7 Hari Bersama Althara
Althara mengajak ku ke Caffe di Puncak Bogor. Caffe yang menjadi tempat Favorit ku untuk menyaksikan luas nya langit dengan taburan bintang-bintang yang terasa begitu dekat dengan kepala kita. Caffe ini juga menyuguhkan pemandangan yang begitu megah dengan lampu kota yang berkelap kelip di bawah sana.
21 Mei 2014. Hari itu adalah hari ulang tahun Althara. Yang di inginkan Althara hanyalah menghabiskan waktu dengan ku sampai tengah malam. Sama persis dengan keinginan nya di taun tahun sebelum nya,dia melarang ku untuk tidak memberikan nya apapun selain waktu ku.
“Kayak nya aku mau coba jurusan gastronomi molekul deh” Ujarku saat Althara bertanya akan kemana aku melanjutkan kuliah ku.
“Biar aku bisa belajar masak dan sekaligus meneliti bahan-bahan kimia dari makanan yang aku buat kan?”
Althara tertawa mendengarnya.
“Kalo kamu ? Kenapa kamu mau pindah Universitas ?”
Tanyaku saat mengingat bahwa Althara pernah mengatakan dia ingin pindah dari kampusnya.
“Aku mau pindah jurusan”
“Kenapa? Bukan nya jurusan Komunikasi Virtual udah sesuai sama potensi kamu ya?”
Dia coba memikirkan sesuatu dengan mata yang tidak terlepas dari pemandangan di hadapan nya.
“Aku mau coba jurusan Tata Boga”
Aku menahan tawaku saat mendengar ucapan nya yang membuatku tidak yakin.
“Mana mungkin?”
“Mungkin aja”
“Gak akan mungkin Althara,kamu bikin cake buat bunda aja gosong mana bisa kamu masuk Tata Boga”
“Ya karena itu ,aku jadi mau belajar,jadi aku bisa selalu buat cake seenak buatan bunda kan?”
Aku mengangkat satu halisku,karena melihat terlalu percaya dirinya dia.
“Mana bisa kamu buat cake seenak buatan bunda ?”
“Bisa”
“Aku ga yakin”
“Kalo aku beneran bisa gimana?”
“Buktikan dulu”
“Kalo iya aku bisa buat cake seenak buatan bunda aku mau kamu ngelakuin suatu hal”
“Apa?”
Althara terlihat memikirkan sesuatu, pandangan nya begitu kosong tersirat jelas dia sedang memikirkan sesuatu.
“Aku mau kamu jangan pernah berubah”
Dia membuatku diam,mencerna kembali keinginan nya
“Hanya itu ?”
Karena menurutku itu terlalu mudah untuk di lakukan.
Althara memutar tubuh nya dan duduk dengan sigap di hadapan ku, dia memegang kedua tangan ku dan menatap mataku begitu dalam.
“Alhena. Aku mau kamu jangan pernah berubah,tetap seperti ini ,dengan perasaan yang sama dan tetap menjadi Alhena yang aku kenal apapun yang terjadi”
Matanya begitu tulus mengatakan nya. Althara tidak main-main dengan ucapan nya. Harusnya Althara tau tanpa diminta pun aku akan tetap seperti ini. Althara mulai lagi dengan tatapan nya yang penuh ketakutan. Aku tidak tahu ada apa sebenarnya namun aku selalu berfikir positif agar aku tak selalu mencurigainya.
“Baiklah” jawab ku sambil tersenyum.
“Janji?” Althara mengangkat kelingking kanan nya.
Aku kembali tersenyum dan menyambut dengan kelingkingku
“Janji”
Aku sangat senang ketika kita sudah mengikrarkan janji seperti ini, karena kita tidak pernah sekali pun untuk mengingkari nya. Aku sangat mencintai Althara, aku ingin dia menjadi yang terakhir di hidupku. Dan aku pun merasakan jika Althara memiliki perasaan yang sama dengan ku.
Aku selalu tertawa ketika mengingat bahwa dulu aku begitu membenci nya,bahkan tidak pernah terfikir oleh ku untuk bisa mencintainya. Tapi sekarang semua keadaan telah berbalik,Althara yang begitu dingin dulu ku kenal,sekarang berubah menjadi begitu hangat dan penuh cinta. Sekarang dia menjadi sosok laki-laki yang selalu khawatir dengan kondisiku. Dia yang selalu perhatian dengan semua yang aku lakukan.
