Bab 3- Luka kedua kali

Hari ini, Pak Reno meminta izin untuk pulang cepat. Dia beralasan istrinya sedang sakit dan tak ada yang menjaganya. Diapun mengendarai motor bututnya dengan tergesa-gesa. Begitu sampai rumah, Pak Reno langsung bertanya.

“Bagaimana Bu, apa ada kabar dari Eloni?” tanya Pak Reno.

Bu Ratih dan Elona menggeleng bersamaan. Tiba-tiba Pak Reno terduduk lemas. Wajahnya jelas menggambarkan kekhawatiran yang amat sangat.

“Mas, ayo kita lapor ke polisi,” ucap Bu Ratih. Dan tanpa berpikir panjang, Pak Reno langsung berdiri.

“Baiklah, ayo!” balas Pak reno sambil mendorong kursi roda istrinya.

Elona tak beranjak. Dia masih tetap duduk di kursinya.

“Kamu ngga ikut?” tanya Pak Reno.

“Aku di rumah aja,” jawab Elona cuek.

“Bisa-bisanya kamu tidak khawatir saat adikmu hilang!” ucap Pak Reno sedikit kesal.

“Yah, nanti malam aku kerja dan aku harus istrahat,” balas Elona.

“Udahlah Mas, biar Elona istrahat. Kita saja yang pergi,” sela Bu Ratih.

Pak Reno hanya menggeleng. Kemudian merekapun pergi tanpa Elona.

“Bikin susah aja!” dengus Elona setelah kepergian orang tuanya.

Di kantor polisi.

“Pak polisi, kami ingin melaporkan kehilangan orang,” ucap Pak Reno

“Ada fotonya?” tanya Pak polisi.

“Ini,” balas Pak Reno sambil menyodorkan foto Eloni.

"Apa bisa di ceritakan kejadian sebelum anak bapak dan ibu hilang?" tanya Pak Polisi.

Kemudian Bu Ratih pun menceritakannya.

“Baiklah, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera menemukan anak bapak dan ibu. Sekarang bapak dan ibu bisa kembali. Kami akan mengabari jika sudah mendapatkan petunjuk,” ujar Pak Polisi setelah mendengar cerita Bu Ratih.

“Baik Pak, kami mohon agar anak kami bisa di temukan kembali,” ucap Pak Reno.

“Baik, akan kami usahakan.” balas Pak Polisi.

Dan setelah itu merekapun kembali. Sesampai di rumah, sudah ada beberapa tetangga yang sedang berkumpul.

“Bu Ratih, apa benar Eloni hilang? Tadi kami melihat Bu Ratih dan Pak Reno tampak terburu-buru seperti ada masalah. Dan kami bertanya pada Elona,” ucap Bu Rina salah satu tetangga mereka.

“Iya Bu,” jawab Bu Ratih sambil menangis.

“Sabar ya Bu, kami akan berusaha membantu sebisa mungkin,” balas Bu Rina.

“Terima kasih Bu,” ucap Bu Ratih.

******

Setelah dari kantor, biasanya Affandra tidak langsung pulang ke apartemennya. Tapi dia menuju ke bar tempat Elona bekerja. Namun mulai hari ini, dia akan langsung pulang ke rumah tempat dia menyembunyikan Eloni yang di pikirnya adalah Elona.

“Sayang, aku datang,” ucap Affandra ketika memasuki kamar tempat Eloni. Eloni tak menjawab.

“Sayang apa kamu udah makan?” tanya Affandra sambil mengelus rambut Eloni seperti seorang kekasih.

“Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu!” teriak Eloni sambil mendorong kasar tangan Affandra.

“Kamu kenapa sayang? Apa aku telah berbuat salah?” tanya Affandra seakan-akan tak ada yang terjadi.

Eloni menatap Affandra dengan tatapan penuh kebencian.

“Sekarang kamu keluar! Aku jijik melihat wajahmu!” teriak Eloni dengan wajah menahan amarah. Namun Affandra tak menggubris ucapan Eloni. Dia malah semakin mendekatinya.

“Sayang, aku lagi pengen,” ucap Affandra berbisik di telinga Eloni yang membuat Eloni semakin geram.

“Plakkkk...!!! Satu tamparan keras dari Eloni menghampiri pipi Affandra.

