Bu Dokter! Love Me Please!
🐌
Wanita berparas ayu dengan sneli putih itu berlari kecil bersama seorang perawat.
Tsabitha Mahliga, dokter kandungan berwajah cantik dengan balutan pasmina yang menutupi kepalanya.
"Sus Nana calling dokter Adam ya buat siapin anastesinya, ini saya lagi di lift.... Iya! ... Ok!."
Sahutnya setelah menerima panggilan telepon karena situasi urgent.
.
.
.
Tiga jam berlalu, Tsabitha telah selesai dengan urusannya di ruang bersalin, setelah operasi dadakan seorang pasien dengan trauma kehamilan ia melanjutkan visit beberapa pasiennya yang sempat tertunda sebelumnya.
Menuju lantai lima rumah sakit tempatnya bekerja ia dipertemukan dengan seseorang dari masa lalunya, Azam. Sosok pria yang pernah singgah dihatinya, memberinya harapan sekaligus membuatnya kecewa dan hilang kepercayaan akan suatu hubungan.
Bitha sadar tak seharusnya hatinya kembali merasakan sakit. Kepiawaiannya membawa diri membuatnya nampak baik - baik saja saat hatinya tengah bergemuruh. Hingga tak seorang pun akan menyangka jika si hati ingin menjerit.
"Bith!, apa kabar?!."
"Eh, baik! Kamu sendiri gimana?. Diana?! Sehat?!."
Sambutnya dengan senyum cerah, secerah hati si pria yang tengah bersamanya.
"Dia...baik!." Ucap azam dengan seulas senyum tipis
Tiiing...
Denting lift memisahkan keduanya.
"Aku duluan!."
Pamitnya saat pintu telah terbuka, terlihat anggukan kecil dari pria yang menyapanya tadi.
Hatinya begitu perih jika mengingat kisah mereka. Susah dan senang yang mereka lalui bersama nyatanya tak bisa memberikan kebahagiaan sampai akhir.
Bitha dan Azam pernah menjalin hubungan, kedekatannya dari masa sekolah menjadikan keduanya merasa nyaman satu sama lain, namun kisah cinta mereka tak seindah wajah ayu nya.
Penghianatan Azam membuat Bitha kecewa, merasa disia-siakan, ia tak pernah menyangka jika Azam yang ia kenal baik sejak bangku sekolah tega bermain dibelakangnya. Profesi Azam yang membuatnya terlena hingga menghamili teman satu kantornya, dan mengharuskannya menikahi wanita itu. Wanita dengan segala obsesinya juga tingkah yang tak patut untuk ditiru.
Cukup sudah Bitha merasakan sakitnya dihianati. Kini waktunya untuk menikmati kerja kerasnya. Yang lalu biarlah menjadi pelajaran sejarah! Karena pahitnya hidup tidak akan bisa masuk budi mengerti!.
"Tinggal kamar 2013 dok yang belum. Ibu yang kemaren hampir mberojol di ambulan itu!."
"Oh, iya!! Ih suka deh sama ibu itu. ceria banget!. Lucu, dengerin banyolannya!." Kesahnya sambari melihat lembar rekamedik ditangannya.
Setiba dikamar 2013 seorang ibu terlihat antusias menanti kedatangannya,
"Ibu solikah apa kabar nih!? si cantik udah enen belum sayang?!."
Ucapnya dengan wajah berbinar melihat bayi mungil didalam box.
"Dokter cantik kok baru kesini sih!?. Ditungguin dari pagi loh?!."
Si ibu merajuk.
"Hihi...kangen ya sama saya?."
"Dokter tau aja! Abisnya cantik banget, ngangenin! Moga nanti si minul ikut cantik kaya dokter kalau sering ditengokin!!."
"Lah si ibu bisa aja deh ngomongnya. Cantikan si adek lah bu entar."
.
.
.
Selesai visit Bitha kembali keruangan prakteknya, jam pulang telah lewat beberapa menit. Mengemasi tas dan perlengkapannya, ia berlalu dari ruangan menuju parkiran para pegawai rumah sakit.
Sekilas matanya menangkap wajah seseorang yang pernah ia kenal saat tiba di dalam mobilnya yang terparkir tak jauh dengan mobil yang ditumpangi si wanita.
'Tante Meri?', bukan ya?'. Batinnya
Ia membuka ponsel miliknya dan melakukan panggilan pada nomor sang ibu,
Tuuuuttt...
"Assalamualaikum, Ma?!."
📱"Mama gak ada! Lagi ngerumpi di sebelah!." Sahut seorang pria diseberang sana.
Bian, adik lelaki Bitha dengan kepribadian super judes lah yang menjawab teleponnya.
