Pria yang berada di depan Sasa saat ini menggeleng-gelengkan kepalanya.
" Kapan tobatnya sih?"
" Ck, gue cuma bantuin para pedagang yang di peras oleh Bos baru di situ."
" Hmm, gue tau Lo tu gak bisa liat orang susah. Tapi ya gak dengan bahayain diri Lo juga kalee"
Sasa hanya memandang Fadil dengan bibir di cebikkan. Ya, Fadil melihat semua kejadian di pasar, dan Fadil menarik Sasa untuk menemaninya minum kopi.
" Oh ya, gue udah dapat info tentang orang yang ngejar-ngejar Puput. Mereka bukan preman biasa."
" Ya elah, mana ada preman bajunya mahal gitu. Yang ada bajunya itu hasil dari malak di pasar, itupun Monja" Cibir Sasa.
" Ya deh, yang pengalaman"
" Hmm, ngejek teruuss "
Sasa dan Fadil berpisah setelah membicarakan beberapa hal tentang Puput. Fadil adalah satu-satunya sahabat Sasa, dan Fadil lah yang selalu membantunya hingga seperti sekarang ini.
Sasa merebahkan tubuhnya di kasur. Apartemen tempat Sasa tinggal ini pun pemberian Fadil, awalnya Fadil memberikan apartemen yang satu gedung dengannya, namun Sasa menolak, karena merasa tidak pantas tinggal di gedung mewah. Jadi Sasa memilih apartemen yang sederhana, kebetulan sekali apartemen dirinya dekat dengan temoat kerjanya saat ini.
Oh ya, sebelumnya dulu Sasa pernah bekerja di Greenday cafe, tapi semenjak istri dari Bos sekaligus sahabat dari Fadil itu membuka Toko kue, Fadil memerintahkan Sasa untuk menjaga di sana, sekaligus menjaga istri sang Bos Besar. Lumayan, Double gaji nya. Jadi bisa di tabung untung menaikkan neneknya haji atau umrah.
Sasa bangun pagi seperti biasa, semenjak bekerja di toko kue, banyak perubahan di diri Sasa. Bahkan Sasa sudah terbiasa untuk solat 5 waktu. Pengaruh yang di bawa oleh Kesya benar-benar membawa kebaikan untuk Sasa. Padahal dia belum lama kerja bersama Kesya.
'Hah, sedang apa ya Bos cantik saat ini. Mungkin lagi enak-enak sama suaminya. Hmmhnmm" Batin Sasa mengingat Bos cantik, ramah, dan baik hati nya itu.
Sasa berangkat ke toko dengan berjalan kaki, ini sudah biasa Sasa lakukan, sambil menikmati udara pagi yang segar. Untung saja toko kue nya tidak jauh dari apartemen Sasa, hanya dua belokan.
" Pagi semua" Sapa Sasa kepada Karyawan toko yang sudah berada di depan toko.
" Tumben lama Mvak, biasanya udah buka" Ujar Bela, salah satu karyawan teresek di toko Kesya.
" Biasalah, laporan pagi kali ini bikin mules" Ujar Sasa sambil membuka toko.
" Wah, tumben banget tu kantor polisi rame? Ujar Ica, ntah bicara dengan siapa dia, yang jelas Bela langsung menyahuti.
" Dengar-dengar ada pelantikan anggota baru, gue tadi sempat meleper aja ke situ, aduuhh.. tampan-tampan dan gagah. Coba aja mereka sering ke toko kita, pasti seru bisa cuci mata" Ujar Bela.
Sasa hanya bergidik ngeri membayangkan dirinya harus berhadapan dengan coklat-coklat pait itu. Oh tidak, baru membayangkannya saja Sasa rasanya udah mau muntah.
Huueeewkkk
Bela dan Ica melihat kearah Sasa, " Kenapa dia?" Tanya Ica. Bela hanya mengangkat bahunya tak acuh.
Sasa harus menahan kembali pusing dan mualnya. Oh, yang benar saja. Apa saat Bela berbicara tadi malaikat baru saja lewat dan mengamini doa nya?.
" Professional Sa, profesional, kamu pasti bisa, semangat" Ujar Sasa untuk dirinya sendiri.
Sasa mencatat semua pesanan para polisi yang menyerbu toko mereka, baru jam 10 pagi, tapi toko mereka sudah penuh dengan coklat pait. Sasa sekali-kali memijit keningnya. Mana polisi-polisi itu sok kecakepan lagi. Oake acara mau ngegombalin dirinya. Hello, salah orang kali yaa...
Hari Sasa benar-benar Bad Mood.
" Kak Sasa gak papa? Pucat banget?" Tanya Lena, salah satu karyawan di toko kue yang sangat polos.
" Lo jaga kasir ya, mual gue liat tu polisi" Ujar Sasa sambil meninggalkan meja kasir.
Tanpa Sasa sadari, ada seorang pria yang memakai jaket kulit, yang mendengar pembicaraannya. Pria itu mengerutkan keningnya, melihat Sasa yang begitu benci dengan polisi.
Fadil datanga ke toko kue karena sebelumnya sudah janjian dengan Sasa, tapi sampai di meja kasir, bukan Sasa yang menjaganya.
" Sasa mana?"
" Di dalam pak, kayaknya lagi kurang enak badan." Jawab Lena sopan.
Fadil mengangguk-anggukkan kepalanya, dan melihat kesekeliling toko. Fadil tersenyum melihat banyak aparat kepolisian yang tengah menikmati waktu istirahatnya sambil menikmati manisnya kue.
" Pantes aja kabur, rame polisi" Gumam Fadil
Fadil menuju ke toilet, sebelumnya Fadil sudah memberikan kabar ke Sasa jika dia sudah berada di toko.
