4. Grup PPL

PPL merupakan singkatan dari Para Pengawal Luna. PPL sendiri merupakan sebuah perkumpulan yang terbentuk sejak tiga tahun yang lalu. Anggotanya pun hanya terdiri dari tiga orang, dan kemungkinan tidak akan bertambah dalam waktu dekat. Grup yang beranggotakan Arga, Arka dan Arsya ini berdiri semenjak mereka menyadari kalau kakak mereka, Luna, menjadi semakin cantik setiap harinya. Hal ini membuat banyak serigala mata keranjang yang mencoba mendekati Luna. Mereka tidak ingin kalau kakak kesayangan mereka sampai terjerat dalam jebakan cinta lelaki tak berakhlak. Kakak mereka yang tidak pernah menaruh kecurigaan pada orang lain itu pasti akan sangat mudah jatuh dalam perangkap para penjahat cinta. Mereka tidak menginginkan hal itu terjadi.

Dalam keadaan darurat, PPL akan mengeluarkan kode X. Satu-satunya kode yang ada dalam grup ini, sebenarnya. Untuk sementara, baru satu kode. Memangnya butuh berapa banyak kode hanya untuk kelompok semacam ini? Terbentuknya perkumpulan ini pun sudah merupakan wujud kegabutan luar biasa dari adik-adik Luna.

Kode X merupakan pertanda penting yang harus segera ditindaklanjuti. Kode X: kode untuk membuat eks, alias mantan. Misi mereka yang utama adalah untuk membuat kisah cinta Luna kandas bahkan sebelum ditanam. Calon pacar menjadi mantan calon pacar. The end.

"Buruan ganti bajunya, Napa!" Arsya menggerutu ke kakaknya yang masih sibuk mengancingkan seragam. Mereka masih berada di dalam toilet cowok sekolah. Suasana sudah sepi karena bel pulang sudah bersuara sejak beberapa jam yang lalu. Saat ini hanya tersisa beberapa murid yang masih memiliki kegiatan, seperti olahraga, menonton gebetan, nongkrong, ngobrol ataupun hanya sekedar ngumpul.

"Lagian ngapain pakai suruh ganti baju sih, kan langsung berangkat aja, gue enggak apa-apa," kilah Arka. Dia masih berusaha memakai pakaiannya secepat yang ia bisa. Adiknya ini sangat bawel melebihi kakak perempuannya sendiri.

"Ya, elo enggak apa-apa. Gue kagak. Orang-orang lain kagak. Elo ga sadar elo udah berbau mirip kambing?" protes Arsya. Dia sudah menutup hidungnya dengan dua jari. Tubuh kakaknya itu memang menguarkan bau tidak enak, dia tidak berbohong, cuma sedikit melebihkan.

Arka mencengkeram wajah adiknya. "Elo lupa kalau gue lahir duluan?" ancamnya. Dia tidak suka dengan sindiran semacam ini.

"Oke, sorry bos..." Arsya menepis tangan kakaknya. Dia mengangkat tangan memberikan hormatnya pada Arka. Arsya tidak berani melawan, karena memang Arka lebih tua. Arka sudah menginjak kelas 9, sedangkan Arsya baru kelas 7. Mereka memang jahil tapi bukan berarti tidak sopan dengan orang yang lebih tua.

Arka tersenyum simpul. "Jadi, gue wangi kan?" tanyanya, mencoba mencari pengakuan.

"Sumpah, wangi banget..." Arsya menunjukkan kedua jempolnya, tersenyum lebar. Dia terus begitu sampai kakaknya berbalik badan, kemudian pura-pura muntah setelah Arka tak melihat. Adik bermuka dua, memang.

Arka dan Arysa melangkah keluar sekolah, mereka menyusuri jalan menuju tempat ramai untuk mencari kendaraan.

"Jadi mau kemana kita?" Arka bertanya pada Arsya saat mereka sudah sampai di tempat angkot biasanya mangkal. Arsya mengecek ponselnya. Dilihatnya aplikasi pesan dan mulai bertanya pada Arga.

WA Grup: PPL

Dimana? Share loc

✉️ Bentar.

✉️ Elo sendiri? Arka mana?

Mati hapenya, kebanyakan main game.

✉️ Mal mentari. Buruan ga pake lama.

Setelah menunjukkan isi pesan di ponselnya pada Arka, mereka masuk ke dalam angkutan umum yang menuju mal mentari. Mal yang ada di dekat sekolah kakak mereka.

Di dalam mobil umum, suasana hening. Hanya terdengar beberapa gumaman. Arsya menatap jendela, pemandangan yang tampak tidak asing.

