Hari ini hari kelulusan Noah, laki-laki itu naik ke atas panggung sebagai siswa yang meraih nilai tertinggi. Orang tua Noah menatap bangga pada putranya. Bagitupun dengan Evelyn, Ia sangat bahagia dengan pencapaian kekasihnya.
"Sekali lagi terimakasih untuk orang tuaku, para guru dan calon istri masa depan ku Evelyn Zoya yang telah menjadi penyemangatku"
Tutup Noah di akhir sambutanya. Tepuk tangan menggema beberapa siswi menatap benci pada Evelyn yang begitu beruntung bisa mendapatkan hati Noah.
Evelyn tak peduli, Ia hanya fokus pada Noah. Laki-laki yang begitu mencintainya dengan tulus.
"Jadi ini calon menantu mama? kelas berapa sayang?"
Sapa Mama nya Noah setelah acara kelulusan selesai.
"Kelas 1 tante"
Jawab Evelyn malu-malu.
"Panggil mama aja ya, Kebetulan Noah anak tunggal. Mama pengen banget punya anak cewek"
Kebahagiaan Evelyn bertambah berkali-kali lipat. Entah kebaikan macam apa yang telah ia lakukan di masa lalu hingga bisa mendapatkan keberuntungan ini.
"Iya tan eh mama"
Ucap Evelyn sambil tersenyum malu. Noah terkekeh melihat rona merah di wajah kekasihnya. Ia mengusap kepala Eve dengan gemas.
"Noah pacar kamu ini masih kecil, ternyata"
Sang papa yang sejak tadi diam ikut nimbrung obrolan mereka.
"Uda SMA masa dibilang anak kecil pa" protes Noah. Eve hanya mengulum senyum.
"Masih lama dong mama sama papa punya mantunya" Evelyn terbelalak mendengar ucapan Papa Noah.
"Kelar kuliah Noah bakal langsung nikahin Eve kok pa" Noah tersenyum menggoda pada kekasihnya yang langsung merona merah menahan malu.
Menikah muda? tidak pernah terbayang di benak Evelyn.
"Kamu kuliah di Luar Negeri aja Noah, ambil yang fast tracking biar 2 tahun kelar" usul papanya lagi.
"Ide bagus tu pa, Jadi Eve lulus SMA aku kelar kuliah bisa langsung nikah. Asyik 2 tahun lagi"
Noah terkekeh saat melihat reaksi Evelyn yang tampak Shock mendengar ucapannya.
"Sayang gimana? nggak keberatan kan kalo aku kuliahnya di luar negeri?"
Eve menghela nafas dan menghembuskan nya perlahan.ia berusaha menata degup jantungnya yang memburu.
"Nanti kita bahas lagi kak"
jawab Eve akhirnya.
****
"Kak, Kenapa bahas nikah segala?"
Tanya Eve saat sedang berduaan di gazebo yang ada di belakang rumah Noah.
"Kamu nggak mau nikah sama kakak?"
"Mau, tapi nggak buru-buru. Aku mau kuliah dan berkarier dulu"
Jawab Eve lembut.
"Aku janji nggak akan menghalangi mimpi kamu walaupun kita menikah yang"
Noah menatap serius pada Eve.
"Aku belum siap kak, Kita belum matang untuk menjalani kehidupan pernikahan. Kita nggak bisa main-main. Aku masih kelas 1 SMA yang masa uda diajak bahas ginian" Noah terbahak merasa gemas melihat ekspresi Evelyn.
"Kamu ini, kayak uda mau nikah besok aja. 2 tahun lagi sayang. Jadi masih banyak waktu untuk kita mempersiapkan diri" Ucap Noah di sela tawanya.
"Jadi kakak beneran mau kuliah di Luar Negeri?"
"Iya, nggak apa-apa kan yang? biar cepat selesai kalau ambil program seperti yang papa bilang."
Eve menghela nafas, Ia sebenarnya tidak rela jika harus berpisah dengan Noah.
"Kenapa juga mesti cepat-cepat kak. Kuliah di sini aja, Tiga sampa empat tahun nggak terlalu lama kok"
"Tapi kakak pengen cepat nikahin kamu, kalau bisa sekarang uda kakak nikahin sekarang"
Goda Noah, Eve tersenyum getir.
"Kak, mending kuliah empat tahun tapi kita bisa sering ketemu dari pada dua tahun tapi harus ngejalani hubungan jarak jauh. Kalau kakak tergoda gadis luar gimana"
Keluh Eve dengan raut wajah sedih.
"Nggak mungkin, Karena nama yang terpahat di hati kakak itu cuma kamu. Semuanya uda dimiliki kamu nggak ada lagi sisah tempat untuk yang lainnya"
Noah mengusap pipi Eve dengan lembut.