“Menjauh dariku!” bentak Eloni.

Mendapat perlakuan seperti itu, tidak membuat Affandra marah. Justru malah membuatnya semakin ingin menyetubuhi Eloni. Adrenalinnya terpacu. Dengan kasar dia mendorong Eloni. Melepaskan dengan paksa pakaian yang melekat di badannya. Teriakan dan tangisan Eloni tak ia hiraukan. Ia terus saja melanjutkan perbuatannya hingga meraih kepuasaan.

Lagi-lagi sakit. Sudah dua kali dalam sehari ini Affandra menggores luka di tubuh Eloni. Setelah puas, seperti biasa dia langsung membersihkan diri dan berlalu meninggalkan Eloni dengan isak tangisnya.

Eloni menangis tersedu-sedu hingga rasanya air matanya sudah habis. Dia beranjak dari tempat tidur, mengambil pakaiannya yang berserakan lalu menuju kamar mandi. Badannya kesakitan. Belum selesai sakit yang tadi pagi, kini malam ini dia harus merasakannya kembali.

Di kamar mandi, dia tak lagi menangis histeris seperti sebelumnya. Dia sudah terlalu capek. Dia hanya menatap dinding kamar mandi sambil membiarkan air mengucur membasahi tubuhnya. Pandangannya kosong. Hatinya benar-benar terluka.

*****

“Tumben sudah seminggu ini Affandra ngga datang,” gumam Elona sambil menunggu di bar tempatnya bekerja.

“Apa dia marah karena memergoki aku jalan sama Delano?” tanya Elona pada dirinya sendiri.

“Heii.....lu ngapain bengong?” tanya Sandra mengagetkan Elona. Sandra adalah sahabat Elona sejak dari SMA yang juga bekerja di bar. Dia juga yang sudah mengajak Eloni bekerja di situ.

“Apaan sih loh, ngagetin aja,’ balas Elona.

“Gue tau, loh pasti sedang nunggu Affandra kan? Ngaku loh!” ucap Sandra sambil mengejek Elona.

“Ngga kok, aku ngga lagi nungguin dia,” elak Elona.

“Tapi Lon, luh emang benar ngga suka sama Affandra? Dia itu udah tampan kaya lagi. Masa lu ngga sama sekali tertarik?” tanya Sandra ingin tahu.

“Gue udah terlanjur cinta sama Delano, Ndra,” jawab Elona.

“Tapi Delano sebentar lagi mau nikah Lon.”

“Gue ngga peduli, Ndra,” ucap Elona.

“Parahhh lu yaa! Ada lelaki tampan dan kaya yang suka sama elu, lu malah milih laki-laki yang sebentar lagi mau nikah!” ujar Sandra heran pada temannya itu.

“Yaa mau gimana, namanya juga cinta,” ujar Elona.

“Serah lu dah!” balas Sandra lalu pergi.

Sejenak Elona memikirkan apa yang baru saja di katakan Sandra. Namun tiba-tiba Delano datang mengagetkannya.

“Sayang, kamu kenapa melamun?” tanya Delano.

“Ngga kok sayang, kamu mau minum apa?” tanya Elona.

“Yang biasa aja,” jawab Delano.

“Kamu tunggu sebentar yaa,” ujar Elona lalu pergi.

Sementara Delano sedang menunggu, dia melihat Sandra.

“Hai Sandra,” sapa Delano sambil melambaikan tangan. Namun Sandra hanya menengok sekilas dan langsung membuang muka. Dia memang tidak menyukai Delano, karena dia tahu, Delano hanya mempermainkan sahabatnya.

Delano adalah teman SMA mereka juga. Dia di kenal playboy saat mereka masih SMA dulu. Banyak wanita yang sudah menjadi korbannya. Setelah lulus, mereka sudah tidak tahu kabar tentangnya lagi hingga beberapa bulan lalu. Dia tiba-tiba muncul di bar tempat Elona bekerja. Dari situlah, kemudian mereka menjalin hubungan hingga membuat Affandra sakit hati. Namun satu bulan terakhir, Elona mendapatkan kabar bahwa Delano akan menikah. Namun tetap saja dia tidak peduli dan terus menjalin hubungan dengannya.

