Candra kembali terbang ke Paris untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum diselesaikannya, termasuk sebuah pagelaran peragaan busana yang terpaksa harus diundur beberapa hari. Tangan Candra berkeringat dingin beberapa jam sebelum acara tersebut di mulai. Walaupun acara ini bukan pertama kali, tetap saja Candra pasti akan merasa gugup.
“Tenang, Can. Acara ini pasti berjalan lancar,” gumam Candra mencoba menyemangati diri sendiri.
“Calm down, Baby. You can do it. Trust me,” ucap seseorang yang tiba- tiba saja memegang kedua bahunya.
“Kaget gue!” pekik Candra menoleh ke belakang, tapi setelahnya dia mendengus sebal ketika mengetahui siapa yang mengejutkannya.
“Iya- iya, gue yakin acaranya lancar kok. Jadi… nggak usah pegang- pegang,” sewot Candra menurunkan kedua tangan orang itu yang masih bertengger di bahunya.
Lalu Candra meninggalkan orang itu yang masih menatapnya dengan memuja. Seorang pria tampan asli kelahiran Paris juga model yang Candra gunakan dalam peragaan busana kali ini. Namanya Eric dan sangat tergila- gila oleh Candra.
“You promised to date me after this event,” ucap Eric mengejar langkah Candra.
“Is it true? When did I say that?” tanya Candra tanpa menoleh, ia sibuk merapikan tatanan busana yang dipakai salah satu modelnya.
Eric mengerucutkan bibirnya, tapi Candra tetap tidak tertarik. Wanita itu menyuruh Eric untuk kembali ke posisinya, karena sebentar lagi acara akan di mulai.
...👠👠👠...
Acara yang di nanti sudah tiba, satu persatu model yang memamerkan semua hasil jerih payah Candra berlenggak- lenggok di catwalk. Berbagai tamu penting juga hadir. Setelah semua modelnya selesai memamerkan semua hasil karya Candra, giliran sang perancang busana yang keluar dari belakang panggung. Suara riuh tepuk tangan ditujukan untuk Candra. Seorang model memberinya buket bunga dan confetti beterbangan jatuh membuat acara bertambah meriah.
“Congratulation!” ucap beberapa tamu pada Candra.
“Thank you,” jawab Candra dengan senyum menawannya.
“Senang berjumpa dengan anda. Ah ya kenalkan saya Nayla, dari Indonesia juga. Saya fans berat Mbak Candra,” ucap seorang gadis sangat antusias.
Candra membulatkan matanya terkejut, tidak menyangka ada seorang penggemar mendatanginya. Dia pun mempersilakan Nayla duduk dan mengobrol.
“Mungkin Mbak Candra lupa, tapi aku dulu junior Mbak Candra waktu SMA,” jelas Nayla.
“Hah? Jadi lo junior gue? Kita pernah ketemu?” tanya Candra bertubi- tubi.
“Pernah, Mbak. Cuma sekali tapi, wajar Mbak Candra lupa.”
“Jadi lo jauh- jauh ke Paris bener cuma buat acara gue?”
“Iya, Mbak. Ehm, rencananya sih mau minta tolong juga,” ucap Nayla.
“Minta tolong?”
“Jadi sebentar lagi aku mau tunangan, Mbak. Aku mau yang rancang baju aku, Mbak Candra.”
‘Gila, tajir nih pasti,’ batin Candra.
...🥊🥊🥊...
Selepas acara, kini Candra dan para kru yang membantunya sedang mengadakan pesta dalam rangka kesuksesan dan keberhasilan acara. Candra mentraktir semua yang membantunya makan- makan. Sebenarnya, pesta ini juga merupakan perpisahan. Candra memutuskan mengambil job dari Nayla dan berencana akan menyelesaikannya di Indonesia. Sementara pekerjaan di Paris dia limpahkan kepada orang kepercayaannya.
“Untuk keberhasilan kita semua!” pekik Candra mengangkat gelasnya tinggi- tinggi.
“Yey!” teriak semuanya, walau tidak paham dengan ucapan Candra.
Candra meneguk minumannya dengan sekali teguk. Wajahnya memerah, tapi kesadarannya belum hilang. Eric menghampiri Candra yang masih terus meneguk minumannya.
“Stop! You’re drunk!” ucap Eric merebut gelas yang di pegang Candra.
Candra menoleh dan mengernyit. “Gue nggak mabuk.”
“Kamu mabuk. Come on, I’ll take you home,” kata Eric menuntun Candra.
