Semakin hari Eve dan Noah semakin dekat, Noah yang selalu ada di samping Eve membuat para pecinta Noah semakin cemburu dan iri pada Eve, mereka menghasut siapapun agar tak berteman dengan gadis itu.
"Hai manis, kenapa murung?"
seperti biasa Noah datang menjemput Eve untuk mengajak gadis itu makan di kantin.
"Aku kayak asing banget di sini kak. Semua sinis banget"
Eve menghela nafas dan menghembuskan nya perlahan.
"Nggak usah dipeduliin. Kan ada kakak"
Noah mengusap rambut Eve
"Kakak juga nggak lama lagi lulus, aku akan benar-benar sebatang kara di sini"
Noah terkekeh mendengar kegusaran Eve.
"Apa perlu kakak jawab asal ujian nanti biar nggak lulus-lulus?"
Eve ikut tersenyum, meski tak memiliki teman namun sebenarnya keberadaan Noah lebih dari cukup bagi Evelyn. Noah memang sosok idaman, laki-laki itu sangat peduli dan perhatian padanya.
Namun mengingat Noah akan lulus beberapa bulan lagi membuat Evelyn cukup gamang, membayangkan tak memiliki teman apalagi para pecinta Noah yang begitu membencinya. Siapa yang akan menolongnya jika geng bar-bar itu menindasnya.
"Ve nanti pulang sekolah kita jalan ya?"
Noah mengusap sudut bibir Eve dari bekas makanan yang menempel. Noah selalu berlaku spontan. Entah tau atau tidak perlakuan itu membuat dada Eve bergetar hebat.
Eve berulang kali mengingatkan diri sendiri agar tidak jatuh cinta pada Noah. Laki-laki itu terlalu sempurna untuk seorang gadis biasa seperti dirinya.
Noah memang sangat baik, namun Eve tidak boleh salah tanggap atas kebaikan laki-laki itu. Siapa tau Noah memang tulus hanya ingin menjadi sahabatnya.
*****
"Eve, Aku pinjam catatan kamu ya"
Darrel adalah satu-satunya siswa yang pernah menyapa Eve dan bersikap manusiawi terhadapnya. Meski tidak bisa disebut berteman Tapi Darrel beberapa kali menyapa Eve.
"Yang mana Darrel?"
"Semua pelajaran kemaren Ve"
Eve mengerti, kemaren Darrel memang tidak masuk sekolah karena sakit.
"Besok aku bawain ya"
Darrel mengangguk dan tersenyum, Eve membalas senyuman Darrel
"Aku duluan ya, Pangeran kamu uda jemput tuh"
Darrel melambaikan tangan sambil berlalu meninggalkan Eve. Gadis itu tersenyum menatap kepergian Darrel, tak menyadari raut kesal di wajah Noah yang mendekat ke arahnya.
"Keren nya apa tu cowok, sampai mata kamu nggak berkedip natap dia"
Ucap Noah sinis. Eve menoleh sambil tersenyum ke arah Noah.
"Cuma dia di sekolah ini selain kakak yang mau menyapa aku. Aku menaruh harapan bisa berteman sama dia"
Ucapan Eve semakin membuat Noah gusar.
"Jadi berteman sama aku aja nggak cukup Ve? Kamu suka sama dia?"
"Enggak, kakak tau sendiri aku nggak punya teman. Coba bayangin aku kayak gimana kalau kakak uda tamat nanti? pasti para fans nya kakak bakalan nindas aku, siapa coba yang bakalan belain aku? kalau aku punya teman setidaknya ada yang kasih tau keluarga aku kalau aku tiba-tiba meninggal akibat disiksa di sini"
Eve hanya bercanda namun Noah tampak serius menanggapi.
"Meskipun aku uda nggak di sini aku pasti tetap akan jagain kamu kok. Nggak usah khawatir ya"
Noah mengusap wajah Eve dengan lembut. Jantung Eve selalu tak bisa dikondisikan jika di dekat Noah, terlebih dengan perlakuan manis yang secara spontan selalu Noah lakukan padanya.
"Jangan tertarik sama cowok lain ya?"
Noah menatap ke dalam mata Eve, membuat gadis itu sedikit salah tingkah"
Eve hanya mengangguk, meski ribuan tanya menyeruak akan makna ucapan Noah.
****
Noah memacu motornya dengan kecepatan yang tidak seperti biasanya. Ia merasa cemburu melihat Eve tersenyum pada laki-laki selain dirinya.
