3. Kode X

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Kebahagiaan yang hakiki bagi setiap pelajar di manapun. Kamu pasti pernah merasa begitu juga kan? Tidak usah mengelak, jujur saja, semua orang merasakannya. Anda tidak sendirian.

Dering bel memiliki pengaruh yang lebih hebat dibandingkan sirine ambulans, polisi, atau pemadam kebakaran untuk anak sekolahan. Dampaknya, semua murid merapikan tas masing-masing secepat kilat. Dalam beberapa detik, semua buku dan peralatan tulis sudah tersimpan rapi. Mereka sudah duduk manis dan menunggu guru untuk berdoa serta mengucapkan salam perpisahan. Tidak ada yang bersedia tinggal di kelas lebih lama. Tapi mungkin saja ada yang tidak segera hengkang dari kelas. Itu adalah para penunggu jemputan atau bisa juga para pencari cinta yang menunggu kabar dari gebetannya seperti yang Luna alami sekarang.

Pesan masuk.

✉️ Aku bisa hari ini, ditunggu di parkiran ya..

"Yessss!!! Rangga bisa jalan hari ini..." Luna berteriak senang setelah membaca isi pesan singkat itu. Dia mengangkat kedua tangannya tinggi di udara, menunjukkan kalau ia sangat senang. Senang, bukan stres.

Jessika sudah tidak kaget melihat tingkat temannya. Luna terkadang bisa tampak sangat kalem tapi juga tak jarang penuh ekspresi. Seseorang yang suasana hatinya bisa terlihat jelas di wajahnya. "Akhirnya... Udah lampu ijo, nih?" Ia bisa melihat bunga-bunga tidak nyata yang bermekaran di sekitar Luna. Bunga mawar serta aura berwarna pink seperti yang ada dalam komik remaja.

Luna berpaling ke Jessika. "Bantuin gue ya, bantuin ya, please..." Ia menggenggam tangan Jessika, tidak lupa dengan menggunakan jurus memelasnya. "Gue emang ngajakin hang out bareng, tapi bakal awkward banget kalau berdua doang. Please,,, temenin gue, ajak Tyo juga. Ya? Ya?" Dikerjapkannya kedua mata besarnya itu, mencoba mendapatkan simpati Jessika.

"Yakin mau kita temenin?" Jessika menautkan alis.

Luna mengangguk cepat. Dia amatir dalam hal ini. Sangat. Sangat sangat amatir sekali.

"Beneeeerrrr?" tanya Jessika lagi. Dia menarik turunkan kedua alisnya menggoda Luna.

"Iyaaaa..." Luna menjawab gemas. "Emang kenapa sih?" Dia masih tidak mengerti dengan isyarat yang diberikan Jessika. Terlalu sulit.

"Enggak mau jalan berdua aja?" Jessika menutup mulutnya dan sengaja menarik turunkan alisnya menggoda Luna lagi. Ia menunggu reaksi temannya sekarang. Luna sudah terlihat seperti akan meloncat kegirangan.

Berdua aja? Berdua aja. Berdua aja... Berdua aja!!!! OH - MY - GOD!

"Mauuuu!!!" Luna memekik senang, menghentak-hentakkan kakinya cepat, lalu memegang kedua pipinya yang kini sudah berubah menjadi merah muda.

Jessika sudah menduganya. "Ya udah... Bilang aja ke Rangga, kita ga jadi ikutan. Gue tiba-tiba disuruh balik cepet gitu, jadi Tyo nganterin gue," usul Jessika. Dia membantu Luna memberikan alasan agar acara PDKT Luna berhasil. Dan tentunya agar Luna tidak menengahi dirinya dan Tyo lagi. Pastinya harus ada keuntungan untuknya.

Tapi Luna malah tak mendengarkan temannya, dia sibuk menenangkan jantungnya. "Duh, gue deg-degan..." tangannya memegang dada yang naik turun. Jantungnya tak bisa dikendalikan, seolah berlarian di dalam penjara tulang rusuknya.

Jessika menjentikkan jari di depan muka Luna. "Helllouwww... Ada orang di sini?" Dia mengetuk kepala Luna beberapa kali. Luna tidak merespon sedikitpun.

Bucin parah. Akut. Tak tertolong.

"Lun, sadar Lun!" Jessika menggoyang-goyang bahu Luna agar temannya itu cepat sadar. Masih belum kembali ke dunia ini jiwanya sepertinya. Entah sedang terbang ke langit tingkat berapa. Tapi Jessika tidak ingin Luna melayang terlalu lama, ia ingin pulang. Tyo pasti menunggunya.