"Ka, elo kan lebih tua. Elo yang bayar ya!" Arsya ngeles saat mereka sebentar lagi turun angkot dan harus bayar ongkos.

"Aduh, duit gue udah habis buat beli kuota." Arka mengecilkan suaranya. "Pake duit elo dulu, deh..." Dia berbisik pada Arsya.

Kata-kata terhoror. Pake duit elo dulu, bayarin dulu, talangin dulu. Beberapa kata yang maknanya sama. Bermakna: Ikhlas.

"CK, ah!" Arsya mendecak kesal. "Giliran begini aja, enggak mau diaku tua, Lo!" Dia ngomel-ngomel sambil mengeluarkan dompetnya, membuat Arka tersenyum senang.

Baru saja Arka dan Arsya melangkah turun dari mobil, ponsel Arsya bergetar. Ada sebuah panggilan masuk.

📞 Dimana? Gue di lantai 2, deket lift. Buruan kesini.

📞 Otw. Baru turun angkot.

📞 Ga pake lama ya. Keburu jadian nanti!

📞 Iya, bawel.

Setelah beberapa saat, Arka dan Arsya sampai di tempat persembunyian Arga, di belakang pohon palsu di dekat lift. Walaupun dikatakan bersembunyi, nyatanya tidak seperti itu. Tubuh mereka sudah pasti terlihat jelas karena cuma ngumpet dibalik sebuah pohon plastik berbadan kurus.

"Hhhh... Capek banget gue. Kaki gue mau rontok ini..." Arka membungkuk sambil memegang lututnya yang lemas. Dia baru selesai main bola dan sekarang harus lari lagi. Cobaan.

"Haus, haus. Bagi air." Arsya mengambil botol air mineral yang dipegang Arga. Cuaca sangat panas di luar, ditambah mereka harus berlari untuk bisa sampai kesini secepatnya.

"Jangan dihabisin!" Arka merebut paksa botol air saat Arsya sedang meminumnya. Isi botol itu jadi muncrat ke segala arah.

"AH! Jadi basah kan!!" Arsya menggeram kesal.

"BERISIK!" Arga menutup mulut Arsya dan Arka. "Kalian mau kita ketauan, hah?!"

Arka dan Arsya mengangguk mengerti. Arga pun melepaskan mereka.

"Maaf, bos!" ucap Arka dan Arsya bersamaan.

Peraturan pertama grup PPL. Saat kumpul bersama, yang lebih tua dipanggil Bos.

"Mereka udah lama banget di dalam toko itu dari tadi." Arga menggumam kecil sambil menunjuk toko pernak-pernik yang dimaksud.

"Mana?" Arka menajamkan penglihatan nya.

"Oh, itu keluar!!!" Arsya berteriak keras.

"SSHHH!!" Arka dan Arga menutup mulut Arsya berbarengan.

"Oke bos 1, oke bos 2. Maaf saya khilaf..." Arsya menundukkan kepala. Arka dan Arga berpaling dari Arsya. Mereka lanjut memata-matai dengan seksama.

"Wah, wah. Bos, si X berani pegang-pegang bos," ucap Arsya.

(Kenyataan: Rangga berniat membantu Luna membawa barang yang dibelinya karena Luna mau memasukkan dompet ke dalam tas.)

"Bos, si X mepet mulu nih, bos! Duh, gimana nih bos?!" lanjut Arka. Ini membuat keadaan semakin panas. Dia jago memanas-manasi keadaan.

(Kenyataan: Mereka mau naik eskalator, jelas berdiri deketan.)

"BOS! Pegangan tangan!" Arsya memekik tak percaya.

(Kenyataan: Luna tersandung saat hendak turun dari eskalator, jadi Rangga memeganginya.)

"Ayo, bos, kita langsung serbu aja!" Arka mulai mengepalkan tangan tidak sabar.

"Tenang, kita harus main cantik... Kita susun strategi dulu..." Arga berucap kalem sambil memainkan ponselnya.

(Kenyataan: Imajinasi mereka melebihi batas normal.)

Bersambung..

