Selama pelajaran matematika, Rahma lebih suka menatap ke papan tulis dan mencoba untuk mencerna apa yang di jelaskan oleh Pak Go. Della sendiri dari tadi hanya fokus untuk mencatat rumus-rumus yang di anggap penting sedangkan teman-teman yang lainnya hanya sibuk menatap ketampanan Pak Go, ada juga yang sibuk ngoceh sendiri di kelas. Pak Go memang guru yang sangat sabar, ia tidak memperdulikan murid-muridnya yang malas untuk belajar tapi bagi murid yang benar-benar niat untuk menuntuk ilmu akan di perhatikan secara istimewa.
"Sampai sini apakah kalian faham?" tanya Pak Go
"Faham, Pak." Jawab mereka serempak kecuali Della dan Rahma.
"Della, Rahma apakah kalian faham dengan penjelasan saya tadi?" tanya Pak Go.
"Saya tidak faham dengan penjelasan yang paling akhir." Ujar Della jujur.
"Saya sendiri baru faham sampai setengahnya saja karena bapak menjelaskannya sangat cepat sehingga membuat saya kesulitan untuk mencerna apa yang bapak terangkan barusan." Jawab Rahma sedangkan semua teman temannya yang lain tak mau pedulli karena bagi mereka pelajaran matematika itu emang sulit karena harus menjabarkan ini dan itu. Soalnya cuma satu baris tapi jawabannya bisa sampai satu halaman penuh dan itu membuat banyak siswa mengeluh dan memilih untuk santai-santai aja. Tak mau di ambil pusing.
"Baiklah saya akan menjelaskannya sekali lagi. Dan tolong dengarkan baik-baik dan catat apa yang menurut kalian itu penting. Saya akan menjelaskan lebih pelan agar kalian memahami apa yang saya katakan." Ujar Pak Go sambil mengambil spidol warna hitam dan mencatat beberapa contoh soal yang ada di buku paket dan menjelaskannya di papan tullis dengan menjabarkan beberapa rumus yang menurutnya itu mudah.
Setelah 30 menit menjelaskan berbagai macam rumus, akhirnya Della dan Rahma pun mulai mengerti.
"Baiklah karena kalian sudah faham, sekarang kerjakan latihan dua nomer satu sampai nomer lima belas. Kerjakan di sini sebisa dan semampu kalian, jika belum selesai bisa di teruskan di rumah nanti." Ujar Pak Go.
"Iya, Pak." Jawab anak anak sambil mengeluarkan buku tulis yang ada dalam tasnya dan mulai mengerjakan soal demi soal yang ada di buku paket. Della dan Rahma saling kerja sama dan memecahkan beberapa soal yang menurut mereka sangatlah rumit namun mereka berusaha agar setiap soal bisa di temukan jawabannya.
Pak Go sendiri melihat ke arah Rahma yang begitu serius mengerjakan soal, entah kenapa setiap kali melihat Rahma ada getaran tersendiri di hatinya tapi ia berusaha untuk bersikap biasa aja. Karena ia tak ingin siapapun tau akan perasaannya, tak lucu dong jika seorang guru menyukai muridnya walaupun usia guru itu terbilang sangat muda dan masih cocok jika menjalani hubungan dengan muridnya yang masih SMA.
Saat lagi asyika asyiknya menatap wajah Rahma, tiba-tiba bel istirahat berbunyi. Pak Go pun menghakhiri pertemuan pertama di kelas itu.
"Baiklah karena bell sudah berbunyi. Maka seperti yang sudah saya katakan tadi, tugas itu bisa kalian kerjakan di rumah. Tapi inget! Jangan sampai lupa lagi, lagi dan lagi. Belajarlah yang rajin agar kelak ketika kalian sudah dewasa, kalian bisa menjadi orang yang sukses dan bisa menjadi anak kebanggaan orang tua." Ujar Pak Go.
"Saya akhiri dulu pertemuan di jam pelajaran pertama ini. Selamat beristirahat. Assalamu'alaikum." Ujar Pak Go.
"Waalaikumsalam." Jawab semua murid. Setelah Pak Go keluar, semua muridpun ikut keluar karena mereka jengah berada di dalam kelas yang menurut mereka itu sangatlah membosankan. Hal yang paling mereka senangi adalah setiap jam istirahat karena mereka bisa bebas pergi ke mana dan mengisi perut mereka sampai kenyang. Bahkan mereka bisa bergosip sana sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments