Bagian 1 : Permulaan II

Tiga puluh menit berlalu semenjak mereka meninggalkan perbatasan wilayah militer dan wilayah industri.

Mulai nampak banyak pohon-pohon besar pada sisi kanan jalan, iron tree nama pohon besar tersebut.

Sebagian ranting pohon iron tree yang patah nampak berserakan di jalan yang Zeel dan Delmon lalui.

Krak, krak, krak ....

Terdengar suara langkah kaki Zeel dan Delmon yang menginjak sejumlah ranting pohon.

Iron tree merupakan pohon penghasil kayu terbaik di dunia ini.

Selain terkenal dengan keawetannya iron tree juga terkenal dengan kekokohannya.

Sayangnya kayu ini cukup langka, selain wilayah bukit Clever pohon ini sulit ditemukan.

Konon katanya dinding-dinding yang

mengelilingi kota benteng Clever terbuat dari kayu pohon tersebut.

Sisi kiri jalan mulai terlihat pabrik kayu, para

pekerja pabrik terlihat sibuk.

Mereka bekerja secara terorganisir, setiap orang mengerjakan bagiannya masing-masing.

Kebanyakan pekerja disana adalah pria, di pabrik inilah berbagai kerajinan berbahan dasar kayu dibuat.

Mereka biasa melayani kebutuhan penduduk kota benteng Clever.

Sembari di perjalanan, Zeel dan Delmon berbincang.

“Zeel, pasti si dia sedang menunggu kamu,” kata Dalmon dengan pandang lurus kejalan.

“Yup, mungkin dia sedang menunggu sambil memasang wajah cemberut,” balas Zeel.

“Bagaimana denganmu?” tanya balik Zeel.

“Ah, kita sudah tiba di depan pabrik industri kain,” ucap Delmon seolah-olah menghindari pertanyaan Zeel.

“Oh iya, kalau begitu kita berpisah sampai di sini,” balas Zeel.

“Ayo-ayo sana cepat … si dia pasti sedang menunggumu,” kata Delmon sembari mendorong Zeel ke pintu gerbang pabrik kain.

“Baiklah-baiklah … Delmon hati-hati di jalan,” balas Zeel.

“Sebaiknya kamu khawatirkan dirimu sendiri,” ucap Delmon sembari melambaikan tangan kemudian membelakangi Zeel.

Perjalanan mereka terpisah, Delmon melanjutkan

perjalanannya menuju wilayah penduduk.

Sementara Zeel ingin menemui seseorang di pabrik industri kain.

Selain pabrik kayu, wilayah industri kota benteng

Clever juga memiliki pabrik industri kain.

Pabrik ini memproduksi kain serta kerajinan berbahan dasar kain lainnya.

Sama seperti pabrik kayu, pabrik kain juga memenuhi kebutuhan penduduk kota benteng Clever.

Tepat di seberang pabrik kain, merupakan peternakan domba terbesar di kota benteng Clever.

Daging domba dari peternakan ini nantinya di jual ke pasar Clever,

Bulu domba dari peternakan ini biasanya di jual ke pabrik kain.

Bulu domba ini nantinya dimanfaatkan pabrik kain sebagai bahan dasar pembuatan kain.

Siang hari tiba, Zeel langkah demi langkah masuk ke pabrik kain.

Kemudian ia masuk ke salah satu bangunan besar yang berada di dalam pabrik kain.

Bentuk bangunan tersebut terlihat seperti sekolah, di sepanjang lorong bangunan itu Zeel menjadi bahan perbincangan orang-orang yang berpapasan dengannya.

“Siapa pemuda itu? apa mungkin ia prajurit?”

“ia terlihat kuat,”

“tampan sekali pemuda itu,”

Terdengar dari gadis-gadis yang berpapasan dengan Zeel.

Setelah menelusuri lorong yang cukup panjang, Zeel terlihat sedang berdiri di depan pintu salah satu ruangan.

Nampak di hadapan Zeel sebuah ruangan dengan pintu terbuka, meja dan kursi tertata rapi di dalam ruangan itu.

Di dalam ruangan tersebut terlihat sosok seorang gadis yang sedang duduk di kursi yang berada di dekat jendela.

Dengan memasang wajah cemberut pandangan gadis tersebut tertuju keluar jendela.

Tok, tok, tok ....

Zeel mengetuk pintu ruangan.

