Terjerat Cinta Presdir

Terjerat Cinta Presdir

Eps 1

"Han, mau bareng Kakak ga?" tanya Juna yang sedang menuruni anak tangga sambil kerepotan memakai dasi di lehernya. "enggak usah Kak, Hana berangkatnya agak siangan kok, sini Hana benerin dasinya." ucap Hana sambil membetulkan dasi, karena ia sudah terbiasa membereskan keperluan Juna.

"Kakak mau sarapan apa? roti atau nasi goreng? biar aku ambilkan," tanya Hana sambil menuang air ke dalam gelas.

"Nasi goreng aja, biar ga cepat laper." ucap Juna sambil memeriksa ponsel di tangannya. Selesai sarapan bersama, Juna pun kini sudah berangkat ke kantor.

Sehabis mencuci piring, Hana kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Tak butuh waktu lama, kini ia sudah berada di depan cermin untuk memoles wajahnya dengan make-up tipis agar lebih natural dan tidak berlebihan.

Saat Hana sudah siap dan memakai tas selempang nya, segera ia turun dari kamar, tapi tiba-tiba ponselnya berdering. Hana bingung kenapa kakaknya tiba-tiba menelepon dirinya?

"Hallo, han. Apa kamu masih ada di rumah?Kakak butuh bantuan kamu saat ini. Bisa tolong bawain berkas yang ada di laci meja kamar. Masalahnya itu sangat penting, bisa kan?"

pinta Juna karena tadi terburu-buru hingga ia melupakannya.

"Oh, yaudah. Nanti aku ke sana." ucap Hana lalu memutuskan sambungan teleponnya.

Hana membuka pintu kamar kakaknya yang bersebelahan dengan kamar nya.

"Huh! kenapa Kakak ceroboh sekali sih!" gerutu Hana sambil memeriksa laci meja kamar Kakaknya biasa menyimpan berkas penting. "Ah, ini dia udah ketemu!." lalu Hana bergegas pergi dan mengunci pintu rumah, segera menaiki motor maticnya.

Kendaraannya kini melaju dengan kecepatan sedang, demi keamanan menurutnya, karena dia tidak mau sampai berurusan dengan polisi nanti. Bisa panjang urusannya, dipikirnya.

Setelah menempuh perjalanan, akhirnya Hana sampai ke tempat tujuan. Kini Hana sudah berada di depan gedung perusahaan yang sangat besar, sejenak ia menghentikan langkahnya. Tubuhnya terdiam sesaat, memandangi papan nama yang bertuliskan kantor Wijaya Grup.

"Wah, kalau di lihat dari dekat, ternyata sangat besar ya..." ucap Hana merasa takjub dengan kantor tempat Kakaknya bekerja. Ia memasuki lobby, pandangannya melihat beberapa karyawan berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing.

Tak sedikit karyawan laki-laki yang memperhatikan dirinya hingga membuat hana agak risih.

Kalau bukan karena kasihan memikirkan Kakaknya yang sedang membutuhkan bantuannya, pasti ia merasa enggan untuk datang ke tempat ini.

"Maaf Mba, bisa saya bertemu dengan bapak Juna?" ucap Hana pada resepsionis.

"Apa anda sudah membuat janji?" tanya resepsionis itu kepada Hana.

"Saya sudah membuat janji dengannya. Dan saya harus memberikan ini." ucap nya lagi sambil menunjukkan map kepada Resepsionis di depannya.

"Anda langsung saja naik ke lantai paling atas."

"Baiklah, terimakasih." ucap Hana langsung berjalan memasuki lift karyawan.

"Ting"

Pintu lift pun terbuka dan kini ia sudah berada di lantai 30.

Hana di buat terperangah saat melihat setiap sudut ruangan nya memiliki desain interior yang sangat elegan, namun seketika lamunannya membuyar kala ia ingat kedatangannya kesini untuk menyerahkan berkas yang ada pada dirinya saat ini juga.

Hana melihat pada daun pintu yang bertuliskan ruangan Presdir dan pintu yang satunya lagi adalah ruangan sekertaris.

