Cowok Populer.

"Ngapain lo nyalahin gue? Gue aja ogah kali!" Ujar Larbi yang sama-sama kesal.

Lantas dia langsung menoleh tajam ke arah orang yang menyenggolnya." Ini semua gara-gara LO ZIO!!!" Ucapnya dengan menekan kalimat terakhirnya.

Orang yang bernama Zio itu hanya terdiam sambil tersenyum tanpa rasa bersalahnya.

"Ayo May, gue anterin ke kelas lo!" ajak Kak Anggi padaku.

"Yaudah gue ikut!" timpal Larbi.

"Gue juga!" kini orang yang bernama Zio pun malah ikut-ikutan.

"Lo berdua ngapain sih ikut-ikutan?! Mending kalian segera masuk ke kelas! Bentar lagi bel masuk!" tegas kak Anggi dengan perasaan kesalnya, sambil menarik satu tanganku lalu beranjak pergi ke kelasku.

...***...

Larbi POV

Aku menghela nafas dengan kasar, setelah melihat kepergian mereka berdua. Aku masih kepikiran tentang masalah video yang ku lihat dari bu Yuyun ( guru BK). Semua yang terlihat di dalam video tersebut sangatlah tidak nyata, dan itu hanyalah editan. Aku memang tengah berkelahi, tapi tidak dengan anak berandalan yang berada di dalam video tersebut, melainkan aku tengah berkelahi dengan ketiga preman. Latar tempat ketika aku berkelahi pun berbeda dengan yang ada di video. Tapi orang yang tengah berkelahi di video tersebut persis mirip denganku. Aneh sekali!!!!

Aku menggepalkan kedua tanganku, dan wajah yang penuh kekesalan. Si Baim BR*NG*EK!!! Itu bisa-bisanya menuduhku yang tidak-tidak!!!

Mentang-mentang ia punya bukti dari wajahku bekas bonyok kemarin dan video editan itu, ia melaporkannya.

(Flashback on)

Aku menaruh tasku di kursi. Terlihat Zio yang duduk di kursi sebelahku dari tadi terus memperhatikanku.

"Lar muka lo kenapa? Habis di tonjok tawon ya? Biru-biru pucat gitu? " tanyanya dengan aneh.

"Nggak kenapa-kenapa." Jawabku. Sedikit malas jika harus menjawab yang sebenarnya pada dia.

"Lar!" seseorang memanggilku dan ku tengok ternyata si ketos songong itu, ia menghampiriku dengan langkah yang tergesa-gesa.

"Apa?" responku.

"Lo di suruh ke ruang BK sekarang sama bu Yuyun." Jawabnya. Dan itu membuatku tertegun, apa aku membuat kesalahan di sekolah, sampai-sampai di panggil ke ruang BK? Karena dari pertama masuk ke sekolah sampai saat ini, aku belum pernah masuk BK. Tapi apa yang terjadi?

"Ke ruang BK? Apa kesalahan gue?" tanyaku pada Anggi.

"Gue aja nggak tau! Udah buruan ke sana, biar lo tahu lebih jelas, kenapa lo bisa masuk ruang BK." Jawabnya.

"Gue ikut Lar!" Ujar Zio tiba-tiba. Dari raut wajahnya, ia seperti mengkhawatirkanku.

"Nggak bisa! Lo tunggu aja disini, biar gue yang temenin." Sahut Anggi.

"Yaudah, tapi kalo udah kelar di ruang BK. Lo kasih tau gue." Ujarnya.

Aku dan Anggi beranjak menuju ke luar kelasku lalu mulai menuju ruang BK, dengan melewati siswa perempuan yang sedari tadi terus menatapku dan Anggi. Kami sudah terbiasa di tatap oleh mereka jika melewati mereka. Karena aku dan Anggi merupakan siswa laki-laki populer di sekolah, banyak kalangan siswa perempuan menyukai kami, bahkan sampai adik kelas kami pun. Sebenarnya ada tiga laki-laki populer di sini, termasuk kami berdua. Sedangkan yang satunya lagi merupakan si playboy yang terkenal di sekolah.

Setelah sampai di depan ruang BK. Kami langsung membuka pintu ruang tersebut, lalu masuk ke dalam.

"Assalamualaikum." Salam kami berdua bersamaan.

"Waalaikumsalam." Jawab bu Yuyun yang tengah duduk di kursi dengan menengok ke arah kami berdua, bersamaan dengan Baim. Yang ternyata ada disini.

"Duduk kamu!" suruhnya padaku untuk duduk di kursi yang berada di depannya, yang terdapat meja yang menghalangi. Lantas aku langsung menarik kursi dan langsung duduk.

