Perbincangan Pertama

"Mau kemana sayang?" Tanya sang ibu melihat putri bungsunya beranjak dari sofa sambil sejak tadi memainkan gitar.

"Biasa ma, jemput kakak,” jawab Aileen.

"Kau tak memakai jaket sayang?"

"Ah ini masih jam 4 sore Ma. Cuaca masih belum dingin. Lagian Aileen selalu menaruh jaket cadangan kok di jok motor,” jawab Aileen menguncir rambutnya. Lalu langsung bergegas menuju sekolah menjemput sang kakak.

Memang, ekstrakurikuler yang kakaknya jalani tersebut akan melakukan sebuah pertunjukan sebentar lagi. Sehingga di saat weekend pun mereka tetap melakukan latihan untuk memaksimalkan penampilan mereka.

Namun saat hampir tiba di sekolah, ada motor lain yang berhenti mendadak di depan Aileen dan menghalangi jalan Aileen. Sehingga Aileen harus mengerem mendadak.

"Eh, eh apanih?!" Tanya Aileen sedikit emosi dan terkejut.

Terlihat seorang pria yang berada di motor yang menghentikan Aileen tersebut membuka helmnya, dan memperlihatkan sosok seseorang yang tidak asing bagi Aileen.

"Sorry gue berhentiin lo. Gue Sam,” ucap laki-laki itu sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

"Jadi?" Tanya Aileen tak mengerti kenapa orang tersebut harus menghentikan motornya tiba-tiba di depannya.

"Hah. Gue penyebab lo mimisan waktu pertandingan persahabatan sekolah. Sorry banget. Gue gak sengaja,” jelas Sam.

"Oh oke,” jawab Aileen singkat.

"Oke deh, gue duluan ya,” ucap Sam sambil memakai helmnya dan langsung melajukan motornya tersebut.

Aileen hanya merotasi matanya malas, dan kembali menyalakan mesin motornya lalu kembali menuju sekolah menjemput kakaknya.

Hingga beberapa menit kemudian, ia sudah tiba di sekolah. Ia membawa motornya ke tempat parkiran yang disediakan sekolah.

Namun matanya teralih kepada sebuah motor yang tadi menghalangi jalannya. Namun ia tak pikir panjang, dan langsung saja menuju ruangan tempat kakaknya berlatih.

Namun masih setengah perjalanan, sang kakak sudah datang menghampirinya dengan wajah lelahnya.

"Udah siap kak?" Tanya Aileen saat sang kakak sudah dekat dengannya.

Felysia hanya mengangguk malas, sambil berjalan beriringan dengan sang adik menuju parkiran.

Sesampainya diparkiran, Aileen berjalan lebih dulu karena harus mengambil helm untuk kakaknya yang ditaruh di jok motor.

Setelah memakai helm, mereka pun keluar dari area parkir dan menuju gerbang sekolah. Namun saat di gerbang sekolah, mereka melihat Daniel yang sedang berdiri menunggu jemputan.

"Woi Kak!" Teriak Aileen menyapa Daniel.

Daniel yang merasa ada yang memanggilnya, ia pun menolehkan kepalanya menuju sumber suara.

Ia hanya tersenyum melihat Aileen, namun saat ia melihat siapa yang dibonceng Aileen, tiba-tiba ia langsung merasa canggung.

"Hai,” sapa Daniel kepada Felysia. Felysia hanya mengganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu kepada Daniel.

"Kita duluan ya kak,” pamit Aileen sambil melajukan motornya meninggalkan lingkungan sekolah.

Sementara Felysia hanya tersenyum lagi kepada Daniel, sambil membenarkan posisi helmnya yang sama sekali tidak bermasalah.

Daniel yang melihat motor mereka sudah menjauh, segera saja menendang batu kecil yang ada di dekatnya dengan wajah senyum penuh bahagia. Ia tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan apa yang ada di hatinya kini, rasanya menyenangkan namun juga terkadang sangat menyiksa.

Namun ia tidak ingin terburu-buru, ia ingin memastikan dahulu rasa yang baru kali ini datang padanya. Namun ia juga tak bisa menolak saat melihat Felysia, jantungnya seperti berlomba dan hatinya seperti ditumbuhi bunga-bunga yang indah.

_____

Beberapa hari kemudian, saat sore hari, Aileen kembali menunggu sang kakak selesai dari latihannya. Ia menunggu di sebuah bangku panjang yang berada di luar ruang latihan mereka.

"Eh lo lagi?" Ucap seseorang berjalan mendekati Aileen.

Aileen menoleh melihat siapa yang menyapanya sambil membuka earphone yang dipakainya.

"Oh yang kemarin,” ucap Aileen mengingat siapa pria itu.

"Lo masih ingat gue?" Ucap pria yang baru saja selesai dari latihan basketnya itu sambil ikut duduk di samping Aileen.

"Samuel. Orang yang buat gue mimisan,” jawab Aileen menyedot susu kotak rasa strawberinya.

Sam terkekeh mendengar perucapan Aileen.

"Dendam nih?" Tanya Sam.

Namun belum pertanyaannya di jawab, seseorang datang menganggu perbincangan garing mereka.

