Arrogant Husband

Arrogant Husband

Awal Pertemuan

Tiinn!

Suara klakson mobil yang terdengar begitu keras hingga menggema di telinga.

"Aakh!" Zara berteriak keras saat mobil tersebut hampir mematahkan tulang kakinya.

Dirinya kini telah bersimpuh di atas aspal yang basah akibat curahan hujan yang baru saja reda, ia perlahan membuka mata setelah lampu mobil yang menyilaukan telah padam.

Seseorang keluar dari mobil dan menghampirinya. "Nona, apa Anda baik-baik saja?" Sambil menunduk menatap Zara.

Zara mendongak, menatap pria berjas biru gelap yang tampak khawatir. "Apa kau melihatku dalam keadaan baik-baik saja?" bentak Zara dengan kesal.

"Maaf, Nona. Seharuanya Anda tidak perlu berlari saat menyebrang jalan, Anda muncul secara tiba-tiba, beruntung saya masih bisa mengendalikan rem dengan baik, jika tidak, tidak tahu apa yang akan terjadi pada mobil ini," jawabnya lagi.

"Apa? Kau malah lebih peduli dengan keadaan mobil jelek ini? Apa kau mampu membayar nyawaku jika sampai aku mengalami kematian akibat teknik menyetirmu yang begitu buruk?" hardik Zara dengan tersungut.

"Lee, apa kau ingin mengajaknya berkencan dengan bicara begitu lama?" Seseorang dari dalam mobil melongokkan kepala dengan raut wajah muram.

"Maaf, Tuan muda. Wanita ini sungguh aneh, dia bahkan memarahiku jelas-jelas dia sendiri yang bersalah," teriak pria yang bernama Lee.

"Bilang apa kau barusan?" Zara melotot tajam begitu murka.

"Jika kau sudah tahu dia aneh dan gila, kenapa kau begitu betah meladeninya? Kembali dan tinggalkan!" titahnya lagi.

Gaza Munarga, dialah seorang pengusaha yang sukses mengembangkan perusahaan Tirtama Group yang diwariskan oleh ayahnya hingga berkali-kali lipat dalam jangka waktu lima tahun, ia memiliki seorang sekertaris bernama Lee Jonas, kerap disapa dengan sebutan Sekertaris Lee, pria yang menjadi kaki tangannya Gaza, juga mendapat julukan pria es kedua.

Sekertaris Lee kembali menoleh pada Zara dengan wajah datar tanpa ekspresi, lalu ia melangkah pergi, masuk ke mobil meninggalkan Zara begitu saja.

"Apa ada manusia yang lebih sombong darinya? Sudah membuat orang lain hampir celaka, tetapi sekarang malah pergi tanpa mengucapkan kata maaf, sepertinya aku harus melakukan sesuatu agar dia meminta maaf di depanku." Zara mengambil batu sebesar genggaman tangannya dan melemparkan ke arah mobil Gaza yang kini tengah berjalan menjauh.

Prank!

Seketika kaca mobil bagian belakang pecah hingga hampir melukai pria es ini.

"Tuan muda, apa Anda baik-baik saja?" tanya Sekertaris Lee yang tiba-tiba menginjak rem karena terkejut.

Gaza tidak mengatakan apa pun, hanya tatapan matanya yang mulai menyiratkan sebuah amarah yang menggetarkan, rahangnya mulai mengeras, diiringi dengan kepalan tangan yang begitu kuat.

Gaza keluar dari mobil dan menghampiri Zara tanpa melepas kepalan tangannya.

"Matilah, dia tampak begitu marah, kepalan tangannya yang begitu besar, apakah dia ingin memukulku?" Zara mulai panik, perlahan ia mundur dan berbalik badan, saat ingin kabur. Namun, kecepatan Gaza melebihi ekspektasinya, kerah bagian belakang berhasil ditarik hingga membuat Zara tak mampu melarikan diri.

"Mau melarikan diri setelah merusak barang orang lain?" ucap Gaza dingin.

Perlahan Zara menoleh dengan ketakutan. "Lepaskan!" Zara berteriak membentak Gaza, semua itu ia lakukan demi mengurangi rasa takutnya.

Gaza hanya diam saja, ia tetap memegang kerah baju Zara lalu mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar wajah wanita di hadapannya ini.

Zara melotot heran, tidak mengerti kenapa lelaki di hadapannya ini tiba-tiba mengambil gambar wajahnya. "Apa kau gila?"

"Jika aku sedang tidak memiliki urusan yang lebih penting, kau tidak akan kulepas begitu saja, fotomu ada bersamaku, akan kuingat wajah jelek ini untuk memberimu pelajaran, apa yang kau lakukan barusan adalah hutang, kau harus membayar ganti rugi atau jika tidak, sangat mudah bagiku untuk membuatmu berakhir di penjara, paham?" Gaza mendekatkan wajahnya, membuat Zara refleks memundurkan kepala.

Setelah mengucapkan itu, Gaza pun berbalik badan dan meninggalkan Zara yang masih mematung di tempat.

