Eps 2

Kini Hana sudah sampai di toko rotinya. Usaha yang ia rintis setahun belakangan ini berjalan dengan lancar. Walaupun tokonya tidak terlalu besar, namun ia bersyukur kerja kerasnya membuahkan hasil, dan di tambah lagi ia sudah memiliki dua karyawan.

"Pagi Mba Hana,, kenapa mukanya lesu gitu?" tanya Tika seketika menghampiri Bosnya itu.

"Enggak kok' Tik, aku cuma lagi kurang enak badan aja. Aku ke dalem dulu deh." ucapnya kepada Tika Sambil berjalan menuju sofa tempat ia biasa beristirahat.

"Oke. Mba tenang aja, ada aku dan Amel kok' yang urus."

"Makasih ya Tik." Jawab Hana sambil tersenyum.

Siang ini Hana sudah terlihat lebih ceria. ditambah lagi banyaknya pembeli membuatnya bertambah semangat saja hingga ia lupa dengan masalah yang tadi pagi melandanya.

*

*

Waktu sudah menunjukkan jam lima sore. Hana pun kini bersiap untuk pulang. Tika dan Amel sudah menerima gajinya tadi sebelum mereka pulang. Dan kebetulan besok waktunya libur, membuat mereka sangat senang bisa menghabiskan waktunya untuk istirahat di rumah.

Setelah Hana menutup toko, ia mengendarai motornya menuju rumah. Namun sebelum pulang Hana ingin mampir dulu ke supermarket untuk membeli bahan makanan yang akan ia masak di rumah.

Setelah sampai, ia mengambil troli lalu mengambil beberapa bahan makanan yang ia butuhkan untuk memasak. Dirasa bahan yang ia ambil sudah cukup, segera Hana menuju ke bagian kasir untuk membayar belanjaannya.

Selesai berbelanja, Hana berjalan menuju pintu keluar. Karena merasa haus, ia pun membeli jus di kedai minuman yang tak jauh dari supermarket tempatnya tadi.

"Ah,, segarnya..." ucap Hana yang sudah menghabiskan minumannya hingga tandas.

Sore kini sudah berganti menjadi malam, Hana melanjutkan perjalanannya menuju rumah, tapi betapa sialnya tiba-tiba ban motor yang ia kendarai malah bocor di tengah jalan.

"Yah... kenapa ban motornya bocor sih! masa iya harus aku dorong? hadeh!!"

Terpaksa ia harus menepikan kendaraannya ke pinggir jalan, lalu Hana mengambil ponsel di tas selempang nya itu, siapa tahu saja Kakaknya bisa dimintai bantuan, tapi sialnya baterai ponsel Hana malah lowbat. Dengan malas Hana terpaksa mendorong motornya. Barangkali saja di perjalanan ia bisa menemukan tukang tambal ban.

"Tin... Tin..."

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang terus membunyikan suaranya, padahal jalanan yang ia lewati cukup luas, bahkan sangat luas menurutnya. Karena penasaran akhirnya Hana menghampiri mobil dan mengetuk pintu kaca depan.

"Hei, Pak. Jalanan ini kan masih luas, kenapa anda membunyikan suara mobilmu?" tanya Hana dengan kesal.

Ketika pintu mobil itu terbuka, ia melihat seorang supir keluar dari dalam mobil sambil tersenyum ramah menghampiri Hana.

"Maaf Nona, Tuan muda menyuruh anda untuk segera masuk ke dalam mobilnya" ucapnya sopan pada Hana.

"Maaf Pak, tapi aku tidak kenal sama sekali dengan Tuan mu?" jawab Hana jujur, karena ia tidak tahu siapa yang di maksud dengan Tuannya itu.

"Kau pasti mengenalinya Nona. Dia adalah Tuan Reihan pemilik Wijaya grup." ucap supir itu menjelaskan kepada Hana.

"A-apa aku tidak salah dengar?" tanya Hana tidak percaya.

"Benar Nona, saya tidak berbohong."

Astaga...kenapa aku harus bertemu pria galak itu lagi sih! batin Hana.

"Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas tawaran kalian. Tapi sepertinya Tuan mu itu tidak perlu repot-repot memberi saya tumpangan. Kalau begitu saya permisi Pak." Hana berlalu meninggalkan mobil itu. Ia lebih memilih mendorong motornya dari pada harus ikut bersama mereka, tepatnya ikut bersama dengan Presdir Reihan.