Setelah pamit pada para kru, Eric berjalan bersama dengan Candra keluar dari resto. Sementara Candra berjalan sempoyongan.
“Wait here!” perintah Eric.
Eric pergi meninggalkan Candra di depan pintu resto untuk mengambil mobilnya. Sementara Candra di sisa kesadarannya, dia melihat sekitarnya. Lalu pandangannya tertuju pada pot bunga dengan bunga yang bermekaran. Candra jongkok di depan pot itu, menikmati bunga bermekaran di pot itu.
“Jadi inget gambar bunga waktu itu,” gumam Candra terkekeh.
“Come on, Baby,” ajak Eric, pria itu mengernyit melihat Candra jongkok di depan pot bunga.
Eric yang tidak sabar hendak menggendong Candra, tapi ditepis oleh tangan wanita itu. Eric mendengus dan membiarkan Candra berbuat sesukanya.
“Eh?” kaget Eric ketika Candra jatuh tersungkur.
“Are you allright?”
“Yeah, I’m fine. Gue nggak mabuk, cepet antar gue balik,” jawab Candra dan langsung masuk ke dalam mobil Eric.
Eric menghembuskan nafas lelahnya, bertahun- tahun mengenal Candra, pria itu sudah kebal dengan sikap aneh wanita itu. Entah bagaimana bisa dimatanya Candra terlihat sangat mempesona dan manis.
...👠👠👠...
Mobil yang dikendarai Eric sudah berhenti di depan apartemen milik Candra. Namun wanita itu sedang tertidur di mobil Eric. Pria itu pun tidak berniat membangunkan sang pujaan hatinya, sebaliknya dia malah sedang memandang wajah cantik wanita itu.
Candra pun tidak merasa terusik dengan tatapan teduh yang Eric berikan. Perlahan dengan tangan gemetar, tangan Eric berusaha menyentuh wajah Candra. Diusapnya lembut pipi itu, membuat Candra makin jatuh tertidur dalam buaian jemari Eric.
“Cute, like a baby,” gumam Eric tersenyum.
Perlahan Eric mendekatkan wajahnya, tujuannya hanya satu. Yakni bibir ranum milik Candra. Deru nafas Eric bahkan sudah menerpa wajah Candra, tapi wanita itu masih belum terusik dari tidur lelapnya. Gerakan Eric terhenti ketika melihat dahi Candra berkerut dan keringat dingin mulai mengucur deras membasahi dahi wanita itu. Hampir saja Eric berteriak kaget saat tiba- tiba Candra membuka mata.
“Huekkk…”
“Damn!”
Candra meringis merasa bersalah pada Eric yang bajunya kotor akibat muntahannya. Sementara Eric menatap dongkol Candra. Setelah memberikan air minum pada Candra, mereka berdua memutuskan untuk keluar dari mobil mencari udara segar.
“Sorry,” ucap Candra.
“No problem,” jawab Eric tidak ikhlas. “I’m going home now.”
“Okay, be careful on the road,” ucap Candra.
Candra masih bertahan di sana hingga mobil yang Eric kendarai tak terlihat lagi. Dia memegang dadanya yang berdegub kencang.
“Untung gue muntah,” gumam Candra.
“Hampir aja bibir gue nggak perawan lagi.”
“Ckck, udah mulai berani dia. Awas aja kalo ke ulang, bener- bener gue tabok muka sok cakepnya itu,” ucap Candra dan berjalan memasuki apartemennya.
Sesampainya di unit apartemennya, Candra segera membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. Hari ini benar- benar membuatnya lelah juga pening.
“Kayaknya gue kebanyakan minum,” gumam Candra, matanya sudah sangat berat. Padahal selama perjalanan pulang tadi dirinya sudah tertidur.
Candra kembali terlelap dalam beberapa menit kemudian. Kamarnya menjadi hening, hanya suara detik jam dan pendingin udara yang memecah keheningan.
“Candra!” panggil seseorang dengan suara sayup- sayup.
...🥊🥊🥊...
Tertanda: Otor Kyut 😗😗😗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
🦋⃟ℛ⚜️ʜᴇʟʟᴇɴ⭐️🌸💜ᴬ∙ᴴ࿐
eric alangkah baik nya, meminta daripada mencuri 😂😂 (walaupun gak di kasi)
2022-06-22
3
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ
astagaa gimana rasanya tuh kena muntahannya hooeekkk anjim dah 🤦
2022-06-22
1
𝐈𝐬𝐭𝐲
pengin dapat enak malah di muntahin🤣🤣🤣
2022-06-22
2