Cinta Diatas Hati

Cinta Diatas Hati

- Sadar -

Aku tersadar saat ku dapati tubuh lemahku sudah berada di tempat yang entah.

Mataku mengerjap- ngerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke kornea mataku.

Aku membuka dan memejamkan mata berulang kali mencari tau seseorang yang sepertinya sudah menunggu kesadaranku.

"Kamu udah sadar?" Tanyanya.

"A, aku kenapa bisa disini?" Ku jawab sambil aku terheran atau lebih tepatnya terkejut mendapati sesosok yang aku ketahui adalah istri dari mantan pacarku dulu.

"Aku menemukan kamu sudah tak sadarkan diri disekitar sini, kamu jangan banyak bertanya dulu! Karna akupun takkan bertanya apapun padamu kecuali kamu sendiri yang siap menyampaikannya, aku yakin kamu sudah tau siapa aku. istirahatlah, Gia!" katanya.

Dari jawabannya aku dapat menyimpulkan bahwa dia pun tau siapa aku. Meski pada kenyataannya kami tidak pernah saling mengenal.

Ya mungkin lebih tepatnya hanya sekedar tau satu sama lain. Dia tau aku mantan pacar suaminya, dan aku tau dia adalah Lyra. istri dari Nico. Mantan pacarku ketika aku sekolah dulu.

Aku tidak mau banyak bertanya seperti saran Lyra.

Lyra pergi membiarkan ku dikamar asing yang baru ku ketahui adalah bagian dari rumah Lyra dan Nico.

Akupun memutuskan untuk berpikir kenapa aku bisa ada disini. Aku ingat bahwa aku baru sampai dikota ini dengan ketidaktahuan yang sangat besar.

Aku tidak punya tujuan selain lari jauh dari tempat asalku.

Aku pun tak tau kenapa tujuanku ke kota ini, mungkin karena aku berharap bantuan satu satunya temanku yang ada dikota ini. Ya temanku yang ku anggap dekat tapi ternyata dia menolakku setelah tau keadaanku. Lebih tepatnya dia takut aku merepotkannya.

Aku merasa bodoh sampai akhirnya aku lelah tanpa tujuan. dan aku lupa kenapa aku berakhir disini. Dirumah ini. Aku sibuk memikirkan keberadaanku sampai akhirnya aku pun tertidur.

...*Tik tok tik tok*...

Tanpa terasa waktu tetap memerankan perannya, sekarang sudah ku dapati lagi tubuhku terbujur ditempat yang sama di pagi hari setelah malam tadi aku menyadari keberadaanku. Ya dirumah Lyra. Lebih tepatnya dirumah Nico.

Aku memutuskan bangkit dan menggerakkan tubuhku. Terasa ngilu dan berat sekali seluruh badanku. Tapi ku paksakan untuk berdiri. Sampai ku lihat Lyra masuk kedalam kamar yang ku tempati.

"Gia, sebaiknya kamu jangan banyak bergerak dulu"

"Aku harus pergi dari sini, aku tidak mau merepotkan disini. Dan aku tidak mau bertemu Nico" jawabku sejujurnya.

"Kamu bisa disini dulu, atau setidaknya tinggal lah sampai besok. Nico sedang ada kerjaan diluar kota. Mungkin besok pagi dia baru dirumah. Jangan khawatir Gia, dia juga tidak akan mengusirmu"

*"Dia tidak akan mengusirku, tapi aku yang akan pergi sebelum aku bertemu dengannya"* gumamku dalam hati.

"Ada apa Gia?" Lyra terus menanyakanku, membuatku semakin tidak enak saja padanya.

"Lyra, terimakasih banyak kamu sudah menolongku. Membawaku kesini. Tapi aku benar benar tidak enak semakin merepotkanmu."

"Lagi pula, aku tidak boleh ada disini. Aku, aku tidak bisa disini terus" tambahku menolak lebih jauh kebaikan istri dari orang yang pernah ada dalam hatiku.

"Aku tau, tapi kondisimu tidak memungkinkan Gia, percayalah. Besok aku akan bilang sama Nico untuk mengizinkan aku mengantarmu kemanapun tujuan kamu."

Kata kata Lyra semakin membuat aku syok. Kenapa perempuan ini begitu mau menolongku. Apa dia tau keadaanku? Apa dia akan berpikir yang tidak tidak.

Melihat aku diam Lyra semakin mendesakku bicara, jauh berbeda dengan ungkapannya semalam untuk tidak banyak bertanya.

