Cinta Yang Tertukar

Cinta Yang Tertukar

Bab 1- Penculikan

Di gudang yang gelap dan pengap, Eloni meringkuk ketakutan. Tadi malam, dia baru saja di culik oleh beberapa lelaki yang berpakaian preman di jalan pulang menuju rumahnya. Dia tidak tahu apa salahnya hingga dia pantas mendapat perlakuan seperti itu.

Sejak semalam, dia pingsan karena satu tamparan keras di pipinya dari salah satu preman yang menculiknya. Setelah sadar, dia sudah berada di tempat ini dengan mulut tersumpal serta kaki dan tangan terikat.

Eloni berusaha berteriak, namun semuanya sia-sia. Dia hanya bisa menangis.

“Ayah, Ibu, Kak, tolong Eloni, Eloni takut,” gumam lirih Eloni dalam hatinya.

Tiba-tiba, pintu gudang terbuka. “Buka ikatan tangan dan kakinya serta bawa dia menghadap ke bos!” perintah salah seorang dari mereka. Eloni tidak melihat orang-orang itu karena matanya tertutup akibat silau cahaya terang yang muncul dari balik pintu.

Seketika, seseorang datang membuka tali pengikatnya. Namun sumpalan di mulutnya tetap di biarkan menempel. Eloni berusaha melepaskan diri, namun apalah dayanya. Dia hanya seorang perempuan dengan tubuh mungil. Mana mungkin dia bisa melawan lelaki itu yang bertubuh kekar nan kuat.

Karena lelah, akhirnya Eloni hanya pasrah di seret oleh preman yang tadi malam menculiknya. Setelah keluar dari gudang, dia di bawa naik ke sebuah tangga. Dan, betapa terkejutnya setelah tiba di atas. Di atas gudang yang pengap dan gelap itu, terdapat sebuah rumah yang sangat megah. Meskipun dalam keadaan kesakitan, Eloni tampak kagum dan berkali-kali bergumam melihat isi rumah itu. Di sana sini terdapat banyak barang-barang mahal. Ada sofa, keramik-keramik, lampu hias dan masih banyak lagi yang mungkin jika di uangkan, mencapai milyaran rupiah.

Maklum, Eloni hanyalah gadis miskin yang tinggal di rumah yang terbilang cukup sederhana. Ayahnya adalah seorang buruh di salah satu pabrik tekstil terbesar yang ada di Jakarta. Sedangkan ibunya, tidak bekerja karena sakit lumpuh. Sementara kakaknya, tidak tahu bekerja di mana. Dia hanya bekerja pada malam hari dan istrahat pada siang hari.

“Ayo masuk!” perintah salah seorang dari preman itu sambil mendorong Eloni. Eloni di masukkan ke dalam sebuah ruangan yang sangat luas dan tentunya tak kalah mewah dari sebelumnya. Karpet tebal menyambut kakinya kala memasuki ruangan itu.

Ketika memasuki ruangan itu, sumpalan mulutnya pun di buka. Ingin rasanya dia berteriak. Namun semuanya percuma. Tak akan ada yang mendengar dan menolongnya. Eloni mengangkat kepalanya dan melihat seorang laki-laki yang duduk di balik meja sambil membelakangi mereka.

“Dia sudah ada di sini bos!” ucap salah satu dari preman itu.

Lelaki yang di panggil bos itu pun langsung memutar kursinya. Sejenak membuat Eloni tertegun. Dia adalah seorang lelaki muda dan sangat tampan. Eloni tidak habis pikir kalau dalang dari penculikannya adalah seorang lelaki muda dan tampan. Yang ada dipikirannya adalah seseorang yang tua dan memiliki wajah yang menyeramkan.

“Tapi, siapa dia? Kenapa dia menculikku? Aku sama sekali tidak mengenalnya,” tiba-tiba berbagai tanya muncul di benak Eloni.

“Tinggalkan kami!” perintah lelaki itu yang membuat Eloni kaget.

“Baik bos,” jawab mereka serempak dan kemudian berlalu.

Lelaki itu mendekati Eloni. Tampak di matanya sorot kemarahan. Eloni menunduk tak berani menatap laki-laki itu. Tiba-tiba, tangan lelaki itu mencengkeram dagu Eloni hingga dia meringis kesakitan.

“Awwhh, sakit,” keluh Eloni.

“Sakit?” tanya lelaki itu dan kemudian semakin mengcengkeramnya hingga membuat air mata Eloni jatuh karena menahan sakit.

“Berani-beraninya kamu mengeluh sakit setelah apa yang sudah kamu lakukan padaku, hah!” bentak lelaki itu.

“Aaapa maksud kamu?” tanya Eloni tak mengerti maksud lelaki itu.

Lelaki itu tak menjawab pertanyaannya. Dia melepas cengkeramnnya dengan kasar hingga membuat Eloni tersungkur.

“Siapa kamu dan kenapa kamu menculikku?” tanya Eloni sambil terisak.

“Hentikan pertanyaan konyolmu itu! Sebelum semakin membuatku muak!” bentak lelaki itu.

Eloni benar-benar tak mengerti, apa sebenarnya maksud lelaki itu. Dia benar-benar tak mengenalnya. Jangankan mengenalnya, melihatnya saja baru kali ini.

“Aku benar-benar tak mengenalmu. Sekarang lepaskan aku!” teriak Eloni sambil menangis histeris.

“Diam!” teriak lelaki itu yang membuat Eloni sedikit ciut nyalinya.

“Penjaga!” teriak lelaki itu memanggil anak buahnya.

Seketika dua lelaki langsung masuk. “ Siap Bos!” jawab anak buahnya serempak.

“Bawa wanita ini ke kamar dan suruh pelayan untuk membersihkan badannya. Aku tak ingin tidur dengan orang kotor dan kumal!” perintah lelaki itu. Seketika Eloni terperanjat. Dia berusaha melepaskan diri ketika anak buah lelaki itu membawanya keluar.

“Lepaskan aku! Lepaskan! Aku tak mau tidur denganmu! Dasar laki-laki jahat! Tolong lepaskan aku!” teriak Eloni sambil berusaha untuk melepaskan diri. Namun sama seperti sebelumnya, tak ada gunanya dia berteriak dan berontak. Semua itu hanya akan membuatnya semakin lelah.

Tiba di kamar, dia langsung di suruh membersihkan diri. Di kamar mandi, dia menangis sejadi –jadinya. “Hiks hiks hiks…..” Ayah, Ibu, Kak, tolong aku. Aku takut. Aku ngga mau tidur dengannya. "Hiks hiks hiks…” tangis Eloni semakin pecah. Di tengah tangisnya, tiba-tiba ada suara wanita yang memanggil dari balik pintu kamar mandi.

“Non,” panggil wanita itu.

“Siapa?” tanya Eloni.

“Saya pelayan yang di perintahkan oleh Tuan Affandra untuk melayani Non,”  jawab wanita itu.

“Ohh jadi nama lelaki itu Affandra,” gumam Eloni.” Aku ngga mau keluar!"

“Non, Tuan sudah menunggu. Non harus keluar,” bujuk sang pelayan.

“Aku ngga mau!” balas Eloni tetap bersikukuh. Karena kehabisan akal dan Eloni tak juga mau keluar, maka sang pelayan itu akhirnya memberi tahu pada Affandra.

“Tuan, Non ngga mau keluar dari kamar mandi. Saya sudah memaksanya tapi tetap saja dia tidak mau,” ucap sang pelayan.

“Apa maunya wanita itu? Bukannya itu yang selama ini dia inginkan? Tidur denganku!" gumam Affandra menahan emosi.

Dia lalu bergegas ke kamar tempat Eloni.

"Keluar sekarang atau aku akan mengeluarkanmu secara paksa!” teriak Affandra. Eloni ketakutan mendengar suara Affandra dari luar. Jika dia tidak segera keluar, maka pasti Affandra akan mendobrak pintu itu. Akhirnya, dia tidak punya pilihan selain keluar sendiri.

Dengan hanya memakai handuk, dia membuka pintu dan hanya mendongakkan kepalanya.

“Keluar sekarang!” bentak Affandra. Eloni pun keluar dengan hanya handuk yang melekat di badannya. Tubuh mulus dan seksinya jelas terpampang di depan Affandra.  Affandra yang melihat itu, seketika menjadi bergairah. Dia menatap Eloni dengan tatapan buas. Seperti seekor harimau yang telah siap memangsa buruannya.

Eloni ketakutan melihat Affandra yang melihatnya seperti itu. Dia berusaha memegang handuknya agar tak lepas. Affandra yang melihatnya semakin terpancing. Dia lalu menuju ke arah pintu dan kemudian menguncinya.

“Aapa yang ingin kamu lakukan?” tanya Eloni ketakutan sambil terus memegangi handuknya.

“Bukankah ini yang kamu inginkan sayang,” ucap Affandra terus mendekati Eloni.

"Apa maksud kamu? Tolong jangan lakukan itu!” pinta Eloni memelas.

“Kamu ngga usah pura-pura!” balas Affandra.

“Aku benar-benar tidak mengerti. Tolong jangan sentuh aku!” pinta Eloni memohon.

Namun Affandra tak menggubris ucapannya. Dia terus mendekatinya. Dan tiba-tiba, Affandra menangkap Eloni. Dia memaksa untuk melepaskan handuknya, namun Eloni bersikeras untuk menahannya,

“Lepaskan aku! Tolong, jangan lakukan itu!" ucap Eloni sambil memohon dengan derai air mata. Namun Affandra tak memperdulikannya. Dia terus saja memaksa hingga handuknya benar-benar lepas. Dan seketika, tubuh Eloni terlihat jelas tanpa ada sehelai benangpun. Affandra yang melihat itu semakin bernafsu. Dia langsung mendorong tubuh Eloni ke atas tempat tidur. Eloni berontak. Namun apalah dayanya. Dia hanya seorang perempuan lemah. Jelas dia kalah dari Affandra yang memiliki tubuh lebih kuat darinya.

Dalam keputusasaannya, akhirnya Eloni pasrah kesuciannya di renggut oleh lelaki tak bertanggung jawab itu. Air matanya terus mengalir. Pandangannya kosong. Rasanya, hidupnya tak berarti lagi.

Setelah melakukan aksinya, Affandra berbisik pada Eloni. ”Ternyata kau wanita yang cukup cerdas menjaga kesucianmu di tempat seperti itu,” ucap Affandra tanpa sama sekali rasa bersalah. Dia lalu beranjak membersihkan dirinya. Setelah itu, dia langsung pergi meninggalkan Eloni dengan sakit yang teramat.

Setelah kepergian Affandra, Eloni bangun. dia melihat darah di kasur. Hatinya semakin hancur berkeping-keping. Dia menangis sejadi-jadinya, memukul-mukul badannya sendiri. Dia jijik dan benci pada dirinya sendiri. Akhirnya karena kecapean, diapun tertidur.

Terpopuler

Comments

Q Dleva

Q Dleva

hai thorr aku mampir membawa 7 like mampir juga diceritaku NARAKU saling dukung 😊

2021-05-09

0

Ayu Rahayu

Ayu Rahayu

🥰🥰

2021-04-10

1

Lies shandie

Lies shandie

Hai thor aq mampir seru ceritanya👍👍👍

2021-04-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Penculikan
2 Bab 2- Tangis memilukan
3 Bab 3- Luka kedua kali
4 Bab 4- PHK
5 Bab 5- Maafkan aku
6 Bab 6- Penyesalan
7 Bab 7- Kembali ke rumah
8 Bab 8- Terkenang kembali
9 Bab 9- Suara yang mirip
10 Bab- 10 Ajakan menikah
11 Bab 11- Kembali semangat
12 Bab 12- Babak baru
13 Bab 13- Kejutan
14 Bab 14- Kecewa lagi
15 Bab- 15 Pertemuan pertama
16 Bab- 16 Jatuh cinta
17 Bab- 17 Nama itu
18 Bab- 18 Lelaki yang sama
19 Bab- 19 Kebenaran pertama
20 Bab- 20 Kebenaran kedua
21 Bab- 21 Pertemuan kedua dan terakhir
22 Bab- 22 Permintaan maaf
23 Bab- 23 Salah paham
24 Bab- 24 Pupusnya harapan
25 Bab- 25 Bunuh diri
26 Bab- 26 Ketegaran di balik luka
27 Bab- 27 Pertemuan mendadak
28 Bab- 28 Kebencian
29 Bab- 29 Cinta tak di restui
30 Bab- 30 Mimpi itu lagi
31 Bab- 31 Fakta pahit
32 Bab- 32 Dilema berat
33 Bab- 33 Restoran seafood
34 Bab- 34 Jangan menangis, Ibu
35 Bab- 35 Aku peduli
36 Bab- 36 Perasaan muak
37 Bab- 37 Lamaran
38 Bab- 38 Pernikahan
39 Bab- 39 Janji pembalasan
40 Bab- 40 Mengurai benang kusut
41 Bab- 41 Satu per satu
42 Bab- 42 Mulai menguak
43 Bab- 43 Kenyataan menyesakkan
44 Bab- 44 Meminta kejujuran
45 Bab- 45 Ingin bertemu calon bayi
46 Bab- 46 Kembali ke rumah itu
47 Bab- 47 Tak percaya
48 Bab- 48 Percakapan singkat
49 Bab- 49 Datang tiba-tiba
50 Bab- 50 Kembali lagi
51 Bab- 51 Sikap palsu
52 Bab- 52 Kejadian tengah malam
53 Bab- 53 Kembali ke bar
54 Bab- 54 Ketakutan terbesar
55 Bab- 55 Bimbang dan cemas
56 Bab- 56 Hasrat dan ambisi
57 Bab- 57 Rencana awal
58 Bab- 58 Pesta makan malam
59 Bab- 59 Permintaan sulit
60 Bab- 60 Duka mendalam
61 Bab- 61 Berkunjung
62 Bab- 62 Syok
63 Bab 63- Strategi busuk
64 Bab 64- Pengakuan
65 Bab- 65 Kambuh lagi
66 Bab 66- Kembali
67 Bab 67- Ungkapan hati
68 Bab 68- Makan malam keluarga
69 Bab 69- Mendapat restu
70 Bab 70- Penentuan pernikahan
71 Bab 71- Fitting baju
72 Bab 72- Menemui Affandra
73 Bab 73- Akad
74 Bab 74- Resepsi
75 Bab 75- Sakit
76 Bab 76- Meminta izin
77 Episode 77 - Pulang
78 Bab 78- Panggilan masuk
79 Bab 79- Di usir
80 Bab 80- Paket misterius
81 Bab 81- Tebakan yang sama
82 Bab 82- Melahirkan
83 Bab 83- Putri kecilku
84 Bab 84- Menjalankan rencana
85 Bab 85- Kemarahan
86 Bab 86- Mencari tahu
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1- Penculikan
2
Bab 2- Tangis memilukan
3
Bab 3- Luka kedua kali
4
Bab 4- PHK
5
Bab 5- Maafkan aku
6
Bab 6- Penyesalan
7
Bab 7- Kembali ke rumah
8
Bab 8- Terkenang kembali
9
Bab 9- Suara yang mirip
10
Bab- 10 Ajakan menikah
11
Bab 11- Kembali semangat
12
Bab 12- Babak baru
13
Bab 13- Kejutan
14
Bab 14- Kecewa lagi
15
Bab- 15 Pertemuan pertama
16
Bab- 16 Jatuh cinta
17
Bab- 17 Nama itu
18
Bab- 18 Lelaki yang sama
19
Bab- 19 Kebenaran pertama
20
Bab- 20 Kebenaran kedua
21
Bab- 21 Pertemuan kedua dan terakhir
22
Bab- 22 Permintaan maaf
23
Bab- 23 Salah paham
24
Bab- 24 Pupusnya harapan
25
Bab- 25 Bunuh diri
26
Bab- 26 Ketegaran di balik luka
27
Bab- 27 Pertemuan mendadak
28
Bab- 28 Kebencian
29
Bab- 29 Cinta tak di restui
30
Bab- 30 Mimpi itu lagi
31
Bab- 31 Fakta pahit
32
Bab- 32 Dilema berat
33
Bab- 33 Restoran seafood
34
Bab- 34 Jangan menangis, Ibu
35
Bab- 35 Aku peduli
36
Bab- 36 Perasaan muak
37
Bab- 37 Lamaran
38
Bab- 38 Pernikahan
39
Bab- 39 Janji pembalasan
40
Bab- 40 Mengurai benang kusut
41
Bab- 41 Satu per satu
42
Bab- 42 Mulai menguak
43
Bab- 43 Kenyataan menyesakkan
44
Bab- 44 Meminta kejujuran
45
Bab- 45 Ingin bertemu calon bayi
46
Bab- 46 Kembali ke rumah itu
47
Bab- 47 Tak percaya
48
Bab- 48 Percakapan singkat
49
Bab- 49 Datang tiba-tiba
50
Bab- 50 Kembali lagi
51
Bab- 51 Sikap palsu
52
Bab- 52 Kejadian tengah malam
53
Bab- 53 Kembali ke bar
54
Bab- 54 Ketakutan terbesar
55
Bab- 55 Bimbang dan cemas
56
Bab- 56 Hasrat dan ambisi
57
Bab- 57 Rencana awal
58
Bab- 58 Pesta makan malam
59
Bab- 59 Permintaan sulit
60
Bab- 60 Duka mendalam
61
Bab- 61 Berkunjung
62
Bab- 62 Syok
63
Bab 63- Strategi busuk
64
Bab 64- Pengakuan
65
Bab- 65 Kambuh lagi
66
Bab 66- Kembali
67
Bab 67- Ungkapan hati
68
Bab 68- Makan malam keluarga
69
Bab 69- Mendapat restu
70
Bab 70- Penentuan pernikahan
71
Bab 71- Fitting baju
72
Bab 72- Menemui Affandra
73
Bab 73- Akad
74
Bab 74- Resepsi
75
Bab 75- Sakit
76
Bab 76- Meminta izin
77
Episode 77 - Pulang
78
Bab 78- Panggilan masuk
79
Bab 79- Di usir
80
Bab 80- Paket misterius
81
Bab 81- Tebakan yang sama
82
Bab 82- Melahirkan
83
Bab 83- Putri kecilku
84
Bab 84- Menjalankan rencana
85
Bab 85- Kemarahan
86
Bab 86- Mencari tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!