Plak!

"Sakit Jess," Luna memegangi pipinya yang ditampar Jessika barusan.

"Abis, elo ga sadar juga. Buruan, malah ngelamun aja. Elo mau Rangga bosen nungguin, terus langsung balik??" ucapan Jessika barusan langsung menyadarkan Luna. Harusnya ia tidak terbuai begitu lama.

"Oh iya. Thank you. I love you... " ucap Luna sambil melambai. Ia meraih tasnya lalu berlari kencang.

Luna melangkah cepat menuju parkiran motor untuk bertemu gebetannya yang sudah selama 3 bulan terakhir ini dia keceng, Rangga. Jangan tanyakan kenapa begitu lama hanya untuk mendekati satu orang. Itu semua tentu saja karena Luna bagaikan bayi baru lahir yang masih polos kalau sudah menyangkut perihal asmara. Dia begitu bod*h dan tak berpengalaman dalam waktu yang sama. Meskipun begitu, ia terus berlatih dan mencoba, seolah ini memang hal yang sepenting itu yang harus ia lakukan saat ia masih hidup. Sekarang mungkin akan menjadi kesempatan terakhirnya untuk pacaran dengan status murid SMA, sesuatu yang selama ini ia idam-idamkan. Dia harus berhasil. Apapun yang terjadi harus sukses, jadi ia bisa merasakan yang namanya Cinta SMA.

"Hai... Dah nunggu lama? Maaf ya..." Luna mencoba tersenyum semanis mungkin. Ia melihat Rangga yang sudah berdiri di samping motornya.

Gue udah cakep kan ya? Rambut gue udah rapi kan ya? Gue enggak bau ketek kan? 😂

Luna sesaat mengutuk dirinya sendiri yang semestinya mampir ke toilet dulu untuk mengecek penampilannya. Dia melupakan salah satu tips dari majalah itu.

"Gapapa... Aku juga belum lama kok." Rangga memberikan helm ke Luna yang disambut dengan senang yang berlebih. Seperti kesenangan yang didapatkan saat dirimu memenangkan uang karena berhasil menjawab kuis yang tayang di televisi dengan hadiah jutaan rupiah.

"Tyo ga jadi ikut?" tanya Rangga. Rangga adalah teman klub futsal Tyo di sekolah. Mereka saling kenal, makanya itu Luna meminta dicomblangkan oleh Tyo, dengan menggunakan jurus air mata ke Jessika. Selama seminggu berturut-turut. Membuat mereka lelah dan akhirnya menyerah.

Luna pura-pura mengecek ponselnya. "Jessika bilang dia harus pulang, Tyo nganterin kayaknya." Ia menggigit bibirnya, cemas menunggu jawaban dari Rangga.

Jadi dong... Jadi dong... Pelis banget jangan tolak gue..

"Oke," ucap Rangga.

Yessss!!! Luna bersorak-sorai dalam hati, mati-matian menahan senyumnya yang terus melebar.

"Yuk..." Rangga mengulurkan tangannya membantu Luna menaiki motor besarnya.

Kyaaa... So sweet!

"Makasih..." Luna tersenyum malu. Namun sayang, senyumnya pudar seketika ketika melihat Arga berlari mendekat.

"Kak, mau kemana?" Luna merutuki dirinya yang lupa mengirim pesan ke Arga kalau dia tidak mau pulang bersama adiknya itu. Yang ada sekarang ia malah ke-gep. Arga dan Luna memang satu sekolah, Luna kelas 12 dan Arga kelas 10.

"Kakak mau beli sesuatu dulu. Kamu pulang duluan aja." Luna melambaikan tangan, mencoba mengusir Arga. "Yuk jalan, Ga..." Ditepuknya pundak cowok itu, agar secepatnya pergi.

Rangga mengangguk mengerti. Motor pun melaju. Arga berlari ke motornya secepat yang ia bisa sambil mengirim pesan.

Sementara itu, di sekolah lain, Arka baru saja selesai tanding bola dengan teman sekolahnya. Seragam SMP-nya sudah berganti dengan baju bola lengkap. Arsya menatap cemas kedatangan kakaknya dari kursi pinggir lapangan. Arka balas memandang adiknya bingung.

Arsya menunjukkan pesan di ponselnya dari Arga. "Kode X."

Bersambung..