"Ya udah, entar bilangin mama. Aku telepon balik kalo'...........
Tuuttt...
Tuuuttt...
Belum selesai Bitha bicara, telepon sudah diputus sepihak oleh Bian.
"Kebangetan sih judesnya ya Allah!." Keluhnya sembari menatap ponselnya yang masih menyala.
"Awas aja ya kamu bujang!. Minta dipites-pites!." Geramnya
Bitha melajukan mobilnya menyusuri jalan protokol, menuju sebuah Bank swasta dimana sahabat sekaligus teman satu atapnya mengais rupiah.
Saat hendak memasuki lahan parkir, mobil mininya hampir bersenggolan dengan sebuah range rover yang hendak keluar dari barisan parkir.
"Ya Rabb!. Bikin kaget aja. Selesai bola-bola kalo ampe nyeruduk tuh banteng!."
Tak beberapa lama seorang wanita membuka pintu penumpang di sisi kirinya dan menyamankan sandarannya.
"Bith' ... tau gak sih! si Ibram! Dia sukses naik level! Iiiihhh aku seneng bangeeetttzzz!!."
Sarah yang begitu antusias saat bercerita membuat Bitha menutup sebelah telinganya dengan rapat.
"Ya lah, lumayan buat modal nambahin biaya lamaran kamu entar!." Ucap Bitha santai
"Satu lagi!. Tadi ada customer ganteng gak pake jeda!."
"Kek gimana lagi tuh ganteng gak pake jeda?." Tanyanya sembari memutar kemudinya dipertigaan lampu merah.
"Ganteng Bangets Bitha!. kalo enggak inget Ibram aja udah aku kedipin tuh si tampan!."
"Gendeng kamu!. Ganteng-ganteng, kalo player juga ya sama aja!. Gak ngeri apa!?."
"Iya sih, hehe..." Sarah tertawa sumbang
"Ngeri loh colok sana - sini!."
"Ih, udah ah jangan diterusin!." Ucap Sarah
"Edukasi nih, sekalian ingetin Ibram tuh!. Jangan sampek enak di awal doank gak mikir dikemudian hari nya!."
"Ih amit-amit jabang bayik! Awas aja kalo dia sampek berani kek gitu!." Sarah mengepalkan tangannya
"Sar kamu inget tante Meri gak?."
"Ha! Tante Meri siapa?."
"Itu yang punya depo air di sebelah mebelnya pak Juki?. Yang suka marahin genknya Bedu kalo lewat sambil geber-geber motor!. Inget?."
"Ah iya!, inget inget. Kenapa emang?!."
"Aku lihat diparkiran rumah sakit."
"Yakin tuh orang yang sama?!."
"Emh, enggak juga sih!."
Tante Meri merupakan pemilik depo air isi ulang yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka.
Sarah dan Bitha mengenalnya dengan baik sejak mereka anak-anak karena sering bermain dengan anak perempuannya, Isna Haris.
"Bith, kamu gak mau nyoba buat ...
"makasih deh Sar, mau nikmatin kerja keras aku aja dulu." ucapnya dengan santai.
"atasan ku lagi jomblo Bith!. kali aja kamu tertarik buat kenalan, lagian orangnya juga gak kalah ganteng sama si kuntil kok."
"his, kamu ini!. ogah!. aku lagi puasa!." serunya
"sayang Bith, entar kesalip ama yang lain gimana?."
"hedeeh, please ya ibu Sarah! mau disalip kek, si tikung kek, gak ada urusannya juga kali sama aku."
"ada donk! berkurang satu stok jodoh kamu!."
"lama-lama aku kreditin loh itu mulut biar gak ngoceh kemana-mana!." sarkasnya
Sarah terbahak-bahak karenanya. Ia selalu bisa membuat si dokter cantik itu mengeluarkan kutbahnya dalam perjalanan. Dan Bitha memang tak pernah menyadari jika dirinya gampang sekali emosi jika membahas tentang pria terlebih jika itu menyangkut masalah dirinya yang pernah tersia-siakan.
.
.
.
terimakasih telah membaca. tulisan ini dibuat sekedar untuk mengisi waktu ya. like atau tidak terserah saja. tidak memaksa. suka syukur, tidak pun tak jadi masalah asal hati pembaca senang itu sudah lebih dari cukup. ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Nurlaila Ginting
cuma 3 karyamu ya Thor, ini yg ke 3 aku bc dlm waktu 2 hr di sela2 tgs negara 😁, suka n super duper baper 😘
2022-07-26
1
Ummi Salsabila
baca untuk yg ke 2 x nya..
2022-06-18
1
Rafa Aqif
saya menyimaaks.. kq lngsung syuukaaakk...
2021-12-03
1