Mantan Bad Guy
Seorang wanita cantik dengan rambut sebahu berjalan sepanjang Terminal II, sebuah bandara. Tangan kanannya menyeret koper berukuran besar, sementara pandangannya menjelajah sekitar tempat itu untuk mencari sosok yang amat dirindukannya.
“Candra!” pekik sebuah suara, membuat beberapa pasang mata menatapnya.
“Ckck, urat malunya belum nyambung ternyata.”
“Hiks, akhirnya lo balik juga. Gimana? Dapet apaan lo pergi selama lima tahun?”
"Astaga, Vina. Jangan mancing gue, deh!” ucap Candra. “Lo sendirian? Mana calon laki lo?”
“Sibuk dia, bentar lagi mau nikah. Jadi dia tambah rajin cari duit, buat honeymoon nanti,” kata Vina cengengesan.
“Coba kalo lo nggak tiba- tiba kirim undangan, fashion show gue nggak batal,” decak Candra sebal.
Ya, wanita cantik ini adalah Candra. Sahabat sehidup- semati Vina. Kini dua orang ini telah dipertemukan kembali setelah sekian tahun lamanya berpisah. Vina yang setelah lulus SMA melanjutkan studinya ke luar kota, sementara Candra terbang ke luar negeri untuk mengasah kemampuan menggambarnya.
Walau jauh, mereka masih sering berkirim kabar. Dan kabar terakhir yang di dapat Candra, bahwa sebentar lagi sahabatnya itu hendak melangsungkan pernikahan bersama dengan seorang pria yang entah siapa.
Mulut Vina masih belum berhenti ngoceh sejak dari bandara tadi, sementara Candra sudah sangat lelah meladeni sahabatnya itu. Vina masih sama seperti terakhir kali Candra lihat. Perubahan terjadi pada Candra yang terlihat lebih kalem, walau mungkin jika Vina memancingnya. Perilaku gilanya semasa sekolah dulu akan muncul.
“Lo beneran mau nikah sama Dafa?” tanya Candra masih tidak percaya.
Vina menabok lengan Candra, membuat sang empunya menjerit kesakitan. “Bukan Dafa yang dulu elah. Gue udah pernah cerita kenapa lo nggak percaya sih? Liat aja kalo lo ketemu sama calon laki gue. Lebih baek daripada si kutu itu.”
Candra mencibir ucapan sesumbar Vina yang sangat membanggakan calon suaminya itu. Namun Candra masih tidak menyangka jika Vina sudah benar- benar menyelesaikan perasaannya dengan Dafa. Bahkan bisa berakhir dengan damai dan sampai sekarang hubungan keduanya baik- baik saja.
“Oh ya, rencana alumni kita mau adain reuni. Lo bisa dateng?” tanya Vina.
“Hmm, entahlah. Gue juga nggak lama di Indonesia. Masih banyak kerjaan gue yang belum kelar di sana.”
“Dih, lo janji mau temenin gue sampai sah.”
“Ya elah, lo ngibulin gue, kan? Lo nikah masih bulan depan, gue dengan begonya langsung terbang ke sini,” sebal Candra.
Sementara Vina hanya tertawa ngakak, berhasil mengerjai sahabatnya ini. Sebenarnya Vina tahu, Candra sedang tidak baik- baik saja. Candra yang sekarang berbeda dengan Candra yang dulu, menurut Vina.
Candra melempar tubuhnya ke kasur, raganya benar- benar lelah setelah perjalanan selama berjam- jam dengan pesawat. Dia sudah tidak peduli dengan keberadaan Vina yang sedang menatap datar pada Candra.
“Can, gue balik ya? Nanti sore gue jemput lo,” pamit Vina.
“Hmm,” gumam Candra dan setelahnya dia sudah jatuh ke alam mimpi.
Vina mendengus sebal dan segera keluar dari kamar Candra, tapi sebelumnya ia sempatkan untuk merapikan selimut yang Candra pakai.
“Selamat tidur dan semoga mimpi indah,” gumam Vina dan setelahnya benar- benar keluar dari kamar Candra.
...👠👠👠...
Candra mengerjapkan mata, kepalanya terasa sangat pusing dan perutnya terasa sedikit mual. Matanya melirik pada jam dinding di kamar itu, jarum jam menunjukkan angka tiga. Candra sudah tertidur cukup lama sejak kedatangannya ke rumah ini. Bahkan sang Mama tidak berani mengganggu tidur putri semata wayangnya.
“Mama masak apa?” tanya Candra.
“Mama nggak masak, kata Vina nanti kalian mau keluar. Jadi Mama nggak masak,” jawab Bu Maya – nama Mama Candra –.
“Apa iya? Kok gue nggak inget?” gumam Candra duduk di sebelah Bu Maya yang sedang nonton drama Korea.
“Kamu balik ke Paris lagi kapan?” tanya Bu Maya tanpa mengalihkan pandangannya.
“Baru juga sampai, Ma,” jawab Candra mengerucutkan bibirnya.
“Ckck, paling juga minggu depan kamu balik lagi. Heran Mama sama kamu, betah banget di sana. Lima tahun bener- bener nggak pulang. Sekalinya pulang karena si Vina,” omel Bu Maya geleng- geleng kepala.
“Suruh Papa pensiun dulu. Baru nanti Candra tinggal di sini selamanya,” ucap Candra dengan wajah serius.
“Sana ngomong sendiri ke Papamu,” sewot Bu Maya.
Papa Candra bernama Haris, seorang berpangkat Letnan Kolonel yang masih bertugas walau di usianya yang sudah senja. Walau kini hanya bertugas di Komando Distrik Militer di kota ini, tetap saja seharusnya Pak Haris sudah waktunya untuk pensiun.
Berbeda dengan Bu Maya yang memutuskan untuk pensiun lebih dini, Pak Haris memang seorang pekerja keras juga keras kepala. Sudah berkali- kali Candra meminta agar sang Papa mengajukan pensiun dini, tapi Papanya itu tetap saja ngotot masih ingin bekerja.
“Kalau Papa tetep ngotot kerja, Candra nggak bakal pulang ke rumah,” ancam Candra kala itu.
“Kamu mengancam Papa?” tanya Pak Haris dengan suara lantang seperti biasa.
'Mampus,’ batin Candra menelan ludahnya.
Namun dengan tekad kuatnya, dia balik menatap mata Pak Haris. Sementara Bu Maya hanya menonton pertengkaran ayah dan anak itu dengan tenang.
“Iya, Candra ngancam Papa. Candra akan hidup di Paris selamanya,” ucap Candra.
Pak Haris tertawa terbahak mendengar ucapan putrinya itu, lalu menatap meremehkan. “Heh? Yakin bisa hidup tanpa Papa dan Mama?”
Candra mendengus mendengar pertanyaan mengejek dari Pak Haris. “Huuu, mana bisa?”
Selalu seperti itu, pasti Candra yang kalah setelah melancarkan serangan pada sang Papa. Pak Haris selalu bisa mengalahkan putri cantiknya itu.
...🥊🥊🥊...
Candra menatap datar pada dua orang di depannya ini. Tidak menyangka jika ternyata dia akan dijadikan obat nyamuk oleh Vina. Kini mereka berada di sebuah café untuk makan malam bersama dan Vina mengajak calon suaminya. Pertama kali Candra bertemu dengan calon suami Vina, dia benar- benar syok. Calon suami Vina benar- benar di luar ekspetasinya. Menurut Candra, calon suami Vina lebih oke daripada Dafa si mantan.
“Kenapa ngajak gue sih? Lagian lo berdua mau kencan, kan?” sebal Candra menyedot minumannya.
“Salah sendiri lo jomblo,” jawab Vina pedas.
“Bisa- bisanya lo suka sama tuh cewek,” kata Candra pada Dafa – calon suami Vina –.
“Dia baik dan cantik,” jawab Dafa kalem.
“Astaga,” gumam Candra menepuk dahinya.
Sementara Vina hanya melet- melet pada Candra, bermaksud mengejek sahabatnya itu. Semenjak putus dari Juno hingga sekarang, Candra benar- benar tidak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun. Candra masih menutup rapat hatinya untuk orang- orang yang ingin mengajaknya menjalin hubungan.
“Cari pacar makanya,” kata Vina.
“Nggak usah dicari, nanti juga datang sendiri,” balas Candra santai.
...👠👠👠...
Tertanda: Otor Keceh 🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ ɱιɳ ɱιҽ⛅
ingt cowok rupanya cewek😂😂😂😂
2022-06-29
3
🦋⃟ℛ⚜️ʜᴇʟʟᴇɴ⭐️🌸💜ᴬ∙ᴴ࿐
Kalau lagi sama teman* yang jomblo, enakannya jadi jomblo. Tapi kalau situasinya udah kayak Vina begini, pengen jadinya punya suami juga 😂
2022-06-22
3
@☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ұมรђ🍒⃞⃟🦅𝐙⃝🦜
hahah semangat menunggu ajah klo emang jodoh ga akan kemana 😄
2022-06-22
1