3. DUNIA BARU

Setelah melalui gerbang istana, terlihat penampakan ibukota yang ramai di siang hari. Banyak orang berlalu lalang melakukan aktivitas mereka. Aku mengibaskan tanganku, tak lama kemudian kantong kain yang ayah berikan muncul dihadapanku, kubuka dan terkejut isinya hanya 5 keping emas. Untuk mencapai kekaisaran Bintang tempat kak Nala berada, setidaknya 4 hari 3 malam perjalanan jika menunggangi kuda karena harus melewati kerajaan api. Kerajaan api merupakan kerajaan yang masuk wilayah kekaisaran matahari dan merupakan perbatasan antara kekaisaran matahari dan kekaisaran Bintang. Bagi mereka yang bisa terbang atau membuka portal tentu bisa sekejap melewati jarak itu.

Tiba-tiba aku teringat bahwa aku tidak memiliki bakat apapun. Di dunia ini keluarga kerajaan dan orang-orang terpilih lahir dengan bakat mereka. Ada yang lahir dengan bakat teleportasi, ada pula yang dapat menguasai api, angin, air dan masih banyak lagi. Ada yang hanya memiliki satu bakat, ada pula yang memiliki banyak bakat, bakat yang ada bisa dilatih hingga kemampuan maksimal. Berbeda denganku yang sejak lahir tak memiliki bakat apapun, aku kembali menghembuskan nafas dengan kasar. Aku kembali teringat ketidakpantasanku, karena dalam keluarga, hanya aku yang terlahir tidak memiliki bakat. Walaupun terlahir tidak memiliki bakat, keluargaku sangat menyayangiku, entah kenapa kali ini ayah begitu tegas terhadapku.

Aku mencoba kembali fokus menjalankan perintah ayah. Untuk membeli kuda setidaknya aku butuh 10 koin emas (1 koin emas\=100 koin perak, 1 koin kristal\=100 koin emas). Uang yang diberikan ayah tidak cukup sama sekali. Maka mau tidak mau aku harus berjalan kaki. Walaupun jika aku berjalan kaki ke tempat kak Nala mungkin memakan waktu lama, tapi apa boleh buat, aku tak punya pilihan lain.

Aku kembali memasukkan kantong kain ke dalam cincin penyimpanan. Kulangkahkan kakiku menuju hutan hujan, kerajaan api berada dibalik hutan hujan. Aku ingin melewati hutan hujan sebelum malam, mengingat sekarang matahari masih berada di puncaknya. Aku bergegas melewati pasar yang ramai dengan penjual dan pembeli. Fokusku mulai teralihkan, barang yang dijual amat beragam, ada makanan, buah, sayur, pakaian, sepatu hingga aksesoris dan belati.

Tiba-tiba mataku menangkap seonggok pisau kecil dengan ukiran naga di pegangannya. Tempat pisau itu berwarna emas, dengan ukiran naga berwarna hijau emas.

"Aku benar-benar berharap kaisar segera mengangkat Putri Aira menjadi Putri Mahkota, aku tidak sabar melihat wajahnya," ucap seorang pemuda yang sedang memilih pedang disampingku. Aku membetulkan tudung dan menutupnya ke kepalaku, mencoba menyembunyikan wajah dan berpura-pura bingung memilih beberapa pisau di hadapanku, mengulur waktu sambil mendengarkan diam-diam.

"Sebenarnya aku juga bingung, kenapa Putri Aira belum juga diangkat sebagai Putri Mahkota. Selain itu, dibandingkan Putri Nala dan Putri Prisa yang sering muncul di acara kerajaan, Putri Aira sama sekali belum pernah muncul di hadapan kita secara resmi. Kenapa ya?"

Aku membenarkan ucapan pemuda berbaju merah, aku memang terlalu malas mengikuti acara kerajaan. Di sisi lain ayah juga tidak pernah menyuruhku untuk mengikutinya, kata ayah, ayah akan mengijinkanku ketika memang aku sudah siap.

