Zeel Greenlight
Kota benteng Clever merupakan kota yang berada di atas bukit Clever, dinding-dinding menjulang tinggi mengelilingi kota benteng Clever.
Terdapat tiga gerbang raksasa yang menjadi jalur keluar masuk kota benteng Clever, yaitu arah barat, selatan, dan timur.
Kota benteng Clever terbagi atas beberapa bagian, arah mata angin timur merupakan tempat tinggal bagi penduduk kota, arah mata angin selatan adalah wilayah industri.
Arah mata angin barat terdapat wilayah militer, arah mata angin utara berdiri kuil Greenstone, dan tepat di tengah-tengah kota terdapat markas Defender sang pelindung kota.
Setiap wilayah dibatasi oleh dinding tinggi, semua wilayah terhubung melalui gerbang raksasa.
Gerbang raksasa berada pada dinding perbatasan tiap wilayah, gerbang raksasa ini menjadi satu-satunya jalur penghubung tiap wilayah bagian.
Kota benteng Clever menganut kepercayaan Green, mereka menyembah batu greenstone sebagai sang pelindung.
Batu greenstone adalah satu dari empat batu sakral di dunia ini.
Setiap batu memiliki kekuatan masing-masing, kekuatan dari batu greenstone adalah daya tahan, pengguna batu ini akan memiliki daya tahan yang luar biasa.
Penghuni kuil Greenstone memainkan peran kekuasaan di kota benteng Clever, mereka menyebut diri mereka sebagai penghubung antara greenstone dan umat manusia.
Pengguna batu greenstone adalah keluarga Greenlight, batu greenstone diwariskan dari generasi ke generasi dalam keluarga tersebut.
Jika batu greenstone digunakkan oleh orang yang tidak memiliki darah Greenlight.
Batu tersebut tidak dapat digunakan dengan maksimal dan bahkan bisa menyebabkan kematian bagi penggunanya.
10 april tahun 1700 kota benteng Clever.
Musim semi pagi hari, terdengar suara nyaring pedang dan sorak sorai.
Suara tersebut berasal dari arena latihan yang berada di wilayah militer kota benteng Clever.
Nampak dua pemuda berzirah besi serta bersenjatakan pedang besi sedang latihan tanding.
Slash, slash ....
Zeel Greenlight melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah lawannya.
Zeel Greenlight, pemuda rupawan dengan rambut acak-acakan berwarna cokelat, Zeel berbakat dalam berpedang,
Zeel mudah beradaptasi dengan hal-hal baru, ia juga merupakan anak dari Garmond Greenlight sang Defender.
Sementara itu latihan tanding terus berlanjut, zeel nampak mengontrol jalannya pertandingan.
Kemampuan lawan tanding Zeel jauh berada di
bawah Zeel, hingga membuat sang lawan terjatuh.
“Kamu tidak apa-apa?” ucap zeel sembari mengulurkan tangan kearah lawan tandingnya.
Dengan ekspresi takut dan tangan yang gemetaran sang lawan tanding menerima uluran tangan zeel, “aku tidak apa-apa.”
Tanpa berkata-kata zeel membalas dengan senyum, dan seketika sorak sorai penonton menjadi meriah.
Lalu wasit sebagai pengadil menggengam tangan Zeel kemudian mengangkat tangan Zeel ke atas sebagai simbol kemenangan Zeel.
“Hebat sekali Zeel!”
”Luar biasa Zeel!”
Terdengar teriakan dari kerumunan penonton.
Sore hari tiba, latihan tanding berakhir, Zeel dan
para prajurit lainnya pergi ke gudang senjata militer untuk mengembalikan senjata serta zirah yang mereka kenakan.
Terlihat banyak senjata yang bergantungan di dinding gudang tersebut.
Kemudian Zeel dan para prajurit lainnya mandi di
pemandian militer.
Kota benteng Clever berdiri di atas bukit, tak heran terdapat sumber air panas, termasuk pemandian militer.
Pemandian militer menyerupai kolam, cukup luas namun dangkal, tepian kolam dibatasi nampak dibatasi dengan bebatuan.
Malam hari tiba, seluruh prajurit berada kantin
militer untuk makan dan minum, tidak ada yang spesial dari kantin militer.
Meja dan kursi kayu yang nampak tertata rapi, koki yang sedang memasak, serta cahaya lilin yang menerangi seisi ruangan.
Seperti prajurit lainnya Zeel nampak duduk menikmati makanan.
Tiba-tiba ada seorang prajurit datang kearah Zeel sambil membawa makanan.
Kemudian prajurit itu duduk di kursi kosong yang berada di samping Zeel.
“Hei Zeel,” kata prajurit tersebut.
