5. Rencana Terbaik

"Jadi gimana rencananya bos?" Arsya mulai greget melihat kakaknya yang haha hihi sama cowok lain.

"Bentar, lagi mikir nih!" jawab Arga tak kalah galak. Dia sedari tadi sudah bergulat dengan ponselnya, mencoba mencari ide dari sana. Tentu saja harus begitu, karena dia sendiri tidak memiliki pengalaman dalam percintaan. Sama saja seperti kakaknya, Luna.

"Aelah, nyontek google aja pake sok-sokan mikir," hujat Arka sinis. Arka sudah melihat gelagat aneh Arga. Mojok sambil memandangi ponselnya. Menyontek, tapi ketahuan, sungguh bukan seorang pro.

"Eh, Anjirrrr! Kayak elo punya ide aja!" Arga menggertak balik, tidak terima dengan hinaan Arka.

"Ada kok!" Arka mengucapkan jawaban yang tak terduga. Dia memberi isyarat agar Arga dan Arsya mendekat. "Jadi, nanti kita deketin Kak Luna terus pura-pura ga sengaja ketemu. Terus sok kenal aja sama tuh cowok, bilang namanya Adam, pacarnya kak Luna, biar dia ngerasa dibegoin kalau Kak Luna ternyata udah punya cowok..." Arka membeberkan ide brilian miliknya.

"Hmmmm..." Arsya nampak berpikir. Dia benar berpikir saat ini. Berpikir sambil menimbang, akan setuju atau tidak.

"Ah, ide gue lebih bagus!" celetuk Arga tiba-tiba.

"Gimana tuh, bos?" Arsya bertanya penasaran. Mungkin saja ide yang lebih baik.

"Sini, sini." Arga meminta Arka dan Arsya lebih mendekat lagi. Padahal mereka sudah berdiri berdekatan. Sekarang wajah mereka hampir tak berjarak.

"Jadi, nanti elo Arka, sama elo Arsya, beli minuman. Habis itu, elo samperin kak Luna pura-pura kaget, alasan aja abis dari toko buku buat cari bahan tugas kelompok Arsya. Nanti Arka nyapa cowoknya, pura-pura salah ngenalin dia, jadi Ardi. Nanti kan mereka berantem tuh, beres deh..." jelas Arga.

"Itu apa bedanya sama ide gue!" Arka mendengus kesal. Arsya pun mulai mencari perbedaan di antara kedua ide itu. Tapi yang berbeda hanya bagian nama pacar saja. Oh, mungkin detail tentang membeli minuman dan alasan mencari bahan tugas kelompok itu adalah tambahannya.

"Beda! Namanya beda!" Arga melotot. "Inget, gue bosnya!" Tuh kan, benar perkiraan Arsya. Dia sampai memutar bola matanya jengah.

Peraturan PPL yang kedua: Bos selalu benar.

"Ah, ya udah, ya udah! Ayo cepetan eksekusi, keburu pergi mereka!" Arsya melerai kedua kakaknya. Mereka sama saja, mendahulukan otot daripada otak.

Menyetujui bahwa apa yang dikatakan Arsya benar, mereka mulai bertindak. Arga memberikan aba-aba tanpa suara. Oke, one, two, three, starrtttttt,,,, action!

Arsya dan Arka membeli minuman di stand terdekat. Minuman apa saja boleh. Setelah mendapatkan teh yang dikemas dalam gelas plastik cantik, mereka mulai melangkahkan kaki, sealami mungkin, berjalan mendekat ke arah Luna dan si X.

Berhentilah mereka tak begitu jauh dari tempat duduk kakaknya itu. "Eh, kak Luna?!?!" Arka memulai aktingnya. Dia sengaja mengeraskan suaranya agar bisa terdengar. Dia bahkan pura-pura terkejut. Arsya cuma mengimbangi Arka saja. Dia ikut-ikutan melotot dan menutup mulutnya, seolah kaget.

Firasat gue buruk. Gue kayak kenal suara ini.

Luna menoleh dan langsung cemberut. Kedua adiknya. Luna beralih ke Rangga yang melihatnya penasaran. Dia benar-benar tidak ingin menjelaskan keadaan saat ini.

Duh, adik durhaka ini bener-bener deh!

Karena tidak digubris, kedua adik lelaki itu melanjutkan rencana mereka. "Eh, sorry. Kak Luna lagi pacaran ya? Kita ganggu?" Arsya menimpali.

"Siapa, Lun?" Rangga yang penasaran akhirnya bertanya. Tadinya ia berpikir Luna memang tidak mengenal kedua anak SMP ini, tapi sepertinya mereka memang memiliki hubungan dekat dengan Luna.

