Dalam perjalanan pulang, Zara melewati sebuah gedung perusahaan yang begitu tinggi, dengan tampilan yang begitu mengesankan, dari luar dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut memiliki puluhan lantai.
Seketika Zara berpikir untuk mencoba mencari pekerjaan di sana, mencoba untuk menguji keberuntungannya setelah mendapat musibah.
"Perusahaan ini besar sekali, jika aku melamar pekerjaan, apa akan diterima?" gumam Zara sembari mendongak menatap gedung di hadapannya.
"Huft ... tidak masalah, aku harus berusaha terlebih dahulu, berhasil atau tidaknya, aku tidak akan peduli lagi soal itu. Ingat, Zara. Kau masih memiliki dua orang adik yang membutuhkan biaya besar demi kelangsungan masa depannya, kau tidak boleh menyerah hingga adikmu dapat mewujudkan impian mereka." Zara memantapkan hati dengan tegas lalu berjalan ke arah perusahaan dengan yakin.
Sebelum benar-benar masuk, Zara sekali lagi mendongak, melihat tulisan besar yang terpampang di depan perusahaan. "Tirtama Group, apakah aku akan dapat bekerja di sini?" Zara sedikit ragu, tetapi kembali lagi ke pemikirannya di awal, kedua adiknya masih membutuhkan banyak uang. Dengan memejamkan mata mencoba berdoa, ia sekali lagi meyakinkan dirinya bahwa ia harus percaya akan takdir yang tak akan pernah berkhianat.
Saat ingin masuk, ia dihalang dengan dua orang penjaga. "Maaf, Nona. Jika tidak memiliki kepentingan apa pun, lebih baik Anda pergi," ujar salah satu penjaga.
Zara semakin ragu, baru mau masuk saja, ia mesti diusir seperti binatang liar tanpa kehormatan, perasaannya semakin tidak enak, tetapi dia sama sekali tak menghiraukan itu, ia mengutarakan maksud kedatangannya pada kedua penjaga tersebut.
"Maaf, Nona. Perusahaan ini tidak sedang mencari karyawan baru, lebih baik Anda pergi saja," jawabnya lagi.
"Tapi, Pak ...."
"Minggir, Nona." Penjaga itu pun menarik Zara ke tepi, lalu mereka berdua menunduk seakan sedang hormat pada sang raja. "Selamat pagi, Tuan," sapa mereka bersamaan.
Zara menoleh ke arah di mana mereka membungkuk. "Apa? Dia lagi? Kenapa bisa ada dia di sini?" Zara seketika menutup wajahnya dengan tas kecil yang ia bawa, mencoba untuk menghindari Gaza agar tidak mengenali dirinya.
Gaza yang berjalan penuh dengan kharismanya, didampingin oleh Sekertaris Lee, dengan tubuh yang tegap dan rupawan, seketika ia menghentikan langkahnya tepat di depan Zara.
Ia menoleh dan perlahan mendekati Zara yang masih menutup wajahnya.
Gaza mengangkat tangan kiri, bergerak perlahan membuka tas kecil yang menutupi wajah Zara.
Zara hanya bisa memejamkan mata dengan pasrah, tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang, kini seekor singa jantan telah menemukan mangsanya.
"Wanita jelek, kau benar-benar tidak ada takutnya datang ke perusahaanku, apa yang kau inginkan? Kau sengaja membuntutiku demi mendapat keuntungan, benar begitu, bukan?" ujar Gaza dengan dingin.
Jelas-jelas aku yang tiba di sini duluan, bagaimana mungkin dia mengatakan bahwa aku mengikutinya, dasar psikopat. Cibir Zara dalam hati.
"Maaf, Tuan. Wanita ini mengatakan bahwa dia ingin melamar pekerjaan, kami sudah mengusirnya, tetapi dia sama sekali tak ingin pergi," sahut sang penjaga.
"Ah, tidak. Siapa bilang aku ingin melamar pekerjaan? Justru tadi aku tanpa sengaja melihat ada temanku yang bekerja di sini, aku hanya ingin menyapanya, jika aku tahu bahwa ini adalah tempatnya, aku tidak akan sudi menginjakkan kaki di sini," jawab Zara menyangkal.
"Masih ingin berdalih? Beraninya berbohong di depan Tuan Gaza, sudah bosan hidup?" bentak si penjaga.
"Aku akan pergi," ujar Zara sembari menekuk wajahnya dan berbalik.