EPILOG

"Jadi gimana strateginya bos?" Arsya menoleh ke belakang. "Yaelah, malah cari di google!"

profile picture PPL a.k.a. Brother Complex

❤️❤️❤️Lovely Luna❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

diriku

2020-10-03

0

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

memulai

2020-10-03

0

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

☘ꂵᎧᎧꋊ꒒Ꭹ☽☾

harus

2020-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Di suatu pagi...
2 2. Rumahku istanaku?
3 3. Kode X
4 4. Grup PPL
5 5. Rencana Terbaik
6 6. Bye, dear my first kiss
7 7. Segelas teh
8 8. Pria itu, EL
9 9. Buah Simalakama?
10 10. Sumpit VS Garpu
11 11. Hukuman
12 12. Di rumah El
13 13. Suasana Hati
14 14. Jessika
15 15. Rapat PPL
16 16. Status
17 17. Modus
18 18. Dicegat
19 19. Saudara
20 20. Bunda
21 21. Supermarket!
22 22. Sendok
23 23. Bukan Pacar
24 24. Makanya...
25 25. Bulan
26 26. El curhat
27 27. Informan
28 28. Kayak ada yang kelupaan
29 29. Karma
30 30. Marah
31 31. Bantuin
32 32. Kencan
33 33. Kencan (2)
34 34. Kencan (3)
35 35. Kencan (4)
36 36. Kencan (5)
37 37. Kencan (6)
38 38. Kencan (7)
39 39. Akhir kencan
40 40. Reproduksi
41 41. Sayang
42 42. Ternyata
43 43. Kan, El ganteng
44 44. Jujur
45 45. Galau
46 46. Diikuti fans
47 47. Jalan Pintas
48 48. Dicoba
49 49. Luna, si pembuat kehebohan
50 50. Hari Minggu Hari Cemburu
51 51. Tutupi wajahmu
52 52. Dunia sesempit itu
53 53. Permintaan maaf
54 54. Main
55 55. Pulang
56 56. Tak ada cela
57 57. Hari tenang itu hanya mitos
58 58. Yang Tak Diduga
59 59. Terlalu Tangguh
60 60. Tanpa Alas Kaki
61 61. Dua-duanya gila
62 62. Jawab iya
63 63. Tiba-Tiba Tenang?
64 64. Diajak
65 65. Begini rasanya
66 66. Begini rasanya (2)
67 67. Sebelum Badai
68 68. Badai
69 69. Badai (2)
70 70. Badai (3)
71 71. Badai (4)
72 72. Badai (5)
73 73. Badai (6)
74 74. Badai (7)
75 75. Badai (8)
76 76. Badai (9)
77 77. Badai (10)
78 78. Akhir Badai
79 79. Epilog
80 S 2. Chapter 1
81 S 2. Chapter 2
82 S 2. Chapter 3
83 S 2. Chapter 4
84 S 2. Chapter 5
85 S 2. Chapter 6
86 S 2. Chapter 7
87 S 2. Chapter 8
88 S 2. Chapter 9
89 S 2. Chapter 10
90 S 2. Chapter 11
91 S 2. Chapter 12
92 S 2. Chapter 13
93 S 2. Chapter 14
94 S 2. Chapter 15
95 S 2. Chapter 16
96 S 2. Chapter 17
97 S 2. Chapter 18
98 S 2. Chapter 19
99 S 2. Chapter 20
100 S 2. Chapter 21
101 S 2. Chapter 22
102 S 2. Chapter 23
103 S 2. Chapter 24
104 S 2. Chapter 25
105 S 2. Chapter 26
106 S 2. Chapter 27
107 S 2. Chapter 28
108 S 2. Chapter 29
109 S 2. Chapter 30
110 S 2. Chapter 31
111 S 2. Chapter 32
112 S 2. Chapter 33
113 S 2. Chapter 34
114 S 2. Chapter 35
115 S 2. Chapter 36
116 S 2. Chapter 37
117 S 2. Chapter 38
118 S 2. Chapter 39
119 S 2. Chapter 40
120 S 2. Chapter 41
121 S 2. Chapter 42
122 S 2. Chapter 43
123 S 2. Chapter 44
124 S 2. Chapter 45
125 S 2. Chapter 46
126 S 2. Chapter 47
127 S 2. Chapter 48
128 S 2. Chapter 49
129 S 2. Chapter 50
130 S 2. Chapter 51
131 S 2. Chapter 52
132 S 2. Chapter 53
133 S 2. Chapter 54
134 S 2. Chapter 55
135 S 2. Chapter 56
136 S 2. Chapter 57
137 S 2. Chapter 58
138 S 2. Chapter 59
139 S 2. Chapter 60
140 S 2. Chapter 61
141 S 2. Chapter 62
