Dua Suami/ Kehidupan Baru
Wanita itu tampak mulai membuka matanya perlahan, menatap sekeliling kamar yang dia yakini bukan kamarnya yang ada di rumah. Dia langsung tersentak terbangun mendapati seorang pria yang tertidur di sampingnya dengan begitu pulasnya dengan dada telanjang.
Wanita itu terkejut dan sontak menutup mulutnya. Mencoba mengingat kejadian semalam saat dirinya dipengaruhi alkohol. Ya, semalam ada acara pesta kantor, untuk merayakan wakil kepala bagiannya yang naik jabatan menjadi kepala bagian keuangan.
Kepala bagian yang lama dipecat secara tidak hormat karena ketahuan melakukan korupsi. Dan wanita itu adalah salah satu bawahan dari kepala bagian keuangan itu. Yang juga karyawan dari tim bagian keuangan.
Wanita itu melihat kedalam selimut yang dipakainya dan ternyata dirinya tengah telanjang tanpa sehelai benangpun di tubuhnya.
"Oh shit... Itulah sebabnya aku tak mau mabuk, karena mabuk membuatku benar-benar hilang kendali." bisik wanita itu lirih.
Lagi-lagi mulutnya menganga tak percaya mengingat lagi kejadian semalam, bahwa dirinyalah yang merayu pria itu.
Flashback on
"Hoek... Hoek..." Karina memuntahkan semua yang ada dalam perutnya di toilet hotel itu.
Setelah minum tidak lebih dari lima gelas membuatnya perutnya bergejolak dan langsung berlari ke toilet terdekat. Saat itu sudah hampir tengah malam. Beruntung besok hari libur kerja, makanya bagian keuangan di tempatnya memilih untuk merayakan malam itu. Karina awalnya menolak namun teman-temannya sedikit memaksanya karena dia selalu saja absen kalau ada acara-acara kantor.
Jadi untuk hari itu dia terpaksa mengiyakan ajakan teman-temannya. Setelah mendapat izin dari suaminya. Karina ikut mereka untuk acara makan-makan di hotel yang lumayan mewah itu. Mungkin akan terdengar aneh, tapi kepala bagian keuangan yang baru ini, sebenarnya adalah anak konglomerat namun dia hanya ingin meniti karir dari nol dengan bekerja di perusahaan orang lain.
Hanya beberapa saja yang tahu tentang jati dirinya. Gosip yang didengar dia adalah keponakan dari direktur yang sengaja ditempatkan di bagian keuangan. Selain untuk menambah pengalamannya dia juga bertugas sebagai mata-mata kepala bagian yang lama karena sedikit curiga.
Acara berlangsung meriah, dan lancar-lancar saja. Sampai alkohol datang di acara terakhir. Karina awalnya menolak karena harus pulang, namun entah bagaimana dia pun terjebak untuk minum minuman keras itu hingga lima gelas yang sekarang berakhir dirinya mual dan muntah di toilet hotel. Karina mencoba berdiri untuk segera pulang ke rumah.
Namun jalannya yang sempoyongan membuat dirinya berkali-kali hampir terjatuh dan berkali-kali pula dibantu oleh orang yang berpapasan dengannya.
"Kau tak apa nona?" tanya salah seorang staf hotel yang melihat pelanggannya tampak sangat mabuk.
"Tak apa." tolak Karina menepis tangan staf hotel yang coba membantunya itu.
Karina terus berjalan dengan sempoyongan meski sesekali berhenti bersandar di dinding karena merasakan perutnya bergejolak namun bisa ditahannya.
"Nona, mau saya antar ke kamar?" goda seorang pria yang tiba-tiba menghampirinya hendak memapahnya namun langsung ditolak oleh Karina.
"Tidak." tolak Karina dan dia pun melanjutkan jalannya hingga sampai di depan lift.
Ya, restoran yang dipesan kepala bagiannya tadi memang berada di lantai lima hotel itu.
Ting
Pintu lift terbuka hanya tiga orang yang ada di dalam lift itu. Karina langsung masuk dalam lift dan bersandar di dinding lift dengan lemasnya.
Ting
Pintu lift terbuka lagi, dua orang keluar dari lift dan pintu menutup lagi. Hanya tinggal dua orang di dalam lift itu. Karina dan seorang pria muda yang terlihat datar dan dingin dengan tampang parlente jas rapi yang pas dengan bentuk tubuhnya. Jangan lupakan wajah tampan mempesonanya yang membuat semua wanita rela menyerahkan tubuhnya untuk dikukung di bawahnya.
