Putri Bungsu Yang Rendah Diri

Putri Bungsu Yang Rendah Diri

1. AIRA AIRLANGGA

"Yang Mulia Tuan Putri, tolong bangunlah. Matahari sudah meninggi."

Aku menggeliat malas, suara ibu asuh Sarala terdengar sedikit mengganggu. "Sebentar lagi ibu asuh, aku benar-benar masih mengantuk," ucapku sambil kembali meringkuk memeluk guling, bersiap kembali ke alam mimpi.

"Tapi Yang Mulia, saya takut Yang Mulia Kaisar akan murka," suara ibu asuh Sarala terdengar bergetar. "Yang Mulia telah melewatkan sarapan bersama tadi pagi, apa jadinya jika melewatkan makan siang. Kaisar dan Permaisuri pasti akan menegur anda, Putri. Saya mohon bangunlah," kali ini ibu asuh terdengar lebih seperti memohon.

"Sarapan bersama?" aku terkaget dan langsung terduduk di atas ranjangku. "Bukankah ayahanda dan ibunda ada kunjungan ke kekaisaran awan hari ini?" mataku hampir keluar saking kagetnya mendengar ibu asuh, aku memandang ibu asuh meminta penjelasan. Setauku kemarin ayahanda dan ibunda bersiap mengunjungi kekaisaran awan karena kaisar awan berulang tahun hari ini, karena itulah aku pikir aku bisa bermalas-malasan.

"Benar yang mulia, tapi Kaisar dan Permaisuri dijadwalkan berangkat sore nanti, dikarenakan Perayaan ulangtahun Yang Mulia Kaisar Rajendra baru akan dimulai malam hari."

"Apa?" Aku bergegas turun dari ranjang. "Ibu asuh, tolong bantu aku membersihkan diri dan bersiap sekarang."

"Baik Yang Mulia," ibu asuh dengan sigap menuntunku untuk membersihkan diri. Tidak dipungkiri aku sangat amat panik, ayah dan ibu pasti akan menegurku, 'ya ampun hukuman apa yang akan kujalani nanti, semoga tidak terlalu berat' ucapku dalam hati.

*-*

Aku duduk dengan tegang, ayah dan ibu memasuki ruang makan bersama. Seketika aku berdiri dan memberi hormat layaknya seorang putri kekaisaran. Ayah dan ibu mendudukkan diri tanpa bersuara, aku sedikit lega mengingat keduanya masih belum menegurku, mungkin masih aman. Tanpa kusangka makan siang berjalan lancar, aku bersyukur dalam hati dan meneguk minumanku hingga tak tersisa.

"Aira, ikuti ayah dan ibu."

Tamatlah aku, ya ampun gimana ini. Aku panik setengah mati tapi mencoba untuk tenang. "Baik ayah," ucapku sambil mengekor dibelakang ayahanda dan ibunda. Aku sama sekali tak berani menatap mata kedua orang tuaku, aku pun hanya menunduk dan mengikuti keduanya berjalan di depanku. Kami memasuki ruangan kerja ayah, tak berapa lama setelah pelayan menutup pintu, ayah dan ibu duduk di kursi berdampingan, sedangkan aku masih berdiri di hadapan keduanya, tak memiliki keberanian untuk duduk.

"Melihatmu menunduk seperti itu, ayah yakin kamu telah paham kesalahan apa yang kamu lakukan," suara ayah menghujam telingaku. Aku masih menunduk, belum berani menatap ayah.

"Aira, tatap mata ayahmu dan jawablah."

Aku mulai menegakkan kepalaku memandang ibu, pandangan kami bertemu. Ibu mengangguk dengan sedikit senyum yang menguatkan aku. Aku beralih memandang ayah, sorot matanya sangat tajam memandang ke arahku, seolah aku telah melakukan kesalahan besar yang bisa merobohkan kekaisaran yang ayah pimpin.

"Maafkan Aira, ayah. Aira bangun terlalu siang hingga melewatkan sarapan bersama ayahanda dan ibunda," jawabku sambil menyatukan kedua tanganku di depan perut, dan sedikit menundukan kepalaku, tanda mohon ampun pada ayah.

"Kau bangun siang karena mengira ayah dan ibu akan berkunjung ke kekaisaran awan kan? Ayah tidak habis pikir, apa jadinya jika ayah dan ibu sudah meninggal nanti?"

Aku terhenyak mendengar kata-kata ayah, hatiku sakit bagaikan ada ribuan pisau yang menancap, mataku mencoba memandang kedua mata ayah, ada kekecewaan yang jelas tergambar di kedua matanya.

"Rakyat mendesak ayah untuk segera mengangkatmu sebagai putri mahkota, tapi lihatlah! Baru mau ditinggal sebentar saja sudah mau seenaknya sendiri, ayah benar-benar tidak habis pikir! Apa jadinya bila ayah menyerahkan kerajaan ini padamu? Jangan-jangan kau akan bertindak bodoh dan menyengsarakan rakyat!"

