Mr. Perwira VS Mantan Preman
Hai readers... Novel ini sequel dari Novel "Keajaiban Cinta Kesya" Yang ceritanya lebih mendominan tentang Bara dan Sasa ya..
\=\=\= Selamat Membaca\=\=\=
" Sayang, kamu beneran bakal dipindahkan ke Jakarta?"
Lia, gadis cantik yang berstatus Tunangan Bara memeluk erat lengan kekar milik Bara.
" Iya sayang, kenapa?"
" Kalo aku kangen gimana?"
" Kamu cukup terima lamaran aku, dan kita menikah"
" Sayang, kamu tau kan kalo aku masih ingin sukses dengan karir ku"
" Iyaa sayang iyaa.. Lagian kamu kan sering di tugaskan ke Jakarta. Bisalah kita nanti temu kangen"
" Baiklah" Lia menyandarkan kepalanya di dada Bara.
'Mungkin dengan aku menjauh dari mu, aku bisa menghapus rasa cinta ini perlahan Lia' Batin Bara.
Bara sudah tau tentang perselingkuhan Lia, Sudah sering kali Bara memergokinya, Bahkan Bara sering mengikuti Lia diam-diam, tapi rasa cinta yang begitu dalam emmbiay Bara menjadi orang bodoh yang tidak bisa membuka hatinya untuk orang lain lagi.
Bara sengaja tidak memberikan kabar kepada Daddy Roy dan Mami Shella. Kepulangan Bara akan menjadi sebuah kejutan bagi kedua orang tua nya.
Dari Bandung ke Jakarta, Bara mengendarai Mobil Range Rover berwarna putih dengan kecepatan sedang. Bara ingin menikmati perjalanannya dengan meyakinkan hatinya jika dia bisa melupakan Lia. Ah, apa bisa? Bahkan Bara sudah berkencan dengan beberapa wanita cantik, mulai dari bidan, kedokteran, perawat, hingga model, tapi tidak ada yang bisa membuat jantung Bara berdebar seperti Lia. Haruskah dia menahan gejolak cinta?.
Sesampainya di Jakarta, Bara tidak langsung pulang, melainkan Bara singgah ke Cafe Greenday, milik sahabat dari suami adiknya. Tempat nya nyaman dan menenangkan.
" Awaaaasss"
Bruukk...
" Awwww"
Gadis mungil yang nyaris saja tertabrak oleh becak yang sedang membawa sayuran menyenggol motornya.
" Sorry gue gak sengaja. Rem gak cakram" Ujar pengendara becak.
Gadis mungil yang terjatuh dari motornya langsung berdiri dengan bantuan beberapa beberapa pelayan cafe dan tukang parkir.
Tlaak
" Awww, sakit " Pengendara becak itu memegang kening yang di sentil oleh gadis mungil itu.
" Makanya, kalo gak bisa bawa becak, jangan bawa. Alesan aja Lo rem gak cakram."
Bukannya marah, tapi dia malah tertawa dan ikut membantu mengangkat belanjaan yang berada di atas becak. Apa dia pegawai di sini?
" Sasa" teriak seorang pelayan yang kemayu sambil berlari dan memeluknya.
" Ya ampun aku rindu banget sama kamu"
" Jauhi badan Lo yang gemulai ni," Ujar gadis mungil yang bernama Sasa itu galak.
" Iih, udah lama gak ketemu makin galak aja" ujar Pria kemayu itu sambil bergelayut manja di tubuh mungilnya.
Sasa menyentak sekali tangannya, membuat tangan pria kemayu itu lepas dari lengannya. Sasa memberikan belanjaan yang dipegangnya kepada pria kemayu itu.
" Aaww, berat nek"
" Berisik Lo, bawa sana ke belakang. Sekalian bikinin gue jus ya. Hauuss"
Bara yang memperhatikan tingkah aneh pelayan dan gadis mungil itu tanpa sadar menyunggingkan senyuman tipis.
Deg
Jantung Bara berdebar saat melihat gadis mungil itu melihat kearah nya dan tersenyum sangat manis, Manis sekali. Tatapan Bara seolah terkunci dan tidak bisa berpaling dari senyuman manis di wajah gadis mungil itu. Eh, dia kok berjalan kearah meja Bara ya? Jantung Bara semakin berdetak kencang saat gadis mungil itu terus berjalan kearahnya dengan masih tersungging senyuman manis yang teramat sangat manis. Bara pun ikut membalas senyuman gadis mungil itu. Bara sudah mempersiapkan dirinya jika gadis mungil itu menghampirinya.
' Eh, kok lewat?' Batin Bara.
Bara melihat ke arah belakangnya, yang mana gadis mungil itu berjalan kearah sana.
' Sial, gue fikir dia kearah gue dan senyum sama gue. Rupanya sama cowok di belakang kue. Kamvreeto lah. Mana gue udah senyum-senyjm sendiri lagi' Batin Bara dan meminum capuccino miliknya.
Terdengar sayup-sayup tawa si gadis mungil yang sudah membuat Bara kegeeran. Tak berapa lama gadis mungil itu dan temannya beranjak dari meja mereka. Si pria pergi sedangkan si mungil bergabung bersama pelayan cafe di meja kasir.
Drrtt.. drrt...
" Halo sayang"
"......"
" Iya, ini aku udah Sampek, cuma lagi nyantai di cafe aja dulu"
"......"
" Benarkah? aku juga merindukanmu"
"......"
" Baiklah, tolong jaga hati ku yaa"
"......"
" Love you to"
Bara beranjak dari duduknya dan membayar pesanannya di kasir.
" Pak, apa ada yang bapak cari?" Tanya perempuan yang menjaga kasir yang bernama Lala. Bara membacanya dari nametag.