Sesekali pria muda itu melirik ke arah dinding lift yang memang seperti cermin saja. Sehingga pantulan Karina yang tengah bersandar di dinding lift terlihat. Keadaan Karina yang sudah kacau tampak semakin kacau saat dia tertidur pulas dengan menyandar pada dinding lift dengan mulut yang setengah terbuka sungguh sangat lucu dan senyum tipis terukir di bibir pria itu yang tak sengaja meliriknya.
'Ini hampir mencapai lift teratas, hanya beberapa orang saja yang mungkin menempati lift paling atas, hanya tiga kamar. Apa dia salah satu penghuni dua kamar lainnya?' batin pria muda itu. Matanya terus menatap ke arah dinding lift yang menampilkan wajah Karina yang sudah tertidur pulas itu.
"Huk..." Karina tampak menutup mulutnya menahan gejolak mual di perutnya.
Pria itu tersentak melihat wajah Karina yang hendak muntah sambil menutup mulutnya.
"Nona, kau tak apa?" tanya pria itu mendekati Karina. Karina otomatis meraih kedua bahunya dan menariknya dan....
"Hoek...Hoek...Hoek..." Karina muntah di jas mahal milik pria muda itu.
Dan tak henti-hentinya umpatan keluar dari mulut pria muda itu semakin membuat pria itu berdecak kesal, apalagi Karina langsung pingsan di didadanya.
"Nona, nona... bangunlah... nona... oh shit..." ucap pria itu dan bersamaan dengan itu pintu lift terbuka.
Pria itu terpaksa membawanya masuk ke dalam kamar hotelnya. Pria itu membaringkan tubuh Karina di ranjang dengan asal. Pria itu langsung ke kamar mandi membuka seluruh pakaiannya yang bau muntahan dan alkohol yang menyengat hidungnya.
"Berapa banyak dia minum sampai mabuk seperti itu. Sungguh sial sekali aku, baru tiba ke negara ini sudah disambut muntahan yang... ugh... menjijikkan..." gerutu pria itu langsung mandi untuk membersihkan bau muntahan tadi.
Pria itu keluar dari kamar mandi setelah dirasa cukup untuk membersihkan tubuhnya dengan handuk yang melilit di pinggangnya saja. Pria itu melihat ke ranjang namun tak menemukan Karina. Dia mencari ke sekeliling kamar tetap tak menemukan. Suara muntahan terdengar lagi di balkon kamar hotel, sambil berdecak semakin kesal karena Karina muntah lagi sembarangan di balkon kamarnya.
"Hei... kau..." teriak pria itu membuat Karina menatapnya heran dengan wajah yang semakin memerah karena mabuk. Karina berdiri mendekati pria yang hanya berbalut handuk itu.
"Hei kau... tak bisakah kau tidak berteriak..." teriak Karina ganti menuding-nuding dada pria itu dengan sebelah tangan lainnya mencengkeram bahu kekar pria itu.
"Kau..."
"Kau apa? Kau itu, kenapa tak pernah menyentuhku, sejijik itukah kau padaku...hiks...hiks... kau jahat mas... kau jahat..." Karina memukuli dada bidang pria itu yang entah dikiranya siapa. Isakan tangisnya terdengar dari bibirnya.
"Kenapa mas... kenapa? Ceraikan aku jika... kau tak... menginginkanku lagi...hiks... hiks..." bisik Karina lirih masih belum berhenti memukuli dada bidang pria asing itu.
"Aku hanya kau perhatikan, aku hanya ingin kau beri pengertian, sedikit saja... tak bisakah.. hmmm...." ucap Karina semakin melantur saja. Kedua tangan Karina melingkar di leher pria asing itu dan Karina tanpa aba-aba langsung ******* bibir kenyal dan tebal itu.
Mencumbuinya dengan buas dan liar seperti tak pernah mendapatkannya dalam waktu lama. Pria itu tersentak mendapat ciuman buas dari wanita yang entah siapa.
TBC
Hai-hai para pembaca karyaku....
Selamat membaca semoga suka...
Maaf tak pandai basa-basi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2022-10-16
0
hartatik hartatik
mampir
2022-10-01
0
Masiah Firman
rejeki nomplok
2021-06-30
0