Bukan siapa-siapa!!!! Luna membatin kesal dalam hati.

"Kak Ardi kan? Masa udah lupa? Kan kita baru ketemu kemaren pas kakak sama kak Luna lagi pacaran di sini juga," ucap Arka sambil melambaikan tangan ke Rangga, merasa sudah saling mengenal.

JDER!!!

Luna melotot sampai matanya hampir keluar saking tidak percayanya. Dusta macam apa yang mereka ucapkan? Apa telinganya tidak salah dengar?

Pertunjukan belum berhenti sampai sana ternyata. Kedua anak ini masih terus mengoceh. "Kok Ardi sih? Bukannya pacar Kak Luna namanya Adam?" Arsya bingung. Bingung beneran.

"Ohhh..." Rangga melipat kedua tangannya di dada. "Ardi ya...? Atau Adam...?" sindirnya. Ia memicingkan mata ke Luna, meminta penjelasan.

"Bohong bohong! Mereka bohong! Aku ga punya pacar! Sumpah!" Luna mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.

"Masa...?" Rangga masih tak percaya. Pasalnya selama ini Luna yang gencar mendekatinya. Luna yang selalu saja modus dan ambil kesempatan. Yah, walaupun tidak berlebihan. Tapi menurut Rangga, Luna cukup manis saat melakukan itu. Dia cukup menyukainya. Hanya saja saat ini dia tidak menyangka kalau dengan wajah sepolos ini ternyata Luna adalah seorang playgirl.

"Bener! Aku enggak kenal sama mereka!" Luna mulai gugup. Berbeda dengan adik-adiknya, Luna tidak mahir berbohong. Kurang kompeten dalam hal semacam ini.

"Kakak enggak boleh bohong... Kita kan adik kakak. Aku Arka, ini Arsya," ucap Arka tenang. Dahi Rangga yang putih mulai keriting karena bingung.

"Serius?" Rangga bertanya kemudian. Dia mulai menganggap Luna keterlaluan. Mendekati cowok lain, padahal punya pacar. Bahkan sampai berbohong dan tidak mengakui adiknya sendiri.

"Wah enggak percaya?" Arka menantang. "Nih, aku ada foto KK kita," ucap Arka. Dia sudah mengeluarkan ponselnya dan mengecek galeri. Setelahnya, ia menunjukkannya pada Rangga tanpa ragu.

Rangga bangkit berdiri, menunjukkan badannya yang tegap dan atletis. Luna sudah menutup mukanya dengan kedua tangan.

****** gue!!! Kenapa gue pake bilang enggak kenal segala sih?!

"Oh, jadi kak Luna udah punya pacar ya...?" Rangga berucap sinis sambil memandang Luna jijik.

"Enggak, bukan gitu. Dengerin aku dulu..." Luna memohon sambil menahan Rangga agar tidak pergi.

"Jadi selain playgirl, kamu tukang bohong juga ya? Hebat loh, enggak kelihatan sama sekali..." Rangga menyindir halus.

"Enggak, mereka yang bohong! Bukan aku!" Luna sudah memelas dan menarik lengan baju Rangga.

"Lepasin!" Rangga mulai kesal.

"Enggak!" teriak Luna tidak mau kalah. Dia tidak mau kesempatannya hilang kali ini.

"Lepasin!" Rangga berteriak cukup keras.

"Enggak mau!" Luna menanggapinya tak kalah kencang.

"Lepasin enggak, atau..." Rangga mulai muak.

"Aku enggak akan lepasin sebelum kamu dengerin penjelasan aku," ucap Luna tetap kukuh pada pendiriannya.

PYASS!!

Isi dari gelas di meja sudah berpindah ke muka dan baju Luna.

Arka dan Arsya terkejut kaget. Luna masih menggenggam erat lengan baju Rangga.

"Lepas!" Ucap Rangga tertahan. "Gue ga mau kasar sama cewek," lanjutnya. Luna akhirnya melepaskan genggamannya. Rangga mengambil tasnya dan beranjak pergi.

Arga berlari menghampiri mereka dengan panik. Semua mata tertuju pada Luna dan drama yang mereka buat.

Luna menahan air matanya. Dia malu, kesal dan marah. Sangat marah. Sudah keterlaluan.