" Tidak, berapa?"
" 35 ribu" ujar
Bara memberikan uang 50ribu, dan mengambil kembaliannya setelah Lala memberikan uang kembaliannya kepada Bara.
Bara kembali melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang, saat di perjalanan, Bara melihat gadis mungil yang berada di cafe tadi. Dia sedang menolonh seorang nenek untuk menyebrang. Lihatlah, betapa manis senyumnya. Bahkan dia tidak peduli dengan preman yang mengganggunya.
Bara di kejutkan dengan suara klakson dari belakang mobilnya, tanpa sadar ternyata Bara menghentikan mobilnya ditengah jalan hanya untuk memperhatikan gadis mungil itu. Siapa namanya tadi? ah, kenapa bisa sampai lupa? Baiklah, dia akan bertanya dengan Fadil nanti, mungkin Fadil tau. Karena sepertinya dia pernah bekerja di Greenday cafe.
Bara sampai di rumah pukul 3 sore. Mami Shella berteriak kegirangan saat mengetahui putra sulungnya pulang. Di tambah lagi mendengar kabar bahwa dia sudah di pindah tugaskan ke sini.
" Akhirnya Dia Mami di kabulkan sama Allah. Mami bisa berkumpul dengan anak-anak Mami." Ujar Mami Shella dengan air mata yang bercucuran.
" Iya, Mi. Bara sudah pulang sekarang. Oh ya, Daddy dan Kiki mana? Mami sendiri di rumah?"
" Daddy belum pulang kerja, kalo Kiki pergi les dia. Kamu udah makan? Mau Mami masakin apa?"
" Bara udah makan Mi, tadi singgah ke cafe sebentar"
" Kamu ini, bukannya langsung pulang malah singgah- singgah lagi di jalan"
Bara hanya bisa nyengir kuda.
" Oh ya, Lia gimana kabarnya?"
" Alhamdulillah baik Mi"
" Trus, kapan kamu lamar dia? kalian sudah tunangan hampir 4 tahun loh, masa belum ada kemajuan sih?"
" Iya Mi, nanti kalo udah waktunya pas, pasti Bara bakal lamar dia kok"
Tanpa Mami Shella tau, jika ada hati yang terluka saat itu. Bara berharap, agar Mami nya tidak kecewa dengan dirinya.
Di satu sisi, Gadis mungil yang bara lihat tadi sedang bertarung dengan preman pasar yang mencoba ingin mengambil pungli lebih dari yang di janjikan.
" Lo gak tau siapa gue hah?" Teriak Sasa lantang.
" Lo kalo mau cari mati mending jangan ikut campur"
" Brengsek Lo, kalo Lo brani, maju sini nantangin gue"
" Hahah, Lo mau gue gendong ke atas ranjang gue? dengan senang hati" Preman berbadan besar itu mendekat kearah Sasa dengan penuh napsu.
Sasa menyunggingkan senyum licik dan dan menghajar pria berbadan besar itu dengan membabi buta. Wajah pria itu sudah penuh memar dan darah segar keluar dari hidung dan mulutnya. Tak berapa lama segrombolan preman datang, dan mendekati pria yang berbadan besar itu.
" Bos, kenapa bisa begini? Hei, siapa yang berani menyerang Bos kami?" Teriak pria bertato di sekujur tubuhnya.
" Aku. " Ujar Sasa lantang.
Pria yang bertato itu langsung ciut dan menelan ludah nya.
" Hajar dia" Ujar pria yang di panggil Bos itu.
" Maaf Bos, Dia mantan preman pasar ini. kami gak berani sama dia." Ujar pria bertato cicak ganas itu.
" Apa? Bagaimana mungkin perempuan cantik, dan manis yang menghajarnya itu adalah mantan preman pasar ini. Yang selalu menjaga keamanan di pasar ini." batin pria yang di panggil Bos itu.
Sasa mendekat dan memasukkan kedua tangannya di sisi kantong celananya.
" Aku kasih kalian kepercayaan buat jaga keamanan pasar ini, apa yang kalian lakukan? Melanggar perjanjian yang telah kalian sepakati bersama? mengambil pungli lebih dari yang kalian janjikan?" Ujar Sasa dingin dan tajam.
" Bos baru kalian tidak berguna, mending kalian kubur dia hidup-hidup"
" Ja-jangan Bos. Ampun. saya gak akan mengulanginya lagi Bos. Ampun" Ujar pria yang tadi dipanggil bos oleh preman bertato cicak ganas itu dengan berlutut dan bersujud di kaki Sasa.
Sasa mundur beberapa langkah, " Jika sekali lagi aku dengar kalian memeras para pedagang, aku akan menghajar kalian dan melemparkan kalian ke mulut buaya darat"
" Jangan Bos, lebih baik kami mati di makan buaya sungguhan dari pada Buaya darat" Ujar semua preman yang sudah berlutut di hadapan Sasa.
" Aku pegang omongan kalian, jika aku masih mendapat kabar tentang pengutipan pungli lebih dari yang di janjikan, maka siap-siap aja 'milik' kalian di peras habis oleh buaya darat berlipstik."
Setelah mengatakan itu, Sasa pergi dari hadapan mereka. Dan para pedagang kecil langsung menyalami Sasa dan berterima kasih.
* Budayakan siap membaca, JEMPOL TANDA LIKE jangan lupa di tancapkan ya..
Salam SaBar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 279 Episodes
Comments
Su Santi
buaya darat berlipstik yg sering mangkal di per4 Tan🤪🤪
2024-12-14
0
Lina maulina
alesan
2023-09-26
0
Sri Widjiastuti
lucu kauaknya
2023-02-14
0