Berpikir

Halo ha, para pembaca setia 'Kenan dan Kania.'

Mohon dukungannya untuk karya pertamaku ini,

Agar author bisa semakin semangat buat nerusin atau lanjutin buat cerita ini.

Jangan lupa Like, Rate, dan Komen kalian ya agar author bisa semakin memperbaiki karya autor.

Dan supaya kalian ngak ketinggalan jangan lupa Favoritenya ya!!!!

Terimakasih dan selamat membaca..

-

Kania saat ini sedang berbaring di kamarnya. Sambil merentangkan tubuhnya yang kelihatan sangat lelah. Seketika ia mengambil telepon genggam miliknya. Melihat isi pesan dan membalas isi pesan tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, Ia meletakkan kembali telepon genggamnya di atas nakas dan memiringkan tubuhnya menghadap ke arah jendela kamar.

Seketika itu juga lamaran yang dibawa keluarga Ganendra untuk dirinya langsung masuk kedalam pikirannya. Awalnya, ia menepis pikiran itu. alhasil ia pun mulai menerimanya dan memutuskan untuk berpikir.

*

Beberapa hari kemudian.

Di sebuah kamar dengan ukuran besar dan sangat mewah tampak seorang pria sedang mengepak tasnya. Tok tok tok suara pintu terdengar

“Mama boleh masuk Ken?” ibu Sri bertanya

“Ya, masuk ma.” Pria itu memberi izin kepada ibu Sri

Kenandri Ganendra adalah anak kedua dari paman Candra dan bibi Sri. Kenan memiliki sebuah perusahaan arsitektur yang cukup terkenal. Dia merintis usahanya itu dari bawah. Ia ingin berdiri sendiri untuk membangun usahanya. Tanpa memiliki semuanya dengan mudah karna keluarganya .

Saat ini Kenan akan berangkat ke luar kota untuk sebuah proyek besar.

“Sini biar mama bantu.” menawaarkan bantuan kepada anaknya.

“Tidak usah ma sebentar lagi selesai kok.”

“Sudah tidak apa-apa biar mama bantu ya.” Ibu sri memaksa

“Beneran ni.”

“Iya”. Mereka mempacking barang yang akan dibawa ken besok.

Disela-sela kegiatan mereka saat ini ibu Sri mencoba untuk berdiskusi dengan putranya itu.

“Ken,”

“Ya, Ma ada apa” tanya Kenan

“Mama tau kamu tidak menyukai ide kami kan?, untuk menjodohkanmu dengan cucu paman koba?” tembak ibu Sri langsung. Tetapi, Ken tidak bergeming sedikit pun.

“Dengar ken kami tidak memaksamu untuk menikah dengan cucu paman Koba. Kami hanya memberi saran kepadamu. Kalau memang kamu tidak menyetujuinya ya sudah kamu batalkan saja. Dan sebenarnya mama juga suka sih dengan Kania.” bujuk ibu Sri

“Kania?” kenan terkejut

“Ia, namanya Kania.” tegas ibu Sri.

Ken mulai berpikir dan mengingat saran dari teman-teman serta sahabatnya untuk menyuruh Kenan segera melupakan Aira mantan calon istrinya dahulu.

“Ken, ken" bu sri membangunkan Ken dari lamunanya

“Ya, Ma (tersadar)” melanjutkan kegiatannya

“Jangan terlalu dipikir ini tidak terlalu terburu-buru kok ya" pungkas ibunya kenandri

*** PERTEMUAN ***

Kania dan keluarganya makan malam bersama. Paman dan Kakek saling melirik satu sama lain memberikan kode untuk bertanya kepada Kania. Dan paman pun menyerah lalu berbicara.

“E’hem, jadi bagaimana Kania tetang perbincangan kita beberapa hari yang lalu?” Kania berhenti mengunyah dan menatap piringnya

“Bagaimana ya, Kania juga bingung sih tentang hal itu. Paman dan Kakek tau kan kalau Kania ingin melanjutkan sekolah. (berpikir seperti mendapat ide) Jadi, begini saja kita buat kesepakatan.” menawarkan idenya

“Kesepakatan?” Paman, Kakek dan Bibi terkejut.

Linda yang datang dari arah dapur membawa mangkuk ditangannya menyela dan kesal terhadap perkataan Kania.