“Lon, kenapa Sandra ngga suka banget sama aku?” tanya Delano sambil melihat ke arah Sandra yang sedang melayani seorang tamu.

“Ngga tau,” ujar Elona sambil mengangkat bahunya.

“Den, apa kamu benar-benar mau nikahi perempuan itu?” tanya Elona dengan raut wajah sedih.

“Maafkan aku sayang, aku ngga punya pilihan, dia sedang mengandung anakku,” jawab Delano.

“Tapi aku janji sayang, aku akan segera menceraikannya setelah bayinya lahir. Dan setelah itu, aku akan  menikahimu,” ujar Delano berusaha meyakinkan Elona.

“Kamu janji kan,” ujar Elona.

“Iya, aku janji sayang,” balas Delano sambil mengaitkan kedua jari kelingking mereka sebagai tanda kesepakatan. Sandra yang melihat dari jauh hanya tersenyum sinis. Dia takut kalau sahabatnya menjadi korban selanjutnya. Tapi, apalah dayanya, Elona memaksa untuk tidak mau meninggalkan Delano.

Terpopuler

Comments

Asran Nuddin

Asran Nuddin

🤔🤔🤔

2021-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Penculikan
2 Bab 2- Tangis memilukan
3 Bab 3- Luka kedua kali
4 Bab 4- PHK
5 Bab 5- Maafkan aku
6 Bab 6- Penyesalan
7 Bab 7- Kembali ke rumah
8 Bab 8- Terkenang kembali
9 Bab 9- Suara yang mirip
10 Bab- 10 Ajakan menikah
11 Bab 11- Kembali semangat
12 Bab 12- Babak baru
13 Bab 13- Kejutan
14 Bab 14- Kecewa lagi
15 Bab- 15 Pertemuan pertama
16 Bab- 16 Jatuh cinta
17 Bab- 17 Nama itu
18 Bab- 18 Lelaki yang sama
19 Bab- 19 Kebenaran pertama
20 Bab- 20 Kebenaran kedua
21 Bab- 21 Pertemuan kedua dan terakhir
22 Bab- 22 Permintaan maaf
23 Bab- 23 Salah paham
24 Bab- 24 Pupusnya harapan
25 Bab- 25 Bunuh diri
26 Bab- 26 Ketegaran di balik luka
27 Bab- 27 Pertemuan mendadak
28 Bab- 28 Kebencian
29 Bab- 29 Cinta tak di restui
30 Bab- 30 Mimpi itu lagi
31 Bab- 31 Fakta pahit
32 Bab- 32 Dilema berat
33 Bab- 33 Restoran seafood
34 Bab- 34 Jangan menangis, Ibu
35 Bab- 35 Aku peduli
36 Bab- 36 Perasaan muak
37 Bab- 37 Lamaran
38 Bab- 38 Pernikahan
39 Bab- 39 Janji pembalasan
40 Bab- 40 Mengurai benang kusut
41 Bab- 41 Satu per satu
42 Bab- 42 Mulai menguak
43 Bab- 43 Kenyataan menyesakkan
44 Bab- 44 Meminta kejujuran
45 Bab- 45 Ingin bertemu calon bayi
46 Bab- 46 Kembali ke rumah itu
47 Bab- 47 Tak percaya
48 Bab- 48 Percakapan singkat
49 Bab- 49 Datang tiba-tiba
50 Bab- 50 Kembali lagi
51 Bab- 51 Sikap palsu
52 Bab- 52 Kejadian tengah malam
53 Bab- 53 Kembali ke bar
54 Bab- 54 Ketakutan terbesar
55 Bab- 55 Bimbang dan cemas
56 Bab- 56 Hasrat dan ambisi
57 Bab- 57 Rencana awal
58 Bab- 58 Pesta makan malam
59 Bab- 59 Permintaan sulit
60 Bab- 60 Duka mendalam
61 Bab- 61 Berkunjung
62 Bab- 62 Syok
63 Bab 63- Strategi busuk
64 Bab 64- Pengakuan
65 Bab- 65 Kambuh lagi
66 Bab 66- Kembali
67 Bab 67- Ungkapan hati
68 Bab 68- Makan malam keluarga
