2. Rumahku istanaku?

"Mau makan apa?" Tanya Jessika. Saat ini Luna dan Jessika baru saja sampai di kantin sekolah. Kantin yang tidak terlalu besar dengan kursi dan meja kayu seadanya berjejer rapi di tengah ruangan. Di setiap sisi kantin ada stand makanan yang bisa dipilih oleh siswa-siswi yang keroncongan setelah mendengar untaian nada syahdu dari guru tercinta mereka.

"Hmmmm...." Luna berpikir sejenak. Dia sudah menghabiskan separuh uang jajannya untuk naik ojek, karena hari ini Arga meninggalkannya. Adik lucknut memang. Itu artinya sekarang ia harus jajan seadanya sekarang, memotong anggaran.

"Bakso aja, deh," jawab Luna kemudian. Godaan dari harum bakso yang semerbak sudah menggoda hidungnya. Ia tak tahan ingin mencicipi. "Elo apaan?" tanya Luna.

Jessika melihat ke sekeliling, mencoba memilih apa yang sekiranya mengundang seleranya. Akhirnya matanya tertambat ke satu tempat. Ditunjukkanya tempat itu, memberitahu Luna. "Gue mau soto ayam, minumnya jus mangga. Pesenin ya, gue cari tempat dulu." Ia lalu mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka.

"Oke," Luna membentuk huruf O dengan ibu jari dan telunjuknya. Setelah itu, Jessika menghilang di kerumunan.

Saat mengantri, seseorang menepuk pundak Luna. Dia tersentak sebentar kemudian menoleh ke arah pelaku.

"Hai..."

Suara laki-laki yang ia kenal.

"Eh, kak Rangga," ucap Luna sambil tersenyum lebar, menampilkan pipi tembam membulat seperti bakpao.

Gebetannnnnnnn!!!! Luna menjerit histeris dalam hati.

"Mau beli bakso juga?" tanya Luna. Ia berusaha bicara seimut dan semanis mungkin. Harus jaga image. Memberikan kesan yang baik itu penting, apalagi kalau masih proses pendekatan. Seperti itu kira-kira isi majalah yang ia pinjam dari Jessika minggu lalu. Majalah yang berisi artikel berjudul 99 Cara Jitu Mendapatkan Pacar Dalam Waktu Singkat. Asal tahu saja, dia sedang mempraktekkan langkah kelima saat ini.

"Enggak, cuma mau kasih tau aja. Nanti pulang sekolah kayaknya gue ga bisa ikutan hang out, deh.." ucap Rangga.

Yahhhhhhhh.....

Ekspresi Luna berubah sedih seketika, mukanya suram dengan bibir yang sudah maju beberapa sentimeter ke depan.

"Gue masih nunggu kabar dari mami gue. Katanya belum ada yang bisa jemput adek gue, jadi nyokap minta gue jemput adek gue dulu..." Rangga mencoba memberi penjelasan.

Ya Tuhannnnnnnn... So Sweet...Sungguh anak yang berbakti dan kakak idola.

"Oh, iya. Ga apa, kok," balas Luna. Ia tersenyum manis lagi. Dia suka anak mami.

"Tapi nanti gue usahain, gue kabarin lagi pas bel pulang, ya!" seru Rangga sambil menunjukkan satu ibu jari.

"Oke." Luna membalasnya dengan mengacungkan ibu jarinya juga.

"Sip!" Rangga mengelus puncak kepala Luna sekilas kemudian pergi.

Apakah kali ini gue bisa berharap, lepas dari kejombloan setelah lebih dari 17 tahun hidup? Apakah para setan kecil itu ga akan ganggu gue? Please, tolong. Tuhan, kasihanilah jiwaku yang meronta merindukan kasih sayang ini...

Sedetik kemudian Luna membuyarkan lamunannya sendiri dan lanjut mengantre memesan makanan. Dia tidak mau dicap gila di sekolah.

Setelah beberapa orang, dia akhirnya bisa berbincang bebas dengan tukang bakso dan menuliskan pesanan, lalu ia berpindah ke tempat pesanan Jessika, soto ayam. Terakhir, tidak lupa ia berbaris lagi memesan jus. Anak baik tidak boleh main serobot. Apalagi kalau sedang dalam tahap pendekatan dengan seorang cowok. Kau tidak tahu berapa mata yang mengawasimu dan menyebarkan aibmu nantinya. Untuk jaga-jaga saja.

Di meja makan, Jessika sedang menunggu Luna. Temannya itu akhirnya datang, tapi ia tampak tak bersemangat.

