Darklight
Tepat pukul 00:00 aku terbiasa terbangun untuk melakukan aktivitas yang menurut orang kebanyakan tidaklah penting. Sejak kepergian ibuku 4 tahun lalu aku sudah mempunyai kebiasaan seperti ini.
Aku beranjak dari tempat tidurku dan menuju kemeja yang berada di sudut kamar. Kuambil Kaca mata tebal ku yang tersimpan rapih di meja itu dengan beberapa buku-buku tebal dengan judul yang berat sebagai favorit ku.
Sebelum memulai kegiatan tengah malam ku ini, tak lupa aku selalu membuat teh jahe merah kesukaanku sejak kecil. Setelah itu barulah aku ke sudut favorit ku.
Sudut kamarku yang lainnya terdapat sebuah sofa hitam peninggalan ibuku. Di situlah selama beberapa tahun ini, aku selalu mengorgasme kan otakku dengan buku-buku tebal dengan judul yang berat serta di temani secangkir teh jahe merah kesukaanku.
Sejak 4 tahun lalu setelah kepergian ibuku, aku berusaha berdamai dengan kesunyian, kegelapan dan kehampaan.
Meski awalnya sulit ku jalani tapi mau tidak mau dan suka tidak suka aku tetap harus menjalaninya.
*****
Seketika aku mengingat peristiwa yang telah terjadi 4 tahun lalu.
Sebelum ibuku mengakhiri hidupnya, terlebih dahulu ayahku meninggalkan ibuku dengan wanita lain yang lebih tajir dari pada ibuku, karena saat itu usaha ibuku mengalami kebangkrutan.
Yang aku heran kan, mengapa ibuku bisa bertahan dengan pria pengangguran dan pemabuk seperti ayah?
Ibuku bangkrut karena ulah saudaranya sendiri yang tidak ingin melihat kesuksesan dan kebahagiaan ibuku bersama keluarga kecilnya.
Sebulan setelah ayahku meninggal kan ibuku dengan wanita lain, ibuku nekat mengakhiri hidupnya.
Saat itu aku benar-benar tak bisa berbuat apa-apa.
Karena saat itu aku sedang di sekolah, dan saat pulang sekolah aku benar-benar histeris melihat ibuku tergantung tak berdaya di dalam kamar mandi.
Ibuku mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Saat itu aku benar-benar merasa dunia sudah kiamat.
Aku mencoba mencari pertolongan tapi tak satupun yang dapat menolongku.
Akhirnya aku berusaha sendiri bagaimana caranya aku dapat menguburkan jenazah ibuku.
Peristiwa 4 tahun lalu membuat ku seperti kehilangan arah, tapi aku tetap berusaha kuat demi ibuku.
*****
Di sekolah aku terkenal sebagai gadis kutubuku berkacamata tebal dan susah bersosialisasi.
Beberapa teman pria di sekolahku, sangat suka menggodaku. Tapi aku tak pernah merespon godaan para pria mesum itu. Menurutku itu sangat tidaklah penting.
"Wow... Swit... Swit... Swiiiiiitttt.... Gadis kutubuku lewat nih, ngedate yuk."
Kata pria itu. Tapi aku berlalu begitu saja.
"Weits, aku juga pengen punya pacar seperti dia bro, walaupun kutubuku yang penting bodinya aduhaiiii aduk asyiknyaaaa, hahahahaha..."
Kata pria lainnya. Aku tetap tidak merespon nya.
Menurutku mereka hanyalah sampah mesum sekolah yang tidak penting.
Sebulan lagi acara Prom Night di adakan.
Sepulang sekolah aku menyempatkan diriku untuk singgah di salah satu butik untuk membeli sebuah gaun merah. Bukan untukku tapi untuk seseorang yang telah lama ku dambakan.
Setelah ku dapatkan gaun merah itu, aku membungkus nya dengan rapih. Tak lupa ku sertakan surat bertinta kan emas dan sedikit parfum dengan racikan khusus. Dan gaun ini akan ku kirimkan sehari sebelum acara Prom Night sekolah di adakan.
*****
Sebenarnya hari ini adalah hari dimana tepat 4 tahun kepergian mendiang almarhumah ibuku.
Setiap tahun aku selalu nyekar ke makam ibuku, sambil menghabiskan waktu berjam-jam untuk menceritakan tentang apa saja yang ku alami selama ini.