“Apa-apaan ini kak? Kakak itu mau menikah bukan sedang berbisnis. Ini kan tentang masa depan kakak. Ya, ngak bisa dinego-nego pakai kesepakatan segala lah.” Ungkap Linda sedikit kesal “Kalau kakak mau, ya tinggal bilang iya. Kalau enggak ya udah. Kelarkan.” Linda menaruh mangkuk tersebut di atas meja makan.

Perkataan linda sangat menohok bagi kania sehingga ia pun tidak dapat berkata apa-apa lagi.

“Dasar anak kecil. Ya, sudah kalau begitu jawaban Kania ya enggak.”

Paman dan kakek merasa kecewa atas jawaban yang diberikan oleh kania. Mereka pun langsung mengeluarkan segala jurus untuk membujuk Kania. Tetapi, Kania tetap pada pendiriannya.

Akhirnya, kakek, dan paman pun menyerah lalu memintanya untuk memberitahu apa isi kesepakatan itu

“Ya, sudah apa Kesepakatan yang kamu buat?” pungkas paman

“Kania akan menikahinya jika Kania melanjutkan sekolah di Kolkuta (sebuah pusat kota terbesar)” kakek sangat marah kepada Kania dan perang tentang hal ini pun kembali terjadi  antara Kania dan Kakek.

Flash Back On

Pada waktu itu Kania akan tamat dari sekolah menegah atasnya dan setiap murid telah berpikir untuk menetapkan tujuan hidup mereka selanjutnya. Kania pun melamar pada salah satu perguruan tinggi yang terletak di sebuah kota terbesar yaitu kolkuta tempat dimana semua orang sukses berada. Hasil tes telah diumumkan dan Kania dinyatakan lulus. Awalnya Kania ingin membuat semua orang di rumahnya bangga kepada kania. Tetapi, hal itu malah membuat kakek menjadi sangat marah kepada Kania. Sehingga, Kania

kabur dari rumah untuk beberapa hari karna pertengkaran yang hebat tersebut. Kania tinggal di salah satu rumah teman baiknya. kakek yang mendapat kabar tersebut langsung membujuk Kania untuk pulang kerumah.

Flash Back Off

Kania tampak frustasi atas tindakan kakeknya yang selalu tidak memperbolehkan kania untuk melanjutkan sekolahnya disana. Karna, keras kepala mereka berdua. Sampai saat ini kania tidak melanjutkan pendidikan. Disatu sisi kakek selalu menyuruh kania untuk melanjutkan pendidikan dan mengejar impiannya. Tetapi, tidak di kolkuta.

Sudah 5 hari Kania tidak berbicara kepada siapapun dan tidak melakukan aktifitas membantu pamannya mengurus perkebunan mereka. Ia hanya berada di teras\, taman rumah\, lalu kamarnya. Begitu juga dengan kakek ia hanya berada di balkon dan kamarnya. Suasana rumah keluarga Amonade menjadi suram dan sepi. Apalagi\, ketika waktunya berkumpul untuk makan. Meja makan tersebut sudah seperti tempat '***pemenggalan manusia'***.

IH..... HOROR bet. heheh

Seminggu telah berlalu dengan suasana yang tidak seceria seperti hari-hari sebelumnya. Bibi bertanya kepada salah satu pekerja rumahnya tentang keberadaan dari kakek Koba. Karna semenjak tadi, ia tidak menemukan kakek dikediaman mereka.

“Pak Alang, kemana ayah (kakek koba) saya sudah mencarinya kemana-mana tetapi tidak ketemu." Bibi bertanya kepada pak alang yang sedang bekerja

“Saya tidak melihatnya bu. Mungkin kakek pergi ke kebun menemui Bapak.” Jawab pak Alang.

“E’hm, mungkin saja ya pak. Sebentar ya saya telpon dahulu.” Bibi menelpon paman.

Bibi yang mendengar jika kakek juga tidak berada di sana langsung panik dan memberitahu semua orang dirumah untuk pergi mencari kakek.

Kania yang mendengar hal itu langsung menggoyah sepedanya lalu mencari kakek. Sudah setengah jam ia mencari. tetapi kakek tidak di ketemukan. Kania pun semakin cemas dan panik tiba-tiba teleponnya berdering.