"Woi Aileen, elah gue cariin juga,” ucap Hizkia yang datang menemui Aileen.

"Oh hai Kak,” ucap Hizkia lagi sok akrab saat melihat Sam juga ada di sana. Sam hanya berdehem menjawab perucapan Hizkia.

"Apa?" Jawab Aileen singkat.

"Lo bawa plester luka gak?" Tanya Hizkia.

"Buat?" Tanya balik Aileen yang bingung untuk apa, karena Hizkia terlihat baik-baik saja.

"Ada gak? Jawab aja elah, lama banget sih.”

"Nih,” ucap Aileen memberi plester luka bermotif petir warna warni itu.

"Gimana? Keren gak nih?" Tanya Hizkia yang sudah memasang plester itu di sudut dahinya.

"Lo mau gaya-gayaan pake tuh plester?" Tanya Aileen dengan wajah heran menatap Hizkia.

"Iya lah, lo sebagai anak gue diam aja elah. Biar lo dapat mama baru. Udah ya, gue mau keliling dulu liat-liat orang dan sekalian tebar pesona,” pamit Hizkia langsung pergi setelah merasa ketampanan dirinya memuncak.

Sam yang merasa teracuhkan sejak kehadiran Hizkia pun berdehem menyadarkan Aileen bahwa dirinya masih ada di sana. Namun respon Aileen biasa saja, ia hanya melihat sekilas Sam tanpa merasa bersalah.

"Lo kenal dia?" Tanya Sam memulai percakapan kembali.

"Oh dia itu sekelas gue,” jawab Aileen.

"Lo mau gak Kak? Gue masih ada satu lagi. Nih!" Ucap lagi Aileen menyodorkan sekotak susu rasa strawberi kepada Sam.

"Enggak usah, buat lo aja,” ucap Sam sambil menggelengkan kepalanya.

"Eh gue boleh nanya gak?" Tanya Sam dan hanya disambut deheman oleh Aileen.

"Waktu kejadian mimisan kemarin, keknya kacamata lo warna hitam deh. Kok sekarang ganti? Punya banyak kaca mata ya, makanya gonta-ganti warna?" Tanya Sam sambil memiringkan kepalanya memperhatikan kacamata yang dipakai oleh Aileen.

"Gue gak sekaya itu kali,” jawab Aileen sambil merotasi matanya malas mendengar ucapan Sam.

“Terus kenapa?” Tanya Sam lagi.

“Patah. Kayaknya yang ngelempar bola kemarin lagi penuh emosi deh makanya kacamata gue pecah dan gue mimisan. Jadinya gue beli kaca mata baru deh. Ya soalnya gak mungkin kan gue pake kacamata yang patah, terus di lem pake selotip,” jawab Aileen.

Sam terkekeh lagi mendengar perucapan Aileen.

"Sorry banget ya. Iya sih emang gue saat itu lagi emosi. Dan karena emosi yang gak bisa gue kontrol itu, akhirnya lo jadi korban dan sekolah malah kalah gara-gara gue,” jelas Sam sambil memasukkan kedua tangannya ke saku jaketnya.

"Emosi kenapa? Kelilit utang? Berantam sama tetangga? Masalah rumah tangga sama istri?"

"Ada-ada aja,” ucap Sam sambil mengacak-acak rambut Aileen gemas.

"Ya biasalah anak muda. Masalah cinta. Perbedaan pendapatlah, saling pengen dimengerti lah. Hah,” ucap Sam kini mengusap wajahnya mengingat pertikaian yang terjadi beberapa waktu lalu, yang menyebabkannya tersulut emosi.

"Gue pengen mengakhiri hubungan gue, tapi rasa sayang gue ke dia itu kuat banget. Lo pasti ngerti kan gimana orang yang dilema oleh cinta,” lanjut Sam.

"Kagak,” jawab Aileen singkat.

"Ya mungkin hubungan kalian butuh jeda dari rutinitas sehari-hari,” ucap Aileen mencoba membantu mencari jalan keluar dari hubungan mereka.

"Maksudnya?"

"Kayak gue waktu main musik. Gue sering lelah dan bosan saat gue selalu berlatih, hingga permainan gue malah gak bagus. Gue mutusin buat jeda dulu dari latihan main musik gue. Gue ajak kak Felysia buat jalan-jalan di taman buat hilangin penat dan stress selama gue main musik. Dan itu berpengaruh bagus.”

“Nah mungkin itu berlaku juga buat hubungan lo Kak,” sambung Aileen.

"Mungkin emang benar sih. Gue yang selalu fokus sama basket karena tuntutan sebagai kapten bakset sekolah. Dan pacar gue mau pertunjukan balet. Hah. We need holiday. We need quality time together,” ucap Sam yang setuju dengan ucapan Aileen.

"Eh lo bisa main musik? Genre apa yang lo suka?" Tanya Sam.

Namun belum pertanyaannya dijawab, pintu ruang latihan pun terbuka menandakan latihan telah selesai. Sehingga mereka harus menghentikan pembicaraan mereka dan bertemu dengan orang yang tunggu sejak tadi.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!