Sekarang dia seperti ingin tau bahkan sangat ingin tau ada apa denganku. Tanya yang besar yang sebenarnya sudah menggerogotinya sejak tadi malam.

Melihatku diam saja, Lyra kembali bersuara.

"Kenapa kamu bisa dikota ini Gia? Apa kamu memang berniat menemui Nico? Maaf Gia, aku bukan bermaksud apa-apa. Tapi berilah aku sedikit penjelasan." Lyra menjeda kata-katanya beberapa saat.

"Aku ingin tau dan jangan ada yang ditutupi jika itu ada kaitannya dengan suamiku!" tambahnya lagi.

Pertanyaan yang dapat ku artikan bahwa benar Lyra menyimpan segudang tanya untukku. Dan ku rasa dia bukan begitu ingin menolongku mengantarkanku ketempat tujuanku.

Lebih tepatnya dia ingin memastikan sendiri bahwa aku benar-benar pergi dan memastikan tidak berhubungan lagi dengan suaminya.

"Lyra, aku tidak ingin menutupi apapun. Dan keberadaanku disini tidak ada kaitannya sama sekali dengan Nico. Aku disini dan aku ditolong olehmu adalah kebetulan saja."

"Dan aku sangat amat berterima kasih untuk bantuanmu. Dan lagi, aku sama sekali tidak berniat menemui Nico bahkan aku sama sekali tidak tau kalian tinggal dikota ini." jawabku dengan penuh keyakinan.

Aku memang satu kota asal dengan Nico dan Lyra. Aku sama sekali tidak tau keberadaan mereka yang sekarang tinggal di kota ini.

Aku memutuskan pergi kesini setelah aku tau keadaanku yang tidak mungkin diterima dengan baik oleh keluargaku dan orang orang disekelilingku.

"Gia, apa kamu masih berhubungan dengan Nico?"

Dan benar saja dugaanku. Lyra terus bertanya hal yang sudah ku terka-terka akan dilontarkannya padaku. aku dapat menyimpulkan bahwa dia benar menaruh curiga dengan keberadaanku.

Akupun dengan yakin menjawabnya.

"Aku sudah lama tidak tau kabar Nico, Ra. Mungkin 5-6 tahun aku tidak pernah contact dengan dia, dan aku pastikan keberadaanku dikota ini tidak ada sangkut pautnya dengan Nico!"

"Baiklah, Maaf jika aku menyinggungmu. Kamu pasti tau khawatirnya seorang istri. Ah, maaf sekali lagi apa kamu sudah menikah?" Kali ini Lyra bertanya dengan lirih.

"Aku belum menikah, Ra. Tapi aku tau kekhawatiranmu atas adanya aku disini. Kamu nggak usah khawatir lagi. Aku akan pergi" jawabku tidak kalah lirih.

"Maksudku bukan begitu, aku kan sudah bilang besok biar aku yang antarkan kamu. Kemana tujuanmu Gia?"

"Jujur saja aku tidak punya tujuan lagi dikota ini. Aku juga nggak tau mau minta kamu antarkan aku kemana."

"Tapi kalau kamu mau antarkan aku, bisakah hari ini aja? Aku nggak mau ketemu Nico besok. Dan kalau bisa jangan sampai Nico tau aku pernah kesini!" tambahku lagi.

"Kenapa Gia? Keadaanmu belum pulih. Aku tau kok Gi, kamu lupa apa pekerjaanku? Menebak kondisimu itu hal biasa. Dan lagi, aku mau memastikan--"

Belum sempat Lyra menjelaskan aku sudah tau dan benar saja dugaanku sebelumnya.

"Kamu nggak usah memastikan aku mau kemana, yang jelas aku tetap pasti pergi kok. Kamu tenang aja. Dan aku rasa aku juga udah membaik."

Jawabku sedikit berdalih padahal aku masih merasa lemas teramat sangat.

Dari jawabanku bisa ku lihat Lyra sedikit lega tapi ada kekhawatiran disana. Mungkin karena dia berprofesi sebagai perawat dia sangat yakin aku tidak baik baik saja.

Tapi, naluri perawatnya seakan tergeser dengan naluri seorang istri yang takut seorang mantan pacar suaminya akan bertemu dengan suaminya besok.

Apalagi itu atas kesalahannya sendiri yang membawa dan membantuku kesini. Profesi Lyra seolah bertolak belakang dengan ketakutan hatinya.

Ku lihat dia seperti berkecamuk atas pilihamnya dan hatinya. Tapi itu tidak lantas membuatnya tidak ingin menolongku waktu dia menemukanku.