Supir itu pun segera kembali ke mobil untuk memberitahukan bahwa Nona Hana tidak mau ikut dengan Tuannya dan memilih pergi. Seketika wajah Reihan menjadi kesal dengan aura yang menyeramkan membuat sang supir menunduk takut tidak berani menatapnya.

"Huh! gadis aneh. Berani sekali dia menolak diriku? dan ini sudah yang kedua kalinya dia mengabaikan ku." gerutu Reihan di dalam mobilnya.

Karena merasa kesal, Reihan akhirnya keluar dari mobilnya.

"Hei kau, berhenti!" panggil Reihan.

Merasa ada seseorang yang memanggilnya, dengan malas Hana pun menoleh ke belakang. Seketika Reihan sudah ada di hadapannya. Tanpa basa-basi ia langsung menarik pergelangan tangan Hana. Hana yang kaget dengan kelakuan pria itu membuatnya terus memberontak. Namun tenaganya tidak mampu mengimbangi pria di hadapannya ini.

"Hei Tuan, apa yang anda lakukan? lepasin saya!"

"Diam!! Berisik sekali kau ini." bentak Reihan sehingga membuat nyali Hana menciut ketakutan.

Di dorongnya Hana ke dalam mobil oleh Reihan. Hana membenarkan posisi duduknya sambil mengusap pergelangan tangannya yang agak memerah.

Ya ampun, motorku... hampir saja lupa.

"Tuan motor saya bagaimana? tidak mungkin saya meninggalkannya di jalan."

"Kau tenang saja, orang suruhan ku akan mengurusnya."

"Tapi barang belanjaan ku bagaimana Tuan? masa harus di tinggal di motor juga?" tanya Hana lagi.

"Baiklah, baiklah. Pak, cepat kau ambilkan barang belanjaan gadis ini, karena aku tidak mau mendengar dia merengek. Merepotkan saja!" titah Reihan kepada supirnya itu sambil melirik gadis disebelahnya.

Apa dia bilang barusan, merepotkan? bukankah dia yang seenaknya saja?! batin hana.

Supir itu pun segera keluar untuk mengambil barang belanjaan Hana dan menaruhnya di bagasi mobil.

Kini mobil telah melanjutkan perjalanannya menuju rumah Hana. Tidak ada percakapan di antara mereka. Reihan sibuk dengan ponselnya, sedangkan Hana menatap keluar jendela melihat pemandangan di malam hari.

Reihan menaruh kembali ponselnya ke dalam saku jasnya. Ia memperhatikan Hana yang masih terdiam menatap keluar jendela. Kini tatapan Reihan terfokus pada tangan Hana yang terlihat memerah akibat ulahnya yang menariknya dengan sedikit kasar. Ada rasa bersalah dalam hatinya. Reihan menggeser posisi duduknya mendekati Hana dan meraih pergelangan tangan wanita yang ia sakiti.

Spontan Hana di buat kaget melihat Reihan sudah ada di hadapannya dan mengusap lembut pergelangan tangannya yang memerah. Tatapan mereka bertemu cukup lama dan ada debaran yang Hana rasakan dalam hatinya, begitu pun sama halnya dengan Reihan, jantungnya tiba-tiba berdetak begitu kencang dan ini baru ia rasakan hanya kepada wanita yang ada di depannya saat ini.

"Apa masih terasa sakit?" Tanya Reihan lembut kepada Hana yang masih memegang tangannya.

"Ah, tidak apa-apa, nanti juga membaik" Jawab Hana seperti tersihir melihat sisi lembut dan perhatian dari Reihan, padahal sebelumnya ia sangat benci dengan lelaki yang ada di hadapannya ini.

Coba saja dari awal ia bersikap lembut seperti ini, mungkin aku sudah menjadi fans pertamanya...