"Puas kalian?!" teriaknya. Arga, Arka dan Arsya mengkerut takut.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

semangat

2020-10-04

0

👊🅼🅳💫

👊🅼🅳💫

hukum trio ppl

2020-10-02

0

👊🅼🅳💫

👊🅼🅳💫

hukum trio ppl,lun

2020-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Di suatu pagi...
2 2. Rumahku istanaku?
3 3. Kode X
4 4. Grup PPL
5 5. Rencana Terbaik
6 6. Bye, dear my first kiss
7 7. Segelas teh
8 8. Pria itu, EL
9 9. Buah Simalakama?
10 10. Sumpit VS Garpu
11 11. Hukuman
12 12. Di rumah El
13 13. Suasana Hati
14 14. Jessika
15 15. Rapat PPL
16 16. Status
17 17. Modus
18 18. Dicegat
19 19. Saudara
20 20. Bunda
21 21. Supermarket!
22 22. Sendok
23 23. Bukan Pacar
24 24. Makanya...
25 25. Bulan
26 26. El curhat
27 27. Informan
28 28. Kayak ada yang kelupaan
29 29. Karma
30 30. Marah
31 31. Bantuin
32 32. Kencan
33 33. Kencan (2)
34 34. Kencan (3)
35 35. Kencan (4)
36 36. Kencan (5)
37 37. Kencan (6)
38 38. Kencan (7)
39 39. Akhir kencan
40 40. Reproduksi
41 41. Sayang
42 42. Ternyata
43 43. Kan, El ganteng
44 44. Jujur
45 45. Galau
46 46. Diikuti fans
47 47. Jalan Pintas
48 48. Dicoba
49 49. Luna, si pembuat kehebohan
50 50. Hari Minggu Hari Cemburu
51 51. Tutupi wajahmu
52 52. Dunia sesempit itu
53 53. Permintaan maaf
54 54. Main
55 55. Pulang
56 56. Tak ada cela
57 57. Hari tenang itu hanya mitos
58 58. Yang Tak Diduga
59 59. Terlalu Tangguh
60 60. Tanpa Alas Kaki
61 61. Dua-duanya gila
62 62. Jawab iya
63 63. Tiba-Tiba Tenang?
64 64. Diajak
65 65. Begini rasanya
66 66. Begini rasanya (2)
67 67. Sebelum Badai
68 68. Badai
69 69. Badai (2)
70 70. Badai (3)
71 71. Badai (4)
72 72. Badai (5)
73 73. Badai (6)
74 74. Badai (7)
75 75. Badai (8)
76 76. Badai (9)
77 77. Badai (10)
78 78. Akhir Badai
79 79. Epilog
80 S 2. Chapter 1
81 S 2. Chapter 2
82 S 2. Chapter 3
83 S 2. Chapter 4
84 S 2. Chapter 5
85 S 2. Chapter 6
86 S 2. Chapter 7
87 S 2. Chapter 8
88 S 2. Chapter 9
89 S 2. Chapter 10
90 S 2. Chapter 11
91 S 2. Chapter 12
92 S 2. Chapter 13
93 S 2. Chapter 14
94 S 2. Chapter 15
95 S 2. Chapter 16
96 S 2. Chapter 17
97 S 2. Chapter 18
98 S 2. Chapter 19
99 S 2. Chapter 20
100 S 2. Chapter 21
101 S 2. Chapter 22
102 S 2. Chapter 23
103 S 2. Chapter 24
104 S 2. Chapter 25
105 S 2. Chapter 26
106 S 2. Chapter 27
107 S 2. Chapter 28
108 S 2. Chapter 29
109 S 2. Chapter 30
110 S 2. Chapter 31
111 S 2. Chapter 32
112 S 2. Chapter 33
113 S 2. Chapter 34
114 S 2. Chapter 35
115 S 2. Chapter 36
116 S 2. Chapter 37
117 S 2. Chapter 38
118 S 2. Chapter 39
119 S 2. Chapter 40
120 S 2. Chapter 41
121 S 2. Chapter 42
122 S 2. Chapter 43
123 S 2. Chapter 44
124 S 2. Chapter 45
125 S 2. Chapter 46
126 S 2. Chapter 47
127 S 2. Chapter 48
128 S 2. Chapter 49
129 S 2. Chapter 50
130 S 2. Chapter 51
131 S 2. Chapter 52
132 S 2. Chapter 53
133 S 2. Chapter 54
134 S 2. Chapter 55
135 S 2. Chapter 56
136 S 2. Chapter 57
137 S 2. Chapter 58
138 S 2. Chapter 59
139 S 2. Chapter 60
140 S 2. Chapter 61
141 S 2. Chapter 62
142 S 2. Chapter 63
143 S 2. Chapter 64
144 S 2. Chapter 65
145 Prolog Season 3