"Bu, saya pergi ke kelas dulu. Soalnya saya ada jadwal piket sekarang." Ucap Baim ke pada bu Yuyun.

"Iya silahkan!" Jawab bu Yuyun.

Baim yang hendak berbalik untuk menuju pintu luar ruangan, menatapku dengan senyum yang terlihat sinis.

"Ada apa bu, saya di suruh kesini?" tanyaku to the point, karena memang aku tidak mau basa-basi, dan hanya ingin tahu apa kesalahanku sampai di suruh kesini.

"Eummm, saya keluar dulu bu. Ada urusan mendadak lupa tadi." Ujar Anggi tiba-tiba.

"Iya silahkan!" jawab bu Yuyun.

Anggi langsung beranjak untuk ke luar. Dari tatapannya padaku ketika hendak keluar, ia menyisyaratkan agar aku harus tetap terlihat tenang ketika bu Yuyun mulai hendak menjawab pertanyaanku. Dan itu membuatku mengerti dan mencoba agar terlihat tenang.

Setelah kepergian Anggi. Bu Yuyun menatapku dengan tatapan datarnya. Sepertinya ini sangat serius, tapi apa kesalahanku. Aku terus memikirkan dan menayakan pada batinku sendiri, tentang apa kesalahanku.

"Kenapa pipi dan bibir kamu biru pucat begitu?" tanyanya dengan nada dingin.

"Kemarin saya di--" baru saja ingin menjawab tapi bu Yuyun langsung memotongnya.

"Habis tawuran, kan?" sambungnya dengan nada yang masih begitu dingin.

"Bukan, bu!" sergahku. Kenapa bu Yuyun bisa langsung menimpali jawabanku dengan begitu, bahkan dia saja langsung memotong jawabku.

"Lalu kenapa?" tanyanya. sementara aku terdiam sesaat untuk memikirkan jawabanku. Apakah aku harus bilang jika aku di keroyok preman saat kemarin?

"Jangan membuat alasan Larbi! Kamu harus jujur!" Lanjutnya dengan nada yang membentak, dan itu membuatku tertegun karena mendengar bentakan seperti itu.

"Saya tidak bohong, bahkan saya tidak mengerti kenapa ibu bisa berpikiran seperti itu terhadap saya." Jawabku.

"Masih mau berbohong juga?!" bentaknya lagi.

"Jawab jujur kamu! Kamu habis tawuran kan?!" Lanjutnya.

"Nggak bu! Saya tidak tawuran!" Jawabku.

"Jangan bohong! Menurut laporan dari Baim, kamu habis tawuran." Bentaknya lagi. Aku sedikit tertegun, jadi Baim ada disini hanya ingin melaporiku dengan laporan yang tidak jelas begitu.

"Mana buktinya bu, kalau saya habis tawuran? Ibu lebih percaya sama orang yang sama sekali tidak punya bukti, dan laporan yang mengada-ngada, ketimbang mendengarkan penjelasan yang sebenarnya dari saya terlebih dahulu!" Jawabku, yang kali ini dengan nada yang tegas.

"Buktinya ada di video tersebut!" Ucapnya sambil menyerahkan ponselnya padaku. Aku langsung menerimanya. Terlihat sebuah video, dan ku putar video tersebut. Dan saat aku melihatnya, alangkah terkejutnya diriku. Terlihat aku sedang berkelahi dengan anak berandalan.

"Bu, ini bohong! Ini cuman editan! Saya memang tengah berkelahi, tapi bukan dengan orang-orang yang berada di video ini, tapi saya tengah berkelahi dengan ketiga preman yang membalas dendam pada saya!" Ucapku memberontak setelah selesai melihatnya. Karena apa yang ada di dalam video tersebut. Tidaklah benar.

(Flashback off)

"Lar! Woy lo kenapa? Kesambet kuntilanak ya?" Tiba-tiba saja Zio yang berada di sebelahku menepuk punggungku dan membuatku membuyarkan lamunanku yang sedang memikirkan hal itu.

"Ish!! Apaan sih, lo!" ucapku kesal.

"Memangnya lo kenapa bisa di panggil ke ruang BK?" tanyanya yang terlihat begitu penasaran dengan masalahku.

"Bukan urusan, lo!" Bentakku sehingga membuat ia terkesiap mendengar bentakanku barusan.

Larbi POV end

...***...

"Kak!" panggilku ketika kami berjalan melewati setiap kelas-kelas untuk menuju kelasku.

"Apa." Responnya.

"Kenapa cewek-cewek disini ngeliatin kakak terus?" tanyaku, aku sedikit heran saja sih. Dari tadi ketika kami berjalan berdua melewati kelas dan perempuan yang tengah berdiri sambil membaca buku terus memperhatikan kak Anggi dengan raut wajah yang kagum, ada yang berbinar-binar, ada yang hanya tersenyum, bahkan ada yg teriak-teriak memanggil nama kak Anggi.

