Kania duduk termenung di depan cermin kaca. teman-teman dekatnya berdatangan menghampiri Kania untuk memberikan ucapan selamat kepada Kania. mereka tidak pernah menyangka jika Kania dapat menikah dengan cepat mendahului mereka semua. karna, selama ini mereka tau bahwa Kania tidak pernah mau berteman dekat dengan seorang pria manapun tanpa terkecuali seseorang yang telah membuat Kania
bersikekeh ingin melanjutkan sekolahnya di Kolkuta.
Kania terlihat cantik dengan balutan gaun putih yang sederhana, simple, dan elegan. Ia, berjalan diatas altar bersama paman disampingnya. Semua orang tampak terpukau oleh kecantikan yang terpancar oleh Kania. Walaupun ia sebenarnya sangat sedih menghadapi kenyataan bahwa ia menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal karakter, serta keseharian pria tersebut, tetapi ia tidak boleh menunjukan tentang kesedihannya itu kepada semua orang yang berada ditempat tersebut. Ia, menutupinya dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat semringah dan bahagia seperti kebahagian seorang wanita yang bertemu dengan sang pria dinantikannya selama ini. Ia melakukan semua itu agar, kakek tersayangnya menjadi bahagia dan merasa senang atas tindakan yang ia ambil untuk Kania. Melihat hal itu semua tamu undangan pun sangat percaya dan iri serta bahagia atas pernikahan Kania dan Kenandri.
Acara telah selesai semua keluarga berkumpul diruang tamu rumah Kania. Mereka, sangat lelah tetapi, merasa bahagia karna dua keluarga besar yang selama ini hanya sebatas hubungan persahabatan yang kental menjadi bersatu dalam sebuah ikatan keluarga yang sah. kenan datang dari arah luar.
"kenan" panggil kakek sofyan
"ya, kek." sahut kenan
"kamu darimana?" tanya kakek
"ehm, itu teman baikku mengucapkan selamat atas pernikahanku dan ia sangat menyesal tidak bisa hadir
karna istrinya sedang hamil.”
“ohw, begitu sudah sana kamu istirahat dikamar. Pasti, kamu sangat lelah kan?(merayu)”
“ehm, ya kakek. Semuanya, aku beristirahat dulu ya.”
“ya, yang nyeyak ya.” abangnya jack mengejek
“kalian juga.” kenan menjawab dengan polos
“ya, ya pergilah cepat. agar kami bisa melihat hasilnya.” kakek menyuruh. Kenan pun pergi
“hei, papi kok seperti itu sih kepada Kenan. Biarkan, mereka menyesuaikan diri dulu dong" nenek kenan
berkomentar
“mami, ini gimana sih. Papi udah ngak sabar ni gendong cicit dari Kenan iya, kan koba?”
“iya, benar sih fyan. Tapi, apa kata istrimu sangat benar sekali beri mereka waktu untuk beradaptasi satu sama lain.”
“apa, yang dikatakan kakek Koba itu benar kek. Mereka sama-sama belum kenal satu sama lain. Berbeda kasus nya dengan kakek dan nenek sama-sama paham ketika sudah menikah.” bela jack.
“hust, candra ajari anakmu itu supaya tidak menasehati orang tua.” kakek sofyan mengelak
“kamu, salah fyan harusnya, siapa pun yang menasehati dan memberi masukan harus kamu dengar dong." kakek koba menasehati.
"(tertawa) baiklah baik. maafkan aku ya cucuku" semuanya pun tersenyum dan tertawa.
pagi hari yang cerah telah tiba. Kakek koba dan kakek sofyan telah bangun sejak pagi buta tadi untuk berjalan
pagi menyambut sang mentari. Selepas mereka selesai dengan ektifitas itu. kakek koba dan kakek sopyan penasaran dengan apa yang telah terjadi kepada kenan dan kania. mereka pun mencoba untuk mengintip bahkan menguping dari arah luar kamar kania.