"Sebaiknya aku ke ruangan Kakak ku dulu." ucapnya lalu melangkah mendekati pintu sekertaris.

Tok... Tok...

"Masuk!"

Pintu pun terbuka dan Hana langsung memasuki ruangan itu.

"Ada perlu apa? cepat katakan!." tanya pria itu yang tak lain adalah Reihan dengan aura dingin tanpa menoleh, karena pandangannya tak lepas dari layar komputernya.

"Lho, kenapa bukan kak Juna? atau aku salah ruangan?" pikir Hana merasa kebingungan.

"Maaf Tuan, saya kesini hanya untuk menyerahkan ini." ucap Hana sambil menyerahkan map itu di atas meja.

"Kalau begitu saya permisi." ucap nya lagi dengan memberi hormat lalu melangkah meninggalkan ruangan itu.

"Berhenti!" detik itu juga Reihan memanggil wanita di depannya dengan aura dinginnya. Sesaat Hana memaku di tempat lalu ia memberanikan diri untuk berbalik. Tanpa Hana sadari, seketika Reihan sudah berada di hadapannya.

"Ada apa lagi Tuan?" tanya Hana dengan bingung.

"Beraninya kau pergi begitu saja! dan kau bukan karyawan di sini, seenaknya keluar masuk tanpa seizin ku. Bukankah Juna menyuruh adik laki-lakinya membawa berkas itu?"

"Adik laki-laki?" gumam Hana yang bingung namun terdengar oleh Reihan.

"Kenapa kau malah bicara sendiri, hah?!" tanya Reihan.

Hei! sombong sekali orang ini? batin Hana merasa kesal.

Marah? tentu saja ia sangat marah. Ingin sekali ia menjambak pria yang ada di depannya ini, tapi Hana memikirkan nasib Juna. Dan sebagai seorang adik, ia tidak ingin membuat malu Kakaknya.

"Maaf sebelumnya kalau saya lancang masuk ke kantor ini tanpa seizin Tuan, walaupun niat saya hanya mengantarkan berkas yang memang sangat penting, dan saya tidak ada maksud lain. Sekali lagi maaf sudah mengganggu waktu anda. Saya permisi."

Hana berbalik menuju pintu keluar tanpa menunggu jawaban dari mulut Presdir Reihan.

"Hei, tunggu!" panggil Reihan namun Hana tidak memperdulikannya. Ia keluar dari ruangan dengan sangat kesal.

"Dasar orang aneh, gila, dan apalah pokoknya! semoga aku tidak bertemu dia lagi. Huft...... malas!!"

"Shitt!"

Baru kali ini aku bertemu wanita yang mengabaikan ku, bukan seperti para wanita yang selalu mencari perhatian di luaran sana. Kenapa tiba-tiba aku merasa kesal karena ia pergi begitu saja. Batin Reihan.

Di saat Reihan masih bergelut dengan pikirannya, terdengar ketukan dari arah pintu. Juna pun sudah datang memberitahukan bahwa ruangan Presdir sudah bisa di gunakan kembali karena sambungan listrik yang sempat mengganggu, maka Reihan memakai ruangan sekertaris nya untuk meneruskan pekerjaannya.

"Maaf Bos, saya mau memberitahukan kalau ruangan anda sudah bisa di pakai."

"Heem, baiklah. Oya, bukankah kau menyuruh Adik laki-laki mu untuk mengirimkan berkas penting ini ke kantor? tapi kenapa yang datang seorang wanita?" tanyanya kepada Juna sambil menunjuk berkas di meja.

"Sejak kapan aku mempunyai adik laki-laki?" gumam Juna.

"Ah, iya Bos. Ternyata dia sudah menemui anda ya, saya pikir dia belum datang ke sini. Tapi saya hanya mempunyai satu adik perempuan Bos." jawab Juna menjelaskan kepada Reihan.

"A-apa! tunggu, Adik perempuan katamu? aku pikir kau mempunyai adik laki-laki? kalau tidak salah, kau menyebut adikmu "Han" bukan?"