Akupun bersiap untuk nyekar ke makam ibu.
Seperti biasa aku selalu menggunakan pakaian favoritku. Baju hitam tanpa lengan dan di lengkapi jaket kulit hitam pemberian ibuku saat aku berulang tahun.
Rambutku yang panjang dan hitam pekat, ku kuncir tinggi.
Celana Levis hitam ketat menjadi pilihanku. Serta sepatu booth sebetis berwarna hitam menjadi favorit ku.
Tak lupa kaca mata hitam sebagai aksesoris tambahan, agar mataku tidak silau ketika terkena paparan sinar matahari.
Dan yang sangat wajib Kubawa ketika nyekar ke makam ibu adalah black rose, kesukaan ibu.
Saat di makan ibu, seperti biasa aku menghabiskan waktu berjam-jam untuk bercerita kepada ibuku.
Walaupun aku tau ibuku sudah meninggal, tapi aku yakin ibuku tetap bisa melihat dan mendengar ku.
"Jangan khawatir Bu, dengan surat yang kau tinggalkan saat hendak mengakhiri hidupmu, akan terus ku simpan. Dan surat ini adalah kekuatanku untuk mendapatkan semua yang kau inginkan. Aku janji Bu, aku janji."
Setiap hari sebelum melakukan aktivitasku, aku selalu membaca berulang kali surat yang di tulis oleh ibuku sebelum ibuku mengakhiri hidupnya.
Aku merasa ketika ku baca surat itu, seakan ibuku sedang berbicara denganku.
Dan setelah itu, aku merasa memiliki harapan dan semangat untuk memperjuangkan hidup ini.
Surat ini seperti kekuatan buatku untuk tidak takut dengan hal apapun.
Ibuku adalah duniaku. Walaupun ibuku sudah pergi selama-lamanya meninggalkanku, tapi aku merasa ibuku masih hidup dan masih selalu bersamaku.
Apa yang pernah ibuku lalui dan rasakan, semuanya sangat kental di ingatan ku.
Dan walaupun ayahku pergi meninggalkanku juga dengan wanita lain, tapi aku yakin seiring berjalannya waktu dan entah di mana, aku pasti akan bertemu ayah dengan sebuah kejutan yang mungkin ayahku sendiri tak menyangka nya.
Entah mengapa saat ini fikiranku sedikit berantakan, dan dadaku sedikit sesak.
Dalam benakku masih bertanya-tanya tentang mengapa ayah tidak bisa berubah.
Mengapa ayah tidak dapat tetap tinggal untuk setia menemani ibuku saat kondisi ibuku sangat terpuruk.
Dan mengapa ayah lebih memilih harta? dari pada menyelamatkan pernikahan yang belasan tahun iya jalani bersama ibuku.
Saat aku merasa dibenak ku begitu banyak pertanyaan, hanya kesunyian, kegelapan dan kehampaan yang tetap setia menemaniku.
Ketika aku tidak memiliki kegiatan lain di luar rumah, aku selalu mengurung diri di dalam kamarku.
Kamarku ini penuh dengan kenangan bersama ibu.
Saat ibu masih ada, setiap pagi ibu selalu membangunkan ku dengan sarapan dan membuatkan ku secangkir teh jahe merah.
saat ibu masih ada, kamarku selalu tampak rapih. Namun kini aku belajar melakukan semua kebiasaan ibuku.
Kenangan di dalam kamarku ini seakan hidup meskipun hanya bayang semu, tapi itulah yang kurasa.
Semua bayang itu seakan nyata di hadap ku, walaupun sebenarnya aku merasa sedang mimpi buruk telah kehilangan sosok seorang ibu.
Aku banyak belajar dari ibuku tentang arti memperjuangkan hidup demi keluarga.
Perjuangan yang tak sia-sia, meski harus kandas dan menyebabkan ayahku pergi meninggalkan aku dan ibuku dengan wanita lain, dan menyebabkan ibuku mengakhiri hidup nya sendiri.
Saat aku mengingat semuanya, dan tanpa sadar air mataku menetes. Meskipun demikian aku harus tetap yakin dengan apa yang menjadi keputusan ku.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
mori nolep
bgus novel ny
2023-09-22
1
mori nolep
bagus novel nya seru
2023-09-22
1
Per Perli
hai. salam. kena ya. semuaya
2023-02-09
1