Nama yang tertera di layar kacanya adalah ‘kakekku tersayang’

“Kakek.”

Ia pun mengangkat panggilan tersebut. Tanpa aba-aba Kania langsung memarahi kakeknya panjang lebar tetapi jawaban panggilan tersebut dijawab oleh suara berat seorang pria.

Kania terkejut mendengar berita yang disampaikan pria itu. Kakek sedang berada di rumah sakit sekarang. Ia mengalami sebuah kecelakaan dan sekarang ia sedang tidak sadarkan diri di ‘Rumah Sakit Pelita Harapan’

"Tut tut tut tut (telpon terputus)." Kania langsung bergegas ke rumah sakit.

*

Sesampainya dirumah sakit, Kania bergegas menemui resepsionis dan menanyakan keberadaan kakeknya.

”Sus di mana ruangan kakek Sekar Koba Amonade? Tanya kania kepada salah seorang suster.

Keluarga Kania cukup terpandang di desa itu sebagai salah satu pemilik perkebunanan teh terbesar yang berperan dalam pembangunan desa.

Mendengar nama kakek Sekar Koba Amonade. Seorang pria langsung menoleh kepada Kania. Suster tersebut langsung mengarah kepada perawat yang membawa jenazah. Kania seperti tak berdaya untuk berjalan mengikuti perawat tersebut.

Pria bertubuh gagah berperawakan tampan dan penuh kharisma itu mengikuti Kania menuju Kamar jenazah. Tangisan Kania pecah seketika ia menangis hingga meraung- raung melihat jenazah itu.

- heheh\, ngak kebayang seperti apa nangis meraung-raung

“Permisi, nona.” Sapa pria.

“Hicks hicks kek (menangis) Kenapa kakek meninggalkan Kania?” sambil memeluk jenazah

“Nona.” Kania memandang ke arah pria itu.

“Ada, apa (sambil menghapus air matanya) kamu tidak lihat aku sedang bersedih saat ini (kesal).”

"Anda nona Kania Amonade?" tanya pria itu. Kania pun kembali mengomel kepada pria itu tanpa henti.

*

“Ia, saya tau tapi itu bukan kakek anda.”pungkas pria itu

“Apa? Kamu, jangan mengada-ngada ya. Barusan suster di depan menunjukkan bahwa ini kakek saya.”

“Anda salah paham nona.”

“Kamu siapa sih sebenarnya ha? Kamu kenal kakek saya, iya?” ketika pria itu ingin menjawab, selalu saja di hentikan oleh seribu kata yang keluar dari mulut Kania. Akhirnya, pria itu pun pergi karna tidak tau apalagi yang harus ia katakan kepada Kania.

Kania keluar dan bingung bagaimana caranya memberitahu paman, bibi dan Linda. Dengan, berat hati ia pun menelepon bibi dan berbicara perlahan kepada bibi.

“Syukurlah kamu, menelepon nak. Kamu dimana sekarang?” tanya bibi khawatir. Kania tampak kebingungan.

“Ehm, bibi (binggung) ada yang ingin Kania sampaikan kepada bibi. Tetapi, bibi harus tenang ya.” mencoba untuk memberitahu

“Tidak, Kania ini bukan saatnya. Kamu, harus datang ke Rumah sakit Pelita harapan sekarang juga. Karna kakekmu baru saja sadar dari kecelakaan yang menimpanya.” Kania sangat binggung dan terkejut mendengar perkataan bibi nya.

“I- i- iya bi.” Kania perlahan masuk kembali ke ruang jenazah dan membuka kain yang membungkusi jenazah. Ia, pun terkejut karna itu bukan kakeknya. Ia kembali bertanya kepada suster dan segera menuju ruangan

tersebut. Sesampainya didepan ruangan semua orang telah menunggu Kania.

“Kania, kamu dari mana saja?” tanya bibi dengan rasa panik.

“Ini, bi. Kania berusaha mencari kakek kemana-mana dan tidak menemukannya. Kania sangat cemas bi.” jawab kania

Seorang Pria datang dan menyambung pembicaraan mereka.

“Ya, baguslah jadi kamu tidak salahkan mencarinya atau jangan-jangan kamu salah menangisi lagi.” Kania langsung menoleh dan terkejut melihat pria tersebut. Ia adalah Pria yang diusir oleh Kania di ruang jenazah.

