Perfect'S My Husband
" Jangan berkhayal terlalu tinggi Emily..." gumam Carry.
"Sesekali berkhayal tak apa lah." sahut Emily.
Carry tertawa renyah, "Bukan nya sesekali, tapi kau hampir setiap hari mengkhayalkan bos kita yang duda itu. sadar Emily, kau hanya seorang clening servis sedangkan dia adalah bos besar yang memiliki berbagai macam bisnis." gumam Carry membuat senyum yang mengembangkan di wajah Emily tiba-tiba redup.
"kau ini, bukan nya memberi ku semangat malah menyudutkan ku." ucap Emily kesal.
"Sadar Emily, Edwin bahkan membuang mantan istri nya ketika mantan istri nya di ketahui sudah tidak perawan. Apa lagi yang jenis seperti kita ini, miskin dan orang pinggiran." ujar Carry kemudian pergi begitu saja.
Emily mendengus kesal, wanita yang memiliki nama lengkap Emily Casandra itu terus menggerutu dengan sikap sahabat nya. Emily kemudian melanjutkan pekerjaan nya membersihkan lantai delapan yaitu lantai keramat karena hanya dua ruangan khusus milik Edwin.
Edwin Arnold Egalia adalah pria yang berusia tiga puluh tahun dan berstatus duda tanpa anak. Pernikahan yang baru berumur dua hari kandas karena kekecewaan Edwin terhadap mantan istri nya.
Wajah dingin, juga sikap kasar Edwin membuat tak banyak wanita yang mendekati pria itu. Memiliki perusahaan besar membuat Edwin sangat di takuti para pebisnis. Egalia Company, adalah perusahan besar milik keluarga Egalia yang mencakup berbagai macam bisnis termasuk dunia bawah tanah.
"Tuan, siang ini ada meeting dengan klien dari negara itali." beritahu Clara sekretaris Edwin.
"Batalkan, aku ingin pulang cepat hari ini." perintah Edwin dengan suara datar nya.
"Tapi tuan, mereka memaksa untuk bertemu dengan tuan bahkan mengancam." ucap Clara takut.
Edwin mendelik, menatap tajam pada sekretaris nya. "Katakan pada mereka, aku tidak takut." gumam Edwin kemudian beranjak dari kursi kebesaran nya.
Pria itu memutuskan untuk pulang karena sebenarnya tubuh nya sedang kurang enak. Edwin melajukan mobil Bugatti nya. Edwin sedikit memijat pelipis nya karena kepala nya cukup pusing sekarang.
Sesampai nya di rumah Edwin langsung merebahkan diri di atas tempat tidur tangan berukuran king size itu.
"Ambil cuti, kau terlalu lelah Edwin." tegur suara berat dari ambang pintu kamar.
"Pekerjaan ku sangat banyak, aku tidak mungkin mengambil cuti." gumam Edwin dengan mata terpejam .
"Kau anak papi satu-satu nya, sudah saat nya kau memikirkan kebahagiaan mu." ucap tuan Theo. "Sudah satu tahun kau menyendiri, carilah pasangan. Papi juga ingin menimang cucu."
"Keluarlah pi, aku ingin istirahat." gumam Edwin lalu menutup wajah nya dengan bantal.
Theo menutup pintu kamar anak nya, pria paruh baya itu sudah sangat bosan menasehati anak tunggal nya itu.
Malam menjelang, Emily terkejut melihat siapa yang datang ke apartemen murahan milik nya. "Ayah...." lirih wanita itu seperti ketakutan.
"Bagi aku uang..." pinta pria setengah mabuk itu.
"Aku tidak punya uang. Aku belum gajian..." ucap Emily gugup.
"Jangan bohong! apa kau lupa jika ibu mati dan membuat ku menjadi miskin seperti ini?" bentak Frans dengan mata merah nya.
Emily yang ketakutan akhirnya menyerahkan semua uang kepada ayah tiri nya itu. Uang untuk jatah makan nya satu bulan kini lenyap tanpa sisa.