142 S 2. Chapter 63
143 S 2. Chapter 64
144 S 2. Chapter 65
145 Prolog Season 3
146 S 3. Chapter 1
147 S 3. Chapter 2
148 S 3. Chapter 3
149 S 3. Chapter 4
150 S 3. Chapter 5
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Di suatu pagi...
2
2. Rumahku istanaku?
3
3. Kode X
4
4. Grup PPL
5
5. Rencana Terbaik
6
6. Bye, dear my first kiss
7
7. Segelas teh
8
8. Pria itu, EL
9
9. Buah Simalakama?
10
10. Sumpit VS Garpu
11
11. Hukuman
12
12. Di rumah El
13
13. Suasana Hati
14
14. Jessika
15
15. Rapat PPL
16
16. Status
17
17. Modus
18
18. Dicegat
19
19. Saudara
20
20. Bunda
21
21. Supermarket!
22
22. Sendok
23
23. Bukan Pacar
24
24. Makanya...
25
25. Bulan
26
26. El curhat
27
27. Informan
28
28. Kayak ada yang kelupaan
29
29. Karma
30
30. Marah
31
31. Bantuin
32
32. Kencan
33
33. Kencan (2)
34
34. Kencan (3)
35
35. Kencan (4)
36
36. Kencan (5)
37
37. Kencan (6)
38
38. Kencan (7)
39
39. Akhir kencan
40
40. Reproduksi
41
41. Sayang
42
42. Ternyata
43
43. Kan, El ganteng
44
44. Jujur
45
45. Galau
46
46. Diikuti fans
47
47. Jalan Pintas
48
48. Dicoba
49
49. Luna, si pembuat kehebohan
50
50. Hari Minggu Hari Cemburu
51
51. Tutupi wajahmu
52
52. Dunia sesempit itu
53
53. Permintaan maaf
54
54. Main
55
55. Pulang
56
56. Tak ada cela
57
57. Hari tenang itu hanya mitos
58
58. Yang Tak Diduga
59
59. Terlalu Tangguh
60
60. Tanpa Alas Kaki
61
61. Dua-duanya gila
62
62. Jawab iya
63
63. Tiba-Tiba Tenang?
64
64. Diajak
65
65. Begini rasanya
66
66. Begini rasanya (2)
67
67. Sebelum Badai
68
68. Badai
69
69. Badai (2)
70
70. Badai (3)
71
71. Badai (4)
72
72. Badai (5)
73
73. Badai (6)
74
74. Badai (7)
75
75. Badai (8)
76
76. Badai (9)
77
77. Badai (10)
78
78. Akhir Badai
79
79. Epilog
80
S 2. Chapter 1
81
S 2. Chapter 2
82
S 2. Chapter 3
83
S 2. Chapter 4
84
S 2. Chapter 5
85
S 2. Chapter 6
86
S 2. Chapter 7
87
S 2. Chapter 8
88
S 2. Chapter 9
89
S 2. Chapter 10
90
S 2. Chapter 11
91
S 2. Chapter 12
92
S 2. Chapter 13
93
S 2. Chapter 14
94
S 2. Chapter 15
95
S 2. Chapter 16
96
S 2. Chapter 17
97
S 2. Chapter 18
98
S 2. Chapter 19
99
S 2. Chapter 20
100
S 2. Chapter 21
101
S 2. Chapter 22
102
S 2. Chapter 23
103
S 2. Chapter 24
104
S 2. Chapter 25
105
S 2. Chapter 26
106
S 2. Chapter 27
107
S 2. Chapter 28
108
S 2. Chapter 29
109
S 2. Chapter 30
110
S 2. Chapter 31
111
S 2. Chapter 32
112
S 2. Chapter 33
113
S 2. Chapter 34
114
S 2. Chapter 35
115
S 2. Chapter 36
116
S 2. Chapter 37
117
S 2. Chapter 38
118
S 2. Chapter 39
119
S 2. Chapter 40
120
S 2. Chapter 41
121
S 2. Chapter 42
122
S 2. Chapter 43
123
S 2. Chapter 44
124
S 2. Chapter 45
125
S 2. Chapter 46
126
S 2. Chapter 47
127
S 2. Chapter 48
128
S 2. Chapter 49
129
S 2. Chapter 50
130
S 2. Chapter 51
131
S 2. Chapter 52
132
S 2. Chapter 53
133
S 2. Chapter 54
134
S 2. Chapter 55
135
S 2. Chapter 56
136
S 2. Chapter 57
137
S 2. Chapter 58
138
S 2. Chapter 59
139
S 2. Chapter 60
140
S 2. Chapter 61
141
S 2. Chapter 62
142
S 2. Chapter 63
143
S 2. Chapter 64
144
S 2. Chapter 65
145
Prolog Season 3
146
S 3. Chapter 1
147
S 3. Chapter 2
148
S 3. Chapter 3
149
S 3. Chapter 4
150
S 3. Chapter 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!