“Permisi ... selamat siang,” ucap Clare.
“Siang … ah ternyata Clare, apa kabarmu?” tanya pemilik toko.
“Baik … bagaimana denganmu?” tanya balik Clare sambil tersenyum kecil.
Clare nampak berbincang akrab dengan pemilik toko bunga.
Melihat hal tersebut membuat Zeel merasa senang.
Dengan masa lalunya yang kelam, ternyata masih ada orang selain dirinya yang menerima Clare.
Tak ingin menjadi penggangu, Zeel memutuskan untuk pergi meninggalkan toko sementara.
“Aku ingin membeli roti … Clare mau rasa apa?” tanya Zeel.
“Apa saja boleh kok,” balas Clare dengan senyuman.
“Baiklah … aku akan segera kembali,” kata Zeel.
Clare berkata, “hati-hati ….”
Sementara Zeel pergi membeli roti, Clare dan pemilik toko bunga asik ngobrol.
“Siapa pria itu?” tanya pemilik toko bunga.
“Kekasihku,” balas singkat Clare dengan ekspresi malu.
Di tengah obrolan Clare dan pemilik toko bunga, Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.
Suara tersebut terdengar dari arah pintu masuk toko bunga.
Terlihat sosok tiga orang pria masuk ke dalam toko, postur ketiga pria tersebut cukup tinggi.
Badan mereka mereka kekar, masing-masing dari mereka membawa pisau besi.
Salah satu dari tiga pria misterius tersebut berdiri membelakangi pintu masuk toko bunga dari sisi dalam toko bunga.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya pemilik toko bunga.
Tak satupun dari tiga orang pria tersebut menjawab.
Seolah-olah mereka tidak mendengar ucapan pemilik toko.
Mata ketiga pria itu tertuju pada dagangan di dalam toko.
Tanpa alasan yang jelas, tiga pria tersebut
dengan sengaja menjatuhkan pot-pot bunga kemudian menginjaknya.
Mereka menghamburkan semua benih-benih bunga yang ada di toko, toko bunga yang tadinya rapi sekarang menjadi berantakan.
“Gadis ini boleh juga bos,” ucap salah satu pria misterius sambil menatap Clare.
“Harga gadis ini di pasar budak pasti cukup tinggi … cepat tangkap dia!” ucap pria misterius lainnya.
Clare bingung harus berbuat apa, tanpa kemampuan bela diri mustahil ia melindungi dirinya.
Tak ada jalan untuk melarikan diri, satu-satunya pintu untuk melarikan diri di jaga oleh salah satu
dari ketiga pria misteruis tersebut.
“Sepertinya kalian bukan tamu baik-baik,” ucap pemilik toko bunga dengan nada rendah.
Kemudian sang pemilik toko bunga menyembunyikan tangan kanannya dibalik tubuhnya.
Ia membuka telapak tangan kanannya, tiba-tiba muncul tetes-tetes air melayang di telapak tangan kanannya.
Kemudian secara cepat air-air tersebut
seketika memadat menjadi es, terlihat tipis namun juga terlihat tajam.
Bentuknya terlihat seperti tombak kecil, namun tajam di kedua sisi.
Tok, tok, tok ....
Tiba-terdengar dari arah pintu suara ketukan.
“Maaf … toko ini sedang tutup,” ucap pria misterius yang sedang menjaga dari balik pintu.
Tok, tok, tok, tok, tok, tok ....
Tempo ketukan pintu yang awalnya pelan perlahan menjadi cepat, suara ketikan perlahan bertambah nyaring.
Hal ini memicu kemarahan pria misterius yang menjaga pintu.
Pria misterius penjaga pintu berkata “Sudah
aku bilang toko ini sedang tutup!”
Clare nampak kaget mendengar bentakan pria
misterius tersebut, dari arah pintu tiba-tiba terdengar suara nyaring.
Pintu yang awalnya tertutup dan nampak kokoh itu roboh dengan keadaan menindih pria misterius penjaga pintu.
Pancaran cahaya silau mucul dari arah pintu, terlihat sosok pria masuk secara perlahan ke dalam toko bunga, pria tersebut adalah Zeel.
“Sialan kau!” ucap salah satu pria misterius.
Tanpa basa-basi Zeel menghajar para pria misterius tersebut, dengan tangan kosong melawan dua orang bersenjata pisau.
Dengan latar belakang militer Clever bukan sesuatu yang sulit bagi Zeel.