"Hehehe, mungkin mereka fansnya gue." Jawabnya sambil terseyum malu padaku. Fans? Kak Anggi punya fans di sekolah?

"Fans?" Ulangku, masih kurang mengerti sih, maksudnya fans di sekolah? Apa kak Anggi ini adalah seorang artis yang terkenal, dan dikagumi oleh kaum hawa? Semenjak di Singapura, aku tidak tahu apa yang tranding di berita tv indonesia. Jadi kurang mengerti yang terjadi disini.

"Maksudnya kakak seorang artis?" tanyaku dengan polos.

Ia malah tertawa kecil mendengar pertanyaanku. Sementara aku bingung terhadapnya, kenapa ia malah tertawa. Apakah ada yang lucu dari pertanyaanku?

"Aduh! Maaf, gue malah ketawa. Oh ya, karena lo anak baru disini jadi lo kudet. Gue itu anak populer disini, jadi orang-orang dan terutama bagi cewek-cewek yang ada di sekolah ini banyak yang kagum dan bahkan suka terhadap gue, dan bahkan gue sering dapet hadiah dari mereka. Jadi gue anggap mereka adalah fans gue. Dan bukan karena gue artis gue bisa punya fans. Dan bahkan gue juga nggak tahu asal kepopuleran gue." Jelasnya sedikit tertawa kecil ketika memulai berucap.

"Oh jadi begitu." Ucapku yang kini paham.

"Sebenarnya ada tiga cowok populer disini. Dan yang satunya termasuk gue." Kini ia melanjutkan ucapannya barusan.

"Dua lagi siapa, kak?" tanyaku yang kini malah tertarik dan mulai penasaran dengan hal tersebut.

"Satunya orang yang kita temui di ruang BK tadi, sahabat gue, Larbi." Jawabnya. Dan itu membuatku tertegun. Apa?! Cowok itu juga?

"Dan yang satunya lagi ...." ia menjeda ucapannya.

"Jova!" Jawabnya.

Aku langsung terbelalak mendengar hal tersebut. Apa aku tidak salah mendengar? Benarkah? Teman kecilku bersekolah disini? Teman yang selalu ku rindukan ketika aku berada di Singapura.

"Eum, Jova? Apakah nama aslinya Jova Andara? " tanyaku begitu penasaran.

"Iya," jawabnya.

"Kok lo bisa tahu, nama Jova? Apa lo kenal?" Lanjutnya sambil menatap bingung ke arahku.

"Jova itu teman kecil Maila kak." Jawabku.

Akhirnya! Ternyata benar ia bersekolah disini. Orang yang ku rindukan ketika aku tinggal di Singapura.

Jova itu adalah temanku sejak aku berumur 5 tahun, dan dia berumur waktu itu 6 tahun. Umur kami hanya terpaut satu tahun. Dulu rumahku dengan rumahnya bertetanggaan. Tapi, ketika kemarin aku hendak menjenguknya, kata Bi Ina yang merupakan pembantu di rumahku. Kak Jova dan keluarganya sudah pindah rumah sejak satu tahun yang lalu. Entahlah setelah mendengar kabar jika kak Jova bersekolah disini, rasanya ingin bertemu dengannya lagi.

