga puluh hari ke depan membawa calon suami ke hadapan Papi dan Mami." Hanif berbicara tanpa menoleh kepada ketiganya.
"Tapi janji ya...setelah aku mendapat calon suami...Papi menanam modal untuk usaha properti aku." Sakura pun mengajukan syarat untuk Hanif.
"Tenang aja..... Papi udah siapkan permintaan kamu....sekarang permintaan Papi harus kamu kabulkan." Hanif kagum dengan nilai tawar anak perempuannya ini.
"Ya udah aku pulang ke Jember dulu....rumah disana udah siapkan menunggu kedatangan kami kan? Aku dan Kedua Minion pamit dulu." Sakura berpelukan dengan kedua orang tuanya meminta doa agar menemukan pangeran berkuda yang akan meminangnya.
Venus dan Mars diberi uang tambahan oleh Kakek Neneknya untuk mengawasi kegiatan Sakura selama di Jember. Keduanya akan senang hati menemani Tantenya selama sebulan penuh.
"Venus pasang safety belt yang benar....kita akan berpetualang ke luar angkasa seperti nama kalian berdua Venus dan Mars." Sakura menggendarai Robicon Jeep Wrangler warna hitam.
"Kita akan mengitari galaksi Bima sakti selama sebulan ya Tante....Mars dan Kakak Venus akan menjadi bodyguard tapi setiap jasa pasti ada uangnya." Mars perlu uang tambahan dari Tantenya membeli action figur.
"Untuk kalian berdua Dollar langsung Tante kasih." Sakura memacu mobilnya agar cepat sampai tujuan.
Selama perjalanan kedua Minion mengomentari perjalanan yang tidak pernah mereka lalui selama ini. Kedua orang tuanya pasti mengajak ke kebun binatang Taman Safari Prigen setiap liburan datang.
Menempuh perjalanan panjang, Sakura memasuki daerah Jember. Kampung halamannya terletak di kawasan industri rokok, Jalan menuju sana berlumpur karena habis turun hujan.
"Tante lihat ada mobil antik arah berlawan...kita perlu hiburan." Ucap Venus menunjuk mobil Corolla Altis antik tahun delapan puluhan.
Sakura sengaja memperlambat layu mobilnya, tepat depannya ada genangan air lumpur kesempatan ia memberi hiburan untuk ponakannya. "Kita mulai pertunjukan." Sakura memacu mobilnya dengan kecepatan sedang.
burrrrrrr bunyi cipratan air lumpur mengenai mobil antik tua itu. Sakura sengaja menambah kecepatan mobilnya agar air lumpur tersembur dengan kencang mengenai mobil Corolla Altis itu.
Ketiganya tertawa melihat mobil antik itu tidak berbentuk, Mobil Corolla Altis milik Lingga bermandikan lumpur.
"Tante pemiliknya mengejar kita." Mars bersorak melihat seseorang keluar sambil mengejar mobil Sakura.
"Pegangan yang kuat! ini adegan seperti fast and furious." Sakura menambah kecepatan mobilnya meninggalkan Lingga yang ngogosan mengejar mobil Sakura.
"Kurang ajar Awas akan aku balas....Nomor plat mobilnya tertutup lumpur gimana aku bisa tahu." Lingga mengusap wajahnya dengan kasar.
🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa kasih bunga mawar untuk aku penyemangat puasa pertama. hehehehe Vote Like dan komentar jangan ketinggalan.
Sakura disambut Pak Yuno penjaga rumah Hanif Darmawangsa di kampung halamannya terletak di Jember. Pria paruh baya itu sudah lama bekerja di rumah ini, ia tinggal bersama istrinya sebagai penjaga sekaligus asisten rumah tangga.
"Pak Yuno Apa kabar udah lama saya ga pulang kesini." Sakura menyalami Pak Yuno yang sumringah melihat kedatangannya.
"Alhamdulillah baik Non....saya tadi dapat telpon dari bapak jika Non Sakura mau tinggal disini selama sebulan." Pak Yuno bergegas membantu Sakura mengeluarkan kopernya dari bagasi mobilnya.
"Pak Yuno saya minta tolong cucikan mobil ini setelah itu masukkan ke dalam garasi....saya disini pake motor aja ya." Sakura melihat tiga buah motor berbagai macam.
"Baik Non saya permisi dulu." ucap Pak Yuno pamit setelah mengantarkan barang milik majikannya.