Terpopuler

Comments

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

alhamdulillah

2020-10-04

0

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

jurang

2020-10-03

0

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

berdua

2020-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Di suatu pagi...
2 2. Rumahku istanaku?
3 3. Kode X
4 4. Grup PPL
5 5. Rencana Terbaik
6 6. Bye, dear my first kiss
7 7. Segelas teh
8 8. Pria itu, EL
9 9. Buah Simalakama?
10 10. Sumpit VS Garpu
11 11. Hukuman
12 12. Di rumah El
13 13. Suasana Hati
14 14. Jessika
15 15. Rapat PPL
16 16. Status
17 17. Modus
18 18. Dicegat
19 19. Saudara
20 20. Bunda
21 21. Supermarket!
22 22. Sendok
23 23. Bukan Pacar
24 24. Makanya...
25 25. Bulan
26 26. El curhat
27 27. Informan
28 28. Kayak ada yang kelupaan
29 29. Karma
30 30. Marah
31 31. Bantuin
32 32. Kencan
33 33. Kencan (2)
34 34. Kencan (3)
35 35. Kencan (4)
36 36. Kencan (5)
37 37. Kencan (6)
38 38. Kencan (7)
39 39. Akhir kencan
40 40. Reproduksi
41 41. Sayang
42 42. Ternyata
43 43. Kan, El ganteng
44 44. Jujur
45 45. Galau
46 46. Diikuti fans
47 47. Jalan Pintas
48 48. Dicoba
49 49. Luna, si pembuat kehebohan
50 50. Hari Minggu Hari Cemburu
51 51. Tutupi wajahmu
52 52. Dunia sesempit itu
53 53. Permintaan maaf
54 54. Main
55 55. Pulang
56 56. Tak ada cela
57 57. Hari tenang itu hanya mitos
58 58. Yang Tak Diduga
59 59. Terlalu Tangguh
60 60. Tanpa Alas Kaki
61 61. Dua-duanya gila
62 62. Jawab iya
63 63. Tiba-Tiba Tenang?
64 64. Diajak
65 65. Begini rasanya
66 66. Begini rasanya (2)
67 67. Sebelum Badai
68 68. Badai
69 69. Badai (2)
70 70. Badai (3)
71 71. Badai (4)
72 72. Badai (5)
73 73. Badai (6)
74 74. Badai (7)
75 75. Badai (8)
76 76. Badai (9)
77 77. Badai (10)
78 78. Akhir Badai
79 79. Epilog
80 S 2. Chapter 1
81 S 2. Chapter 2
82 S 2. Chapter 3
83 S 2. Chapter 4
84 S 2. Chapter 5
85 S 2. Chapter 6
86 S 2. Chapter 7
87 S 2. Chapter 8
88 S 2. Chapter 9
89 S 2. Chapter 10
90 S 2. Chapter 11
91 S 2. Chapter 12
92 S 2. Chapter 13
93 S 2. Chapter 14
94 S 2. Chapter 15
95 S 2. Chapter 16
96 S 2. Chapter 17
97 S 2. Chapter 18
98 S 2. Chapter 19
99 S 2. Chapter 20
100 S 2. Chapter 21
101 S 2. Chapter 22
102 S 2. Chapter 23
103 S 2. Chapter 24
104 S 2. Chapter 25
105 S 2. Chapter 26
106 S 2. Chapter 27
107 S 2. Chapter 28
108 S 2. Chapter 29
109 S 2. Chapter 30
110 S 2. Chapter 31
111 S 2. Chapter 32
112 S 2. Chapter 33
113 S 2. Chapter 34
114 S 2. Chapter 35
115 S 2. Chapter 36
116 S 2. Chapter 37
117 S 2. Chapter 38
118 S 2. Chapter 39
119 S 2. Chapter 40
120 S 2. Chapter 41
121 S 2. Chapter 42
122 S 2. Chapter 43
123 S 2. Chapter 44
124 S 2. Chapter 45
125 S 2. Chapter 46
126 S 2. Chapter 47
127 S 2. Chapter 48
128 S 2. Chapter 49
129 S 2. Chapter 50
130 S 2. Chapter 51
131 S 2. Chapter 52
132 S 2. Chapter 53
133 S 2. Chapter 54
134 S 2. Chapter 55
135 S 2. Chapter 56
136 S 2. Chapter 57
137 S 2. Chapter 58
138 S 2. Chapter 59
139 S 2. Chapter 60
140 S 2. Chapter 61
141 S 2. Chapter 62
142 S 2. Chapter 63
143 S 2. Chapter 64
144 S 2. Chapter 65
145 Prolog Season 3
