Juna yang kini sudah kembali sehabis berolahraga pagi, melihat adiknya yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya, Juna pun langsung menghampirinya.
"E, eh..., anak pinter pagi-pagi udah rajin. Katanya mau bangun siang?" ejek Juna sambil memberikan bungkusan berisi bubur ayam untuk adiknya.
"Enggak jadi bangun siangnya. Nanti tanaman layu semua enggak ada yang siram!" ucapnya ketus kepada Juna.
"Oh, begitu rupanya? He, he..." Juna sampai terkekeh melihat wajah Hana yang langsung cemberut.
Hana pun menyudahi menyiram tanamannya itu dan ikut masuk bersama Juna ke dalam rumah.
Di meja makan Hana yang sedang asyik mengaduk bubur yang sudah di lumuri sambal yang banyak, dan itu membuat Juna sempat meringis menggelengkan kepalanya.
"Ya ampun dek, kamu enggak salah tuh sambel di tuang semua sampai merah gitu? nanti maag nya kambuh lagi!" protesnya sambil menunjuk ke arah mangkuk yang Hana aduk.
"Jangan kuatir kak, lagian tadi aku udah sarapan roti sama susu kok," jawabnya sambil memelas.
"Iya...iya... terserah kamu aja deh."
"Nah, gitu dong."
"Dasar!"
"kak," panggil Hana.
"Apa?" sahut Juna sambil menenggak botol air mineralnya.
"Tau gak?, tadi malam Bos kakak yang galak itu nelpon aku. Apa kakak yang udah kasih nomor aku ke dia?" tanyanya menyelidik.
"Iya, dia minta nomor kamu supaya gampang di hubungi katanya. Yaudah, kakak mau mandi dulu udah gerah nih." ucapnya sambil berlalu meninggalkan Hana menuju kamarnya.
Hana yang melihat punggung kakaknya sudah menjauh, hanya bisa menghela nafas. Bisa-bisanya dia memberikan nomor telepon tanpa memberitahu dirinya.
Tak terasa kini sudah pukul 4 sore. Hana yang saat ini sedang mengeringkan rambutnya terhenti karena mendengar suara ketukan pintu dari arah ruang tamu. Ia pun segera berjalan untuk membuka pintu. Dan saat pintu sudah terbuka, Hana di kejutkan dengan sosok pria yang saat ini terlihat sangat tampan dengan setelan jas nevi. Siapa lagi kalau bukan tuan Reihan yang terhormat. Semua wanita pasti akan terpesona melihat ketampanannya. Tak terkecuali Hana yang saat ini memandanginya membuatnya tak berkedip sama sekali. Namun secepat kilat Hana pun tersadar dari lamunannya.
"Tuan Reihan, kau sudah datang?"
"Aku kan sudah memberitahumu akan datang sore ini."
"Kalau begitu tuan tunggu dulu sebentar. Aku akan bersiap-siap", pinta Hana.
"Tidak perlu. Kau ikut aku saja." jawab Reihan sambil menarik tangan Hana dan membawanya ikut bersamanya.
Supir pun segera membukakan pintu mobil. Reihan membawa Hana masuk ke dalam mobil sambil menggandeng tangan Hana dan ini yang kedua kalinya seperti waktu malam itu, saat Hana di antar pulang oleh Reihan.
Hana yang melihat perlakuan lembut dari Reihan, hatinya merasa berbunga-bunga. Meskipun sifatnya yang kadang pemaksa dan suka seenaknya.
Kini mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang ke arah kota yang sedikit ramai di sore hari dengan banyaknya pesepeda yang melintas.
Selama di dalam mobil, mereka hanya saling diam tidak ada percakapan di antara keduanya. Untuk menghilangkan rasa canggung, Hana memilih memainkan ponselnya. Namun tiba-tiba ada pesan masuk dan Hana segera membukanya.
💌 "Hallo Hana cantik, lagi apa? kebetulan Mas Diky baru nyampe nih dari luar kota, bawain oleh-oleh buat kamu lho... Tadi pas ke rumah kamu, Juna bilang kamu lagi keluar,"
Hana yang memang tidak berniat membalas pesan masuk itu, hanya membacanya saja. Tapi tiba-tiba Hana merasakan hembusan nafas di sebelahnya, dan itu membuatnya menolah ke samping.
Dan benar saja. Reihan yang menatap tajam Hana, dengan cepat mengambil ponsel yang Hana pegang lalu membaca isi pesannya. Reihan mengepalkan tangannya, seakan ingin sekali memukul pria yang sudah berani menggoda wanitanya itu.
Reihan menyuruh supirnya untuk menepikan mobilnya dan supir pun segera keluar.
"Siapa dia. Cepat katakan! apa dia kekasihmu? jawab!" tanya Reihan sambil menarik pinggang Hana sehingga tidak ada jarak di antara mereka.
Ah, ya ampun. Kenapa dengannya? kenapa tiba-tiba dia berubah menjadi kasar seperti ini? batin Hana.
Hana yang kaget dan tidak percaya melihat kemarahan Reihan karena membaca pesan dari seorang pria. Di tambah lagi pertanyaan yang Reihan ajukan membuat Hana hanya bisa menelan Salivanya.
"Bu-bukan Tuan. Dia hanya tetangga di dekat rumah ku saja." jawab Hana jujur
"Benarkah?" tanyanya lagi pada Hana.
"Ya benar." jawabnya sambil mengangguk.
"Baiklah, ingat baik-baik. Jangan coba-coba dekat dengan pria lain, karena kau hanya milikku." ucapnya tegas seperti perintah yang harus di patuhi.
Reihan yang saat ini masih memeluk pinggang Hana erat, menatap kedua bola mata Hana. Lalu turun ke hidung mancungnya. Dan kini tatapannya terhenti pada bibir ranum Hana yang sangat menggoda, dan itu membuatnya ingin sekali merasakan manis dan lembutnya bibir itu.
Reihan menyentuh dagu Hana dengan kedua jarinya. Mendekatkan wajahnya perlahan, dan "cup." ci*man itu berhasil mendarat ke bibirnya. Hana membulatkan matanya kaget, sehingga Reihan melepaskan ciumannya sesaat, namun melihat Hana yang tak diam saja, membuat Reihan kembali mendaratkan bibirnya lagi.
Reihan menyesap bibir Hana, mel*mat nya dengan lembut merasai bibirnya yang manis. Memang saat Reihan menc**mnya, Hana belum membalas karena Reihan yakin ini adalah yang pertama untuk Hana, begitu pun juga dirinya.
❤️
❤️
❤️
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Andariya 💖
wah..di bos nyosor sj
2024-03-25
1
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
aaaiiissshhhh bos main nyosor aja kaya angsa
2021-12-23
1
Har Tini
enak banget reyhan main sosor aja🔔😄
2021-08-31
3