Penyesalan Evelyn
Dengan jantung yang berdetak kencang Evelyn masuk ke ruang kepala sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah yang baru.
Orang tuanya dipindah tugaskan hingga mau tidak mau Evelyn yang baru menjalani 2 bulan masa putih abu-abu di kotanya harus ikut pindah.
Setelah urusan di ruang kepala sekolah selesai Eve dengan di antar oleh kepala sekolah sekarang menuju kelasnya.
"Kamu dihukum lagi Noah"
Kepala sekolah berhenti menyapa seorang siswa yang bisa dibilang sangat tampan sedang berdiri di luar kelas dengan mengangkat satu kakinya.
"Biasa pak, beda cara pandang saja"
Laki-laki yang dipanggil Noah itu hanya tertawa santai. Mata Eve terpaku melihat senyuman laki-laki itu, Noah Ibra Handoko nama yang tertulis di name tag. Dari papan petunjuk di atas pintu menunjukkan anak laki-laki itu adalah kakak kelas Eve dua tingkat di atasnya.
"Hah alasan saja"
Noah kembali tersenyum mendengar gerutuan sang kepala sekolah.
Senyuman Noah memberikan getaran tersendiri di hati Evelyn hingga panggilan kepala sekolah menyadarkan Eve dari keterpanaannya pada Noah.
"Ayo Eve, kenapa malah melamun"
"Eh maaf pak"
Eve menunduk dengan wajah yang merona malu, entah kenapa melihat guratan merah di wajah gadis itu membuat Noah ikut terpana. Ia begitu menyukai raut wajah malu-malu Evelyn.
****
Langkah Evelyn berhenti saat di pintu gerbang Noah berdiri sambil tersenyum menatap ke arahnya. Dada Eve berdetak kencang, Ia menoleh ke kiri dan kanan serta ke belakang ingin memastikan bahwa Noah tengah melihat ke arahnya.
Evelyn sedikit kecewa karena ada banyak siswi yang berada di sekitar nya, jadi kemungkinan besar Noah bukan tersenyum padanya. Belum lagi bisikan-bisikan para siswi yang masing-masing menyatakan bahwa Noah sedang tersenyum pada mereka.
Eve dapat menyimpulkan bahwa Noah siswa populer yang banyak digilai di sekolah ini. Tidak heran dengan wajah setampan itu siapa yang bisa menolak?
Berbeda dengan dirinya yang terbilang sangat biasa. Dibandingkan dengan siswi yang ada di sekolah ini Evelyn merasa dirinya masuk ke dalam kategori menengah.
'Tidak istimewa sama sekali'
Ucap Evelyn di dalam hati sambil tersenyum tipis, mengusir segala harapan yang menghampiri hatinya.
"Hai Eve, pulang sama siapa?"
Evelyn mengernyit bingung, apakah Eve yang disebut Noah adalah dirinya.
Karena tidak ingin mempermalukan diri jika salah, Eve terus berjalan tanpa menjawab. Namun langkahnya terhenti saat tangannya dicekal.
"Maaf kak ada apa?"
Evelyn berusaha memasang wajah biasa meski jantungnya terasa akan lepas merasakan tangan hangat pria itu
"Kamu kakak tanya kenapa malah lewat gitu aja"
Ucap Noah lembut, membuat Eve merasa akan meleleh.
"Ehm, maaf aku kira bukan aku yang kakak tanya"
Eve tersenyum kaku.
"Nama kamu Eve kan?"
Evelyn hanya mengangguk
"Terus tadi aku sebut nama Eve apa bukan?"
Tanya Noah lagi sambil mengulum senyum
Lagi-lagi Eve hanya mengangguk.
"Terus kenapa nggak jawab?"
"Aku kira kakak nanya sama Eve yang lain"
Ucap Evelyn
"Nggak, Eve yang aku maksud ya kamu. Jadi pulang sama siapa?"
"Sendiri kak, naik angkot"
Eve merasa risih banyak yang memperhatikan mereka sambil berbisik.
"Kakak antar ya"
Eve memggeleng cepat
"Jangan kak, Eve nggak mau ngerepotin"
Noah malah menarik Eve menuju motornya
"Kakak nggak menerima penolakan"
Noah memasangkan helm ke kepala Evelyn sambil tersenyum. Senyuman yang lagi-lagi membuat tubuh Evelyn serasa melayang.
Noah menjadi teman pertama bagi Eve di sekolah yang baru tersebut. Meskipun Noah adalah kakak kelasnya.
"Besok pagi kakak jemput ya?"