"Mau ke mana? Bukankah mau melamar pekerjaan? Kalian berdua, bawa dia masuk," ujar Gaza lalu menyerahkan Zara pada dua orang penjaga itu.
"Hei, apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!" Zara terus berteriak dengan keras. Namun, tidak ada yang peduli, ia tetap diseret menuju ke ruangan Gaza.
Saat tiba di depan ruangan, Zara didorong paksa agar masuk, semetara Gaza, ia telah duduk di kursi kebesarannya sebagai pemimpin perusahaan.
Melihat Zara yang kini tertunduk diam, Gaza pun beranjak dan menghampiri.
"Selama ini kau wanita paling berani yang pernah kutemui, tetapi apa pernah kau berpikir bahwa terlalu berani itu bisa menyebabkan suatu musibah yang tak menguntungkan bagimu? Jika kau bisa bersikap menjadi wanita penurut, maka kau tidak akan terseret ke sini, tetapi kau malah membuat lubang menuju ke jurang untuk dirimu sendiri." Gaza menatap Zara dengan sangat dingin, sambil berjalan mengitari tubuh Zara yang berdiri membeku.
Melihat Zara yang tidak memiliki reaksi, ia pun kembali duduk di kursinya. "Lee, beritahu apa yang harus dia lakukan."
"Baik, Tuan." Sekertaris Lee membungkuk hormat.
"Nona Zara Maharani."
Apa? Dari mana dia mengetahui namaku? Batin Zara merasa sedikit tercengang.
"Karena Anda sudah berani menyeberang jalan di lampu hijau dengan berlari, Anda telah membuat Tuan Gaza kehilangan sedikit waktunya, dengan itu Anda harus membayar uang kompensasi sebesar lima juta. Kedua, Anda telah dengan sengaja melempar sebuah batu hingga menyebabkan mobil Tuan muda rusak, kerusakan ini membutuhkan banyak biaya untuk perbaikannya, Anda harus membayar sebesar Seratus Juta, total semua berjumlah 105 juta, silahkan dibayar sekarang," ucap Sekertaris Lee datar tanpa ekspresi.
"Em ... s-sekarang?" tanya Zara tergagap.
"Iya, Nona." Sekertaris Lee mengangguk pelan.
Zara menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tidak tahu harus berbuat apa, bahkan sepeser pun ia tidak punya.
"Anda bisa mencicilnya jika Anda mau, tetapi dengan syarat, Anda harus bekerja di sini dan setengah dari gaji Anda akan menjadi jaminan, pihak perusahaan akan memotong gaji Anda setiap bulannya," lanjut Sekertaris Lee.
"Apa tidak ada cara lain, Tuan?" tanya Zara lagi.
"Cara lain hanya dengan Anda membayarnya secara tunai hari ini juga," ujar Sekertaris Lee tanpa peduli kegugupan Zara.
Zara menghela nafas dengan panjang, tidak ada cara apa pun lagi yang bisa ia lakukan, ia tak berhenti merutuki dirinya di dalam hati sebelum ia benar-benar menyetujui kesepakatan itu. "Baiklah, saya akan bekerja di sini,"ujarnya dengan sangat berat.
"Silahkan tanda tangan di sini, Nona." Sekertaris Lee menyerahkan sebuah kertas yang berisi perjanjian bahwa pihak kedua setuju untuk mendapat potongan dari gajinya saat bekerja. Dan jika berani mengundurkan diri sebelum batas waktu yang sudah ditentukan, akan dikenakan sanksi atau denda sebesar 500 juta.
"Apa tidak ada yang salah dengan isi perjanjian ini?" Zara terkejut setelah membaca isinya.
"Tanda tangan jika Anda setuju, jika tidak, maka akan kembali pada perjanjian awal," ujar Sekertaris Lee datar.
Zara melirik ke Sekertaris Lee dan berpindah menatap Gaza. Pria itu sekarang sama sekali tak melihat ke arahnya, sibuk menatap layar komputer mengerjakan pekerjaannya.
Ini namanya perampokan. Cibir Zara dalam hati sambil menatap kesal ke arah Gaza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sweet Girl
di sini mulai kisahmu Zar...
2023-06-19
0
Marhaban ya Nur17
wkwkkw , kocak
2022-03-28
0
Misdina Ningsie Panggabean
suka kalau tulisan ny rapi dan bahasa yg nyaman di baca
2022-03-08
0