“Menangis?(menoleh ke arah Kania) iya, kamu habis nangis Kania?” tanya bibi

“Ehm itu bi, itu.” Kania tampak bingung menjawab bibi. Pria tersebut pun menyela untuk membantu kania

“Maksud saya jangan jangan dia sambil menangis mencari kakek iyakan? (mengintimidasi)” Kania melempar senyuman bingung kepada bibinya.

“Hem, iya dia benar bi” jawab kania.

Bibi, paman, dan Linda menjadi bingung oleh perkataan mereka.

“Sudah Kania perkenalkan ini Kenandri anak paman Candra cucu kakek Sofyan." kania tampak sok mengetahui bahwa pria yang di hadapannya sekarang adalah calon suami yang dijodohkan dengannya.

"Kenan ini Kania putri kami, cucu pertama kekek koba dan dia adalah calon istrimu” paman semringah

menegaskan kalimatnya. Dengan keadaan terpaksa serta perasaan yang bercampur aduk, mereka berdua pun saling berjabat tangan.

“Sudah ayo sekarang kita masuk.” Ajak paman

“Baik paman.” Sahut Kenan dan Kania dengan serentak

Terpopuler

Comments

Ilma Kikyo

Ilma Kikyo

Aku suka kata katanya.. semangat thor

2021-05-23

1

Ahmad Hidayatullah

Ahmad Hidayatullah

semangat up

2020-08-24

2

lihat semua
Episodes
1 Panik
2 Berpikir
3 Simpati
4 Pernikahan
5 Suasana Baru
6 Pergi Acara
7 Menerka- nerka
8 Mencintai sejak lama
9 Terjebak Di Rumah Nek Ija
10 Mati Lampu
11 Cantika?
12 Kucing Garong dan Macan Tutul
13 huftt.. merepotkan!
14 Pasar malam
15 Hampir ketahuan
16 Bertemu Pria Asing
17 Menyusun Teka- Teki
18 Memata-Matai Cantika
19 Kisah Cinta Mereka
20 Apakah ini semua akal-akalan Nitra?
21 Mengharapkan Perhatian
22 Berbagi Ranjang
23 Perang Tatapan
24 Aku Tidak Takut
25 Belum Melakukannya
26 pertama kali ngidam
27 Pura- pura Masuk Angin
28 Kesempatan
29 Membuka Ruangan tersebut
30 Kesedihan Leon
31 Amarah Yang Membara
32 Terbongkarnya Rahasia Ruangan Rahasia
33 Kerjaan suami Curigaan mulu...
34 Siapa Leon?
35 Menjadi orang asing di negara sendiri
36 Dibutakan Karena Cinta
37 Aku Ingin Kau Bahagia
38 Aku Ingin Satu Seperti Kania
39 Anggaplah itu sebuah ancaman agar kau mengerti apa yang ku mau
40 Kecewa
41 Kecewa 2
42 Maafkan aku
43 Memahami Hati Pasangan
44 Kak Reno
45 Kenapa datang...?
46 Ngambek....
47 Serba Berdua Denganmu..
48 Ingin Dipanggil Kakak
49 Kakak berubah Sayang
50 Kolkuta I Am Coming
51 Pengumuman
52 Aku Akan Selalu Bersamamu
53 Hari Pertama Kuliah
54 Jangan Ganggu Tunanganku
55 Perkelahian Fisik
56 Pengumuman
57 I L O V E YOU
58 Bulan Madu
59 Pakai Otak Bukan Otot
60 Apa? Dedek Bayi!
61 Berbincang yang mengasikkan
62 Kegundahan
63 Love You To
64 Aku Suaminya
65 Membentak
66 Merindukannya
67 Makan kamu ajalah?
68 Kita Akhiri Saja Semua!
69 KANIA!
70 Surga Dunia
71 Satu sama
72 Gara-gara Dumelan
73 Bertemu Ibu Kembali
74 Informan
75 perasaan rindu itu? berikan saja pada 'DILAN'
76 Bertemu ayah Sandra.
77 Bunyi Auman Ponsel.
78 TIDAK MUNGKIN!
79 Ganendra-Amonade
80 KANIA ANAKKU
