In Times Of Rain
Maila Rasnalita, itu namaku. Atau sering di sebut dengan nama Maila. Hobiku adalah bernyanyi, bermain musik, dan melukis. Atau lebih tepatnya aku suka dengan seni.
Kini aku sedang berada di mobil pribadi ayahku, bersama dengan ayah dan juga ibu. Aku adalah anak satu-satu nya dari mereka.
Aku menatap sisi jalanan di kaca mobil di sebelahku. Mobil terus melaju untuk menuju tempat tinggal rumah lamaku, karena sudah lima tahun aku tinggal di Singapura karena bisnis ayah di sana. Dan kini di hari ini juga aku kembali ke indonesia, tepatnya di Jakarta, karena alamat rumahku di sana. Tempat dimana sebelumnya aku tinggal di Singapura, dan tanpat dimana aku di lahirkan. Semenjak aku tinggal di Singapura aku rindu indonesia, begitu juga dengan teman kecilku yang aku cintai.
Ayah yang sedang menyetir mobil langsung membelokan mobilnya ke sebelah kiri, yang di depanya terdapat rumah lumayan besar. Lalu setelah masuk ke kiri, ayah langsung menghentikan mobil tersebut tepat di depan rumah lamaku. Setelah di hentikan, aku langsung membuka pintu mobil, dan langsung keluar. Aku terdiam sesaat dengan menghirup suasana di rumah lamaku. Suasana yang ku rindukan sekarang kembali lagi.
Aku mengambil koperku yang berisi pakaian dan lainnya yang merupakan kebutuhan pribadiku. Lalu aku langsung masuk ke dalam rumah, yang pintu nya sudah di buka oleh ayah karena di kunci.
Aku beranjak menaiki anak tangga ke atas, untuk memasuki ruang tidurku dengan merapihkan barang-barang yang ku bawa. Kamarku sedikit berdebu karena tidak di tempati. Tapi semenjak aku tinggal di Singapura, tempat lamaku ini di huni oleh kakek dan nenek ku, begitu juga dengan pembantu di rumah disini. Sepertinya nenek dan kakek sudah pulang ke rumah nya sejak kemarin, jadi mereka berdua tidak ada di sini. Untung ayah punya kunci cadangan rumah, jadi tidak harus repot-repot ke rumah kakek dan nenek untuk mengambil kunci.
"Maila! Turun nak!" teriak ibuku di bawah, aku pun langsung beranjak ke bawah dan menghampiri ibu yang sedang merapihkan barang-barangnya di ruang tamu.
"Apa bu?!" sahutku, menghampiri ibu.
"Kamu beli pengharum ruangan dong! Kamar ibu bau debu, setelah di lihat tadi." Ucapnya.
"Sama mamang aja bu, Maila capek. Baru aja pulang." Ucapku sedikit mengeluh. Mamang adalah supir di sini, dia sudah lama menjadi supir sampai saat ini.
"Capek apanya? Kita ke sini kan naik pesawat, terus naik mobil, dan bukan jalan kaki. Lagian mamang lagi sibuk juga ngurus barang-barang di sini."
Aku hanya menghela nafas," yaudah mana kunci mobil sama uangnya?" aku menyodorkan tangan kananku di depan ibu.
"Nggak usah naik mobil, naik motor yang ada di garasi aja." Ucapnya sambil memberikan kunci motor dan uang seratus ribu.
" Motor siapa? Memangnya ayah punya motor?" tanyaku sambil menerima kunci dan uang yang di berikan.
" Motor kakek mu! Udah sana buruan beli!" uruhnya.
"Lah kok, motor butut itu?" tanyaku.
"Sudah sana beli!" tegasnya sedikit kesal, sementara aku hanya mendengus sebal.
Aku beranjak ke garasi untuk mengambil motor butut milik kakekku. Setelah sampai terlihat motor berwarna merah, yang warnanya masih bagus dan terlihat mengkilat walaupun sudah sedikit butut. Mungkin kakek selalu merawat motor tersebut, sehingga masih terlihat cantik walaupun sudah lama. Motor tersebut adalah motor skuter milik kakek.
Aku menghampiri motor tersebut. Ku ambil helm yang berada di atas jok, lalu menaiki motor tersebut. Ku masukan kunci motor tersebut ke dalam lubang kuncinya, setelah itu aku menghidupkannya. Suaranya sedikit tidak enak di dengar. Setelah itu aku langsung menggaskannya untuk menuju Indomart membeli pengharum ruangan.
Aku melajukan motor tersebut dengan kecepatan sedang. Setelah mengendarainya tidak cukup lama, karena indomart tidak begitu jauh, aku langsung memakirkan motornya di depan. Lalu beranjak masuk ke dalam indomart tersebut. Setelah mrmbelinya, aku langsung menaiki motorku dan tidak lupa memakai helm kembali setelah di lepas saat hendak masuk ke indomart.
Aku melajukan motorku dengan kecepatan sedang, karena aku tidak suka ngebut, kecuali dalam situasi genting aku akan menaiki kecepatan saat mengendarainya. Aku melewati jalan yang begitu sepi, banyak pepohonan disini, orang yang lewat pun tidak ada.