Pemuda berbaju biru menatap pemuda berbaju merah. "Jangan berpikiran macam-macam, melihat Putri Nala dan Putri Prisa yang kini menjadi ratu yang hebat di kekaisaran masing-masing, aku yakin Putri Aira juga tak kalah hebatnya."

Aku terhenyak kaget, darimana pemuda berbaju biru mendapatkan keyakinannya atas diriku? bertemupun belum pernah, tapi kenapa bisa seyakin itu? Hatiku sedikit sakit karena aku tak memiliki sedikitpun kehebatan yang diyakini pemuda itu.

"Dari mana kau bisa seyakin itu?" tanya pemuda berbaju merah menampakkan kebingungan yang sama denganku.

"Melihat Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permaisuri yang begitu bijaksana dan adil, sudah membuatku yakin bahwa semua Putri pun memiliki jiwa agung yang sama. Bahkan kudengar Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permaisuri sangat memanjakan Putri Aira, dilihat dari itu saja sudah bisa membuktikan bahwa mungkin Putri Aira bisa lebih hebat dari kedua kakaknya."

Aku melengos, lebih hebat apanya! Dibandingkan dengan kedua kakakku saja, tidak bisa, apalagi dibilang lebih hebat! Ya ampun aku tidak tahu kalau rakyat memiliki harapan yang tinggi terhadapku, maafkan aku.

"Maaf tuan berapakah harganya?" aku bertanya pada penjual sambil menunjukan pisau belati naga yang kupilih, setelah kehilangan minat untuk mencuri dengar lebih lama.

"50 perak nona," kata penjual yang menjawab dengan sopan.

Aku mengeluarkan sekeping emas dan menerima kembalian 50 keping perak. Menurutku ini terlalu murah, tadinya aku menaksir harganya 1 keping emas. Entahlah tapi aku bersyukur bisa berhemat uang.

"Terima kasih," ucapku seraya pergi dan memasukkan belati ke dalam saku celanaku. Pakaianku adalah pakaian rakyat dengan celana dan atasan berwarna hitam, dilengkapi dengan tudung berwarna senada sehingga aku bisa leluasa berjalan, tanpa mencemaskan identitasku terbongkar. Aku sedikit bersyukur karena aku tak pernah tampil di acara kerajaan, membuat kemungkinan kecil untuk dikenali.

"Wah ibu lihat," teriak seorang anak kecil yang sedang digendong ibunya, jari telunjuknya menunjuk ke arah langit. Terdengar keras suara kepakan sayap di udara, banyak orang mulai mengikuti arah pandang si anak. Aku menengadahkan kepalaku. Seekor elang putih raksasa terbang dengan gagah di langit, di punggungnya duduk seorang yang amat ku kenal, "Fiacra, paman Ezio."

Sepintas kudengar Fiacra bersuara, matanya seolah menemukanku dikerumunan dari atas sana, sementara paman Ezio mengikuti arah pandang Fiacra. Tatapan kami sempat bertemu, walaupun jauh di atas sana tapi aku merasa paman menatapku kaget. Kaget mendapatiku berdiri diantara rakyat tanpa pengawalan, aku mengangguk dan memberi senyuman ke arahnya, aku berharap paman Ezio melihatnya walau dari jauh, dan mengisyaratkan bahwa aku baik-baik saja.

Setelah Fiacra dan paman Ezio tampak terbang menjauh ke arah istana, aku mulai melanjutkan langkahku.

"Wah sepertinya jendral agung telah kembali, syukurlah, senang melihatnya lagi."

Banyak orang memulai percakapan dengan wajah tersenyum, mereka membahas paman Ezio.

Paman Ezio adalah Jendral Agung Kekaisaran Matahari, orang kepercayaan ayah. Paman Ezio tak memiliki hubungan darah dengan ayah maupun ibu, tapi aku menyayanginya seperti pamanku sendiri. Usianya masih muda, 31 tahun, lebih muda 2 tahun dari kak Nala tapi lebih tua 2 tahun dari kak Prisa, dan masih belum menikah, entah kenapa. Padahal ibu pernah bercerita kalau banyak putri kerajaan yang menawarkan diri menjadi istrinya.

Sambil berjalan, ingatanku mulai mengembara. Saat aku kecil,selain digendong oleh ayah ibu dan kedua kakakku, aku hanya pernah digendong oleh ibu asuh Sarala dan Paman Ezio. Tidak ada orang lain yang pernah menyentuhku selain mereka, bahkan kalau keluar istana, ayah selalu memerintahkan banyak pengawal di sisiku, kecuali hari ini, tentunya.

'Mungkinkah ayah sudah tak menyayangiku lagi?' batinku lirih.

"Yang Mulia, ke mana Yang Mulia hendak pergi?"

Aku menghentikan langkahku dan menatap asal suara. Di hadapanku berdiri seorang prajurit berseragam khas kekaisairan matahari, sedang bertanya dengan sopan. Aku melihat sekeliling dan menemukan setidaknya ada 10 prajurit yang memakai seragam yang sama. Mereka terlihat berjaga di depan sebuah gerbang besar. Gerbang itu terbuat dari tumpukan batu yang terlihat telah berlumut, dengan tulisan setengah melingkar tertulis Hutan Hujan.