“Eh Delmon, ada apa?” ucap Zeel sambil menatap ke arah prajurit tersebut.
“Zeel kamu sebaiknya jangan terlalu keras terhadap anak baru,” kata Delmon.
“Oh, maksudmu lawan latihan tandingku tadi?” balas Zeel.
“Iya, kasihan dia nampak ketakutan begitu, bagaimana kalau ia trauma dan berhenti menjadi prajurit?” kata Delmon sembari memasang
wajah khawatir.
Delmon adalah sosok teman dekat bagi Zeel, ia
merupakan bagian dari unit pemanah, Delmon terkenal dengan akurasi panahnya yang sangat baik serta kecerdasannya.
Secara usia Delmon dua tahun lebih tua di bandingkan Zeel.
“Berarti hanya sebatas itu keinginan dia menjadi
prajurit,” balas Zeel sambil beranjak dari meja makan.
Setelah beranjak dari meja makan, Zeel menyusuri lorong panjang ditemani lilin yang berjejer di sepanjang dinding lorong.
Terbuat dari kayu, lorong tersebut nampak sudah cukup tua, sisi kiri dan kanan lorong terlihat banyak pintu.
'104 Zeel' tertulis pada pintu ruangan yang ada
dihadapan Zeel.
Ia mengambil kunci yang ada di sakunya kemudian membuka pintu ruangan itu.
Sreeet ....
Pintu ruangan tersebut terbuka, lalu Zeel masuk ke dalamnya.
Ruangan itu adalah kamar Zeel, kamar Zeel adalah satu dari sekian banyak kamar yang berada di asrama militer Clever.
Ranjang beserta kasur untuk satu orang, lemari kecil, dan sebuah lilin diatas meja, sebuah ruangan kecil dengan jendela yang menghadap
barat.
Itulah kamar Zeel, malam itu Zeel tertidur dengan lelap.
Tepat di tengah malam, Zeel terbangun dari tidur
lelapnya, Zeel memandang keluar jendela.
Bulan terlihat terang pada malam itu, nampak
cahaya bulan menerangi kamar Zeel.
Zeel bangkit dari kasur, kemudian mengambil pedang kayu yang ia taruh dibawah ranjangnya.
Bersama pedang kayunya Zeel pergi ke arena
latihan.
Tidak nampak aktivitas orang lain pada malam itu, hanya keheningan malam dan cahaya bulan.
Syuut, syutt ....
Nampak Zeel mengayunkan pedang kayunya ke berbagai arah.
Dalam peraturan militer kota benteng Clever, penggunaan senjata tajam dan zirah hanya diizinkan ketika latihan militer atau ketika terjadinya pertempuran.
Izin khusus penggunaan senjata tajam di berikan kepada prajurit penjaga gerbang serta prajurit yang sedang dalam tugas patroli.
Di luar dari pada perizinan tersebut seluruh senjata serta zirah akan terkunci di gudang senjata militer.
Pedang kayu adalah bentuk inisiatif Zeel sendiri, agar ia dapat tetap berlatih diluar jam latihan militer.
Tidak ada yang spesial dari pedang kayu Zeel, hanya pedang kayu biasa, ia selalu berlatih diam-diam di malam hari, berlatih lebih keras dari siapapun.
29 april tahun 1700 wilayah militer kota benteng Clever.
Dua hari terakhir di setiap bulan merupakan hari libur bagi para militer Clever.
Pagi itu, Zeel nampak terburu-buru mengemas pakaian kedalam tasnya.
Zeel berlari menuju gerbang perbatasan wilayah militer dan wilayah industri, setibanya di gerbang perbatasan.
Zeel melihat Delmon sedang berdiri di sisi lain gerbang.
“Zeel!” teriak Delmon sembari melambaikan tangan.
“Ah Delmon, selamat pagi,” balas Zeel dengan suara ngos-ngosan.
Dengan ekspresi kesal Delmon berkata, “jam berapa ini? kenapa kamu baru bangun? prajurit lain sudah berangkat.”
“Maaf,” ucap Zeel dengan senyum tanggung.
Setelah itu mereka berjalan menuju wilayah penduduk, melewati wilayah industri.
Jalan pasir mereka lewati, kiri kanan sisi jalan terlihat rerumputan dan pagar kecil sepanjang jalan.
..."Menyerah hanya karena kekalahan, seorang prajurit tidak seperti itu."...
...-Zeel Greenlight-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ayu Ap
permulaan aja dah seru ya wak.
kak jangan lupa mampir do novel ku NEGRI JIRAN.
mohon dukungannya
2023-02-14
1
Jefrie Pratama
bisa jadi haha
2023-02-14
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Zeel kamu hebat bikin lawan ko
2023-02-14
1