Ketika wanita itu tersadar dari efek obat tidur, ia baru menyadari bahwa badannya sudah terikat di sebuah kursi kayu berwarna coklat.
"Toloooonggggg.... Toloooonggggg.... apakah ada orang? Toloooonggggg... bantu aku.... aku dimana?"
Kata wanita itu sambil teriak sekencang-kencangnya.
Aku membiarkan wanita itu teriak, hingga ia lelah dengan sendirinya. Aku tidak akan khawatir orang mendengar teriakan wanita itu, karena ruangan tempat wanita itu sudah ku lengkapi dengan pengedap suara dan Cctv, jadi tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan.
Terlebih dahulu, aku menikmati suara jeritan itu hingga kupingku sedikit panas, barulah aku masuk. Tapi tidak sekarang, mungkin setelah wanita itu tak sanggup mengeluarkan lagi suara nya yang cempreng.
Slow saja namun pasti. Meskipun hatiku sudah mulai membara, tapi tetap harus penuh perhitungan untuk melakukan segala sesuatu.
Sekarang menunjukkan pukul 02:15am, saatnya untuk menikmati teh jahe merah kesukaanku.
Sambil sedikit relax, dan memikirkan strategi yang tepat untuk memainkan pisau tumpul ku ke wajah wanita itu.
Sebenarnya hal ini sudah lama ku pendam, dan sudah lama aku menunggu saat yang tepat, untuk membalas semua rasa sakit yang di derita ibuku.
*****
Sebut saja namanya Renata. Ia anak dari sodari ibuku yang menghancurkan semua usaha ibuku.
Aku sengaja menjadikan Renata sebagai sasaran ku, karena ia anak kesayangan dari sodari ibuku.
Sebenarnya didalam surat ibuku, ibuku menceritakan semua tentang ayah. Ayahku di rebut oleh sodari nya sendiri yaitu ibu dari RENATA.
Ibu Renata adalah seorang janda yang kaya raya. Tapi kekayaan nya itu hasil dari memeras ibuku secara perlahan.
Ibu Renata yang membuat usaha ibu ku hancur, dan ibu Renata lah juga yang merebut ayah dari ibuku.
Betapa hancurnya perasaan ini, sebagai seorang anak yang telah mengetahui alasan ibunya mengakhiri hidupnya.
Sejak dari situlah aku bertekad membalas kan semua semuanya, demi ibuku.
Sebenarnya aku kasihan sama Renata, tapi mau diapa lagi. Renata adalah kelemahan ibunya, jadi aku harus memanfaatkan sebaik mungkin kelemahan itu, agar aku bisa melihat kehancuran mereka.
*****
"Renata... Renata... Renata... ( Sambil ketawa sinis)
Cup...cup... cup... cup... cup... sungguh malang dirimu. Lihat dirimu yang penuh keangkuhan. Ketika di sekolah, kamu bertemu denganku dan dengan sengaja kamu menjatuhkan harga diriku. Tapi... aku tidak pernah membalas mu, kau tau mengapa? karena aku rasa belum saatnya, aku hanya ingin menghancurkan ibumu melalui dirimu."
Kataku sambil melihat ke arah cermin yang berada 7 meter di depan Renata.
"Mungkin ketika ayahku tau... Uupssss... maksudku... ayahmu tau bahwa dirimu menghilang entah kemana, kira- kira dia akan sibuk mencari mu atau tidak yah?"
Kataku sambil jalan ke arah Renata.
"Asal kamu tau, aku sangat mengenal ayahku, maksud ku ayahmu. Jika kamu setuju, mari kita bermain tebak-tebakan. Jika kamu menang aku akan melepaskan mu, tapi jika kamu kalah kerena salah menebak, maka wajah mulus mu yang perbulan menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk perawatan saja, itu nyaris akan hancur. Hahahahahaha......."
Kataku sambil memegang keras kedua pipi Renata dan menodongkan pisau tumpul ke wajahnya.
Ini mungkin hal sadis yang kulakukan dalam hidupku. Sekali lagi ini demi mendiang almarhumah ibuku.
"Aku fikir jika Ayah mengetahui Renata hilang, dan mengetahui aku dalang dari semua ini, dan ayah berniat melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian, aku rasa itu hal yang mustahil. Karena ayah sendiri adalah Buronan polisi, karena kasus penipuan.
Dan jika ibu Renata juga mengetahui semuanya, permainan baru saja dimulai. Ibu Renata juga termasuk buronan polisi, karena membantu ayah dalam kasus penipuan. Dan mereka tidak akan bisa berbuat banyak, jika anak kesayangannya ini lenyap seketika."
Kataku sambil menyeruput teh jahe merah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Masitah
ceritanya menarik perhatian ku banget, suka mantap
2021-06-05
1
anggita
teh jahe merah.,👌💥
2021-05-10
1
Adrian Pattoboi
tenang woi tenang..
2021-04-19
4