“Clare kamu ga papa?” tanya Zeel cemas.
Clare berlari ke arah Zeel kemudian memeluk
tubuh Zeel.
Dengan tangis kecilnya Clare berkata, “Aku
gapapa”.
Clare menangis kecil di pelukan Zeel, tangan Clare bergetar.
Zeel mengelus kepala Clare perlahan, berusaha menenangkan Clare.
“Sudah tidak apa-apa,” ucap Zeel halus.
Setelah peristiwa itu, Zeel dan Clare pulang bersama menuju wilayah pemukiman.
Jaraknya tak begitu jauh dari pasar Clever, kurang lebih satu kilometer.
Suasana jalan cukup sepi, tak banyak penduduk yang lalu lalang.
Sisi kiri kanan jalan di penuhi hutan yang di barasi dengan pagar kayu sederhana.
Matahari sore bersinar, Zeel dan Clare tiba di pemukiman.
Suasana pemukiman sangat tenang, angin berhembus dengan sejuk.
“Perlu aku antar sampai rumah?” tanya Zeel.
Clare berkata “Aku udah gapapa kok.”
“Hati-hati ya di jalan,” ucap Zeel.
“Kamu juga,” balas Clare singkat.
Clare tersenyum kecil sembari melambaikan
tangannya pada Zeel, kemudian Zeel membalas dengan hal yang serupa.
Di bawah sinar matahari sore itu Zeel dan Clare pulang menuju rumah mereka masing-masing.
Malam hari tiba, Zeel sudah tiba di halaman
rumah.
Tempat tinggal keluarga Zeel agak lebih jauh dari pemukiman penduduk lainnya.
Rumah keluarga Zeel di kelilingi hutan, tak banyak rumah penduduk lain di dekatnya.
Tok, tok, tok ....
Nampak Zeel sedang mengetuk pintu
“Ibu,” ucap Zeel.
“Siapa?” terdengar suara dari dalam rumah.
Zeel berkata “Ini anakmu Zeel.”
Pintu rumah secara perlahan terbuka, perlahan cahaya dari dalam rumah mulai memancar melalui pintu.
Nampak sosok wanita membuka pintu tersebut.
Nama wanita tersebut adalah Hannah, ia merupakan sosok ibu kandung Zeel, secara fisik Hannah memiliki kemiripan dengan Zeel.
“Zeel!” ucap ibu Zeel tersebut dengan nada tinggi.
Ibu Zeel kemudian memeluk Zeel erat.
“Ayo Zeel masuk … ibu sudah memasak makanan favoritmu,” ucap ibu Zeel.
Zeel masuk ke dalam rumah menuju meja makan, terlihat seorang pria dewasa sedang duduk di meja makan.
Pria itu berbadan kekar dengan rambut belah tengah.
Sosok itu adalah Garmond Greenlight sang Defender sekaligus ayah kandung Zeel.
Sama seperti anaknya, Garmond juga sedang libur.
“Selamat datang Zeel, bagaimana dengan latihanmu?” ucap ayah Zeel.
Sembari ingin duduk Zeel menjawab, “berjalan lancar ayah.”
“Syukurlah,” balas singkat ayah Zeel.
Zeel bertanya, “ bagaimana pekerjaan ayah?”
“Tenang saja, selama ada greenstone dan shield defender, kota kita akan baik-baik saja,” jawab santai ayah Zeel.
Shield defender merupakan alat kuno yang
mampu melindungi seluruh wilayah kota benteng clever dari serangan luar.
Hanya pengguna batu greenstone yang dapat mengaktifkan kekuatan alat kuno tersebut.
Shield defender berada tepat di tengah markas defender, tempat ayah Zeel berjaga.
Setelah menutup pintu rumah, ibu Zeel
bergabung ke meja makan.
Ibu Zeel nampak antusias dengan kepulangan Zeel dan suaminya.
Ia sudah menyiapkan hidangan sup kaldu domba untuk Zeel, sup ini merupakan makanan khas kota benteng Clever.
Berbahan dasar daging domba, kentang dan wortel, bahan di potong-potong kemudian di rebus dalam satu wadah.
..."Waktu bersama keluarga adalah sesuatu yang berharga."...
...-Hannah-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
♡Mem Cho♡
semangat thor 🥳
salam dari "ternyata aku keturunan RPD"
2022-01-03
1
🏁Nyno_Ever🏁
Go 💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
2021-09-28
1
Neyna 🎭🖌️
thor semangat up 💪
2021-08-10
1