Ucap Noah saat Eve menyerahkan helm yang tadi dipakai
"Eve nggak enak ngerepotin kak"
"Kakak malah senang. Rumah kita searah jadi sama sekali tidak merepotkan"
Noah tersenyum, membuat Eve kembali terpaku untuk sesaat. Menikmati keagungan Tuhan lewat lukisan yang nyaris sempurna pada senyum menawan laki-laki itu.
"Heii kenapa malah melamun?"
Noah mengibas-ngibaskan tangannya di wajah Eve. Membuat gadis itu tersentak.
"Eh maaf kak"
Eve menunduk malu dengan wajah yang merona merah. Ia merasa tertangkap basah menikmati senyuman kakak kelasnya itu.
Noah terkekeh melihat Eve salah tingkah.
"Kakak pulang yah. Bye"
"Hati-hati kak, makasih"
Noah tersenyum kemudian mulai menjalankan motornya meninggalkan Evelyn yang masih berdiri menatap kepergian laki-laki itu.
Senyum mengembang di bibirnya, Ia merasa jatuh hati bukan hanya pada wajah tampan Noah, namun kebaikan terhadap dirinya begitu menancap di hati gadis itu.
****
Gadis-gadis yang tergabung dalam grup 'Pecinta Noah' memandang sinis pada Eve yang dibonceng laki-laki idola mereka. Selama ini tak satupun yang berhasil mendudukkan tubuhnya di motor Noah, tidak heran mereka merasa kalah langkah dengan Eve yang menurut mereka biasa saja.
"Kak, kayaknya cewek-cewek di sekolah ini nggak suka aku naik motor kakak. Mereka melihat aku sinis banget"
Ucap Eve yang merasa risih dengan tatapan yang seolah mampu mencabik-cabik tubuh Eve dengan ketajamannya.
"Cuekin aja"
Noah malah meraih tangan Eve dan menuntun gadis itu menuju kelas. Eve mengikuti langkah Noah dengan wajah menunduk. Ia sangat takut akan tatapan membunuh para siswi sekolahnya.
"Belajar yang benar. Jangan pedulikan orang lain. Nanti istirahat kakak jemput"
Ucap Noah sebelum meninggalkan Eve setelah gadis itu duduk di bangkunya.
"Iya kak"
Jawab Eve singkat. Noah pun melangkah menuju kelasnya.
Setelah melewati 4 jam pelajaran bunyi bel istirahat telah terdengar. Karena memang Eve seakan diasingkan hingga tak punya teman Eve diam di kelas menunggu Noah menepati janji untuk menjemput dirinya
"Sok cantik, kamu punya apa sampai berani deketin Noah"
Meja Eve digebrak sejumlah siswi sepertinya mereka salah satu anggota pecinta Noah.
"Wajah pas-pasan aja sok mau deketin idola sekolah."
Timpal cewek lainnya. Eve mengerut takut, berdoa di dalam hati agar Noah segera datang.
"Ngomong bodoh!!"
Seorang siswi yang terlihat lebih bar-bar dibanding yang lain menarik rambut Eve
"Aww lepasin sakit"
Eve meringis lirih
"Dengerin ya, jangan coba-coba buat deketin Noah atau.."
"Atau apa?!!!"
Seketika wajah para siswi yang mengganggu Eve memucat saat Noah menggebrak meja dengan penuh amarah.
"Apa hak kalian melarang Eve? Bukan Eve yang deketin gue, tapi gue yang mau deket sama dia. Awas ya kalau sampai kalian nyakitin dia dan ngelakuin ini sekali lagi kalian akan terima akibatnya. Dengar kalian semua!!"
Bentak Noah, hingga perlahan gerombolan siswi baik para pelaku maupun yang menonton perlahan mundur membubarkan diri.
Mereka terus berfikir apa keistimewaan Eve hingga membuat seorang Noah begitu marahnya.
"Kamu nggak apa-apa?"
Noah menatap lembut Eve sambil mengusap rambut gadis itu. Membuat jantung Eve berdetak seolah ingin kabur dari tubuh gadis itu.
"Aku nggak apa-apa. Makasih kak"
"Jangan dengerin mereka ya, kamu harus tetap di dekat aku kalaupun kamu menjauh aku yang akan terus mendekat ke kamu"
Ucap Noah sambil tersenyum tulus, Eve membalas senyum Noah dengan rona merah di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa
2023-01-18
0
ai'
mampir thorr hehe
2022-02-19
0
DamarWulan
hai kak , jangan lupa mampir di novelku ya, my best partner. terimakasi kak
2021-11-26
0