"Bos salah sangka. Namanya Hana, saya biasa memanggilnya Han. Dia itu adik perempuan saya satu-satunya lho Bos," jawab Juna sambil terkekeh.

"Sudahlah, lupakan! kau malah meledekku. Atau mau ku pecat kau?! siapkan saja rapat hari ini, karena aku mau keruangan ku dulu." ucap Reihan bangkit dari kursinya, karena ia tidak mau di anggap bodoh oleh sekretarisnya sendiri.

"Baik Bos" jawab Juna kembali ke mode serius sambil menunduk memberi hormat.

Reihan pun kembali ke ruangannya. Sambil menyalahkan sebatang rokok, lalu duduk di jendela ruangan kantornya. Sesekali melihat pemandangan jalanan kota yang cukup padat di lalui kendaraan. Meski pandangannya melihat ke arah mobil yang berlalu-lalang, tapi pikirannya entah kenapa teringat wajah wanita yang Juna sebut sebagai Adiknya itu.

"Akhh!" desah Reihan frustasi.

Kenapa pikiranku tertuju pada wanita itu? sebelumnya tidak ada satupun wanita yang aku pikirkan

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Andariya 💖

Andariya 💖

suka pada pandangan pertama, ya bossss

2024-03-25

1

Andariya 💖

Andariya 💖

mampir

2024-03-25

1

ice lemon tea

ice lemon tea

suka.......