81 "Sebuah Keinginan"
82 "Orang Tua Yang GAGAL"
83 Aku Tahu Siapa Orang Tuaku
84 Sama, Siapa Saja Kamu Telah Melakukannya?
85 Kupatahkan Kaki Tanganmu, Kurusak Wajah Cantikmu
86 Suami MESUM dan Istri PENGGODA
87 Kania Cahyono
88 Tidak Terbantahkan
89 Malam Kelam Bersejarah
90 Menjadikanku Perintis
91 Pelajaran Untuk Si Bucin
92 Seprai Berdarah
93 Pertemuan 1 dengan Ibu Kandung
94 Pertemuan 2 dengan Ibu Kandung
95 Pertemuan 3 Waktu Bersama Ibu
96 Belajar Bijaksana
97 Berdamai Dengan Keadaan
98 BERSATU
99 And
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Panik
2
Berpikir
3
Simpati
4
Pernikahan
5
Suasana Baru
6
Pergi Acara
7
Menerka- nerka
8
Mencintai sejak lama
9
Terjebak Di Rumah Nek Ija
10
Mati Lampu
11
Cantika?
12
Kucing Garong dan Macan Tutul
13
huftt.. merepotkan!
14
Pasar malam
15
Hampir ketahuan
16
Bertemu Pria Asing
17
Menyusun Teka- Teki
18
Memata-Matai Cantika
19
Kisah Cinta Mereka
20
Apakah ini semua akal-akalan Nitra?
21
Mengharapkan Perhatian
22
Berbagi Ranjang
23
Perang Tatapan
24
Aku Tidak Takut
25
Belum Melakukannya
26
pertama kali ngidam
27
Pura- pura Masuk Angin
28
Kesempatan
29
Membuka Ruangan tersebut
30
Kesedihan Leon
31
Amarah Yang Membara
32
Terbongkarnya Rahasia Ruangan Rahasia
33
Kerjaan suami Curigaan mulu...
34
Siapa Leon?
35
Menjadi orang asing di negara sendiri
36
Dibutakan Karena Cinta
37
Aku Ingin Kau Bahagia
38
Aku Ingin Satu Seperti Kania
39
Anggaplah itu sebuah ancaman agar kau mengerti apa yang ku mau
40
Kecewa
41
Kecewa 2
42
Maafkan aku
43
Memahami Hati Pasangan
44
Kak Reno
45
Kenapa datang...?
46
Ngambek....
47
Serba Berdua Denganmu..
48
Ingin Dipanggil Kakak
49
Kakak berubah Sayang
50
Kolkuta I Am Coming
51
Pengumuman
52
Aku Akan Selalu Bersamamu
53
Hari Pertama Kuliah
54
Jangan Ganggu Tunanganku
55
Perkelahian Fisik
56
Pengumuman
57
I L O V E YOU
58
Bulan Madu
59
Pakai Otak Bukan Otot
60
Apa? Dedek Bayi!
61
Berbincang yang mengasikkan
62
Kegundahan
63
Love You To
64
Aku Suaminya
65
Membentak
66
Merindukannya
67
Makan kamu ajalah?
68
Kita Akhiri Saja Semua!
69
KANIA!
70
Surga Dunia
71
Satu sama
72
Gara-gara Dumelan
73
Bertemu Ibu Kembali
74
Informan
75
perasaan rindu itu? berikan saja pada 'DILAN'
76
Bertemu ayah Sandra.
77
Bunyi Auman Ponsel.
78
TIDAK MUNGKIN!
79
Ganendra-Amonade
80
KANIA ANAKKU
81
"Sebuah Keinginan"
82
"Orang Tua Yang GAGAL"
83
Aku Tahu Siapa Orang Tuaku
84
Sama, Siapa Saja Kamu Telah Melakukannya?
85
Kupatahkan Kaki Tanganmu, Kurusak Wajah Cantikmu
86
Suami MESUM dan Istri PENGGODA
87
Kania Cahyono
88
Tidak Terbantahkan
89
Malam Kelam Bersejarah
90
Menjadikanku Perintis
91
Pelajaran Untuk Si Bucin
92
Seprai Berdarah
93
Pertemuan 1 dengan Ibu Kandung
94
Pertemuan 2 dengan Ibu Kandung
95
Pertemuan 3 Waktu Bersama Ibu
96
Belajar Bijaksana
97
Berdamai Dengan Keadaan
98
BERSATU
99
And

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!