Hari ini Candra sudah berjanji hendak bertemu dengan Nayla di sebuah resto untuk membahas rencana desain gaun pertunangan gadis itu. Candra sudah tiba terlebih dulu dan memesan secangkir kopi juga tidak lupa menumpang wifi. Sembari menunggu, Candra membuka beberapa aplikasi sosial medianya.
“Mbak Candra, maaf kita telat. Sudah nunggu lama, ya?” sapa seseorang dengan nada menyesal.
Candra mendongak dengan gerakan anggun meminum kopinya, tapi begitu melihat siapa yang datang bersama Nayla. Diam- diam kopi itu kembali dimuntahkan di dalam cangkirnya. Menurutnya itu jauh lebih baik daripada menyemburkannya.
“Oh, hahahaha. Gue juga baru sampai kok,” jawab Candra setenang mungkin.
“Ah ya, kenalkan. Dia calon tunangan Nayla, Mbak,” ucap Nayla dengan senyum manisnya.
Ucapan Nayla itu membuat Candra hampir saja terkena serangan jantung. Wanita itu menggeleng pelan dan menarik nafas secara perlahan.
‘Nggak mungkin itu dia. Cuma mirip. Ya, pasti cuma mirip,’ batin Candra mencoba untuk menangkan diri.
“Namanya Juno, Mbak.”
‘Damn!’
...👠👠👠...
Candra membasuh wajahnya berkali- kali dan kemudian menatap cermin di depannya. Keringat dingin menetes membasahi pelipisnya. Tadi dirinya berpamitan pada Nayla untuk ke kamar mandi sebentar.
“Tenang, Can. Lo nggak perlu panik. Lo sama dia udah berakhir. Lagian Juno juga udah punya tunangan,” gumam Candra membasuh wajahnya lagi.
“Tapi kasihan si Nayla punya laki kayak Juno.”
Candra menggelengkan kepala dramatis. Setelah memoles kembali wajahnya dengan riasan natural, Candra keluar dari kamar mandi.
“Anjier, kaget!” pekik Candra tertahan ketika lengannya ditahan seseorang.
“Long time no see, Candra,” ucap Juno dengan senyum mengerikan menurut Candra.
“Ahahaha, iya lama nggak ketemu. Lo apa kabar? Selamat ya, sebentar lagi kalian tunangan. Semoga langgeng,” balas Candra berusaha untuk terlihat santai dan berusaha melepas cekalan dilengannya.
“Ayo, ke sana. Kasihan Nayla nunggu lama,” kata Candra dan segera berjalan cepat meninggalkan Juno yang masih menatapnya.
Juno terkekeh, mengusap dagunya. Pria itu juga tidak menyangka dapat bertemu dengan Candra dengan cara seperti ini. Selama bertahun- tahun dia masih terus mencari keberadaan sang mantan kekasih yang berhasil membuatnya benar- benar jatuh cinta, bukan sekedar mainan seperti gadis- gadis yang lain.
“Ternyata kamu sendiri yang datang padaku. Seharusnya memang aku tidak perlu mencarimu,” gumam Juno terkekeh.
Candra bergerak gelisah dan merasa tidak tenang. Bagaimana tidak? Di depan tunangannya, Juno dengan terang- terangan menatapnya. Entah Nayla sadar atau pura- pura tidak tahu kelakuan tunangannya itu, tapi gadis itu hanya diam saja dan fokus pada layar tablet yang menampilkan berbagai gambar hasil desain Candra.
“Aku suka yang ini, Mbak. Menurut kamu gimana, Kak?” tanya Nayla meminta saran pada Juno yang masih asyik memperhatikan Candra yang sudah seperti cacing kepanasan.
“Cantik, apapun yang kamu pakai pasti bagus,” jawab Juno tanpa mengalihkan pandangannya.
“Oke, Mbak. Berarti aku mau yang desain ini,” ucap Nayla memutuskan. “Buat desain yang cowok gimana, Mbak?”
“Hmm, besok aja. Hari ini aku harus ketemu klien. Besok kita bisa bertemu di kantor saya,” ucap Juno menebar senyum.
“Tapi besok aku ada kelas.”
“Kamu nggak harus datang. Anggap aja nanti sebagai kejutan pakaian apa yang nanti aku pakai,” ucap Juno mengerling pada Nayla.
Semu merah muda terlihat di pipi putih Nayla. Sementara Candra menatap pasangan di depannya ini dengan dongkol.
‘Nayla bener- bener polos apa bego sih?’ batin Candra.
...🥊🥊🥊...