Apa aku sedang bermimpi? Bagaimana bisa aku mendapat kesialan yang seperti ini? Dia ingin aku mengganti rugi, tetapi sama sekali tak memberitahu siapa dia dan di mana alamatnya, bagaimana aku bisa menggantinya? Namun, bagus juga, dengan begini aku tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang hanya untuk membayar ganti rugi, jika punya fotoku memangnya kenapa? Kau juga tidak tahu di mana aku tinggal, kau tidak akan mampu menemukanku. Zara mencibir dengan senang di dalam hati.

Beberapa saat kemudian Zara tersadar, ia menepuk dahinya dengan keras. "Astaga, apa yang aku lakukan? Jam berapa sekarang? Sepertinya aku akan telat lagi hari ini." Ia pun berlari sekuat tenaga agar tiba di sebuah restoran di mana tempat ia bekerja.

"Hufft ... akhirnya aku tiba juga, semoga Pak Doni tidak memarahiku lagi kali ini." Ia memegangi lututnya merasa begitu lelah setelah berlari begitu jauh, ingin menggunakan kendaraan umum, tetapi ia sama sekali tak memiliki uang.

"Pak Doni memang tidak akan memarahimu kali ini, tetapi dia mungkin langsung memecatmu," ujar seorang pegawai wanita dari arah belakang. Zara menoleh, ternyata Susan yang bicara, wanita ini memang selalu mencari masalah setiap kali bertemu Zara, entah karena dia sedang iri pada kecantikan Zara atau yang lain, yang jelas dia sangat tidak menyukai Zara.

Zara hanya diam saja, begitu malas untuk meladeni apa yang diucapkan oleh wanita bermulut kaktus tersebut, ia pergi meninggalkan Susan tanpa menoleh sedikit pun.

"Anak sialan, awas saja, kau. Setelah dipecat, kau tidak akan bersikap sombong lagi padaku," cibir Susan sembari menaikkan sudut bibirnya tersenyum sinis.

"Zara, jam berapa sekarang? Semakin hari kau datang semakin terlambat, apa kau pikir restoran ini milik orang tuamu? Datang kapan pun yang kau mau, kau tau prioritas dalam bekerja itu apa? Disiplin, jika kau tidak disiplin, bagaimana kau akan dipertahan untuk tetap bekerja?"

"Maaf, Pak. Saya sungguh tidak bermaksud untuk lalai dalam bekerja. Namun, di jalan saya mengalami kejadian buruk hingga menyebabkan saya terlambat datang, saya benar-benar minta maaf, berikan kesempatan lagi untuk saya," ujar Zara tertunduk, tidak berani untuk bertatap mata dengan Pak Doni sang atasannya.

"Sekarang aku tidak menerima alasan apa pun, kau terlambat tidak hanya sekali dua kali, kau mengulanginya hingga belasan kali, silahkan angkat kakimu dari sini dan jangan pernah datang lagi!" Pak Doni merentangkan tangannya menunjuk ke luar.

"Tapi, Pak ...."

"Keluar," ucap Pak Doni dengan nada rendah.

Zara hanya bisa terdiam dan terus menunduk, ia pun mengangguk pelan lalu melangkah pergi meninggalkan restoran itu.

"Ini semua gara-gara lelaki sombong itu, awas saja jika sampai kau bertemu lagi denganku, akan kuhabisi tubuhmu tanpa sisa." Zara terus menggerutu dengan kesal sambil menendang batu- batu kecil di jalan.

Hai-hai ... Author akhirnya kembali setelah sekian lamanya bertapa, muehehe

Author cuma mau bilang, semoga cerita kali ini bisa menemani dan menghibur kalian setiap hari dalam keadaan apa pun. Salam cinta yang banyak untuk kalian pembaca setiaku.

Sampai ketemu lagi di next episode, see you

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

neh kaya gini neh karakter ceweknya ok 😆 jangan dieeemmm bae klo dijahatin cafek soalnya klo kaya gtu