“Clare … maaf aku terlambat,” lalu Zeel menggaruk kepala dengan tangannya.

Gadis tersebut menoleh kearah Zeel, seketika

ekspresinya berubah dari yang tadinya cemberut menjadi berbinar-binar.

Namun dengan seketika ekspresi gadis tersebut kembali cemberut.

Gadis tersebut berjalan mendekati Zeel, kemudian ia menggengam tangan Zeel.

“Yaudah … ayo kita berangkat,” kata gadis tersebut dengan ekspresi cemberutnya.

Clare merupakan kekasih Zeel sekaligus teman masa kecil Zeel, ia sosok gadis yang ceria dan ekspresif, apapun perasaanya terlihat jelas pada ekspresi wajahnya.

Namun sosok ceria itu hanya ia tunjukkan pada orang yang dekat baginya, termasuk Zeel.

Clare secara fisik agak berbeda dengan penduduk Clever kebanyakan, rambut dan matanya berwarna hitam.

Masa lalu yang kelam, membuat Clare di kucilkan

seluruh penduduk kota, hanya Zeel yang selalu berada di sisinya.

Berkat bakatnya dalam dunia kerajinan kain

Clare dapat bersekolah di pabrik kain.

Karena bakat dan masa lalu yang kelam, banyak orang yang  iri hati dan benci kepada Clare.

Sembari bergenggaman tangan Zeel dan Clare berjalan sepanjang lorong kelas.

Terpancar aura iri hati dan benci pada gadis-gadis yang berpapasan dengan mereka sepanjang jalan.

“Bukankah itu pemuda tampan tadi? kenapa ia bersama Clare?”

“monster itu pasti mengancamnya,”

Terdengar bisik-bisik sepanjang jalan.

Clare yang mendengar ucapan tersebut, berubah ekspresi dari yang tadinya cemberut, menjadi seperti anjing yang menjaga tuannya.

Sorot matanya yang tajam seolah-olah berkata siap menggigit kapan saja.

Ekspresi anjing yang menjaga tuannya hilang ketika mereka berdua sampai di wilayah penduduk.

Tiba-tiba Clare memeluk Zeel dengan

erat, Zeel nampak kaget.

“Aku kangen …” ucap Clare pelan.

Zeel tersenyum, “aku juga.”

Dua menit berlalu semenjak mereka berpelukan, Clare nampak tidak ingin melepaskan pelukannya pada Zeel.

“Clare bisa lepaskan aku … napasku mulai sesak,” Zeel nampak tersengal-sengal.

“Maafkan aku … maafkan aku …” kemudian Clare melepaskan pelukannya.

“Ada tempat yang ingin kamu kunjungi?” tanya Zeel.

“Ada,” balas singkat Clare.

‘Pasar Clever’ tertulis pada sebuah portal, toko-toko berjejer sepanjang pasar, terlihat berbagai macam dagangan.

Mulai dari kebutuhan pokok hingga berbagai macam kerajinan, suasana pasar nampak ramai,

banyak orang lalu lalang.

Pasar Clever merupakan pusat perdagangan di kota benteng Clever, berbagai aktivitas perdagangan berlangsung di sini.

Umumnya produk yang di jual merupakan produk lokal penduduk kota benteng Clever, namun ada juga yang berasal dari luar.

Aktivitas jual beli di pasar Clever menggunakan koin mora sebagai alat tukar.

Koin mora merupakan alat tukar yang telah di sepakati dan di gunakan oleh anggota perserikatan sebagai alat tukar.

Termasuk kota benteng Clever sebagai salah satu anggota perserikatan, koin mora berbahan dasar logam mulia.

Penamaan koin mora berdasarkan salah satu nama dewa dalam perang besar.

Bangunan pedagang tempat para pedagang berjualan bukan milik pribadi, melainkan milik kuil Greenstone.

Para pedagang harus membayar biaya sewa, jika ingin berjualan di pasar Clever.

“Clare genggam tanganku,” ucap Zeel dengan wajah sedikit memerah.

Clare nampak kaget mendengar ucapan Zeel, dalam hubungan mereka, tidak biasanya Zeel berinisiatif duluan.

Biasanya Clare yang memulai lebih dahulu.

“Ternyata agresif juga kamu ya,” goda Clare sambil menyikut pelan Zeel.

“Aku tidak mau kita terpisah di keramaian, nanti kan bisa repot,” balas Zeel.