Terpopuler

Comments

guest1052940504

guest1052940504

hmmmm

2021-06-20

1

EL CASANDRA

EL CASANDRA

nah kan gk kerasa kl lagi ngelamun

2021-05-25

2

lihat semua
Episodes
1 1. AIRA AIRLANGGA
2 2. Bagai Bunga yang Tak Bisa Mekar
3 3. DUNIA BARU
4 4. Hutan Hujan
5 5. ANAK ANGKAT
6 6. LELUHUR
7 7. RAMALAN YANG DIRAHASIAKAN
8 8. Aura Abu - Abu
9 9. Keturunan Murni
10 10. PUSAKA PENUH KEJUTAN
11 11. KAKEK NENEK YANG RUPAWAN
12 12. SUARA MEMINTA TOLONG
13 13. Rindu yang Tak Tersampaikan
14 14. MAHIRA
15 15. Bersama RYU
16 16. Istana Bintang
17 17. Penolong
18 18. KERETA KUDA
19 19. Sumpah dan Janji
20 20. Hadiah terindah untuk Varen
21 21. Lapisan Pelindung
22 22. Keluar dari raga
23 23. Makhluk Gelap
24 24. BEDROS
25 25. Di atas Langit Masih Ada Langit
26 26. Perpisahan
27 27. Realita
28 28. Kak Nala dan Kak Prisa
29 29. Pertemuan Pertama
30 30. Ayah dan Ibu
31 31. Melepaskan
32 32. Kesetiaan
33 33. BERINGIN EMAS
34 34. Bersama Balin
35 35. TAMU TAK DIUNDANG
36 36. PEMBUNUH
37 37. Menjelajah Waktu
38 38. Jawaban
39 39. KALUNG MAHES
40 40. Teman
41 41. Pernikahan
42 42. Jalan Keluar
43 43. Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
44 44. Tuan Muda Lin
45 45. Sesuatu yang Tak Pantas Dilihat
46 46. Anak Haram
47 47. Brankas Rahasia
48 48. Kasih Sayang Saudara
49 49. Lavender
50 50. Percakapan Hangat
51 51. Kolam Air Panas
52 52. Kerajaan Green
53 53. Rumah Makan
54 54. Pangeran Ken
55 55. Solusi
56 56. Apa itu Cinta?
57 57. Restu Ibunda
58 58. Memilih orang yang tepat
59 59. Tuan Tampan
60 60. Kemarahan Aciel
61 61. Lia dan Liam
62 62. Hujan
63 63. Pertemuan yang Dinantikan
64 64. Gembok
65 65. Joana dan Lia
66 66. Keluarga
67 67. Pilihan
68 68. Memilih Tidak Menua
69 69. Ujian dari Paman
70 70. Tidur bersama Kak Nala
71 71. Aku Baik-Baik Saja
72 72. Melepas Segel Mempertaruhkan Nyawa
73 73. Pendongeng Yang Hebat
74 74. Iblis apa yang tengah merasukimu?
75 75. Sekolah
76 76. Ungkapan Cinta
77 77. Obrolan pagi
78 78. Guru
79 79. Aku memilihnya
80 80. Golden Ring
81 81. Si Kembar
82 82. Ironi
83 83. Keraguan
84 84. Cinta
85 #PENGUMUMAN#
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. AIRA AIRLANGGA
2
2. Bagai Bunga yang Tak Bisa Mekar
3
3. DUNIA BARU
4
4. Hutan Hujan
5
5. ANAK ANGKAT
6
6. LELUHUR
7
7. RAMALAN YANG DIRAHASIAKAN
8
8. Aura Abu - Abu
9
9. Keturunan Murni
10
10. PUSAKA PENUH KEJUTAN
11
11. KAKEK NENEK YANG RUPAWAN
12
12. SUARA MEMINTA TOLONG
13
13. Rindu yang Tak Tersampaikan
14
14. MAHIRA
15
15. Bersama RYU
16
16. Istana Bintang
17
17. Penolong
18
18. KERETA KUDA
19
19. Sumpah dan Janji
20
20. Hadiah terindah untuk Varen
21
21. Lapisan Pelindung
22
22. Keluar dari raga
23
23. Makhluk Gelap
24
24. BEDROS
25
25. Di atas Langit Masih Ada Langit
26
26. Perpisahan
27
27. Realita
28
28. Kak Nala dan Kak Prisa
29
29. Pertemuan Pertama
30
30. Ayah dan Ibu
31
31. Melepaskan
32
32. Kesetiaan
33
33. BERINGIN EMAS
34
34. Bersama Balin
35
35. TAMU TAK DIUNDANG
36
36. PEMBUNUH
37
37. Menjelajah Waktu
38
38. Jawaban
39
39. KALUNG MAHES
40
40. Teman
41
41. Pernikahan
42
42. Jalan Keluar
43
43. Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
44
44. Tuan Muda Lin
45
45. Sesuatu yang Tak Pantas Dilihat
46
46. Anak Haram
47
47. Brankas Rahasia
48
48. Kasih Sayang Saudara
49
49. Lavender
50
50. Percakapan Hangat
51
51. Kolam Air Panas
52
52. Kerajaan Green
53
53. Rumah Makan
54
54. Pangeran Ken
55
55. Solusi
56
56. Apa itu Cinta?
57
57. Restu Ibunda
58
58. Memilih orang yang tepat
59
59. Tuan Tampan
60
60. Kemarahan Aciel
61
61. Lia dan Liam
62
62. Hujan
63
63. Pertemuan yang Dinantikan
64
64. Gembok
65
65. Joana dan Lia
66
66. Keluarga
67
67. Pilihan
68
68. Memilih Tidak Menua
69
69. Ujian dari Paman
70
70. Tidur bersama Kak Nala
71
71. Aku Baik-Baik Saja
72
72. Melepas Segel Mempertaruhkan Nyawa
73
73. Pendongeng Yang Hebat
74
74. Iblis apa yang tengah merasukimu?
75
75. Sekolah
76
76. Ungkapan Cinta
77
77. Obrolan pagi
78
78. Guru
79
79. Aku memilihnya
80
80. Golden Ring
81
81. Si Kembar
82
82. Ironi
83
83. Keraguan
84
84. Cinta
85
#PENGUMUMAN#

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!