Venus dan Mars berdecak kagum dengan rumah milik kakek neneknya, Mereka belum pernah kesini karena Andromeda dan Medina jika lebaran akan pulang ke Jawa Tengah tempat orang tua Medina.
"Tante....Jika orang yang kita kerjain tadi mengetahui nomor plat mobil Tante Gimana? Aku lihat dia seperti mau mengeluarkan asap dari kepalanya." Mars takut ia akan berurusan dengan penduduk setempat.
"Ga bakalan tahu....selama sebulan kita pake motor yang ada di garasi....Mobil akan disimpan dalam garasi." Sakura melirik kedua ponakan yang asyik bermain game.
"Sekarang istirahat besok kita akan menjelajahi dunia....Venus tidur sendiri atau sama Tante."
"Aku tidur sendiri aja....Mars kamu tidur di depan tv ya." Venus meninggalkan adiknya di ruang tengah menyusul Sakura masuk kamar.
Paginya Sakura dan Venus bangun dengan wajah segar bersiap untuk sarapan pagi buatan Mbak Jumi. Keduanya berencana berkeliling dengan motor KLX yang memiliki suara knalpot racing.
"Mars kamu mau ikut ga...Kakak mau pergi." Venus berusaha membangun adiknya yang masih terbuai mimpi.
"Hmmmm" Mars menggeleng kepala, ia meneruskan tidurnya.
Sakura dan Venus berkeliling kampung mengunakan KLX, keduanya memakai safety protector kelengkapan dalam berkendara.
"Siap Venus... pengangan yang kuat." Sakura sudah siap menjalankan motornya bersama Venus.
Venus menggangguk sambil mengeratkan pelukannya. Sakura menyapa warga yang bertemu dengannya, ada beberapa orang mengenal Sakura langsung tersenyum menanggapi sapaan gadis itu.
"Tante lihat....bukan itu mobil yang kemaren." Venus menunjuk mobil Corolla Altis.
Sakura menikmati bubur ayam langsung siaga namun otak jahil kembali menyala. "Kamu tunggu disini ya....jangan kemana-mana." Sakura naik motornya kembali meninggalkan Venus yang belum selesai makan bubur ayam miliknya.
Mobil Corolla Altis Lingga melaju dengan kecepatan sedang. Sakura mengikuti dari belakang, safety protector sengaja ditinggalkannya di warung bubur ayam tadi untuk menyakinkan Venus jika ia tidak akan ditinggalkan.
Rambut merah menyala dikepang kuda sehingga rambutnya tidak akan berterbangan. Setelah melihat situasi aman Sakura memacu motornya dengan kecepatan tinggi memotong mobil Lingga. Motornya berada di depan mobil Lingga, ia sengaja membunyikan knalpot racing sambil memberikan jari tengahnya.
Lingga terkejut mendengar bunyi knalpot racing yang memekakkan telinganya. Belum selesai penyiksaan untuknya, Lingga menerima jari tengah dari si pengendara motor itu.
"Cari masalah nih orang." Lingga memacu kendaraannya untuk mengejar pemotor itu Namun sayang kecepatan mobilnya kalah dengan motor KLX.
Lingga tahu jalan tikus agar bisa menangkap mangsa yang sudah menghinanya. Mobilnya berbelok ke jalan sempit perkampungan, ia akan menunggu pemotor itu diperempatan jalan.
Sakura tertawa melihat mobil Corolla Altis kepanasan ingin mengejarnya, Jangan ragukan kemampuan Sakura mengendarai motor. Sakura pernah memenangkan Gran Prix pada kejuaraan se-Indonesia saat SMA.
Lingga memarkirkan mobil secara vertikal sehingga jalan tertutup, Jalan ini sangat sunyi hanya beberapa orang yang mengetahui arah jalan ini.
Sakura terkejut melihat seseorang berdiri di tengah jalan. Pria plontos yang memakai kacamata itu menunggu kedatangan Sakura yang menurunkan kecepatan motornya.
Sakura bisa menutup ketakutan dan keterkejutan dengan senyuman remeh melihat laki-laki menentangnya untuk berduel. Ia mematikan mesin motornya dan mengambil kuncinya.
"Kamu ada masalah dengan saya." tanya Lingga sambil melipat tangan di depan dada.