“Baiklah,” balas singkat Clare disertai senyuman

kecil.

Setelah masuk ke pasar, Zeel dan Clare mampir ke salah satu toko bunga, aroma harum bunga tercium dari toko tersebut.

Terlihat banyak berbagai jenis bunga beserta potnya dengan warna yang beragam.

Tersedia juga berbagai jenis benih-benih bunga siap di tanam.

Sosok sang pemilik toko bunga tersebut terlihat cukup misterius, jubah hitam menutupi seluruh tubuhnya, hanya mulut yang nampak.

..."Aku kangen."...

...-Clare-...

Terpopuler

Comments

@Kristin

@Kristin

Semangat up nya Thor...

2023-02-13

1

lina

lina

lanjut 👍

2021-12-07

1

Dina Aisha

Dina Aisha

Semangat upnya, Kak😊

2021-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Permulaan
2 Bagian 1 : Permulaan II
3 Bagian 1 : Permulaan III
4 Bagian 1 : Permulaan IV
5 Bagian 1 : Permulaan V
6 Bagian 2 : Malam Darah
7 Bagian 2 : Malam Darah II
8 Bagian 2 : Malam Darah III
9 Bagian 2 : Malam Darah IV
10 Bagian 3 : Penyelamatan Clare
11 Bagian 3 : Penyelamatan Clare II
12 Bagian 3 : Penyelamatan Clare III
13 Bagian 3 : Penyelamatan Clare IV
14 Bagian 3 : Penyelamatan Clare V
15 Bagian 4 : Sophia
16 Bagian 4 : Sophia II
17 Bagian 4 : Sophia III
18 Bagian 5 : Hutan Tidur
19 Bagian 5 : Hutan Tidur II
20 Bagian 5 : Hutan Tidur III
21 Bagian 5 : Hutan Tidur IV
22 Bagian 6 : Monster Elemental
23 Bagian 7 : Dataran Salju
24 BAGIAN 8 : Kota Benteng Haven
25 Bagian 8 : Kota Benteng Haven II
26 Bagian 8 : Kota Benteng Haven III
27 Bagian 8 : Kota Benteng Haven IV
28 Bagian 8 : Kota Benteng Haven V
29 Bagian 9 : Wilayah Perbelanjaan
30 Bagian 9 : Wilayah Perbelanjaan II
31 Bagian 10 : Tangisan Sophia
32 Bagian 11 : Perpustakaan
33 Bagian 11 : Perpustakaan II
34 Bagian Tambahan : Dewa
35 Bagian Tambahan : Dewa II
36 Bagian Tambahan : Dewa III
37 Bagian Tambahan : Bunga Es
38 Bagian Tambahan : Bunga Es II
39 Bagian Tambahan : Bunga Es III
40 Bagian 12 : Bukit Salju
41 Bagian 13 : Pasukan Khusus
42 Bagian 14 : Naga Elemental
43 Bagian 15 : Bendetta Kecil
44 Bagian 15 : Bendetta Kecil II
45 Bagian 16 : Bendetta dan Dendam
46 Bagian 16 : Bendetta dan Dendam II
47 Bagian 17 : Wilayah Prostitusi
48 Bagian 17 : Wilayah Prostitusi II
49 Bagian 18 : Etna
50 Bagian 19 : Salah Paham
51 Bagian 20 : Kedatangan Delmon
52 Bagian 21 : Misi Zeel
53 Bagian 22 : Bendetta dan Delmon
54 Bagian 22 : Bendetta dan Delmon II
55 Bagian 22 : Bendetta dan Delmon III
56 Pengumuman
57 Bagian 23 : Akurasi
58 Bagian 24 : Gugup
59 Bagian 25 : Peraturan Baru
60 Bagian 26 : Gang Kecil
61 Bagian 27 : Bubur Hangat
62 Bagian 28 : Dansa
63 Bagian 29 : Dansa II
64 Bagian 30 : Dansa III
65 Pengumuman
66 Bagian 31 : Stroberi
67 Bagian 32 : Kembali
68 Bagian 33 : Rintik Salju
69 Bagian 33 : Rintik Salju II
70 Bagian 34 : Kalah
71 Bagian 35 : Aysila
72 Bagian 36 : Aysila II
73 Bagian 37: Aysila III
74 Bagian 38: Aysila IV
