Hari ini sekolah ramai sekali, pagi-pagi sekali Kirani sudah sampai disekolah. Hari ini pembagian rapor kenaikan kelas. Pastinya nanti banyak orang tua siswa yang hadir kesekolah. Kirani sengaja datang pagi sekali. Dia sudah terbisa sampai pukul enam tiga puluh disekolah. Padahal jarak rumah san sekolahnya cukup jauh.
Saat pengambilan rapor hari ini nenek tidak bisa datang. Dia sedang tidak sehat. Beberapa hari ini dia terkena flu. Terpaksa dia mengambil sendiri rapornya. Berharap tidak ada masalah dengan nilainya, sehingga dia bisa mengambil lapornya sendiri.
Seandainya ada sanak saudara lain yang bisa dimintai tolong, pikirnya.
Drrr.... Drr....
Handphone Kira berbunyi. Dia melihat pada layar ponselnya. Kak Arzie.
"Assalamualaikum, Kak Arzie"
"Waalaikumsalam, Dek. Kak Arzie tidak menggangu kamu kan?"
"Ah, tidak kok, aku juga tidak sedang sibuk"
"Kamu tidak sekolah?"
"Ini aku sudah disekolah, Kak. Hari ini bagi rapor. Tapi nenek sedang sakit, jadi dia tidak bisa mengambilkan rapor ku"
"Kalau begitu, tunggulah disitu. Nanti Kak Arzie kesana. Biar Kak Arzie yang ambilkan rapor mu, ya"
Tepat sebelum apel dimulai pukul delapan, Arzie sudah memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah. Ramai sekali orang tua murid yang hadir. Arzie langsung membaur bersama para orang tua murid. Dan apel pengambilan lapor dimulai. Dalam apel itu disebutkan beberapa anak yang mendapat peringkat dikelasnya. Dan juga juara umum. Nama Kirani Fauzia Chandani disebut sebagai rengking satu di kelas dan juara umum disekolahnya. Nilai tertinggi diperolehnya dari seluruh siswa disekolahnya.
Tepuk tangan yang meriah menyambut Kira di lapangan. Seandainya nenek ada, pasti dia akan banggga, pikir sang juara itu. Arzie yang melihat itu pun turut bangga pada Kira. Anak yang luar biasa, pikir Arzie.
"Maaf, Mas ini siapanya Kirani, ya?", tanya walikelasnya saat mengambil rapor.
"Oiya, saya Arzie bu. Kakak nya Kirani. Mohon maaf, nenek tidak bisa datang karena sedanh flu. Jadi saya yang menggantikan".
"Semoga nenek cepat sembuh, ya. Selamat ya Kirani. Prestasimu luar biasa. Kakak mu pasti bangga punya adik cerdas seperti kamu", puji wali kelasnya.
Kirani hanya tersenyum. Arzie menoleh pada Kira, dia mengelus kepala gadis SMP itu. Kira terkejut. Dia hanya memandang Arzie sambil tersenyum.
"Terima kasih ya, Kak. Sudah mengambilkan raporku. Maaf sudah merepotkan Kak Arzie"
"Tidak apa-apa. Kebetulan saja Kak Arzie belum berangkat kekantor, jadi bisa mampir?"
"Kak Arzie tidak apa-apa nih terlambat ke kantor, nanti dimarahi loh"
Hahahhahaha....
Arzie tertawa mendengarnya. Lagian siapa pula yang mau memarahi CEO nya.
"Kenapa malah tertawa, Kak?"
"Ah, maaf"
"Kak, Arzie kerja dimana?"
"Di perusahaan swasta,Dek?"
"Perusahaan swasta? Dibidang apa, Kak?"
"Pengolahan minyak mentah"
"Petrol Indo Nusa?",tebaknya.
"Wah... Kamu tahu banyak ya?!"
"Perusahaan swasta pengolah minyak terbesar ya PIN (Petrol Indo Nusa)"
Arzie tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Dia tak menyangka gadis kecil ini selain cerdas disekolah, wawasannya juga luas. Itu yang membuat dia nyaman mengobrol bersama Kira.
******
"Hati-hati ya, Dek. Kak Arzie harus kembali kekantor"
Kirani mengangukkan kepalanya. Dia berjalan melewati gang kecil menuju rumah kontrakan mereka. Arzie memandangnya dari ujung gang hingga tubuh gadis itu menghilang dari pandangannya.
Dia kembali kemobilnya dan menuju kekantor. Sebelumnya dia sudah menelepon sekretaris nya dan mengatakan dia akan datang kekantor terlambat hari ini.
"Selamat siang, Pak. Ini berkas yang Bapak minta kemarin", ucap sekretaris nya.
"Oke"
"Baik, Pak. Saya permisi"
"Tunggu sebentar!"
"Ya, Pak"
"Tolong kamu belikan aku perangkat sekolah untuk anak SMP. Buku-buku, Tas, alat tulis. Semuanya?"
"Anak SMP, Pak?"
"Hmmmm..."
"Maaf, laki-laki atau perempuan, Pak. Soalnya akan beda selera antara anak perempuan dan laki-laki"
"Perempuan. Setelah itu kamu kirimkan kealamat ini", Arzie menulis di secarik memo dimeja kerjanya.
"Baik, Pak. Saya permisi"
******
"Terima kasih, Kak. Atas kiriman nya. Aku jadi merepotkan, Kak Arzie"
Sebuah pesan WhatsApp diterimanya dari Kirana.
"Ini hadiah kecil untuk prestasimu, yang luar biasa, Dek. Semangat terus ya belajarnya"
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Lasma Tarida
Ia sptnya...usia 13 thn atau anak SMA jd ciri khas ceritamu ya author....
2020-07-02
2
Jingga Annida
tapi good job lah,,, ceritanya bagus,, susunan kata2nya sy suka... jadi terhanyut kita mmbaca...
2020-05-20
1
Jingga Annida
hampir mirip ya thor ceritanya dgn yg lain2... perbedaan usia yg jauh
2020-05-20
1