First Snow
Dek bangun, bangun. Ayo sekolah!” Ucap Felysia membangunkan adiknya yang masih asik di dunia mimpnya.
“Dek, nanti kita telat loh ke sekolah, kita harus cepat-cepat!” Ucap Felysia lagi sambil masih berusaha membangunkan adiknya dengan cara menggoyang-goyang tubuh Aileen.
Adiknya yang merasa terusik pun hanya meracau tidak jelas, sambil mengibas-ibaskan tangannya mengusir Felysia.
“Gue robek ya poster One Direction lo kalo gak bangun!”
Mendengar ancaman Felysia, Aileen, adik tiri Felysia langsung saja bangkit dari tidurnya dan langsung berdiri di atas tempat tidurnya.
“Jangan sentuh poster gue! Atau gue jambak lo Kak!” Seru Aileen kepada sang kakak sambil menunjuk sang kakak dengan tangannya.
“Makanya cepatan bangun. Udah tau anak baru harus ke ruang kepala sekolah dulu. Ini malah dilama-lamain. Cepat mandi!” Suruh Felysia.
“Ah, iya iya ah!” Gerutu Aileen sambil berjalan ke kamar mandi dengan wajah tak ikhlas.
Felysia yang melihat Aileen sudah masuk ke kamar mandipun keluar dari kamar mereka. Memang mereka tidur di satu kamar yang sama. Terdapat 2 tempat tidur dan 2 meja belajar, serta 2 lemari pakaian di kamar mereka berdua.
Mereka berdua memang sengaja meminta kepada orang tua mereka, agar mereka ditempatkan pada satu kamar yang sama, karena mereka ingin dapat saling mengenal dan mudah akrab sebagai kakak dan adik seperti pada umumnya.
Namun jiwa mereka lumayan berbeda namun saling melengkapi. Felysia yang cenderung bersifat keibuan, dan penyuka balet. Sementara Aileen sang adik tirinya bersifat mudah akrab dengan orang, serta penyuka musik.
Ayah Aileen dan ibu Felysia menikah sekitar satu tahun yang lalu, dengan perkenalan sekitar 1 tahun.
Ayah Felysia sudah meninggal sejak Felysia berumur 5 tahun, sehingga saat ibunya memutuskan menikah lagi, ia tidak keberatan. Lubuk hatinya terdalam memang merindukan sosok seorang ayah, apalagi ia kasihan dengan sang ibu yang telah lama kesepian.
Sementara Aileen, ayah dan ibunya sudah berpisah sejak ia menginjak kelas 7 SMP. Ibu Aileen merupakan kewarganegaraan Inggris. Dulu mereka memang tinggal di Inggris, namun sejak orang tuanya bercerai, sang ayah kembali ke negara asalnya.
Awalnya memang Aileen ikut dengan ibunya yang memutuskan tidak menikah lagi dan menetap di Inggris. Namun ia juga tak bisa menutupi rindunya dengan sang ayah, sehingga kini ia memutuskan untuk ikut sang ayah untuk tinggal di korea bersama keluarga barunya.
Dan disinilah mereka, bersekolah di sekolah yang sama, dengan Felysia yang lebih tua satu tahun dari Aileen.
Felysia tentu senang, ia kini memiliki seorang ayah dan seorang adik yang selalu membawa keceriaan sendiri baginya. Memang mereka berdua awalnya sama-sama anak tunggal. Namun kini mereka tidak sendiri lagi, kini mereka saling memiliki dan saling melengkapi.
“Dimana adik mu sayang?” Tanya sang ibu saat melihat Felysia menuruni tangga.
“Ah, dia sedang mandi Ma. Pagi Pa,” jawab Felysia tersenyum pada sang ayah yang sudah sejak tadi berada di meja makan.
“Pagi sayang. Apakah tidur mu cukup? Suara kalian tadi malam terdengar sampai ke kamar. Apa yang kalian tertawakan hm?” Tanya sang ayah sambil menyantap sarapannya.
“Ah kami berbicara banyak hal Pa. Tentang bagaimana dulu kisah masing-masing di sekolah dulu, lalu tentang kejadian lucu yang pernah kami alami. Namun dia malah tertidur saat aku asik bercerita,” jelas Felysia sambil ikut menyantap makanannya.
“Morning. Pagi Pa, pagi Ma, pagi Kak,” sapa Aileen sambil berlari menuruni tangga.
“Duduklah sayang, hari ini mungkin akan jadi hari yang panjang. Kau taukan ini adalah awal semester gena,” ucap sang ibu pada Aileen, dan dibalas anggukan ringan.
“Dek, betulan nih kita naik sepeda?” Tanya Felysia kepada sang adik. Memang orang tua mereka sudah membelikan motor untuk mereka agar tidak perlu naik bus untuk kesekolah.