146 S 3. Chapter 1
147 S 3. Chapter 2
148 S 3. Chapter 3
149 S 3. Chapter 4
150 S 3. Chapter 5
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Di suatu pagi...
2
2. Rumahku istanaku?
3
3. Kode X
4
4. Grup PPL
5
5. Rencana Terbaik
6
6. Bye, dear my first kiss
7
7. Segelas teh
8
8. Pria itu, EL
9
9. Buah Simalakama?
10
10. Sumpit VS Garpu
11
11. Hukuman
12
12. Di rumah El
13
13. Suasana Hati
14
14. Jessika
15
15. Rapat PPL
16
16. Status
17
17. Modus
18
18. Dicegat
19
19. Saudara
20
20. Bunda
21
21. Supermarket!
22
22. Sendok
23
23. Bukan Pacar
24
24. Makanya...
25
25. Bulan
26
26. El curhat
27
27. Informan
28
28. Kayak ada yang kelupaan
29
29. Karma
30
30. Marah
31
31. Bantuin
32
32. Kencan
33
33. Kencan (2)
34
34. Kencan (3)
35
35. Kencan (4)
36
36. Kencan (5)
37
37. Kencan (6)
38
38. Kencan (7)
39
39. Akhir kencan
40
40. Reproduksi
41
41. Sayang
42
42. Ternyata
43
43. Kan, El ganteng
44
44. Jujur
45
45. Galau
46
46. Diikuti fans
47
47. Jalan Pintas
48
48. Dicoba
49
49. Luna, si pembuat kehebohan
50
50. Hari Minggu Hari Cemburu
51
51. Tutupi wajahmu
52
52. Dunia sesempit itu
53
53. Permintaan maaf
54
54. Main
55
55. Pulang
56
56. Tak ada cela
57
57. Hari tenang itu hanya mitos
58
58. Yang Tak Diduga
59
59. Terlalu Tangguh
60
60. Tanpa Alas Kaki
61
61. Dua-duanya gila
62
62. Jawab iya
63
63. Tiba-Tiba Tenang?
64
64. Diajak
65
65. Begini rasanya
66
66. Begini rasanya (2)
67
67. Sebelum Badai
68
68. Badai
69
69. Badai (2)
70
70. Badai (3)
71
71. Badai (4)
72
72. Badai (5)
73
73. Badai (6)
74
74. Badai (7)
75
75. Badai (8)
76
76. Badai (9)
77
77. Badai (10)
78
78. Akhir Badai
79
79. Epilog
80
S 2. Chapter 1
81
S 2. Chapter 2
82
S 2. Chapter 3
83
S 2. Chapter 4
84
S 2. Chapter 5
85
S 2. Chapter 6
86
S 2. Chapter 7
87
S 2. Chapter 8
88
S 2. Chapter 9
89
S 2. Chapter 10
90
S 2. Chapter 11
91
S 2. Chapter 12
92
S 2. Chapter 13
93
S 2. Chapter 14
94
S 2. Chapter 15
95
S 2. Chapter 16
96
S 2. Chapter 17
97
S 2. Chapter 18
98
S 2. Chapter 19
99
S 2. Chapter 20
100
S 2. Chapter 21
101
S 2. Chapter 22
102
S 2. Chapter 23
103
S 2. Chapter 24
104
S 2. Chapter 25
105
S 2. Chapter 26
106
S 2. Chapter 27
107
S 2. Chapter 28
108
S 2. Chapter 29
109
S 2. Chapter 30
110
S 2. Chapter 31
111
S 2. Chapter 32
112
S 2. Chapter 33
113
S 2. Chapter 34
114
S 2. Chapter 35
115
S 2. Chapter 36
116
S 2. Chapter 37
117
S 2. Chapter 38
118
S 2. Chapter 39
119
S 2. Chapter 40
120
S 2. Chapter 41
121
S 2. Chapter 42
122
S 2. Chapter 43
123
S 2. Chapter 44
124
S 2. Chapter 45
125
S 2. Chapter 46
126
S 2. Chapter 47
127
S 2. Chapter 48
128
S 2. Chapter 49
129
S 2. Chapter 50
130
S 2. Chapter 51
131
S 2. Chapter 52
132
S 2. Chapter 53
133
S 2. Chapter 54
134
S 2. Chapter 55
135
S 2. Chapter 56
136
S 2. Chapter 57
137
S 2. Chapter 58
138
S 2. Chapter 59
139
S 2. Chapter 60
140
S 2. Chapter 61
141
S 2. Chapter 62
142
S 2. Chapter 63
143
S 2. Chapter 64
144
S 2. Chapter 65
145
Prolog Season 3
146
S 3. Chapter 1
147
S 3. Chapter 2
148
S 3. Chapter 3
149
S 3. Chapter 4
150
S 3. Chapter 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!