Emily hanya bisa menangis, sejak kematian ibu nya satu tahun yang lalu kehidupan nya kehidupan nya juah berubah. Ayah tiri nya selalu menuntut untuk meminta ganti rugi pada Emily atas biaya yang ia keluarkan ketika ibu nya di rawat di rumah sakit.
Pagi menjelang, dengan langkah lesu Emily berjalan menuju kantor yang berada tak jauh dari perusahaan raksasa itu. Wanita itu langsung mengambil seperangkat alat kebersihan lalu menaiki lantai delapan yang mana kata nya lantai keramat milik Edwin.
"Kau kenapa Em? apa kau punya masalah?" tanya Carry khawatir.
Emily memeluk sahabat nya itu, "Ayah tiri ku mengambil semua uang ku." lirih Emily sedih.
"Kenapa ayah tiri mu itu suka sekali mengganggu mu? kau harus hati-hati Em, seperti dia bukan orang baik."
Emily melepas pelukan nya, "Entahlah, setiap kali aku pindah dia selalu berhasil menemukan ku." gumam Emily kesal.
"Ya sudah, ayo kerja." ujar Carry.
Jam menunjukkan pukul dua belas siang, sudah waktu semua orang pergi ke kantin untuk makan siang. Namun tidak dengan Emily yang harus rela menahan lapar hari ini.
Wanita itu duduk di ruang kecil tanpa pintu tepat di samping ruang kerja milik Edwin. Ini adalah tempat favorit Emily,karena ia bisa melihat pemandangan indah dari lantai delapan.
"Makanlah, kau pasti lapar." ucap Carry sambil menyodorkan sepotong roti dan sebotol susu.
"Terimakasih Carr, kau sangat baik." ujar Emily lalu mengambil bungkusan itu.
Emily makan dalam diam, cukup lah bagi nya hidup sebatang kara tanpa keluarga karena semua saudara nya tega mengacuhkan Emily. Terlahir dari keluarga miskin membuat Emily di jauhi oleh saudara-saudara dari pihak ibu maupun ayah kandung nya.
Di lain tempat, Edwin sedang melakukan makan siang di restoran biasa ia makan. Di temani oleh Darren sebagai asisten pribadi sekali gus sahabat nya.
"Apa kau dengar berita terakhir mantan istri mu?" tanya Darren hati-hati.
"Biarkan saja, wanita yang gila kepuasan seperti dia membuat ku semakin jijik melihat nya." ucap Edwin ketus.
"Bukankah Catrina masih mengejar mu?"
"Aku tidak peduli..! berhenti bicara atau kau keluar saja." ancam Edwin dengan sorot mata tajam.
Darren menelan air liur nya kasar, meski mereka bersahabat sudah lama tapi tetap saja Derren sangat takut dengan murka nya Edwin ketika sedang marah.
Selesai makan siang Edwin dan Darren kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Emily yang masih lapar karena sepotong roti tidak mampu menahan perut nya yang kosong terus meminum air agar kenyang.
"Tahan Emily, malam akan segera datang." batin wanita itu.
Entahlah, di letakkan di lantai delapan yang konon kata nya harus di bersihkan setiap satu jam sekali membuat semua karyawan mundur kecuali Emily dan Carry yang mampu bertahan.
Kebersihan yang selalu di jaga bahkan secuil sampah pun dapat memancing marah Edwin. Untung saja ruangan Edwin ada karyawan khusus yang akan membersihkan nya.
"Apa kau butuh uang Em...?" tanya Carry.
"Tidak usah Carr, malam ini aku gajian." tolak Emily halus.Wanita itu sebenarnya melakukan dua pekerjaan, jika siang ia akan menjadi tukang bersih-bersih dan jika malam ia akan menjadi pelayan di cafe.
Lelah sudah pasti, namun apa daya karena ayah tiri nya terus datang untuk memeras Emily. Sungguh, wanita itu sudah tidak tahu cara apa lagi agar ia bisa terbebas dari ayah tiri nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
AnysMentari
Cuba dulu
2024-05-05
0
Azhure
kalau emang sdh ga ada jalan lagi, mending kirim ke akhirat aja bpk tirinya 😅😅😅
2023-10-18
0
mampir Thor
2023-01-04
0