"Maaf ya Om....Mobilnya menghalangi jalan saya....Wajar dong saya minta di kasih jalan."
Lingga tidak salah dengarkan panggilan yang disebut wanita bunglon ini. Om katanya setua itukah perawakan dirinya. "Dasar Tante girang... rambut warna warni seperti gulali." Lingga berdecih menatap tampilan Sakura.
"Om Update juga tentang lagu ya...Lirik lagu eklat...seumuran Om juga tahu." Sakura menahan tawanya agar tidak keluar.
"Eh...kamu ga tahu siapa saya?....kurang ajar ya memberikan jari tengah....Atau memang kamu bermaksud memancing saya gitu?" Rentetan pertanyaan diberikan Lingga kepada perempuan dihadapannya yang sama sekali tidak terpengaruh dengan tatapan tajamnya.
"Ayo kita kenalan dulu Om...Aku ga bermaksud memancing Om untuk mengeluarkan belut Om yang ada disana." Sakura menunjuk bagian tengah tubuh Lingga.
Wajah Lingga mengeras mendengar ucapan perempuan siluman ini yang sejak tadi memanggilnya Om. Ia berniat kembali ke mobil untuk meninggalkan perempuan bonglon ini.
"Tunggu Om ban bagian kiri depan sepertinya bocor coba lihat deh." Sakura menghentikan langkah Lingga yang akan masuk ke mobilnya.
Lingga mendengus kasar kenapa banyak kesialan yang menimpa pagi ini, ia berjalan dimana tunjuk si perempuan bunglon itu. Lingga memperhatikan kondisi ban mobil yang terlihat baik-baik saja.
"Om dada.....dada...dada." Sakura melambaikan tangannya sambil masuk ke mobil Lingga. Mobil yang sejak tadi masih hidup yang dibawa Sakura dengan kecepatan tinggi.
Lingga melongo mobilnya dibawa pergi perempuan bunglon yang tidak diketahui siapa namanya. Ia melihat Motor KLX seperti keberuntungannya menukar dengan mobil tuanya. Lingga tersenyum kemenangan, mobil tuanya melayang tergantikan dengan motor KLX versi terbatas.
Tapi kesialan memang berpihak kepadanya, motor KLX memiliki kunci ganda sehingga stangnya terkunci sempurna. Lingga mengusap wajah dengan kasar, ia harus berpanas-panas menunggu anak buah menjemputnya. Ia memfoto plat nomor motor ini untuk mengetahui siapa miliknya. Lingga meminta temannya yang bekerja di kepolisian untuk menyelidiki nomor plat ini.
Di dalam mobil Corolla Altis ini Sakura tertawa terbahak-bahak. Ternyata mobil ini milik pria berkepala plontos pakai kacamata dan tampak berusia matang. Sakura melihat Interior mobil ini sangat terawat bersih dan mesin mobilnya bagus.
"Pak Yuno suruh orang rumah menjemput motor saya di jalan perempat dekat lapangan bola sekalian bawa kuncinya." ucap Sakura berbicara lewat ponselnya dengan Pak Yuno.
Venus ketakutan melihat mobil Corolla Altis mendekati warung bubur ayam tempat ia sedang menikmati tiga mangkuk bubur terenak ini.
"Venus ambil safety protector Tante...kita pulang lagi." Kepala Sakura muncul dari jendela meneriaki ponakannya yang berdiri mematung.
"Berapa semuanya Pak De?" Venus membereskan perlengkapan safety protector milik Sakura sambil memberikan uang lima puluh ribu.
"Dua puluh lima ribu Dek....Mobil pak Lingga kok bisa sama Tante kamu?" ucap Pria itu sambil memberikan uang kembaliannya.
"Ga tahu.... makasih bubur ayamnya Pak De." Venus berlari mengitari mobil antik ini dan langsung masuk ke dalam.
Venus tahu ini pasti perbuatan Sakura yang mengambil mobil ini dari pemiliknya. Keduanya sudah berada di rumah, Sakura menyuruh asistennya mengantarkan mobil Corolla Altis ini ke pemiliknya. Motor KLX baru saja tiba di rumah dengan kondisi beberapa dipereteli dan tidak berbentuk.
🌹🌹🌹
Sakura.... Sakura...ga takut jika nanti belut listrik menyemtrum kamu....Hehehehe Vote like dan komentar ya....Sakura masih banyak kejutan untuk Lingga.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!