"Kenapa Lun?" Jessika menatap kasihan pada Luna yang sedang murung di kursi kantin. Teman sebangkunya ini yakin, pasti Luna lagi bete berat karena harus menyalin PRnya lagi. Dia sempat tertawa dalam hati tadi. Malang memang nasib temannya itu.

"Gue ga tahan lagi, Jess..." Luna menatap nanar, memulai drama. Dia memang berniat untuk menjaga kelakuan, tapi ada kalanya seseorang bisa khilaf.

Luna membiarkan mangkuk bakso Pak Kumis di depannya terbengkalai. "Katanya rumahku istanaku, mana buktinya? Mana?? Gue selalu tersiksa di rumah. Hiksss... " Luna terisak.

"Adek elo lagi? Mereka bikin ulah lagi? Keterlaluan banget emang?" Jessika menepuk punggung tangan Luna prihatin.

"Iya, iya, dan IYA!" Luna memekik kesal.

"Emang mereka ngapain?" Tyo, pacar Jessika ikut nimbrung setelah nguping sebelumnya.

"Jangan elo berani duduk disitu." Luna menatap tajam sambil menunjuk tempat kosong di sebelah Jessika. "Gue lagi sakit hati, gue enggak mau sakit mata juga!!!" Luna mengayunkan garpu di depan Tyo, memberikan gerakan yang berarti 'Menjauh kalau tak ingin dibun*h'.

Tyo mendecak keras. "Elah, sensitif amat sih kayak nenek-nenek hamil, Lo!" Ia tetap duduk di sebelah Jessika mengabaikan ancaman Luna. Kurang ajar memang temannya yang satu ini.

Berbanding terbalik dengan keadaan Luna, Jessika tersenyum menyambut pacarnya. Dia kemudian mulai menceritakan apa yang terjadi. "Buku PR nya si Luna dibuat latihan berhitung, sama adek nya, ay," ungkap Jessika.

Ay, singkatan dari ayang. Jijik beud. Luna ingin muntah mendengarnya. Ia bertekad kalau nanti ia punya pacar, tidak boleh senorak ini.

"Ahahhaa..." Tyo tergelak. "Itu mah elo pasti naro buku sembarangan..."

Luna menghembuskan nafas kasar. "Bukan cuma itu, Yo. Adek gue nyalain alarm jam 2 pagi! Bikin gue kebangun enggak bisa tidur! Pas gue mau nonton DraKor, laptop gue udah enggak ada! Gue samperin ke kamarnya,dikunci. Kesel banget gue. Pas akhirnya gue bisa tidur, nyokap bangunin sambil ngomel. Pas gue mandi, airnya diabisin adek gue. Pas gue mau sarapan, gue ditinggalin. Keseeellllllllll....." Luna sudah berapi-api menceritakan rentetan kejahilan adik-adiknya itu.

"Oh gitu, sabar aja..." Tyo berbicara sambil menoel mesra lengan pacarnya. Tyo dan Jessika terlihat saling bertatapan hangat yang bisa membuat jomblo manapun terbakar api kecemburuan.

Elo bahkan ga dengerin cerita gue.

BRAK!

Luna menggebrak meja dramatis.

Tyo membelalak kaget. Kenapa lagi nih bocah?

Luna bangkit dari duduknya, marah. "Minggir!" Luna berucap ketus sambil mendorong Tyo. "Minggir!" lalu beralih mendorong Jessika. Setelahnya Luna duduk di tengah, antara mereka berdua.

Jessika dan Tyo masih saling menatap mesra walau sudah dipisahkan. Muak, Luna menarik mangkuk baksonya dan mulai makan dengan ganas.

"Udahlah Lun, mungkin juga mereka ga sengaja," bujuk Jessika. Dia menepuk punggung Luna pelan, mencoba menenangkan si teman.

Cih! Luna masih bersungut sebal. Ketidak sengajaan beruntun, luar biasa.

"Mereka pasti ga bermaksud gitu..." lanjut Tyo, mencoba membantu kekasihnya.

*Terus aja, bela terosssss. Bahkan teman-teman gue ngebela iblis-iblis itu. Enggak ada yang perduli sama gue*.

"Okay, fine! Gue mau kabur dari rumah," pekik Luna.

Bersambung...

EPILOG

Yang sebenernya mereka ucapkan dalam hati...