2022-03-28

1

Amrih Ledjaringtyas

Amrih Ledjaringtyas

zara bego wkwwk

2022-03-03

0

Henda Rina

Henda Rina

bagus ceritanya

2022-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Biaya Kompensasi
3 Mengelap Sepatu Gaza
4 Zara Akan Menikah Dengan Gaza
5 Perjanjian Pernikahan
6 Tuan Muda Yang Dingin
7 Kontrak Tanah Merah
8 Resmi Menjadi Pasangan
9 Menjemput Zara
10 Malam Pertama Sebagai Istri
11 Pengakuan Gaza
12 Berdebat
13 Tidur Bersama
14 Bagaikan Pangeran
15 Mamikirkan Zara
16 Makanan Kesukaan Zara
17 Kartu Gold
18 Terjadi Sesuatu Pada Zara
19 Menyelamatkan Zara
20 Obat Berbahaya
21 Kepulangan Clarisa
22 Bertemu Clarisa
23 Gadis Lugu
24 Gaun berubah Menjadi Saham
25 Menjodohkan Sekertaris Lee
26 Tidak Terima
27 Kalimat Memalukan
28 Wanita Lain
29 Keinginan Yang Terbalik
30 Hampir Saja
31 Sakit
32 Kesempatan Emas
33 Cake Spesial
34 Memancing Gaza
35 Kehilangan Kesempatan
36 Pelaku Sebenarnya
37 Cemburu
38 Kabar Buruk
39 Aldi Meninggal
40 Maninggalkan Rumah Gaza
41 Mendatangi Zara
42 Mengusir Winda
43 Bertemu Lelaki Lain
44 Bertemu Gaza
45 Takut
46 Bersenang-senang
47 Marah Besar
48 Kesalahan Fatal
49 Trauma
50 Ferdi Marah
51 Zara Kabur
52 Kehilangan Zara
53 Melihat Zara
54 Ingin Aborsi
55 Tiga Tahun Kemudian
56 Ferdi Kembali
57 Sahabat Yang Tulus
58 Menuntut Jawaban
59 Apakah Bisu?
60 Ibu dari Anak Itu
61 Zaza Kembali
62 Pertahankan atau Tinggalkan
63 Tranding Topic
64 Dikejar Wartawan
65 Tak Peka Sama Sekali
66 Meminta Maaf
67 Cemburu?
68 Berkunjung ke Rumah Gaza
69 Berubah Pikiran
70 Salah Paham
71 Kebenaran Yang Sebenarnya
72 Tidak Terima
73 Apa Dia Manusia Normal?
74 Dibully
75 Sekertaris Lee dan Syafa
76 Berbanding Terbalik
77 Pilih Zaza atau Kayra?
78 Yang Sebenarnya
79 Zaza Jatuh
80 Pura-Pura
81 Siapa Dalangnya?
82 Menangkap Dalangnya
83 Yoga Han Mati
84 Permintaan Zara
85 Malam Bersejarah
86 Klarifikasi
87 Kayra Berhasil Diselamatkan
88 Nyawa Gaza Jadi Pertukaran
89 Penyelamat Yang Tak Terduga
90 Membentak Zaza
91 Zaza Sakit
92 Masalah Selesai
93 Dokter Sam Pindah
94 Final Episode (Gaza & Zara)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Biaya Kompensasi
3
Mengelap Sepatu Gaza
4
Zara Akan Menikah Dengan Gaza
5
Perjanjian Pernikahan
6
Tuan Muda Yang Dingin
7
Kontrak Tanah Merah
8
Resmi Menjadi Pasangan
9
Menjemput Zara
10
Malam Pertama Sebagai Istri
11
Pengakuan Gaza
12
Berdebat
13
Tidur Bersama
14
Bagaikan Pangeran
15
Mamikirkan Zara
16
Makanan Kesukaan Zara
17
Kartu Gold
18
Terjadi Sesuatu Pada Zara
19
Menyelamatkan Zara
20
Obat Berbahaya
21
Kepulangan Clarisa
22
Bertemu Clarisa
23
Gadis Lugu
24
Gaun berubah Menjadi Saham
25
Menjodohkan Sekertaris Lee
26
Tidak Terima
27
Kalimat Memalukan
28
Wanita Lain
29
Keinginan Yang Terbalik
30
Hampir Saja
31
Sakit
32
Kesempatan Emas
33
Cake Spesial
34
Memancing Gaza
35
Kehilangan Kesempatan
36
Pelaku Sebenarnya
37
Cemburu
38
Kabar Buruk
39
Aldi Meninggal
40
Maninggalkan Rumah Gaza
41
Mendatangi Zara
42
Mengusir Winda
43
Bertemu Lelaki Lain
44
Bertemu Gaza
45
Takut
46
Bersenang-senang
47
Marah Besar
48
Kesalahan Fatal
49
Trauma
50
Ferdi Marah
51
Zara Kabur
52
Kehilangan Zara
53
Melihat Zara
54
Ingin Aborsi
55
Tiga Tahun Kemudian
56
Ferdi Kembali
57
Sahabat Yang Tulus
58
Menuntut Jawaban
59
Apakah Bisu?
60
Ibu dari Anak Itu
61
Zaza Kembali
62
Pertahankan atau Tinggalkan
63
Tranding Topic
64
Dikejar Wartawan
65
Tak Peka Sama Sekali
66
Meminta Maaf
67
Cemburu?
68
Berkunjung ke Rumah Gaza
69
Berubah Pikiran
70
Salah Paham
71
Kebenaran Yang Sebenarnya
72
Tidak Terima
73
Apa Dia Manusia Normal?
74
Dibully
75
Sekertaris Lee dan Syafa
76
Berbanding Terbalik
77
Pilih Zaza atau Kayra?
78
Yang Sebenarnya
79
Zaza Jatuh
80
Pura-Pura
81
Siapa Dalangnya?
82
Menangkap Dalangnya
83
Yoga Han Mati
84
Permintaan Zara
85
Malam Bersejarah
86
Klarifikasi
87
Kayra Berhasil Diselamatkan
88
Nyawa Gaza Jadi Pertukaran
89
Penyelamat Yang Tak Terduga
90
Membentak Zaza
91
Zaza Sakit
92
Masalah Selesai
93
Dokter Sam Pindah
94
Final Episode (Gaza & Zara)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!