"mereka belum bangun." kakek koba menguping.
"berarti kita sukses koba (tos)".
tiba-tiba pintu kamar terbuka dan mereka pun tertangkap basah.
"pagi, pengantin baru" kedua kakek tersebut hanya bisa cengar cengir.
"pagi, kek. ada apa kakek- kakek di sini? ".
kakek koba dan sofyan memberi jurus seribu alasan kepada kenan dengan gugup. kenan pun tersenyum sambil berbicara didalam hati
"dasar kakek-kakek yang tak tau diri mau tau aja urusan anak muda)” Kenan pun turun ke bawah pergi meninggalkan mereka.
melihat kenan yang langusng turun meninggalkan mereka. membuat kakek-kakek itu melepaskan napas mereka yang tertahan.
"syukur, dia langsung turun."
"selamat" kakek koba menyahut.
Kania, linda dan cantika keluar bersama dari kamar linda. mereka melihat kekek-kakek tersebut berada di pintu kamar kania merasa heran.
“Kakek kenapa kalian disini?“
"loh, Kania kamu kenapa bisa ada di sana? (bingung)”
"kak ayo kita turun. Nanti ibu marah loh. ayo, cantika." ajak linda yang menarik tangan kania dan linda bersama
“iya, baiklah. Kek, kami turun dulu ya.”
“ya” (serentak)
setelah mereka berlalu kedua kakek itu kembali berbincang.
“berarti mereka tidak satu kamar dong?”
“kamu, benar fyan. Kalau seperti ini bagaimana mereka bisa saling mengenal?”
“ia, kamu benar Koba.”
~
Semua orang berkumpul diruang makan untuk menikmati sarapan. Kakek Koba dan kekek Sofyan saling melirik satu sama lain ketika melihat Kania akan duduk di samping linda.
“jangan Kania! (serentak)” semua orang terkejut dengan reflek suara kakek koba dan kakek Sofyan.
“ehem, nak kamu kan sudah menikah alangkah baiknya jika kamu duduk bersebelahan dengan suamimu kan seperti kakek Sofyan dan nenek Nasya lalu, lihat abang dan kakak iparmu duduk bersebelahankan.”
“oh, kalau begitu bagaimana dengan Paman Ray dan bibi cia lalu paman candra dan bibi Sri? Mereka tidak duduk berdampingan kan?.” Kakek Sofyan dan Kakek Koba merasa sangat Zonk dan menundukkan kepala mereka karna tidak tahu apa yang akan dikatakan kembali.
satu hari dilewati dengan kegiatan aktifitas mereka masing-masing. hingga sore harinya semua keluarga berkumpul di halaman taman rumah.
“loh, Ken dimana Kania?” tanya papa candra
“aku tidak tau pa.”
“iya, dari tadi aku juga tidak melihat cantika setelah makan siang.” sahut mama Sri
“linda juga tidak ada” sambung kak kamila
“mungkin, mereka pergi berkeliling jadi tenang saja” tenang bibi Cia
"kamu tuh gimana sih ken. Istrimu sendiri kamu tidak tau kemana perginya aduh, sudah cepat cari sana.”
Kenandri sangat menghormati orangtua apapun yang dikatakan oleh ayah, ibu, kakek, Nenek serta abang dan kakak iparnya Pasti akan didengarnya. Ken, pergi mencari mereka hingga berkeliling-keliling desa. Tiba-tiba ia melihat keramaian dipasar lalu mendekat. karna penasaran apa yang sedang terjadi. Ia, terkejut melihat Kania, Linda, serta adiknya Cantika sedang berkelahi dengan seorang Preman Pasar. Ia, pun malu dan segera mendekati mereka.
“kak, Kenan sedang apa disini?” cantika bertanya
“kakak, yang harus berkata seperti itu kenapa kalian disini dan mencari keributan.”
“kami, tidak sedang mencari keributan tetapi membela yang benar.” linda menyahut
“maksudnya?” Linda dan Cantika pun menjelaskan apa yang terjadi disamping itu Kania tetap saja melawan Preman tersebut.
“owalah, jadi gara-gara uang pajak yang tiba-tiba dinaikan terus ibu itu protes lalu, sang Preman berbuat kasar
lalu kalian seperti ini?”
“iya.”
kenan merogoh saku celananya untuk mengambil dompet lalu memberikan preman itu sejumlah uang agar tidak memperpanjang masalah ini.
“ini, uang pajaknya segini kan?” memberikan uang tersebut kepada sang preman
“apa-apaan ini kenapa kamu malah memberikan uang kepadanya.” Kania protes
“sttt, sebaiknya kamu diam saja”
“siapa kamu?” preman tersebut bertanya
“tidak perlu tau ambil dan lekaslah pergi. Dan Kepada semua orang disini saya mohon bubar ya.” Semua orang pun pergi, dan bubar termasuk Preman tersebut.
“trimakasih banyak ya nak. Atas pertolongan kalian.”
"sama-sama bu kami permisi dulu ya. Ayo semuanya, kalian sudah dicari oleh semua keluarga.” Kania terdiam tanpa bersuara ia sangat kesal terhadap perlakuan Kenan dan berjalan sangat cepat mendahuluinya.
“lihat, sudah dewasa tapi kelakuan seperti anak kecil” mendengar perkataan kenan. Kania menjadi geram
“hei, siapa yang kau sebut anak kecil.” menoleh kebelakang
“kamu. Kenapa?” tatap tajam kenan
“kak kenan sudah ya jangan bertengkar” pinta cantika
“coba sekali lagi aku dengar atau kau....?” kania menatap dengan tajam sambil menunjuk ke arah kenan
“Kak Kania ayolah hentikan malu dilihat orang" pinta linda yang sudah menarik lengan kakaknya itu untuk menjauh dari kenan
“apa? Memang Kamu bisa apa? dasar anak kecil. jangan berlagak seperti pahlawan jika kamu sebenarnya masih bekicot” kenan membalas perdebatannya dengan kania
“beraninya kau. kau tidak tau siapa aku ha?” Kania sangat geram dan akan memukul Kenan tetapi, ditahan oleh Cantika dan Linda.
“tau, cucu kakek Koba kan. Kamu seharusnya tidak marah ketika aku berkata kamu anak kecil itu memang fakta Kamu selalu membesar-besarkan masalah. Dimana, dan kapanpun.”
“lepaskan aku. Lepaskan. Dengar tuan Kenandri yang terhormat kau lah orang dewasa yang pernah kulihat. Kaulah orang nya, karna kau sangat sangat dewasa dan aku hanya anak kecil sehingga kau tidak
mengerti mana yang namanya harus diperjuangkan dan mana yang namanya harus dilepaskan. (berjalan pergi).” Kenan terhenyak dengan perkataan Kania ia mengingat kisah percintaannya dengan Aira kembali.
“oh, ya satu lagi (berbaik ke arah Kenan) kau tau kenapa aku membela- bela ibu tersebut untuk melawan sang preman yang kau lepaskan itu? besok dia berserta keluarganya akan mati kelaparan karena tidak bisa berjualan di tempat nya kembali. Kenapa, karna jarangnya pembeli dan tingginya uang pajak. sekarang siapa yang sok menjadi pahlawan dan masih bekicot? Anak kecil atau orang yang terlalu sangat dewasa ini?” menatap kenan dengan penuh kekesalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Srini Fadis
duh jd gemas sm kenan malah gak belain kenia malah kasih uang sm preman....jadi gemas q
2021-01-13
2
ᗪαᑭαηďαђ Cђαη🍅
ditunggu next up Thor, tetap semangat ya
2020-08-21
4
Patrick Star
Patrick Gans uwu mampir nih
2020-08-10
4