Ternyata inilah yang disebut ketenangan sebelum badai, ayah menahan amarahnya selama makan siang. Sebagai kaisar ayah selalu mengutamakan rakyat, tak heran ia sangat marah. Aku kembali menundukkan kepalaku, hatiku mulai sesak dan mataku mulai berkaca-kaca.

"Tidakkah kau tahu kalau kau hidup menggunakan uang rakyat? Banyak orang dengan rajinnya bangun pagi, bekerja keras untuk kekaisaran ini. Mereka mempercayai kita, bahkan kamu untuk menjadi pemimpin di masa depan. Apa jadinya kalau mereka tahu bahwa disaat mereka sudah bangun, pemimpin mereka malah bermalas-malasan? jawab!"

Air mataku mulai tak terbendung, menetes dalam diam. "Maafkan Aira ayah, Aira telah mengecewakan banyak orang, Aira telah menyalahgunakan kepercayaan rakyat," jawabku dengan sedikit isak tangis, jujur hatiku teramat sakit, baru kali ini ayah membentakku dengan suara yang meninggi. Biasanya jika aku melakukan kesalahan, ayah selalu menegurku tapi masih dengan suara yang lembut, itupun telah bisa membuatku takut, tapi kali ini sepertinya aku sudah keterlaluan hingga ayah tak lagi bisa berkata lembut padaku.

"Yang Mulia, mohon tenanglah," ibu mencoba menenangkan ayah. "Aira dengarlah nak, setelah kedua kakakmu menikah, mengikuti suami masing-masing dan kini menjadi ratu di kerajaan mereka sendiri, maka secara tidak langsung, penerus kerajaan ini adalah dirimu selaku putri bungsu dari kekaisaran matahari. Mulai sekarang kamu harus belajar tanggung jawab, tidak boleh lagi menjadi putri bungsu yang manja, karena dipundakmu ada tanggung jawab yang begitu besar, seluruh rakyat bergantung padamu nantinya. Maju atau hancurnya kekaisaran ini sepenuhnya ada di tanganmu saat kamu menjadi kaisar nanti,"

"Tidak!" ayah memotong kata-kata ibu.

Sontak aku dan ibu memandang ayah bersamaan. Apa maksud ayah berkata tidak? Apa aku salah dengar?

"Istriku, aku rasa aku tidak akan mengangkat Aira sebagai putri mahkota,"

Aku terhenyak, mata ayah memandang ibu tanpa keraguan, kata-kata ayah terdengar sangat jelas, membuat ibu juga terdiam memandang ayah. Tatapan ayah kini beralih menatapku. Aku bergetar hebat, seketika aku merasa menjadi manusia tidak berguna. Pikiranku berkelana, hatiku mulai hancur. Apakah aku sebegitu tidak pantasnya menjadi putri mahkota? Apakah aku benar-benar tidak berguna?

Terpopuler

Comments

Catur Kushariyani Chaethoer

Catur Kushariyani Chaethoer

kerennn.....hasil karya yg bagus....
ternyata kakak punya hobby menulis ....
smg kedepannya dapat memunculkan lagi karya2 yg lebih luar biasa....sippp.
ttp semangat ya kak...