Setelah sedikit menilik sekitar, mataku tertuju ke depan yang membuat mataku terbelalak. Terlihat seorang anak laki-laki yang umurnya mungkin seumur denganku, ia mungkin habis pulang sekolah, karena ia masih mengenakan seragam SMA nya dengan Almamater yang di pakainya. Anak laki-laki itu sedang di pukuli oleh ketiga preman yang tubuhnya agak kekar.
Sebenarnya aku sedikit panik, entah harus apa, di jalan ini sepi dan mana mungkin aku mencari pertolongan. Aku sedikit berfikir dan akhirnya aku tahu harus apa. Aku menekan klakson motor yang ku kendarai.
Tiiiiiddddd!!!!
Suara klakson motor milik kakekku sangat keras dan nyaring, sehingga ketiga preman dan juga orang yang sedang di pukuli oleh mereka bertiga sontak langsung mengarah padaku. Sungguh aku merasa panik karena takut mereka bertiga akan memukuli ku juga. Tapi pada saat motorku hampir mendekat ke arah mereka, ketiga preman tersebut langsung lari kepanikan mengambil motor mereka, dan langsung pergi begitu saja.
Aku menhentikan motorku tepat di depan cowok yang baru saja di pukuli.
"Lo nggak kenapa-kenapa kan?" tanyaku sedikit khawatir. Ia hanya meringis ke sakitan di area pipinya yang sedikit bonyok. Dan sedikit darah segar yang keluar dari sisi bibirnya.
"Ssttt, awwww...mata lo rabun atau emang pura-pura nggak liat?! Orang gue bonyok begini di bilang nggak kenapa-kenapa." Jawabnya dengan ketus sambil memegang pipinya yang sedikit berwarna biru pucat dengan salah satu tanganya. Aku hanya mendengus kesal padanya, bukannya bilang makasih malah bilang ketus begitu.
" Bukannya bilang makasih kek, masih mending gue tolongin." Gerutuku sedikit sebal epada orang ini.
"Ouwww, sasakittt...." Rintihnya kesakitan memegang bibir yang mengeluarkan darah.
Aku pun yang melihatnya merintih kesakitan mulai panik dan khawatir. Aku turun dari atas motor." aduh! Gue beli obat merah dulu ya?!" Ucapku yang memang panik dan khawatir.
"Nggak usah!" tolaknya.
"Terus gimana dengan bibir dan pipi lo? Jangan di biarin aja!" Tegasku, sambil beranjak lagi ke atas motor dan mulai menghidupkannya.
"Lo tunggu aja di sini!" lanjutku sambil menjalankan motorku untuk menuju apotik, sebenarnya aku tidak tahu apotik di mana, tapi setelah membeli pengharum ruangan di indomart aku tidak sengaja melihat apotik di sebelah indomart tersebut.
Setelah membeli obat merah di apotik, aku langsung kembali ke tempat semula cowok tersebut. Untung ia menurutiku dan masih berada di situ dengan duduk di pinggir jalan.
"Sini gue obatin." Ucapku sambil beranjak mendekat ke arahnya yang sedang duduk. Aku duduk di sebelahnya. Membuka tutup obat merah, sambil membeli kapas yang kebetulan aku beli bersamaan. Aku menuangkan cairan obat merah ke atas kapas, lalu langsung ku obati bibir nya yang mengeluarkan darah, tapi darahnya sudah di seka olehnya. Ia merintih kesakitan saat aku menoelkan kapas yang sudah di beri obat merah.
"Aw aw, ssakit... " Rintihnya.
"Bisa nggak sih, lo ngobatinnya yang bener!" protesnya.
"Memangnya ini nggak bener ya? Mau gue benyek-benyek itu luka nya?" keluhku sedikit kesal.
"Auw," rintihnya.
Entah kenapa saat aku mengobatinya, ia terus menatapku seperti pernah melihatku.
"Sudah!" ucapku menyelesaikan mengobatinya. Aku merapihkan sisa-sisa kapas, lalu memasukannya ke dalam plastik beserta obat merahnya.
"Nih, bawa buat lo di rumah." Ucapku sambil memberikan plastik yang berisi obat merah dan kapas. Ia langsung menerimanya.
"Terima kasih." Ucapnya padaku, dan aku hanya mengangguk sebagai jawaban dan langsung beranjak naik ke atas motor dan menghidupkannya.
"Gue mau pulang, nanti ibu gue marah-marah karena kelamaan beli pengharum ruangan." Ucapku padanya.
"Oh ya, kalo ada orang yang ngeroyokin lo lagi. Lo tingga bilang kalo bapak lo polisi." Ucapku sambil melajukan motorku.
"Nama lo siapa?" tanyanya yang terdengar walaupun aku sudah melajukan motorku.
"Nggak perlu tau!" sahutku sambil terus pokus mengendarai motor.
Jangan lupa like, komen, vote, dan rate
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
🧭 Wong Deso
Aku mampir Kak
2021-10-24
1
Li Permana
Aku mampir nih kak author😊
2021-10-23
1
Arsy-Khalid
like, rate dan fav.
jangan lupa mampir juga
salam dari "memilic cinta yang sempurna"💕
2021-10-09
1