Beberapa hari berlalu aku sudah mulai terbiasa dengan kegiatan ku di sekolah yang begitu padat dan tidak seberuntung kelas lain nya yang selalu pulang lebih awal dan tidak di tekan untuk memiliki banyak kegiatan setiap hari.
Seperti hari ini. Hari ini aku pulang begitu larut sore, setelah mengikuti pelajaran tambahan di sekolah, kelasku harus mengikuti lagi Extracurricular tambahan, yaitu osis. Kelasku di di wajibkan mengikuti kegiatan OSIS setiap hari senin, dan ini adalah sala satu kegiatan yang begitu membosankan untuk ku,karena kegiatan ini membuatku harus terus melihat Althara sang kakak kelas yang begitu menyebalkan dan teman-teman nya. Entah lah kenapa aku begitu tidak menyukai nya, padahal dia tidak pernah berbuat salah kepadaku. Mungkin ini semua karena teman-teman ku yang selalu berlebihan memuja mereka.
“Al,lo di jemput hari ini?” Tanya Venna saat kita keluar ruang osis.
“Ngga, gue kayak nya naik umum deh, hari ini nyokap bokap pulang malem”
“Gak akan nebeng gue ?” Ucap Ghea.
“Ngga lah, lagian lo semua ga ada yang searah sama gue kan?”
“Ya ga apa apa gue anter aja”
“Ngga ge, gue mau ke perpus dulu”
“Yee ngapain lo ke perpus, udah sore al”
“Gue mau cari novel dulu Ven”
“Ih lo bukan nya nyari buku buat ngerjain PR malah nyari novel”
“Yee ga apa apa seengganya tu perpus laku kan gue datengin mulu” semua pun tertawa mendengar ocehan ku.
“Ya udah kalo gitu gue pulang ya al” aku mengangguk.
“Bye al”
“Bye semua,see you” ucapku sambil melambaikan tangan kepada semua teman ku
Aku berjalan menaiki tangga menuju perpustakaan yang ada di lantai 3 samping kelasku. Sudah mulai sepi di sekolah,hanya terlihat beberapa orang siswa dan petugas kebersihan di sekitar sekolah.
Aku melihat pintu perpus masih terbuka, dan aku mengendap endap masuk ke dalam perpus mencari sosok penjaga perpustakan yang di anggap killer.
“Alhena” seseroang mengagetkan ku dengan menepuk pundak ku.
“Ibuuu, bikin kaget aja” itu ibu si penjaga perpus yang killer.
“Kamu ngapain?”
“Aku nyari ibu”
“Mau apa?”
“Nanyain novel yang aku tanyain waktu itu”
Beberapa minggu yang lalu aku sempat mengobrol dengan Bu Risa ini, dan sempat menanyakan tentang novel yang berjudul Druvha, dan Bu Risa bilang dia sempat melihat nya di gudang perpus dan berjanji untuk meminjamkan nya kepadaku.
“Novel yang ? Oh novel itu, loh bukan nya udah kamu ambil ya di meja perpus?” Wajah Bu Risa berubah menjadi bingung.
“Hah? Belum bu” ucap ku yang juga tak kalah bingung.
“Loh soalnya di meja ibu udah ga ada tadi pagi, ibu kira udah kamu ambil, karena kan buku itu udah ga ada di dalem data, jadi ibu ga simpen di rak buku karena takut ada yang ambil juga, makannya ibu simpen di meja ibu kemarin dan tadi pagi ibu liat buku nya udah ga ada, ibu kira udah kamu ambil”
“Belum bu belum aku ambil kok, kalo aku ambil kan pasti izin dulu sama ibu” ucap ku begitu sedih mendngarnya.
“Duh ya udah deh nanti kalo yang pinjem buku itu udah selesai baca nya, pasti di balikin lagi kok,nanti ibu langsung amanin buat kamu ya”
Aku hanya mengerucutkan bibirku, begtiu sedih. Karena novel itu begitu sulit aku temukan dimana-mana dan sampai akhirnya aku sudah senang mendengar buku itu ada di perpustakaan ini.
“Ya udah ibu ke kantor dulu ya, kalo kamu mau pinjem buku ambil dulu aja nanti ibu data di Ruang Guru ya” aku menganggukan kepala ku dan Bu Risa pun pergi.
Aku masuk ke dalam perpustakan dan mulai menjajahi rak bagian buku novel.
Perpustakan itu begitu besar dan sudah sangat sunyi. Aku masih memikirkan kenapa bisa novel Drhuva itu bisa di pinjam oleh orang lain, padahal aku yakin itu akan sangat membosankan untuk orang yang tidak mengerti tentang artinya, karena kisah Drhuva adalah kisah spiritual yang begitu kuno di zaman dulu. Dan hanya orang orang yang mencintai bintang seperti ku lah yang akan tertarik dengan kisah itu.
Aku terkejut ketika aku melihat siapa yang sedang berdiri di rak novel dengan serius membaca sebuah buku.
Dia lagi.
Ya kakak kelasku sekaligus ketua Osis yang begitu menyebalkan dan begitu dingin berdiri di hadapan ku. Althara. Aku berusaha untuk tidak memperdulikan nya dan mulai mencari sebuah novel lain yang akan aku baca.
Judul demi judul aku sisir mencari judul yang menarik perhatian ku.
'Sudut galaxy'
Mataku membulat melihat judul novel yang menarik dan berusaha mengambil novel itu yang tersimpan di rak yang paling atas. Aku menjinjitkan kaki ku dan berusaha mengambil nya,namun tetap tak tergapai. Aku terus berusaha meraihnya sampai ada tangan lain yang membawa nya.
Itu tangan Althara dia mengambil novel itu dan menyodorkan nya kepadaku dengan tatapan masih saja dingin. Aku masih terlihat kikuk dan mengambil nya. Althara masih menatapku dengan ketus,aku masih saja bingung harus bagaimana.
“Gak tahu terimakasih?” Ucapnya dengan sinis.
“Hah? Iya makasih” ucapku begitu malu.
“Lain kali kemana mana itu bawa tangga” ledek nya dengan wajah yang masih saja dingin dan menyebalkan. Membuatku membuka lebar kedua mataku dan membuka mulutku, tak percaya denga apa yang di katakan nya.
Baru saja aku mau membalas nya seseorang berteriak jauh di belakang ku.
“Althara!” Dia melirik seseorang yang memanggil nya jauh di belakang ku,
“Ayo udah di tungguin” ucap laki laki itu meminta Althara untuk mengikuti nya. Althara tak menjawab nya, dia menyimpan buku yang baru saja di bacanya dan berjalan melewati ku sedikit menyenggol tubuhku.
Aku menggelengkan kepala ku dengan kesal melihat kelakuan nya, bisa-bisa nya orang seperti nya menjadi ketua OSIS dan di kagumi oleh banyak orang.
Tak sengaja aku melihat judul novel yang baru saja di baca oleh althara.
Light from the star
Aku memiringkan kepalaku melihat jelas novel itu, karena dia menaruh nya tergeletak begitu saja, aku menukarkan novel yang ku pegang dengan novel yang di baca Althara, membaca sinopsis nya, dan sepertinya novel ini lebih seru dari yang aku pilih tadi.
Hujan.
Aku terjebak hujan ketika akan pulang. Namun,ini bukan lah suatu masalah untuk ku. Karena hujan,adalah salah satu hal yang membuat ku bahagia.
Aku duduk di depan sekolah dekat dengan gerbang,merasakan dingin nya air hujan lalu aku memejamkan mataku.
Aku mendengar suara gemercik hujan yang jatuh begitu merdu di telingaku, bau tanah basah yang begitu harum ketika ku hirup, dan udara sejuk yang menyelimuti tubuhku membuatku selalu jatuh cinta dengan suasana seperti ini. Aku begitu menyukai cuaca ini, hujan selalu membuatku merasa tenang,dan damai,senyum terpancar di wajah ku dengan mata yang terus tertutup.
Namun di tengah ketenangan ku,Aku merasa seseorang tengah memperhatikan ku dari jauh,dan aku berusaha untuk tak memperdulikan itu.
“Heh” suara seseorang yang telah membuyarkan rasa damai ku.
Aku menoleh sumber suara yang sudah berdiri di samping ku.
Dia lagi
“Kenapa belum pulang?” Ketus nya.
“Hujan” jawab ku berusaha tenang menghadapi kakak kelasku yang begitu jutek ini.
“Gue tau ini hujan, ya kenapa lo belum pulang dari tadi?”
“Tadi aku baca novel dulu sebentar di perpus, gak tau bakalan hujan” jawab ku dengan dingin tanpa menatapnya.
“Ga bisa kalo novel nya di bawa kerumah aja? Lo ga di cariin sama nyokap bokap lo?”
Aku menghela nafas berusaha untuk tak terpancing emosi.
“Gue ga mau tahu, lo harus pulang sekarang. Ini udah larut jangan sampe orang tua lo nyalahin kegiatan sekolah kita karena lo pulang terlambat” ucap nya begitu menyebalkan.
Aku menatap nya dengan sinis.
“Itu perintah atau permintaan?” Tanyaku dengan nada yang begitu ketus.
“Keduanya” jawab nya yang tidak kalah sinis.
“Baik,aku pulang” ucapku dengan kesal, dan memberikan dia tatapan yang tajam sebelum pergi dari hadapan nya.
Aku pergi menerjang hujan yaang cukup deras, menutupi kepalaku dengan kedua tangan ku. Berusaha setidak nya wajah ku tidak terkena hujan.
Aku memberhentikan kendaraan umum yang melintas, dan menoleh ke belakang melihat Althara yang masih berdiri disana dengan tangan nya di dalam saku celana. Aku menatap nya dengan penuh dendam ,lalu masuk kedalam angkutan umum.
Menyebalkan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments