Hari ini, Pak Reno meminta izin untuk pulang cepat. Dia beralasan istrinya sedang sakit dan tak ada yang menjaganya. Diapun mengendarai motor bututnya dengan tergesa-gesa. Begitu sampai rumah, Pak Reno langsung bertanya.
“Bagaimana Bu, apa ada kabar dari Eloni?” tanya Pak Reno.
Bu Ratih dan Elona menggeleng bersamaan. Tiba-tiba Pak Reno terduduk lemas. Wajahnya jelas menggambarkan kekhawatiran yang amat sangat.
“Mas, ayo kita lapor ke polisi,” ucap Bu Ratih. Dan tanpa berpikir panjang, Pak Reno langsung berdiri.
“Baiklah, ayo!” balas Pak reno sambil mendorong kursi roda istrinya.
Elona tak beranjak. Dia masih tetap duduk di kursinya.
“Kamu ngga ikut?” tanya Pak Reno.
“Aku di rumah aja,” jawab Elona cuek.
“Bisa-bisanya kamu tidak khawatir saat adikmu hilang!” ucap Pak Reno sedikit kesal.
“Yah, nanti malam aku kerja dan aku harus istrahat,” balas Elona.
“Udahlah Mas, biar Elona istrahat. Kita saja yang pergi,” sela Bu Ratih.
Pak Reno hanya menggeleng. Kemudian merekapun pergi tanpa Elona.
“Bikin susah aja!” dengus Elona setelah kepergian orang tuanya.
Di kantor polisi.
“Pak polisi, kami ingin melaporkan kehilangan orang,” ucap Pak Reno
“Ada fotonya?” tanya Pak polisi.
“Ini,” balas Pak Reno sambil menyodorkan foto Eloni.
"Apa bisa di ceritakan kejadian sebelum anak bapak dan ibu hilang?" tanya Pak Polisi.
Kemudian Bu Ratih pun menceritakannya.
“Baiklah, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera menemukan anak bapak dan ibu. Sekarang bapak dan ibu bisa kembali. Kami akan mengabari jika sudah mendapatkan petunjuk,” ujar Pak Polisi setelah mendengar cerita Bu Ratih.
“Baik Pak, kami mohon agar anak kami bisa di temukan kembali,” ucap Pak Reno.
“Baik, akan kami usahakan.” balas Pak Polisi.
Dan setelah itu merekapun kembali. Sesampai di rumah, sudah ada beberapa tetangga yang sedang berkumpul.
“Bu Ratih, apa benar Eloni hilang? Tadi kami melihat Bu Ratih dan Pak Reno tampak terburu-buru seperti ada masalah. Dan kami bertanya pada Elona,” ucap Bu Rina salah satu tetangga mereka.
“Iya Bu,” jawab Bu Ratih sambil menangis.
“Sabar ya Bu, kami akan berusaha membantu sebisa mungkin,” balas Bu Rina.
“Terima kasih Bu,” ucap Bu Ratih.
******
Setelah dari kantor, biasanya Affandra tidak langsung pulang ke apartemennya. Tapi dia menuju ke bar tempat Elona bekerja. Namun mulai hari ini, dia akan langsung pulang ke rumah tempat dia menyembunyikan Eloni yang di pikirnya adalah Elona.
“Sayang, aku datang,” ucap Affandra ketika memasuki kamar tempat Eloni. Eloni tak menjawab.
“Sayang apa kamu udah makan?” tanya Affandra sambil mengelus rambut Eloni seperti seorang kekasih.
“Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu!” teriak Eloni sambil mendorong kasar tangan Affandra.
“Kamu kenapa sayang? Apa aku telah berbuat salah?” tanya Affandra seakan-akan tak ada yang terjadi.
Eloni menatap Affandra dengan tatapan penuh kebencian.
“Sekarang kamu keluar! Aku jijik melihat wajahmu!” teriak Eloni dengan wajah menahan amarah. Namun Affandra tak menggubris ucapan Eloni. Dia malah semakin mendekatinya.
“Sayang, aku lagi pengen,” ucap Affandra berbisik di telinga Eloni yang membuat Eloni semakin geram.
“Plakkkk...!!! Satu tamparan keras dari Eloni menghampiri pipi Affandra.
“Menjauh dariku!” bentak Eloni.
Mendapat perlakuan seperti itu, tidak membuat Affandra marah. Justru malah membuatnya semakin ingin menyetubuhi Eloni. Adrenalinnya terpacu. Dengan kasar dia mendorong Eloni. Melepaskan dengan paksa pakaian yang melekat di badannya. Teriakan dan tangisan Eloni tak ia hiraukan. Ia terus saja melanjutkan perbuatannya hingga meraih kepuasaan.
Lagi-lagi sakit. Sudah dua kali dalam sehari ini Affandra menggores luka di tubuh Eloni. Setelah puas, seperti biasa dia langsung membersihkan diri dan berlalu meninggalkan Eloni dengan isak tangisnya.
Eloni menangis tersedu-sedu hingga rasanya air matanya sudah habis. Dia beranjak dari tempat tidur, mengambil pakaiannya yang berserakan lalu menuju kamar mandi. Badannya kesakitan. Belum selesai sakit yang tadi pagi, kini malam ini dia harus merasakannya kembali.
Di kamar mandi, dia tak lagi menangis histeris seperti sebelumnya. Dia sudah terlalu capek. Dia hanya menatap dinding kamar mandi sambil membiarkan air mengucur membasahi tubuhnya. Pandangannya kosong. Hatinya benar-benar terluka.
*****
“Tumben sudah seminggu ini Affandra ngga datang,” gumam Elona sambil menunggu di bar tempatnya bekerja.
“Apa dia marah karena memergoki aku jalan sama Delano?” tanya Elona pada dirinya sendiri.
“Heii.....lu ngapain bengong?” tanya Sandra mengagetkan Elona. Sandra adalah sahabat Elona sejak dari SMA yang juga bekerja di bar. Dia juga yang sudah mengajak Eloni bekerja di situ.
“Apaan sih loh, ngagetin aja,’ balas Elona.
“Gue tau, loh pasti sedang nunggu Affandra kan? Ngaku loh!” ucap Sandra sambil mengejek Elona.
“Ngga kok, aku ngga lagi nungguin dia,” elak Elona.
“Tapi Lon, luh emang benar ngga suka sama Affandra? Dia itu udah tampan kaya lagi. Masa lu ngga sama sekali tertarik?” tanya Sandra ingin tahu.
“Gue udah terlanjur cinta sama Delano, Ndra,” jawab Elona.
“Tapi Delano sebentar lagi mau nikah Lon.”
“Gue ngga peduli, Ndra,” ucap Elona.
“Parahhh lu yaa! Ada lelaki tampan dan kaya yang suka sama elu, lu malah milih laki-laki yang sebentar lagi mau nikah!” ujar Sandra heran pada temannya itu.
“Yaa mau gimana, namanya juga cinta,” ujar Elona.
“Serah lu dah!” balas Sandra lalu pergi.
Sejenak Elona memikirkan apa yang baru saja di katakan Sandra. Namun tiba-tiba Delano datang mengagetkannya.
“Sayang, kamu kenapa melamun?” tanya Delano.
“Ngga kok sayang, kamu mau minum apa?” tanya Elona.
“Yang biasa aja,” jawab Delano.
“Kamu tunggu sebentar yaa,” ujar Elona lalu pergi.
Sementara Delano sedang menunggu, dia melihat Sandra.
“Hai Sandra,” sapa Delano sambil melambaikan tangan. Namun Sandra hanya menengok sekilas dan langsung membuang muka. Dia memang tidak menyukai Delano, karena dia tahu, Delano hanya mempermainkan sahabatnya.
Delano adalah teman SMA mereka juga. Dia di kenal playboy saat mereka masih SMA dulu. Banyak wanita yang sudah menjadi korbannya. Setelah lulus, mereka sudah tidak tahu kabar tentangnya lagi hingga beberapa bulan lalu. Dia tiba-tiba muncul di bar tempat Elona bekerja. Dari situlah, kemudian mereka menjalin hubungan hingga membuat Affandra sakit hati. Namun satu bulan terakhir, Elona mendapatkan kabar bahwa Delano akan menikah. Namun tetap saja dia tidak peduli dan terus menjalin hubungan dengannya.
“Lon, kenapa Sandra ngga suka banget sama aku?” tanya Delano sambil melihat ke arah Sandra yang sedang melayani seorang tamu.
“Ngga tau,” ujar Elona sambil mengangkat bahunya.
“Den, apa kamu benar-benar mau nikahi perempuan itu?” tanya Elona dengan raut wajah sedih.
“Maafkan aku sayang, aku ngga punya pilihan, dia sedang mengandung anakku,” jawab Delano.
“Tapi aku janji sayang, aku akan segera menceraikannya setelah bayinya lahir. Dan setelah itu, aku akan menikahimu,” ujar Delano berusaha meyakinkan Elona.
“Kamu janji kan,” ujar Elona.
“Iya, aku janji sayang,” balas Delano sambil mengaitkan kedua jari kelingking mereka sebagai tanda kesepakatan. Sandra yang melihat dari jauh hanya tersenyum sinis. Dia takut kalau sahabatnya menjadi korban selanjutnya. Tapi, apalah dayanya, Elona memaksa untuk tidak mau meninggalkan Delano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Asran Nuddin
🤔🤔🤔
2021-04-23
1