2022-10-12

1

CaH KangKung,

CaH KangKung,

AQ mampir thorrrr...😁

2021-07-28

1

guest1052940504

guest1052940504

nyimak perdana thor

2021-06-20

4

lihat semua
Episodes
1 1. AIRA AIRLANGGA
2 2. Bagai Bunga yang Tak Bisa Mekar
3 3. DUNIA BARU
4 4. Hutan Hujan
5 5. ANAK ANGKAT
6 6. LELUHUR
7 7. RAMALAN YANG DIRAHASIAKAN
8 8. Aura Abu - Abu
9 9. Keturunan Murni
10 10. PUSAKA PENUH KEJUTAN
11 11. KAKEK NENEK YANG RUPAWAN
12 12. SUARA MEMINTA TOLONG
13 13. Rindu yang Tak Tersampaikan
14 14. MAHIRA
15 15. Bersama RYU
16 16. Istana Bintang
17 17. Penolong
18 18. KERETA KUDA
19 19. Sumpah dan Janji
20 20. Hadiah terindah untuk Varen
21 21. Lapisan Pelindung
22 22. Keluar dari raga
23 23. Makhluk Gelap
24 24. BEDROS
25 25. Di atas Langit Masih Ada Langit
26 26. Perpisahan
27 27. Realita
28 28. Kak Nala dan Kak Prisa
29 29. Pertemuan Pertama
30 30. Ayah dan Ibu
31 31. Melepaskan
32 32. Kesetiaan
33 33. BERINGIN EMAS
34 34. Bersama Balin
35 35. TAMU TAK DIUNDANG
36 36. PEMBUNUH
37 37. Menjelajah Waktu
38 38. Jawaban
39 39. KALUNG MAHES
40 40. Teman
41 41. Pernikahan
42 42. Jalan Keluar
43 43. Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
44 44. Tuan Muda Lin
45 45. Sesuatu yang Tak Pantas Dilihat
46 46. Anak Haram
47 47. Brankas Rahasia
48 48. Kasih Sayang Saudara
49 49. Lavender
50 50. Percakapan Hangat
51 51. Kolam Air Panas
52 52. Kerajaan Green
53 53. Rumah Makan
54 54. Pangeran Ken
55 55. Solusi
56 56. Apa itu Cinta?
57 57. Restu Ibunda
58 58. Memilih orang yang tepat
59 59. Tuan Tampan
60 60. Kemarahan Aciel
61 61. Lia dan Liam
62 62. Hujan
63 63. Pertemuan yang Dinantikan
64 64. Gembok
65 65. Joana dan Lia
66 66. Keluarga
67 67. Pilihan
68 68. Memilih Tidak Menua
69 69. Ujian dari Paman
70 70. Tidur bersama Kak Nala
71 71. Aku Baik-Baik Saja
72 72. Melepas Segel Mempertaruhkan Nyawa
73 73. Pendongeng Yang Hebat
74 74. Iblis apa yang tengah merasukimu?
75 75. Sekolah
76 76. Ungkapan Cinta
77 77. Obrolan pagi
78 78. Guru
79 79. Aku memilihnya
80 80. Golden Ring
81 81. Si Kembar
82 82. Ironi
83 83. Keraguan
84 84. Cinta
85 #PENGUMUMAN#
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. AIRA AIRLANGGA
2
2. Bagai Bunga yang Tak Bisa Mekar
3
3. DUNIA BARU
4
4. Hutan Hujan
5
5. ANAK ANGKAT
6
6. LELUHUR
7
7. RAMALAN YANG DIRAHASIAKAN
8
8. Aura Abu - Abu
9
9. Keturunan Murni
10
10. PUSAKA PENUH KEJUTAN
11
11. KAKEK NENEK YANG RUPAWAN
12
12. SUARA MEMINTA TOLONG
13
13. Rindu yang Tak Tersampaikan
14
14. MAHIRA
15
15. Bersama RYU
16
16. Istana Bintang
17
17. Penolong
18
18. KERETA KUDA
19
19. Sumpah dan Janji
20
20. Hadiah terindah untuk Varen
21
21. Lapisan Pelindung
22
22. Keluar dari raga
23
23. Makhluk Gelap
24
24. BEDROS
25
25. Di atas Langit Masih Ada Langit
26
26. Perpisahan
27
27. Realita
28
28. Kak Nala dan Kak Prisa
29
29. Pertemuan Pertama
30
30. Ayah dan Ibu
31
31. Melepaskan
32
32. Kesetiaan
33
33. BERINGIN EMAS
34
34. Bersama Balin
35
35. TAMU TAK DIUNDANG
36
36. PEMBUNUH
37
37. Menjelajah Waktu
38
38. Jawaban
39
39. KALUNG MAHES
40
40. Teman
41
41. Pernikahan
42
42. Jalan Keluar
43
43. Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
44
44. Tuan Muda Lin
45
45. Sesuatu yang Tak Pantas Dilihat
46
46. Anak Haram
47
47. Brankas Rahasia
48
48. Kasih Sayang Saudara
49
49. Lavender
50
50. Percakapan Hangat
51
51. Kolam Air Panas
52
52. Kerajaan Green
53
53. Rumah Makan
54
54. Pangeran Ken
55
55. Solusi
56
56. Apa itu Cinta?
57
57. Restu Ibunda
58
58. Memilih orang yang tepat
59
59. Tuan Tampan
60
60. Kemarahan Aciel
61
61. Lia dan Liam
62
62. Hujan
63
63. Pertemuan yang Dinantikan
64
64. Gembok
65
65. Joana dan Lia
66
66. Keluarga
67
67. Pilihan
68
68. Memilih Tidak Menua
69
69. Ujian dari Paman
70
70. Tidur bersama Kak Nala
71
71. Aku Baik-Baik Saja
72
72. Melepas Segel Mempertaruhkan Nyawa
73
73. Pendongeng Yang Hebat
74
74. Iblis apa yang tengah merasukimu?
75
75. Sekolah
76
76. Ungkapan Cinta
77
77. Obrolan pagi
78
78. Guru
79
79. Aku memilihnya
80
80. Golden Ring
81
81. Si Kembar
82
82. Ironi
83
83. Keraguan
84
84. Cinta
85
#PENGUMUMAN#

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!