69 Bab 69- Mendapat restu
70 Bab 70- Penentuan pernikahan
71 Bab 71- Fitting baju
72 Bab 72- Menemui Affandra
73 Bab 73- Akad
74 Bab 74- Resepsi
75 Bab 75- Sakit
76 Bab 76- Meminta izin
77 Episode 77 - Pulang
78 Bab 78- Panggilan masuk
79 Bab 79- Di usir
80 Bab 80- Paket misterius
81 Bab 81- Tebakan yang sama
82 Bab 82- Melahirkan
83 Bab 83- Putri kecilku
84 Bab 84- Menjalankan rencana
85 Bab 85- Kemarahan
86 Bab 86- Mencari tahu
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1- Penculikan
2
Bab 2- Tangis memilukan
3
Bab 3- Luka kedua kali
4
Bab 4- PHK
5
Bab 5- Maafkan aku
6
Bab 6- Penyesalan
7
Bab 7- Kembali ke rumah
8
Bab 8- Terkenang kembali
9
Bab 9- Suara yang mirip
10
Bab- 10 Ajakan menikah
11
Bab 11- Kembali semangat
12
Bab 12- Babak baru
13
Bab 13- Kejutan
14
Bab 14- Kecewa lagi
15
Bab- 15 Pertemuan pertama
16
Bab- 16 Jatuh cinta
17
Bab- 17 Nama itu
18
Bab- 18 Lelaki yang sama
19
Bab- 19 Kebenaran pertama
20
Bab- 20 Kebenaran kedua
21
Bab- 21 Pertemuan kedua dan terakhir
22
Bab- 22 Permintaan maaf
23
Bab- 23 Salah paham
24
Bab- 24 Pupusnya harapan
25
Bab- 25 Bunuh diri
26
Bab- 26 Ketegaran di balik luka
27
Bab- 27 Pertemuan mendadak
28
Bab- 28 Kebencian
29
Bab- 29 Cinta tak di restui
30
Bab- 30 Mimpi itu lagi
31
Bab- 31 Fakta pahit
32
Bab- 32 Dilema berat
33
Bab- 33 Restoran seafood
34
Bab- 34 Jangan menangis, Ibu
35
Bab- 35 Aku peduli
36
Bab- 36 Perasaan muak
37
Bab- 37 Lamaran
38
Bab- 38 Pernikahan
39
Bab- 39 Janji pembalasan
40
Bab- 40 Mengurai benang kusut
41
Bab- 41 Satu per satu
42
Bab- 42 Mulai menguak
43
Bab- 43 Kenyataan menyesakkan
44
Bab- 44 Meminta kejujuran
45
Bab- 45 Ingin bertemu calon bayi
46
Bab- 46 Kembali ke rumah itu
47
Bab- 47 Tak percaya
48
Bab- 48 Percakapan singkat
49
Bab- 49 Datang tiba-tiba
50
Bab- 50 Kembali lagi
51
Bab- 51 Sikap palsu
52
Bab- 52 Kejadian tengah malam
53
Bab- 53 Kembali ke bar
54
Bab- 54 Ketakutan terbesar
55
Bab- 55 Bimbang dan cemas
56
Bab- 56 Hasrat dan ambisi
57
Bab- 57 Rencana awal
58
Bab- 58 Pesta makan malam
59
Bab- 59 Permintaan sulit
60
Bab- 60 Duka mendalam
61
Bab- 61 Berkunjung
62
Bab- 62 Syok
63
Bab 63- Strategi busuk
64
Bab 64- Pengakuan
65
Bab- 65 Kambuh lagi
66
Bab 66- Kembali
67
Bab 67- Ungkapan hati
68
Bab 68- Makan malam keluarga
69
Bab 69- Mendapat restu
70
Bab 70- Penentuan pernikahan
71
Bab 71- Fitting baju
72
Bab 72- Menemui Affandra
73
Bab 73- Akad
74
Bab 74- Resepsi
75
Bab 75- Sakit
76
Bab 76- Meminta izin
77
Episode 77 - Pulang
78
Bab 78- Panggilan masuk
79
Bab 79- Di usir
80
Bab 80- Paket misterius
81
Bab 81- Tebakan yang sama
82
Bab 82- Melahirkan
83
Bab 83- Putri kecilku
84
Bab 84- Menjalankan rencana
85
Bab 85- Kemarahan
86
Bab 86- Mencari tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!