2022-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 18
20 Eps 19
21 Eps 20.
22 Eps 21
23 Eps 22
24 Eps 23
25 Eps 24.
26 Eps 25.
27 Eps 26.
28 Eps 27.
29 Eps 28.
30 Eps 29.
31 Eps 30.
32 Eps 31.
33 Eps 32.
34 Eps 33.
35 Eps 34.
36 Eps 35.
37 Eps 36.
38 Eps 37.
39 Eps 38.
40 Eps 39.
41 Eps 40.
42 Eps 41.
43 Eps 42.
44 Eps 43.
45 Eps 44.
46 Eps 45.
47 Eps 46.
48 Eps 47.
49 Eps 48.
50 Eps 49.
51 Eps 50.
52 Eps 51.
53 Eps 52.
54 Eps 53.
55 Eps 54
56 Eps 55
57 Eps 56.
58 Eps 57.
59 Eps 58.
60 Eps 59.
61 Eps 60.
62 Eps 61.
63 Eps 62.
64 Eps 63.
65 Eps 64.
66 Eps 65.
67 Eps 66.
68 Eps 67.
69 Eps 68.
70 Eps 69.
71 Eps 70.
72 Eps 71.
73 Eps 72.
74 Eps 73.
75 Eps 74.
76 Eps 75.
77 Eps 76.
78 Eps 77.
79 Eps 78.
80 Eps 79.
81 Eps 80.
82 Eps 81.
83 Eps 82.
84 Eps 83.
85 Eps 84.
86 Eps 85.
87 Eps 86.
88 Eps 87.
89 Eps 88.
90 Eps 89.
91 Eps 90.
92 Eps 91.
93 Eps 92.
94 Eps 93.
95 Eps 94.
96 Eps 95.
97 Eps 96.
98 Eps 97.
99 Eps 98.
100 Eps 99.
101 Eps 100.
102 Eps 101.
103 Eps 102.
104 Eps 103.
105 Eps 104.
106 Eps 105.
107 Kandang singa.
108 Dua janin
109 Tak Tik Tok.
110 Geng teletubbies.
111 Main gundu.
112 Jauh dari arab.
113 Awas kau Leo...
114 Calon menantu.
115 Mengutarakan perasaan.
116 Meragukan perasaannya.
117 Milikmu sudah tertidur.
118 Saya sedang banjir.
119 Sangat perhatian.
120 sarapan spesial.
121 Mengkhawatirkan istri.
122 Merasa bersalah.
123 Pulang.
124 Bekerja di kamar.
125 Kursi mulai bergoyang.
126 Kembali bekerja di kantor.
127 Ngidam aneh.
128 Sedot WC.
129 Hampir tertabrak.
130 Dari China atau dari planet.
131 Pengasuh Amora.
132 Tetangga baru seorang dokter.
133 Bertemu lagi.
134 Berkunjung di pagi hari.
135 Pria itu yang hampir menabrak kami.
136 Dinda.
137 Cemburu.
138 Wahana.
139 Tak akur.
140 Size XXXL.
141 Janji hanya dua hari.
142 Ciuman pertama.
143 Si tengil mulai cemburu.
144 Mengikutinya.
145 Di labrak.
146 Menolak berkencan.
147 Pamit pulang.
148 Malam panjang.
149 Memberinya pelajaran
150 Kembali marah.
151 Terus mengejarnya (Dinda vs Leo)
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 18
20
Eps 19
21
Eps 20.
22
Eps 21
23
Eps 22
24
Eps 23
25
Eps 24.
26
Eps 25.
27
Eps 26.
28
Eps 27.
29
Eps 28.
30
Eps 29.
31
Eps 30.
32
Eps 31.
33
Eps 32.
34
Eps 33.
35
Eps 34.
36
Eps 35.
37
Eps 36.
38
Eps 37.
39
Eps 38.
40
Eps 39.
41
Eps 40.
42
Eps 41.
43
Eps 42.
44
Eps 43.
45
Eps 44.
46
Eps 45.
47
Eps 46.
48
Eps 47.
49
Eps 48.
50
Eps 49.
51
Eps 50.
52
Eps 51.
53
Eps 52.
54
Eps 53.
55
Eps 54
56
Eps 55
57
Eps 56.
58
Eps 57.
59
Eps 58.
60
Eps 59.
61
Eps 60.
62
Eps 61.
63
Eps 62.
64
Eps 63.
65
Eps 64.
66
Eps 65.
67
Eps 66.
68
Eps 67.
69
Eps 68.
70
Eps 69.
71
Eps 70.
72
Eps 71.
73
Eps 72.
74
Eps 73.
75
Eps 74.
76
Eps 75.
77
Eps 76.
78
Eps 77.
79
Eps 78.
80
Eps 79.
81
Eps 80.
82
Eps 81.
83
Eps 82.
84
Eps 83.
85
Eps 84.
86
Eps 85.
87
Eps 86.
88
Eps 87.
89
Eps 88.
90
Eps 89.
91
Eps 90.
92
Eps 91.
93
Eps 92.
94
Eps 93.
95
Eps 94.
96
Eps 95.
97
Eps 96.
98
Eps 97.
99
Eps 98.
100
Eps 99.
101
Eps 100.
102
Eps 101.
103
Eps 102.
104
Eps 103.
105
Eps 104.
106
Eps 105.
107
Kandang singa.
108
Dua janin
109
Tak Tik Tok.
110
Geng teletubbies.
111
Main gundu.
112
Jauh dari arab.
113
Awas kau Leo...
114
Calon menantu.
115
Mengutarakan perasaan.
116
Meragukan perasaannya.
117
Milikmu sudah tertidur.
118
Saya sedang banjir.
119
Sangat perhatian.
120
sarapan spesial.
121
Mengkhawatirkan istri.
122
Merasa bersalah.
123
Pulang.
124
Bekerja di kamar.
125
Kursi mulai bergoyang.
126
Kembali bekerja di kantor.
127
Ngidam aneh.
128
Sedot WC.
129
Hampir tertabrak.
130
Dari China atau dari planet.
131
Pengasuh Amora.
132
Tetangga baru seorang dokter.
133
Bertemu lagi.
134
Berkunjung di pagi hari.
135
Pria itu yang hampir menabrak kami.
136
Dinda.
137
Cemburu.
138
Wahana.
139
Tak akur.
140
Size XXXL.
141
Janji hanya dua hari.
142
Ciuman pertama.
143
Si tengil mulai cemburu.
144
Mengikutinya.
145
Di labrak.
146
Menolak berkencan.
147
Pamit pulang.
148
Malam panjang.
149
Memberinya pelajaran
150
Kembali marah.
151
Terus mengejarnya (Dinda vs Leo)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!