Gadis cantik dan ceria masuk kedalam toko kue bersama seorang pria tampan. Dan betapa terkejutnya gadis itu melihat ada sesosok perwira yang sangat di kenalnya. Bahkan pernah sempat menjadi cinta monyetnya.
" Mas Bara?" tegur Puput saat melihat ada Bara bersama teman-temannya.
" Puput?"
Puput mendekati Bara dan mencium punggung tangan Bara, layaknya seorang adik.
Puput juga dekat dengan bara, karena lamanya Puput berteman dengan Kesya, jadi Puput juga sudah di anggap adik oleh Bara.
" Pacar kamu?" Tanya Bara kepada pria yang berada di sebelah Puput.
" Bukan Mas, teman aku. Oh ya, kenalin, ini Ando. Ando, ini Mas Bara. Abangnya Kesya."
"Ando"
" Bara"
Mereka pun bersalaman sambil menyebutkan nama mereka masing-masing. Fadil yang baru keluar dari ruangan peristirahatan karyawan toko pun langsung menghampiri Bara. Tadi dia
tidak melihat Bara saat masuk kedalam toko.
"Hai Bar, Apa kabar? kapan Sampek?" Tanya Fadil dan bersalaman ala pria.
" Baik, tadi pagi Sampek"
" Acara apa nih?, Rame banget?"
" Oh, pelantikan. Soalnya gue di pindah tugaskan di sini mulai sekarang."
"Wah, selamat ya mas" Ujar Puput dan kembali menyalami Bara.
" Makasih. Btw, Lo Fadil kayaknya ada saingan nich?" Goda Bara.
" Biar pun banyak kumbang yang mendekati Puput, tetap aja Hati Puput gak akan berpindah Bar" Ujar Fadil sambil mengerlingkan matanya ke arah Puput.
" Geer banget sih" Jawab Puput, dan mempersilahkan Ando untuk duduk di meja yang biasa mereka duduki.
Sedangkan Fadil memilih duduk di dekat jendela, hanya berselang 1 meja dengan meja Bara, kemudian membuka laptopnya dan mengerjakan beberapa pekerjaan, Dan Bara kembali bergabung bersama teman-temannya. Tak berapa lama Sasa datang dengan memegang Map dan menghampiri Fadil. Bara menangkap bayangan Sasa dan terus memperhatikannya. Entah kenapa dia tidak bisa melupakan gadis mungil itu. Padahal mereka baru sekali bertemu, bahkan tidak sempat berbicara. Tapi sukses membuat Bara tidak bisa tidur semalaman karena terbayang senyuman manis gadis mungilnya itu.
" Nih"
" Jutek amat sih, duduk sini Napa?".
"Males gue, banyak coklat pait"
" Kalo Lo gak duduk sini, yang jelasin laporannya sapa?"
Sasa mencebikkan bibirnya. " Lagian Napa gak di ruangan dalam aja sih?"
" Menghindari fitnah"
" Gaya Lo, Eh Lo gak cemburu gitu Mbak Puput sama Mas ganteng itu? Kayaknya sering banget mereka ketemuan di sini"
" Biarin aja, gue percaya sama dia. Lagian kalo jodoh gak kemana kan?" Jawab Fadil santai.
"Ya sih"
Tak berapa lama kumpulan para polisi pun pergi meninggalkan cafe cake milik Kesya. Dan salah satu pria yang menggunakan jaket kulit menghampiri meja Fadil.
" Gue ganggu?"
" Ya gak lah, duduk aja"
Pria itu pun mendudukkan dirinya di sebelah Fadil. Dan otomatis berhadapan dengan Sasa. Sasa yang mengetahui pria yang berada didepannya ini adalah seorang polisi, langsung menatap Fadil sinis.
' Dah tau gue benci banget sama polisi, ngapain juga di suruh duduk' Batin Sasa.
Fadil sudah ingin tertawa melihat wajah Sasa yang langsung berubah jutek.
" Sa, kenalkan ini Bara, Abangnya Kesya"
Sasa langsung melototkan matanya, gak nyangka jika Bos nya itu memiliki Abang seorang polisi.
" Bar, kenalin ini Sasa, tangan kanannya Kesya"
"Bara" Ujar Bara sambil menjulurkan tangannya.
Sasa hanya memandang tangan Bara tanpa niat membalas uluran tangan Bara.
" Sa" Tegur Fadil.
" Hmm, Sasa" Ujar Sasa dan menyambut tangan Bara dengan cepat kilat, Bisa di katakan hanya menempel diujung jari.
" Jutek amat Sih Lo"
" Bapak tau alasannya, saya permisi" Ujar Sasa dan meninggalkan Bara dan Fadil.
Bara menyunggingkan sudut bibirnya.
" Awas Naksir Bar, tu cewek galaknya minta Ampun"
Bara melirik kearah Fadil, kemudian kembali menatap Sasa.
" Napa tu cewek? Jutek amat?"
" Dia punya masa lalu yang tidak menyenangkan dengan polisi, makanya dia benci banget dengan yang berbau polisi"
Bara menganggukkan kepalanya dan masih memandang kearah gadis mungil yang mencuri perhatiannya itu.
* Readers... Budayakan siap membaca jangan lupa tancapkan Jempolnya ya.. kasih Like biar aku nya semakin semangat...
Salam SaBar..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 279 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
phobia sama polisi🤔🤔🙄
2023-02-15
0
HARTIN MARLIN
aku sangat suka cerita ini
2023-02-04
0
Kebun Bungaku
Aku tambah kan vote nya Thor
2022-03-12
1