Keesokan nya aku terbangun dengan perasaan yang bimbang. Althara tidak menghubungiku hari itu,telepon nya pun tidak dapat di hubungi. Aku berfikir bahwa mungkin dia sedang sibuk dengan kuliah nya.
Sore harinya ku coba menghubungi dia lagi,namun tetap saja nomor nya tidak dapat di hubungi. Aku mulai cemas, aku coba menghubungi orang tua nya, ternyata sama saja nomornya tidak dapat di hubungi. Malam hari pun sama, dia masih tidak bisa di hubungi. Aku mulai mencari nya dengan menanyakan kepada teman-teman nya,dan teman teman nya pun tidak tahu keberadaan althara.
Ku coba menghubungi nya lewat sosial media,namun tidak di gubrisnya.
Keesokan nya aku coba mencari tahu Althara dengan datang kerumah nya. Dan tidak bisa ku percaya rumah nya sudah kosong, mereka semua tidak ada di rumah.
Aku masih berfikir positif, mungkin Althara dan keluarga nya sedang pergi berlibur namun mungkin dia belum sempat mengatakan nya padaku.
Hari hari pun berlalu,Althara masih tidak bisa di hubungi, dia mulai membuatku frustasi. Dia menghilang begitu saja. Dia membuatku di hantui rasa bimbang, kenapa Althara seperti ini ? Mengapa dia pergi tanpa pamit? Apa yang lakukan Althara ?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di dalam fikiran ku. Membuatku begitu kesal, menjadi bimbang, dan hancur.
Beberapa minggu telah berlalu. Althara benar-benar menghilang, dia tidak lagi memberiku kabar. Dia tidak ada menghubungiku, dia tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Aku sudah mulai dengan kehidupan baruku di kampus. Kini aku berubah menjadi Alhena yang pendiam, tidak lagi ceria seperti dulu, Alhena yang kini adalah Alhena yang tertutup. Tidak senang bergaul apalagi dekat dengan laki-laki.
Althara berhasil membuatku hampir gila, dia membuatku terus di hantui rasa bersalah. Apakah aku membuat kesalahan kepadanya?
Apakah aku kurang terlihat mencintainya?
atau apakah dia menyembunyikan suatu rahasia besar dariku?
“Alhena kamu harus coba terbuka sama temen-temen kamu,kamu coba buat bergaul dengan mereka, kamu harus lupain masa lalu kamu, kamu ga bisa kaya gini terus sayang”
Mama ku yang selalu khawatir dengan keadaan ku,selalu memintaku untuk menjalani hari-hariku seperti dulu. Semua itu sudah kucoba namun tidak bisa. Setiap sudut kota Bandung yang aku lalui semua itu mengingatkan aku kepada Althara yang selalu mengajak ku keliling Bandung dengan motornya. Itu membuatku kembali sedih mengingat semua kenangan indah bersama nya. Sulit untuk ku melupakan semua kebahagiaan yang telah ku lalui bersama nya.
1 tahun berlalu.
Aku sudah tidak sanggup lagi hidup seperti ini. Tidak ada penyemangat lagi untuk ku melanjutkan kuliah.
“Kamu yakin mau ke jakarta?” Tanya Papa.
Aku menganggukan kepalaku dengan lemah.
“Jika kamu mau,kita bisa buat Caffe disini untuk kamu bikin usaha sayang”
“Pah , aku mau disana, ini peluang aku untuk bisa mempelajari usaha makanan luar negri,aku ga mau membuang kesempatan ini”
Padahal hatiku berkata lain,alasan terbesarku bukan lah itu. Restaurant itu memang adalah tempat dimana aku belajar memasak masakan Italia, dan beberapa hari disana aku merasakan adanya ketenangan. Dan ternyata pemilik Restaurant meminta aku untuk bekerja disana melihat potensi ku yang begitu baik dan cepat tanggap.
Dan akhirnya aku meninggalkan Bandung setelah dua tahun lamanya aku mengalami kekacauan di dalam hatiku.
Aku berusaha untuk melupakan Althara. Dan membuang semua kenangan manisnya disini lalu memulai kehidupan baruku di jakarta.
Aku memebencimu Althara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-08-03
0
Chyntia Rizky 🖋️
mampir disini 🎉 semangat yaaa
2023-01-17
0
Elly Rapit
namanya agak susah disebut ya kak😅😅
2021-05-20
2