Namun Aileen justru meminta sepeda dengan alasan mengurangi pencemaran udara. Walau sebenarnya Aileen hanya menggunakan sepeda saat sekolah saja, dan untuk urusan lainnya, ia akan menggunakan motor.
“Yakin Kak. Tenang aja, kan kalo jatuh cuma luka saja,” jawab Aileen meminum susu pemberian ibu mereka.
“Pa, liat nih Adek,” adu Felysia. Sementara Aileen hanya menjulurkan lidah mengejek Felysia.
Ayah dan ibu mereka hanya tertawa ringan melihat kedua anak mereka, mereka sangat senang bahwa anak mereka sudah saling akrab walau belum 1 bulan mereka bertemu.
“Dek, berangkat aja yok. Kan mau ke ruang kepala sekolah lagi,” ajak Felysia sambil beranjak berdiri.
“Kami pergi Pa, Ma,” pamit Felysia kemudian berjalan menuju pintu rumah.
“Dadah Pa, Ma,” ucap Aileen mengikuti kakaknya sambil melemparkan kiss bye kearah orang tuanya.
Hingga saat mereka sedang dalam perjalan ke sekolah, sebuah motor yang dilajukan dengan kecepatan tinggi mendahului laju sepeda yang dibawa oleh Aileen.
“Woahh! Selow aja dong bawa tuh motor!” Kesal Aileen ke arah motor yang baru melintas tersebut.
“Oh itu satu sekolah kita juga Dek. Lo harus hati-hati, soalnya pada banyak yang sok jago di sekolah,” ucap Felysia menasehati.
“Kan ada lo Kak,” jawab Aileen dan dibalas sebuah toyoran di kepala dari sang kakak.
____
Hingga mereka pun tiba di sekolah dengan selamat, dengan waktu yang masih tersisa banyak sebelum bel sekolah berbunyi.
“Dek, ikut gue bentar antar tas ya, siap itu gue antar ke ruang kepala sekolah ya,” ucap Felysia sambil turun dari sepeda.
“Yaudah yuk, sekalian lihat-lihat,” jawab Aileen.
“Eh Kak, ini motor yang sok jago tadikan?” Ucap Aileen melihat motor yang melewati mereka terparkir di sana.
“Udah yuk, nanti dikira lo mau maling motornya,” ucap Felysia menarik tangan adiknya.
“Felysia!” Panggil seseorang saat mereka sedang berjalan menuju kelas Felysia.
“Eh Felix? Ada apa?” Tanya Felysia yang melihat siapa yang memanggilnya.
“Hai, lama ya gak jumpa,” ucap Felix basa-basi. Sementara Felysia hanya tersenyum kecil sambil mengganggukkan kepalanya.
“Oh ini siapa?” Tanya Felix menunjuk Aileen.
“Oh ini adek gue. Baru pindah ke sini. Namanya Aileen,” jawab Felysia.
“Halo Kak, gue Aileen,” sapa Aileen memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya kepada Felix.
“Ah, gue Felix. Lo dari luar negeri ya?” Tanya Felix memperhatikan wajah Aileen.
“Dia dari Inggris,” jelas Felysia.
“Woi Felix. Masih pagi udah pacaran aja lo,” ucap Samuel yang datang entah dari mana.
“Gak sadar diri banget lo. Emang tangan yang lo pegang itu tangan siapa? Tangan istri kepala sekolah?” ucap Felix kesal.
“Kurang ajar lo,” ucap Samuel sambil mengangkat tangannya ke atas.
“Nih kenalin, adeknya Felysia. Baru pindah dari Inggris,” jelas Felix memperkenalkan.
“Oh,” ucap Samuel malas lalu berlalu pergi masuk ke kelasnya bersama sang kekasih.
“Dih belagu banget tuh makhluk hidup,” ucap Aileen yang melihat Samuel, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Sam.
“Itu tuh Dek yang punya motor tadi,” bisik Felysia pada Aileen.
“Ah, kita pamit dulu ya, soalnya gue mau anter dia ke ruang kepala sekolah dulu,” pamit Felysia sambil menarik tangan Aileen. Sementara Aileen hanya tersenyum ke arah Felix sambil melambaikan tangan.
“Anak-anak kelas 11 emang pada songong gitu ya Kak?” Tanya Aileen saat mereka sedang melanjutkan perjalanan mereka menuju ruang kepala sekolah.
“Enggak semua. Tapi kebanyakan gitu. Apalagi kalo mereka terkenal di sekolah,” jelas Felysia dengan pandangan yang fokus menatap ke depan.
“Yok masuk, nih ruangannya,” ucap Felysia menunjuk ruangan kepala sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Pindah Ke Wattpad
jadi pengen punya adek 🗿
2021-05-22
0
Nadia Fitri
nnn
2021-03-28
0
velo👩✈️
dulu suka banget ceritanya.. lucu dan ringan..
semangat thor
2021-03-14
2