"Tetap aja, aku kayaknya nggak sanggup pisah dalam waktu yang lama sama kamu yang"
Ucap Eve manja, sedikit menerbitkan keraguan di hati laki-laki itu. Sebegitu berpengaruhnya Evelyn bagi hidupnya hingga setiap keputusan yang ia ambil adalah untuk kebahagiaan gadis itu.
"Ya udah, nanti kakak fikirin lagi gimana baiknya ya yang"
Wajah Evelyn berbinar seketika, sebelumnya Ia sudah membayangkan hari-hari kelam tanpa keberadaan Noah yang sudah seperti udara baginya.
"Sedih banget ya kalau kakak kuliahnya di luar negeri?"
Evelyn menganggukkan kepalanya, Noah tersenyum dan meraih tubuh Evelyn lalu membawa ke dalam dekapan hangat nya.
"Kakak juga ragu sebenarnya, Kakak nggak bisa bayangin gimana menjalani hari tanpa kamu. Tapi karena cuma dua tahun dan kita bisa langsung menikah setelahnya membuat kakak kembali bersemangat."
Ucap Noah sambil mengusap kepala Eve yang bersandar di dadanya. Kening Evelyn berkerut heran. Apakah Noah seserius itu ingin menikah muda. Hal yang sedikitpun belum terfikir dibenaknya.
"Tapi kalau kamu juga berat, mungkin kakak harus fikirin lagi rencana itu"
Evelyn lega mendengarnya. Jika Noah tidak jadi kuliah ke LN itu artinya ia tidak perlu merasakan kesedihan berpisah dengan sang kekasih.
***
"Istirahat ya yang, salam sama orang tua kamu. Maaf nggak bisa mampir kakak masih ada urusan"
Noah merapikan rambut Evelyn saat kekasihnya itu melepaskan helm dan menyerahkan padanya.
"Iya sayang, kakak hati-hati. Jangan ngebut bawa motornya"
Noah tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.
"Bye sayang"
Noah memacu motornya setelah mendapat anggukan kepala dari Eve yang telah menjadi pusat dunianya itu.
Setelah Noah tak lagi nampak dipandangan, Eve masuk ke dalam rumah yang tampak sepi. Gadis itu langsung menuju kamar, Ia meletakkan tasnya di meja belajar kemudian bergegas membersihkan diri.
Eve keluar dari kamar mandi dan meraih ponselnya yang berdering.
'Darrel?'
Eve mengernyitkan keningnya penuh tanya, kenapa laki-laki itu menelefonnya.
"Hallo Darrel"
Sapa Eve setelah telfonnya tersambung.
"Hai Eve, ganggu ya?"
"Enggak kok, sorry ya lama. Aku abis mandi soalnya"
"Iya nggak apa-apa. Ve bisa minta tolong nggak?"
Tanya Darrel ragu-ragu.
"Kalo aku bisa aku bantu, emang minta tolong apa?"
"Temenin aku cari kado buat sepupu aku mau nggak? ntar malam dia ulang tahun. Aku nggak ngerti kebutuhan cewek Ve"
Eve terdiam sejenak. Sedikit keraguan menyeruak, Noah tidak suka jika dirinya berinteraksi dengan lawan jenis, apalagi kalau sampai pergi berdua.
Tapi ada rasa tidak tega jika harus menolak Darrel, Ia satu-satunya orang yang bersedia menjadi temannya.
Lagi pula Noah sudah tidak melarangnya untuk berteman dengan Darrel, mungkin jika jalan sesekali lagaknya teman Noah akan mengerti.
"Iya bisa Darrel, kapan nyari kadonya?"
Di seberang telfon Darrel sangat bahagia, akhirnya bisa pergi berdua dengan Eve.
"Sekarang bisa? bentar lagi aku jemput ya?"
Ucap Darrel cepat.
"Iya Darrel, aku siap-siap dulu".
Evelyn memilih pakaian yang akan ia kenakan setelah sambungan telfon terputus. Ia mengoleskan hand body ke seluruh tubuhnya, memakai sedikit bedak tabur di wajahnya dan terakhir memakai lip tint agar tidak terlalu pucat.
Setelah dirasa cukup, Eve meraih kembali ponselnya dan mencoba menghubungi Noah untuk meminta izin pergi bersama Darrel, namun setelah 2 kali mencoba tetap tidak ada jawaban Eve memutuskan mengirim pesan pada kekasihnya tersebut.
"Semoga kak Noah tidak marah"
Batin Evelyn. Ia meraih tas kemudian melangkah keluar untuk menunggu Darrel di teras rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Wakhidah Dani
nyari penyakit si eve ini
2021-12-14
1
Ris Andika Pujiono
alur dan cara berceritanya keren
2021-08-06
1
⋆͙̈𝙆𝙤𝙖 𒆜🌻🐇⋆͙̈
semangat terus kaka autor, saya udah mampir
2021-07-29
0