Setelah bertemu dengan pasangan aneh tadi, Candra pun memutuskan untuk berjalan- jalan di Mall yang tidak jauh dari resto tadi. Sudah sangat lama wanita itu tidak mengunjungi tempat- tempat yang dulu sering dikunjunginya ketika masa- masa SMA.
“Gue kangen masa- masa itu,” gumam Candra.
“Eh iya, kabar Kak Galang gimana, ya? Café dia masih ada nggak, ya?”
Candra berkeliling Mall ini, berniat mencari keberadaan café milik Galang. Namun ternyata kepemilikan café itu sudah berbeda. Sudah lama Galang menutup cafénya, itulah informasi yang di dapat Candra dari seorang karyawan di café itu.
“Sayang banget tutup. Padahal gue pengen nostalgia,” gumam Candra murung.
Langkah Candra berlanjut menuju toko- toko yang dulu sering dikunjunginya bersama dengan teman- teman.
“Ternyata waktu cepet banget berlalu. Tanpa sadar gue makin lama makin berumur. Bener kata orang- orang, masa- masa paling indah itu ketika SMA.”
Puas megelilingi Mall seorang diri, Candra memutuskan untuk mencari bahan guna gaun yang akan dikerjakannya. Wanita itu memutuskan untuk pergi ke sebuah toko kain langganan Bu Maya. Dulu Bu Maya memang sering mengajak Candra membeli kain di tempat ini. Candra hanya berharap semoga saja sang pemilik masih mengingat dirinya. Agar diberi harga murah.
“Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?” sapa seorang karyawan di toko itu.
“Saya mencari kain tulle,” jawab Candra, pandangannya meneliti setiap sudut toko. Candra mendengus lirih, ternyata pemilik toko sedang tidak berada di tempat.
“Oh kain tulle? Mari ikut saya.”
Candra berjalan mengikuti langkah karyawan toko itu. Mereka berhenti di depan rak berisikan berbagai warna kain dengan jenis yang sama. Candra mulai memilih- milih kualitas kain yang dimiliki toko ini dan juga memilih warna yang sekiranya cocok untuk Nayla nanti. Sebenarnya desain yang dilihat Nayla tadi masih belum selesai, kurang detail yang belum Candra tambahkan.
“Boleh saya foto?” tanya Candra.
“Silahkan,” jawab karyawan itu.
Candra mengeluarkan ponselnya dan mulai memotret beberapa warna kain yang menurutnya bagus dan cantik. Setelahnya Candra mengirim foto- foto itu pada Nayla.
Beberapa jam berada di toko kain ini Candra memutuskan untuk menghentikan pencariannya. Nayla belum menjawab chat- nya, juga Candra belum menemukan kain yang cocok untuk dipadukan dengan bahan itu. Pulang ke rumah adalah tujuannya saat ini. Candra memesan B-car dan menunggunya di halte dekat toko itu. Sembari menunggu, dia fokus memperhatikan lalu- lalang kendaraan yang lewat.
“Bego! Terus gue mau jahit dimana?” pekik Candra menepuk dahinya. “Nggak mungkin gue mau kerjain di rumah,” lanjutnya.
Tidak lama kemudian B-car pesanannya tiba, ia segera masuk mobil tersebut. Candra memijit pelipisnya. Merutuki kecerobohannya. Bagaimana tidak terpikirkan olehnya? Dengan cepat menyanggupi permintaan Nayla tanpa persiapan yang matang.
“Kalo gue suruh anak- anak yang jahit, sama aja bohong. Ongkir dari Paris, rugi gue,” gumam Candra menimang- nimang, kepalanya terus berpikir untuk mencari solusi.
“Heh? Kenapa nggak suruh mereka ke sini aja?” gumam Candra mengangkat kepalanya. “Gue emang pinter,” lanjutnya bersiul.
Sopir yang mengemudi di depan hanya menggeleng melihat tingkah aneh Candra. Sementara yang diperhatikan terlihat bodo amat. Candra segera menghubungi seseorang yang bisa membantunya saat ini juga.
“Halo? Bantu gue, please,” ucap Candra memohon.
...👠👠👠...
Tertanda: Otor Keceh 😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
@Hαиıтα 🍀⃝⃟💙
sini chandra aku bantuin
2022-06-30
2
🦋⃟ℛ⚜️ʜᴇʟʟᴇɴ⭐️🌸💜ᴬ∙ᴴ࿐
Can jahit di tempat tetangga aku ajah ya 😂😂
2022-06-22
4
🆀🅻>> ̷U̷l̷f̷a̷ eff <<🦚♛⃝꙰𓆊
Waduchhhhhh.... Bukan datang sendiri marjunengggg,,, tp dsuruh nailaaaaaaa... Ingat N.A.I.L.A,, krna ngefans ama mantan looo
2022-06-22
2