Ia harus segera tiba di tempat tujuannya, Eve memeluk tubuh Noah erat. Ia sangat takut melihat Noah yang tidak seperti biasanya.
Noah tidak pernah mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi sebelumnya.
Noah menurunkan kecepatan kemudian membelokkan motornya keluar dari jalan raya, melewati jalan setapak yang sedikit mendaki. Pemandangan di sekitar nampak indah dengan hamparan rumput dan pepohonan yang rindang.
"Kita mau ke mana kak?"
Tanya Eve sedikit berteriak, suara motor sport milik Noah menelan suaranya.
"Lihat aja nanti"
setelah melewati waktu beberapa menit, mereka tiba di puncak bukit, Noah menghentikan motornya. Evelyn turun perlahan dan menatap takjub sekitarnya. Dari atas bukit mereka bisa melihat kota.
"Harusnya datang ke sini sore. Bisa lihat sunset dan kalau malam bisa melihat kerlip lampu d kota"
Noah membantu Eve melepaskan helmnya.
"Kakak sering ke sini?"
"Sering kalau lagi galau"
Ucap Noah sambil tersenyum
"Emang kakak pernah galau?"
Noah menatap Eve
"Kakak ini manusia yang juga punya hati. mana mungkin nggak pernah ngerasain galau"
"Yah aku fikir kakak punya kehidupan yang sempurna, Kaya, pintar, ganteng, digilain semua wanita. Terus mau galau karena apa lagi?"
Bibir Noah sedikit terangkat saat Eve memuji dirinya
" Kamu termasuk dalam wanita yang menggilai aku juga nggak?"
Noah tersenyum penuh arti, Eve membelalakkan matanya. Tak menyangka ia terjebak dalam ucapannya sendiri.
"Jawab Eve?"
Ucap Noah masih menatap dalam Eve. Membuat gadis itu semakin salah tingkah.
"A-aku, Akku kagum sama kakak. Kita kan berteman"
Eve tersenyum kaku.
"Jadi kamu nggak suka sama aku kayak cewek lain?"
Noah mengubah raut wajahnya menjadi sedih.
"Suka kok"
Ucap Eve cepat. Ia segera menutup mulutnya setelah menyadari dirinya keceplosan.
Noah terkekeh dan mendekat ke arah Eve. Ia memegang bahu gadis itu. Matanya tak lepas menatap Eve.
"Ve, kamu harus tau kakak jatuh cinta sama kamu dari pertama kali kita ketemu. Kakak harap kamu mau jadi pacar aku"
Ucap Noah, Eve terhenyak tak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta dari laki-laki yang selalu hadir di mimpinya.
"Eve, kamu mau nggak jadi pacar kakak?"
Tanya Noah lagi saat Eve tak kunjung memberikan jawaban.
"Kakak serius?"
"Kakak serius, Kamu gadis pertama yang berhasil membuat aku jatuh cinta Eve, satu-satunya gadis yang membuat hatiku bergetar, membuat hariku bersemangat, satu-satunya gadis yang ingin aku miliki dan aku lindungi sepanjang hidupku"
Ucapan tulus Noah membuat buliran bening jatuh dari kelopak mata Evelyn.
Ia tidak menyangka pria sempurna di mata manusia ini akan jatuh cinta pada gadis biasa seperti dirinya.
"Kakak jangan bohong, mana mungkin kakak bisa suka sama aku yang biasa aja, nggak cantik, nggak populer nggak..."
Ucapan Evelyn terhenti saat Ia merasakan bibir Noah mendarat di bibirnya, Noah membungkam ucapannya.
"Berhenti bicara omong kosong Evelyn Zoya. Di mata ku kamu itu sempurna, banyak hal yang ada pada dirimu yang tidak dimiliki wanita lain. Jadilah kekasihku Evelyn"
Ucap Noah lembut namun penuh ketegasan. Evelyn semakin terisak, ia hanya bisa menjawab dengan anggukan kepalanya.
"Terimakasih sayang, terimakasih. Aku cinta banget sama kamu"
Bisik Noah sambil memeluk Evelyn erat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Wakhidah Dani
cie jadian cie...PJ dong?
2021-12-14
0
Miza Niartiey Mieza
wow
2021-12-09
1
Danendra Faiz
evelyn yg d tembak ko ak yg baper yaa✌️😘
2021-11-26
0