"Gia, sekali lagi maaf. Maaf aku lancang, aku menemukan kamu pingsan dipinggir kota. Aku melihat isi tasmu sudah berantakan."

"Aku pikir kamu dirampok ketika pingsan. Tapi waktu aku membenahi tasmu aku menemukan...emmm-" Lyra tampak ragu-ragu.

"Ya Tuhan, bodohnya aku! Aku sudah tidak punya tujuan kemana dan aku sekarang tidak punya uang karna dirampok. Dan apa? Kamu menemukan apa, Ra?" Jawabku miris.

"Itu, aku emmm menemukan hasil pemeriksaan USG mu. Maaf Gia. Apa, apa kamu--?"

"Iya, aku sedang mengandung, Ra. Aku Hamil." jawabku lirih sesuai dengan kesepakatan diawal bahwa aku tidak mau menutup-nutupi apapun lagi dari Lyra.

Aku tahu betul Lyra pasti sangat Fasih membaca hasil USG itu. Tidak dapat dipungkiri dari profesinya. Jadi untuk apa aku berbohong.

*"Toh percuma"* batinku.

💠💠💠💠💠

Tak bisa ku tutupi lagi. Akhirnya, Aku baru saja jujur kepada Lyra atas hal yang ku alami.

Aku, Anggia Eldira sedang mengandung. Aku hamil. Dan aku belum menikah. Kesalahan terbesar dalam hidupku.

Aku sangat menyesali hal ini yang membuat karirku sebagai Marketing Officer disalah satu perusahaan konveksi, harus ku hentikan atas keinginanku sendiri.

Aku bahkan memutuskan untuk pergi dari keluargaku. Bukan dibuang, tapi aku yang memilih untuk pergi sebelum semua orang tau hal apa yang menimpaku. Pasti keluargaku saat ini tengah heboh mencariku kemana-mana.

Entahlah, yang ku pikirkan saat ini hanya aku dan janin dalam rahimku. Egois memang.

Dengan tabunganku yang seadanya, ku putuskan pergi menemui temanku dikota ini. Aku pikir nasib baik akan menopang kehidupanku disini. Memulai hidup baru.

Dan tentunya aku tidak akan menggugurkan janin yang ku kandung. Aku akan menghidupinya. Apapun dan bagaimanapun caranya.

Karena entah keyakinan atau dorongan naluriku sepertinya aku amat menyayangi anak yang sedang ku kandung. Ini memang kesalahanku dengan dia. Ya dia yang ku cintai.

Aku tidak memungkiri bahwa aku menyesal kenapa anak ini hadir disaat yang tidak tepat. Tapi aku sadar bahwa janin ini adalah pengikat antara aku dengannya. Terlepas dari kesalahan yang telah kami perbuat.

Sayangnya, nasib baik yang ada di angan-anganku hanya sebatas bayang semu semata. Sesampainya aku disini aku harus menelan pil pahit.

Temanku, Rani. Satu satunya tujuanku kesini lebih memilih menghindariku. Alasannya? Karena dia juga bergantung hidup dengan suaminya. Dan dia tidak mau menampungku.

Bahkan membantuku menemukan tempat tinggal saja, tidak! Dia menolakku mentah-mentah.

Saat aku memutuskan pergi dan mencari tempat berlindung sendiri tanpa bantuan Rani, Aku tidak tau hal apa yang terjadi.

Dan sekarang tiba-tiba saja aku berada dirumah Lyra dan Nico. Tempat yang tidak pernah ku duga sebelumnya.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

meimei

meimei

waaaaaw...si Rani...kawan yg pelit...