75 Bagian 39: Aysila V
76 Bagian 40: Prajurit Emas
77 Bagian 41: Prajurit Emas II
78 Bagian 42: Perkemahan Bandit
79 Bagian 43: Perkemahan Bandit II
80 Bagian 44: Perkemahan Bandit III
81 Bagian 45: Air Mancur Pembuktian
82 Bagian 46: Ingin Aysila
83 Bagian 47: Gerbang Desa Rout
84 Bagian 48: Tepi Jurang
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bagian 1 : Permulaan
2
Bagian 1 : Permulaan II
3
Bagian 1 : Permulaan III
4
Bagian 1 : Permulaan IV
5
Bagian 1 : Permulaan V
6
Bagian 2 : Malam Darah
7
Bagian 2 : Malam Darah II
8
Bagian 2 : Malam Darah III
9
Bagian 2 : Malam Darah IV
10
Bagian 3 : Penyelamatan Clare
11
Bagian 3 : Penyelamatan Clare II
12
Bagian 3 : Penyelamatan Clare III
13
Bagian 3 : Penyelamatan Clare IV
14
Bagian 3 : Penyelamatan Clare V
15
Bagian 4 : Sophia
16
Bagian 4 : Sophia II
17
Bagian 4 : Sophia III
18
Bagian 5 : Hutan Tidur
19
Bagian 5 : Hutan Tidur II
20
Bagian 5 : Hutan Tidur III
21
Bagian 5 : Hutan Tidur IV
22
Bagian 6 : Monster Elemental
23
Bagian 7 : Dataran Salju
24
BAGIAN 8 : Kota Benteng Haven
25
Bagian 8 : Kota Benteng Haven II
26
Bagian 8 : Kota Benteng Haven III
27
Bagian 8 : Kota Benteng Haven IV
28
Bagian 8 : Kota Benteng Haven V
29
Bagian 9 : Wilayah Perbelanjaan
30
Bagian 9 : Wilayah Perbelanjaan II
31
Bagian 10 : Tangisan Sophia
32
Bagian 11 : Perpustakaan
33
Bagian 11 : Perpustakaan II
34
Bagian Tambahan : Dewa
35
Bagian Tambahan : Dewa II
36
Bagian Tambahan : Dewa III
37
Bagian Tambahan : Bunga Es
38
Bagian Tambahan : Bunga Es II
39
Bagian Tambahan : Bunga Es III
40
Bagian 12 : Bukit Salju
41
Bagian 13 : Pasukan Khusus
42
Bagian 14 : Naga Elemental
43
Bagian 15 : Bendetta Kecil
44
Bagian 15 : Bendetta Kecil II
45
Bagian 16 : Bendetta dan Dendam
46
Bagian 16 : Bendetta dan Dendam II
47
Bagian 17 : Wilayah Prostitusi
48
Bagian 17 : Wilayah Prostitusi II
49
Bagian 18 : Etna
50
Bagian 19 : Salah Paham
51
Bagian 20 : Kedatangan Delmon
52
Bagian 21 : Misi Zeel
53
Bagian 22 : Bendetta dan Delmon
54
Bagian 22 : Bendetta dan Delmon II
55
Bagian 22 : Bendetta dan Delmon III
56
Pengumuman
57
Bagian 23 : Akurasi
58
Bagian 24 : Gugup
59
Bagian 25 : Peraturan Baru
60
Bagian 26 : Gang Kecil
61
Bagian 27 : Bubur Hangat
62
Bagian 28 : Dansa
63
Bagian 29 : Dansa II
64
Bagian 30 : Dansa III
65
Pengumuman
66
Bagian 31 : Stroberi
67
Bagian 32 : Kembali
68
Bagian 33 : Rintik Salju
69
Bagian 33 : Rintik Salju II
70
Bagian 34 : Kalah
71
Bagian 35 : Aysila
72
Bagian 36 : Aysila II
73
Bagian 37: Aysila III
74
Bagian 38: Aysila IV
75
Bagian 39: Aysila V
76
Bagian 40: Prajurit Emas
77
Bagian 41: Prajurit Emas II
78
Bagian 42: Perkemahan Bandit
79
Bagian 43: Perkemahan Bandit II
80
Bagian 44: Perkemahan Bandit III
81
Bagian 45: Air Mancur Pembuktian
82
Bagian 46: Ingin Aysila
83
Bagian 47: Gerbang Desa Rout
84
Bagian 48: Tepi Jurang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!