Jangan lupa like, komen, vote, dan rate

Terpopuler

Comments

ANAA K

ANAA K

Lanjutkan thor👍🏾 aku hadir membawa boomlike😆 jangan lupa mampir yah thor🙏🏿😉

2021-09-17

1

Yukity

Yukity

like♥️
mampir di novelku ya
GADIS TIGA KARAKTER

2021-08-24

1

Isma Aji

Isma Aji

semangat 🤗

2021-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 Maila Rasnalita.
2 Larbi Geovano.
3 Di Sekolah.
4 Dia Lagi.
5 Cowok Populer.
6 Teman Baru.
7 Terima kasih.
8 Penyelidikan.
9 Menerangkan Penyelidikan.
10 Hasil Penyelidikan.
11 Aleta.
12 Hujan.
13 Hujan 2.
14 Ucapan Selamat Pagi.
15 Weekend Days.
16 Wekeend Days 2.
17 Pingsan.
18 Roti Sandwich.
19 Pertemanan.
20 Pura-Pura Sakit.
21 Dalam Masalah.
22 Jujur.
23 Cuek.
24 Cafe.
25 Acara The Refour Band.
26 Di Bohongi.
27 Menceritakan.
28 Acara Di Aula.
29 Kecewa.
30 Alun-Alun Kota.
31 Coklat.
32 Ribut.
33 Nasi Goreng.
34 Dalang Kekacauan.
35 Menuduh Bagas.
36 Tamparan.
37 Seseorang Dari Masa Lalu Larbi.
38 Terancam.
39 Tentang perasaan.
40 Benci.
41 Perjanjian.
42 Amarah Rini.
43 Rencana.
44 Perkelahian.
45 Hadiah Untuk Ulang Tahun.
46 Rebutan.
47 Ulang Tahun Aleta.
48 Memperalat.
49 Pemikiran.
50 Perjanjian Berakhir.
51 Di Balik Rencana (1).
52 Di Balik Rencana (2).
53 Om Juna.
54 Ternyata Adalah Aku!
55 Ingin Menyadarinya Sendiri.
56 Pencopet.
57 Larbi Di Sekap.
58 Pura-Pura Mati.
59 Ketiga Preman.
60 Di Balik Perjanjian.
61 Satu Tahun Yang Lalu.
62 Tertangkap.
63 Rencana Dan Strategi.
64 Photo Perpisahan.
65 Menyesal.
66 Menjenguk.
67 Berangkat Bersama.
68 Yes, l Want To
69 Malam Romantis.
70 Enjoyable Week.
71 Holiday on the beach.
72 Berita Heboh.
73 Menjenguk Jova.
74 Perbincangan Dengan Bunda.
75 Rencana Liburan Akhir Tahun.
76 Welcome to Bandung.
77 Berjanji.
78 Malam Tahun Baru.
79 Berkunjung ke rumah kakek.
80 Melihat Senja.
81 Welcome My Birthday.
82 Setangkai Bunga Mawar.
83 Tragis.
84 Selamat Tinggal.
85 Bendera Kuning.
86 Buka Matamu.
87 Amnesia.
88 Saran dari Ibu.
89 In Times Of Rain.
90 Hari Berlalu.
91 Perpisahan.
92 Menanti atau Mencari.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Maila Rasnalita.
2
Larbi Geovano.
3
Di Sekolah.
4
Dia Lagi.
5
Cowok Populer.
6
Teman Baru.
7
Terima kasih.
8
Penyelidikan.
9
Menerangkan Penyelidikan.
10
Hasil Penyelidikan.
11
Aleta.
12
Hujan.
13
Hujan 2.
14
Ucapan Selamat Pagi.
15
Weekend Days.
16
Wekeend Days 2.
17
Pingsan.
18
Roti Sandwich.
19
Pertemanan.
20
Pura-Pura Sakit.
21
Dalam Masalah.
22
Jujur.
23
Cuek.
24
Cafe.
25
Acara The Refour Band.
26
Di Bohongi.
27
Menceritakan.
28
Acara Di Aula.
29
Kecewa.
30
Alun-Alun Kota.
31
Coklat.
32
Ribut.
33
Nasi Goreng.
34
Dalang Kekacauan.
35
Menuduh Bagas.
36
Tamparan.
37
Seseorang Dari Masa Lalu Larbi.
38
Terancam.
39
Tentang perasaan.
40
Benci.
41
Perjanjian.
42
Amarah Rini.
43
Rencana.
44
Perkelahian.
45
Hadiah Untuk Ulang Tahun.
46
Rebutan.
47
Ulang Tahun Aleta.
48
Memperalat.
49
Pemikiran.
50
Perjanjian Berakhir.
51
Di Balik Rencana (1).
52
Di Balik Rencana (2).
53
Om Juna.
54
Ternyata Adalah Aku!
55
Ingin Menyadarinya Sendiri.
56
Pencopet.
57
Larbi Di Sekap.
58
Pura-Pura Mati.
59
Ketiga Preman.
60
Di Balik Perjanjian.
61
Satu Tahun Yang Lalu.
62
Tertangkap.
63
Rencana Dan Strategi.
64
Photo Perpisahan.
65
Menyesal.
66
Menjenguk.
67
Berangkat Bersama.
68
Yes, l Want To
69
Malam Romantis.
70
Enjoyable Week.
71
Holiday on the beach.
72
Berita Heboh.
73
Menjenguk Jova.
74
Perbincangan Dengan Bunda.
75
Rencana Liburan Akhir Tahun.
76
Welcome to Bandung.
77
Berjanji.
78
Malam Tahun Baru.
79
Berkunjung ke rumah kakek.
80
Melihat Senja.
81
Welcome My Birthday.
82
Setangkai Bunga Mawar.
83
Tragis.
84
Selamat Tinggal.
85
Bendera Kuning.
86
Buka Matamu.
87
Amnesia.
88
Saran dari Ibu.
89
In Times Of Rain.
90
Hari Berlalu.
91
Perpisahan.
92
Menanti atau Mencari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!