2022-01-09

0

Al Vi a

Al Vi a

aku mampir Thor. thanks udah fol me🤗

2021-07-03

0

Shinee Safira

Shinee Safira

Ceritanya menarik, semangat terus Thor 🤗

2021-05-23

3

lihat semua
Episodes
1 - Sadar -
2 - Bertemu Nico -
3 - Alibi Gia -
4 - Masa Itu -
5 - Pergi -
6 - Lyra -
7 - Semangat dan Mimpi -
8 - Erick Darell Ravendra -
9 - Usaha Gia -
10 - Keadaan tanpa Gia -
11 - Pertemuan tak Terduga -
12 - Perkenalan pertama kali -
13 - Kejadian Tak terduga -
14 - Kedatangan Tamu Special -
15 - Pertemuan berujung bencana -
16 - Antara Erick dan Arga -
17 - Penjelasan -
18 - Kepulangan Erick-
19 - Teman Baru -
20 - Sekilas tentang Arga -
21 - Restu dan Sebuah Pesan Baru -
22 - Rekan Bisnis -
23 - Bersama Arga -
24 - Kenyataan Pahit -
25 - Kedatangan Erick -
26 - Pulang -
27 - Menuju Rumah Calon Mertua -
28 - Hari yang sama ditempat berbeda -
29 - Seperti Mimpi -
30 - Galau dan Perkara Hutang -
31 - Visual -
32 - Kembali lagi -
33 - Percakapan Kakak dan Adik -
34 - Menghilangnya Gia -
35 - Mencari Gia -
36 - Menemui Nico -
37 - Perasaan Mikha -
38 - Cemas -
39 - Figura Foto -
40 - Curhat -
41 - Menuju Hari H -
42 - The Wedding -
43 - Selanjutnya -
44 - Malam Panjang -
45 - Serangan Kaget -
46 - Babak Baru -
47 - Aktifitas -
48 - Keputusan Arga -
49 - Duka dan Semangat -
50 - Cemburu -
51 - Bertemu kembali -
52 - Tidak Percaya Diri -
53 - Tertunda -
54 - Pindah -
55 - Tempat Tinggal Baru -
56 - Sakit -
57 PENGUMUMAN !!!
58 - Donor -
59 - Sulit Menang -
60 - Gugup -
61 - Pulang Kerumah -
62 - Makan Malam -
63 - Pesta -
64 - Canggung -
65 - Bersikap Baik-baik Saja -
66 - Setelah Dua Tahun -
67 - Clue -
68 - Berkumpul -
69 - Tanya? -
70 - Menuntut Penjelasan -
71 - Masa-masa Menyakitkan -
72 - Pembicaraan Konyol -
73 - Taxi Online -
74 - Marry Me? -
75 - Membereskan -
76 - Kerelaan Nico -
77 - Bertemu Mama Anna -
78 - Sebuah Pesan -
79 - Akhir -
80 Bonus Chapter
81 PROMO
Episodes

Updated 81 Episodes

1
- Sadar -
2
- Bertemu Nico -
3
- Alibi Gia -
4
- Masa Itu -
5
- Pergi -
6
- Lyra -
7
- Semangat dan Mimpi -
8
- Erick Darell Ravendra -
9
- Usaha Gia -
10
- Keadaan tanpa Gia -
11
- Pertemuan tak Terduga -
12
- Perkenalan pertama kali -
13
- Kejadian Tak terduga -
14
- Kedatangan Tamu Special -
15
- Pertemuan berujung bencana -
16
- Antara Erick dan Arga -
17
- Penjelasan -
18
- Kepulangan Erick-
19
- Teman Baru -
20
- Sekilas tentang Arga -
21
- Restu dan Sebuah Pesan Baru -
22
- Rekan Bisnis -
23
- Bersama Arga -
24
- Kenyataan Pahit -
25
- Kedatangan Erick -
26
- Pulang -
27
- Menuju Rumah Calon Mertua -
28
- Hari yang sama ditempat berbeda -
29
- Seperti Mimpi -
30
- Galau dan Perkara Hutang -
31
- Visual -
32
- Kembali lagi -
33
- Percakapan Kakak dan Adik -
34
- Menghilangnya Gia -
35
- Mencari Gia -
36
- Menemui Nico -
37
- Perasaan Mikha -
38
- Cemas -
39
- Figura Foto -
40
- Curhat -
41
- Menuju Hari H -
42
- The Wedding -
43
- Selanjutnya -
44
- Malam Panjang -
45
- Serangan Kaget -
46
- Babak Baru -
47
- Aktifitas -
48
- Keputusan Arga -
49
- Duka dan Semangat -
50
- Cemburu -
51
- Bertemu kembali -
52
- Tidak Percaya Diri -
53
- Tertunda -
54
- Pindah -
55
- Tempat Tinggal Baru -
56
- Sakit -
57
PENGUMUMAN !!!
58
- Donor -
59
- Sulit Menang -
60
- Gugup -
61
- Pulang Kerumah -
62
- Makan Malam -
63
- Pesta -
64
- Canggung -
65
- Bersikap Baik-baik Saja -
66
- Setelah Dua Tahun -
67
- Clue -
68
- Berkumpul -
69
- Tanya? -
70
- Menuntut Penjelasan -
71
- Masa-masa Menyakitkan -
72
- Pembicaraan Konyol -
73
- Taxi Online -
74
- Marry Me? -
75
- Membereskan -
76
- Kerelaan Nico -
77
- Bertemu Mama Anna -
78
- Sebuah Pesan -
79
- Akhir -
80
Bonus Chapter
81
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!