Ini si Luna kapan beres makannya sih? Tyo

Sabar, ay. Dia lagi emosi. Jessika

Sampai kapan?? Aku kan mau berduaan sama kamu. Tyo

Kalau kabur dari rumah, gue ga punya duit. Tunda tahun depan aja deh, kaburnya. Luna

Terpopuler

Comments

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

assalamu'alaikum

2020-10-04

0

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

mia mampir

2020-10-04

0

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

hatiku

2020-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Di suatu pagi...
2 2. Rumahku istanaku?
3 3. Kode X
4 4. Grup PPL
5 5. Rencana Terbaik
6 6. Bye, dear my first kiss
7 7. Segelas teh
8 8. Pria itu, EL
9 9. Buah Simalakama?
10 10. Sumpit VS Garpu
11 11. Hukuman
12 12. Di rumah El
13 13. Suasana Hati
14 14. Jessika
15 15. Rapat PPL
16 16. Status
17 17. Modus
18 18. Dicegat
19 19. Saudara
20 20. Bunda
21 21. Supermarket!
22 22. Sendok
23 23. Bukan Pacar
24 24. Makanya...
25 25. Bulan
26 26. El curhat
27 27. Informan
28 28. Kayak ada yang kelupaan
29 29. Karma
30 30. Marah
31 31. Bantuin
32 32. Kencan
33 33. Kencan (2)
34 34. Kencan (3)
35 35. Kencan (4)
36 36. Kencan (5)
37 37. Kencan (6)
38 38. Kencan (7)
39 39. Akhir kencan
40 40. Reproduksi
41 41. Sayang
42 42. Ternyata
43 43. Kan, El ganteng
44 44. Jujur
45 45. Galau
46 46. Diikuti fans
47 47. Jalan Pintas
48 48. Dicoba
49 49. Luna, si pembuat kehebohan
50 50. Hari Minggu Hari Cemburu
51 51. Tutupi wajahmu
52 52. Dunia sesempit itu
53 53. Permintaan maaf
54 54. Main
55 55. Pulang
56 56. Tak ada cela
57 57. Hari tenang itu hanya mitos
58 58. Yang Tak Diduga
59 59. Terlalu Tangguh
60 60. Tanpa Alas Kaki
61 61. Dua-duanya gila
62 62. Jawab iya
63 63. Tiba-Tiba Tenang?
64 64. Diajak
65 65. Begini rasanya
66 66. Begini rasanya (2)
67 67. Sebelum Badai
68 68. Badai
69 69. Badai (2)
70 70. Badai (3)
71 71. Badai (4)
72 72. Badai (5)
73 73. Badai (6)
74 74. Badai (7)
75 75. Badai (8)
76 76. Badai (9)
77 77. Badai (10)
78 78. Akhir Badai
79 79. Epilog
80 S 2. Chapter 1
81 S 2. Chapter 2
82 S 2. Chapter 3
83 S 2. Chapter 4
84 S 2. Chapter 5
85 S 2. Chapter 6
86 S 2. Chapter 7
87 S 2. Chapter 8
88 S 2. Chapter 9
89 S 2. Chapter 10
90 S 2. Chapter 11
91 S 2. Chapter 12
92 S 2. Chapter 13
93 S 2. Chapter 14
94 S 2. Chapter 15
95 S 2. Chapter 16
96 S 2. Chapter 17
97 S 2. Chapter 18
98 S 2. Chapter 19
99 S 2. Chapter 20
100 S 2. Chapter 21
101 S 2. Chapter 22
102 S 2. Chapter 23
103 S 2. Chapter 24
104 S 2. Chapter 25
105 S 2. Chapter 26
106 S 2. Chapter 27
107 S 2. Chapter 28
108 S 2. Chapter 29
109 S 2. Chapter 30
110 S 2. Chapter 31
111 S 2. Chapter 32
112 S 2. Chapter 33
113 S 2. Chapter 34
114 S 2. Chapter 35
115 S 2. Chapter 36
116 S 2. Chapter 37
117 S 2. Chapter 38
118 S 2. Chapter 39
119 S 2. Chapter 40
120 S 2. Chapter 41
121 S 2. Chapter 42
122 S 2. Chapter 43
123 S 2. Chapter 44
124 S 2. Chapter 45
125 S 2. Chapter 46
126 S 2. Chapter 47
127 S 2. Chapter 48
128 S 2. Chapter 49
129 S 2. Chapter 50
130 S 2. Chapter 51
131 S 2. Chapter 52
132 S 2. Chapter 53
133 S 2. Chapter 54
134 S 2. Chapter 55
135 S 2. Chapter 56
136 S 2. Chapter 57
137 S 2. Chapter 58
138 S 2. Chapter 59
139 S 2. Chapter 60