146 S 3. Chapter 1
147 S 3. Chapter 2
148 S 3. Chapter 3
149 S 3. Chapter 4
150 S 3. Chapter 5
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Di suatu pagi...
2
2. Rumahku istanaku?
3
3. Kode X
4
4. Grup PPL
5
5. Rencana Terbaik
6
6. Bye, dear my first kiss
7
7. Segelas teh
8
8. Pria itu, EL
9
9. Buah Simalakama?
10
10. Sumpit VS Garpu
11
11. Hukuman
12
12. Di rumah El
13
13. Suasana Hati
14
14. Jessika
15
15. Rapat PPL
16
16. Status
17
17. Modus
18
18. Dicegat
19
19. Saudara
20
20. Bunda
21
21. Supermarket!
22
22. Sendok
23
23. Bukan Pacar
24
24. Makanya...
25
25. Bulan
26
26. El curhat
27
27. Informan
28
28. Kayak ada yang kelupaan
29
29. Karma
30
30. Marah
31
31. Bantuin
32
32. Kencan
33
33. Kencan (2)
34
34. Kencan (3)
35
35. Kencan (4)
36
36. Kencan (5)
37
37. Kencan (6)
38
38. Kencan (7)
39
39. Akhir kencan
40
40. Reproduksi
41
41. Sayang
42
42. Ternyata
43
43. Kan, El ganteng
44
44. Jujur
45
45. Galau
46
46. Diikuti fans
47
47. Jalan Pintas
48
48. Dicoba
49
49. Luna, si pembuat kehebohan
50
50. Hari Minggu Hari Cemburu
51
51. Tutupi wajahmu
52
52. Dunia sesempit itu
53
53. Permintaan maaf
54
54. Main
55
55. Pulang
56
56. Tak ada cela
57
57. Hari tenang itu hanya mitos
58
58. Yang Tak Diduga
59
59. Terlalu Tangguh
60
60. Tanpa Alas Kaki
61
61. Dua-duanya gila
62
62. Jawab iya
63
63. Tiba-Tiba Tenang?
64
64. Diajak
65
65. Begini rasanya
66
66. Begini rasanya (2)
67
67. Sebelum Badai
68
68. Badai
69
69. Badai (2)
70
70. Badai (3)
71
71. Badai (4)
72
72. Badai (5)
73
73. Badai (6)
74
74. Badai (7)
75
75. Badai (8)
76
76. Badai (9)
77
77. Badai (10)
78
78. Akhir Badai
79
79. Epilog
80
S 2. Chapter 1
81
S 2. Chapter 2
82
S 2. Chapter 3
83
S 2. Chapter 4
84
S 2. Chapter 5
85
S 2. Chapter 6
86
S 2. Chapter 7
87
S 2. Chapter 8
88
S 2. Chapter 9
89
S 2. Chapter 10
90
S 2. Chapter 11
91
S 2. Chapter 12
92
S 2. Chapter 13
93
S 2. Chapter 14
94
S 2. Chapter 15
95
S 2. Chapter 16
96
S 2. Chapter 17
97
S 2. Chapter 18
98
S 2. Chapter 19
99
S 2. Chapter 20
100
S 2. Chapter 21
101
S 2. Chapter 22
102
S 2. Chapter 23
103
S 2. Chapter 24
104
S 2. Chapter 25
105
S 2. Chapter 26
106
S 2. Chapter 27
107
S 2. Chapter 28
108
S 2. Chapter 29
109
S 2. Chapter 30
110
S 2. Chapter 31
111
S 2. Chapter 32
112
S 2. Chapter 33
113
S 2. Chapter 34
114
S 2. Chapter 35
115
S 2. Chapter 36
116
S 2. Chapter 37
117
S 2. Chapter 38
118
S 2. Chapter 39
119
S 2. Chapter 40
120
S 2. Chapter 41
121
S 2. Chapter 42
122
S 2. Chapter 43
123
S 2. Chapter 44
124
S 2. Chapter 45
125
S 2. Chapter 46
126
S 2. Chapter 47
127
S 2. Chapter 48
128
S 2. Chapter 49
129
S 2. Chapter 50
130
S 2. Chapter 51
131
S 2. Chapter 52
132
S 2. Chapter 53
133
S 2. Chapter 54
134
S 2. Chapter 55
135
S 2. Chapter 56
136
S 2. Chapter 57
137
S 2. Chapter 58
138
S 2. Chapter 59
139
S 2. Chapter 60
140
S 2. Chapter 61
141
S 2. Chapter 62
142
S 2. Chapter 63
143
S 2. Chapter 64
144
S 2. Chapter 65
145
Prolog Season 3
146
S 3. Chapter 1
147
S 3. Chapter 2
148
S 3. Chapter 3
149
S 3. Chapter 4
150
S 3. Chapter 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!