140 S 2. Chapter 61
141 S 2. Chapter 62
142 S 2. Chapter 63
143 S 2. Chapter 64
144 S 2. Chapter 65
145 Prolog Season 3
146 S 3. Chapter 1
147 S 3. Chapter 2
148 S 3. Chapter 3
149 S 3. Chapter 4
150 S 3. Chapter 5
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Di suatu pagi...
2
2. Rumahku istanaku?
3
3. Kode X
4
4. Grup PPL
5
5. Rencana Terbaik
6
6. Bye, dear my first kiss
7
7. Segelas teh
8
8. Pria itu, EL
9
9. Buah Simalakama?
10
10. Sumpit VS Garpu
11
11. Hukuman
12
12. Di rumah El
13
13. Suasana Hati
14
14. Jessika
15
15. Rapat PPL
16
16. Status
17
17. Modus
18
18. Dicegat
19
19. Saudara
20
20. Bunda
21
21. Supermarket!
22
22. Sendok
23
23. Bukan Pacar
24
24. Makanya...
25
25. Bulan
26
26. El curhat
27
27. Informan
28
28. Kayak ada yang kelupaan
29
29. Karma
30
30. Marah
31
31. Bantuin
32
32. Kencan
33
33. Kencan (2)
34
34. Kencan (3)
35
35. Kencan (4)
36
36. Kencan (5)
37
37. Kencan (6)
38
38. Kencan (7)
39
39. Akhir kencan
40
40. Reproduksi
41
41. Sayang
42
42. Ternyata
43
43. Kan, El ganteng
44
44. Jujur
45
45. Galau
46
46. Diikuti fans
47
47. Jalan Pintas
48
48. Dicoba
49
49. Luna, si pembuat kehebohan
50
50. Hari Minggu Hari Cemburu
51
51. Tutupi wajahmu
52
52. Dunia sesempit itu
53
53. Permintaan maaf
54
54. Main
55
55. Pulang
56
56. Tak ada cela
57
57. Hari tenang itu hanya mitos
58
58. Yang Tak Diduga
59
59. Terlalu Tangguh
60
60. Tanpa Alas Kaki
61
61. Dua-duanya gila
62
62. Jawab iya
63
63. Tiba-Tiba Tenang?
64
64. Diajak
65
65. Begini rasanya
66
66. Begini rasanya (2)
67
67. Sebelum Badai
68
68. Badai
69
69. Badai (2)
70
70. Badai (3)
71
71. Badai (4)
72
72. Badai (5)
73
73. Badai (6)
74
74. Badai (7)
75
75. Badai (8)
76
76. Badai (9)
77
77. Badai (10)
78
78. Akhir Badai
79
79. Epilog
80
S 2. Chapter 1
81
S 2. Chapter 2
82
S 2. Chapter 3
83
S 2. Chapter 4
84
S 2. Chapter 5
85
S 2. Chapter 6
86
S 2. Chapter 7
87
S 2. Chapter 8
88
S 2. Chapter 9
89
S 2. Chapter 10
90
S 2. Chapter 11
91
S 2. Chapter 12
92
S 2. Chapter 13
93
S 2. Chapter 14
94
S 2. Chapter 15
95
S 2. Chapter 16
96
S 2. Chapter 17
97
S 2. Chapter 18
98
S 2. Chapter 19
99
S 2. Chapter 20
100
S 2. Chapter 21
101
S 2. Chapter 22
102
S 2. Chapter 23
103
S 2. Chapter 24
104
S 2. Chapter 25
105
S 2. Chapter 26
106
S 2. Chapter 27
107
S 2. Chapter 28
108
S 2. Chapter 29
109
S 2. Chapter 30
110
S 2. Chapter 31
111
S 2. Chapter 32
112
S 2. Chapter 33
113
S 2. Chapter 34
114
S 2. Chapter 35
115
S 2. Chapter 36
116
S 2. Chapter 37
117
S 2. Chapter 38
118
S 2. Chapter 39
119
S 2. Chapter 40
120
S 2. Chapter 41
121
S 2. Chapter 42
122
S 2. Chapter 43
123
S 2. Chapter 44
124
S 2. Chapter 45
125
S 2. Chapter 46
126
S 2. Chapter 47
127
S 2. Chapter 48
128
S 2. Chapter 49
129
S 2. Chapter 50
130
S 2. Chapter 51
131
S 2. Chapter 52
132
S 2. Chapter 53
133
S 2. Chapter 54
134
S 2. Chapter 55
135
S 2. Chapter 56
136
S 2. Chapter 57
137
S 2. Chapter 58
138
S 2. Chapter 59
139
S 2. Chapter 60
140
S 2. Chapter 61
141
S 2. Chapter 62
142
S 2. Chapter 63
143
S 2. Chapter 64
144
S 2. Chapter 65
145
Prolog Season 3
146
S 3. Chapter 1
147
S 3. Chapter 2
148
S 3. Chapter 3
149
S 3. Chapter 4
150
S 3. Chapter 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!