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

pengen nya tuh bersikap lembut 😀😀😀😀

2021-12-23

0

Har Tini

Har Tini

lanjutt

2021-08-31

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 18
20 Eps 19
21 Eps 20.
22 Eps 21
23 Eps 22
24 Eps 23
25 Eps 24.
26 Eps 25.
27 Eps 26.
28 Eps 27.
29 Eps 28.
30 Eps 29.
31 Eps 30.
32 Eps 31.
33 Eps 32.
34 Eps 33.
35 Eps 34.
36 Eps 35.
37 Eps 36.
38 Eps 37.
39 Eps 38.
40 Eps 39.
41 Eps 40.
42 Eps 41.
43 Eps 42.
44 Eps 43.
45 Eps 44.
46 Eps 45.
47 Eps 46.
48 Eps 47.
49 Eps 48.
50 Eps 49.
51 Eps 50.
52 Eps 51.
53 Eps 52.
54 Eps 53.
55 Eps 54
56 Eps 55
57 Eps 56.
58 Eps 57.
59 Eps 58.
60 Eps 59.
61 Eps 60.
62 Eps 61.
63 Eps 62.
64 Eps 63.
65 Eps 64.
66 Eps 65.
67 Eps 66.
68 Eps 67.
69 Eps 68.
70 Eps 69.
71 Eps 70.
72 Eps 71.
73 Eps 72.
74 Eps 73.
75 Eps 74.
76 Eps 75.
77 Eps 76.
78 Eps 77.
79 Eps 78.
80 Eps 79.
81 Eps 80.
82 Eps 81.
83 Eps 82.
84 Eps 83.
85 Eps 84.
86 Eps 85.
87 Eps 86.
88 Eps 87.
89 Eps 88.
90 Eps 89.
91 Eps 90.
92 Eps 91.
93 Eps 92.
94 Eps 93.
95 Eps 94.
96 Eps 95.
97 Eps 96.
98 Eps 97.
99 Eps 98.
100 Eps 99.
101 Eps 100.
102 Eps 101.
103 Eps 102.
104 Eps 103.
105 Eps 104.
106 Eps 105.
107 Kandang singa.
108 Dua janin
109 Tak Tik Tok.
110 Geng teletubbies.
111 Main gundu.
112 Jauh dari arab.
113 Awas kau Leo...
114 Calon menantu.
115 Mengutarakan perasaan.
116 Meragukan perasaannya.
117 Milikmu sudah tertidur.
118 Saya sedang banjir.
119 Sangat perhatian.
120 sarapan spesial.
121 Mengkhawatirkan istri.
122 Merasa bersalah.
123 Pulang.
124 Bekerja di kamar.
125 Kursi mulai bergoyang.
126 Kembali bekerja di kantor.
127 Ngidam aneh.
128 Sedot WC.
129 Hampir tertabrak.
130 Dari China atau dari planet.
131 Pengasuh Amora.
132 Tetangga baru seorang dokter.
133 Bertemu lagi.
134 Berkunjung di pagi hari.
135 Pria itu yang hampir menabrak kami.
136 Dinda.
137 Cemburu.
138 Wahana.
139 Tak akur.
140 Size XXXL.
141 Janji hanya dua hari.
142 Ciuman pertama.
143 Si tengil mulai cemburu.
144 Mengikutinya.
145 Di labrak.
146 Menolak berkencan.
147 Pamit pulang.
148 Malam panjang.
149 Memberinya pelajaran
150 Kembali marah.
151 Terus mengejarnya (Dinda vs Leo)
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 18
20
Eps 19
21
Eps 20.
22
Eps 21
23
Eps 22
24
Eps 23
25
Eps 24.
26
Eps 25.
27
Eps 26.
28
Eps 27.
29
Eps 28.
30
Eps 29.
31
Eps 30.
32
Eps 31.
33
Eps 32.
34
Eps 33.
35
Eps 34.
36
Eps 35.
37
Eps 36.
38
Eps 37.
39
Eps 38.
40
Eps 39.
41
Eps 40.
42
Eps 41.
43
Eps 42.
44
Eps 43.
45
Eps 44.
46
Eps 45.
47
Eps 46.
48
Eps 47.
49
Eps 48.
50
Eps 49.
51
Eps 50.
52
Eps 51.
53
Eps 52.
54
Eps 53.
55
Eps 54
56
Eps 55
57
Eps 56.
58
Eps 57.
59
Eps 58.
60
Eps 59.
61
Eps 60.
62
Eps 61.
63
Eps 62.
64
Eps 63.
65
Eps 64.
66
Eps 65.
67
Eps 66.
68
Eps 67.
69
Eps 68.
70
Eps 69.
71
Eps 70.
72
Eps 71.
73
Eps 72.
74
Eps 73.
75
Eps 74.
76
Eps 75.
77
Eps 76.
78
Eps 77.
79
Eps 78.
80
Eps 79.
81
Eps 80.
82
Eps 81.
83
Eps 82.
84
Eps 83.
85
Eps 84.
86
Eps 85.
87
Eps 86.
88
Eps 87.
89
Eps 88.
90
Eps 89.
91
Eps 90.
92
Eps 91.
93
Eps 92.
94
Eps 93.
95
Eps 94.
96
Eps 95.
97
Eps 96.
98
Eps 97.
99
Eps 98.
100
Eps 99.
101
Eps 100.
102
Eps 101.
103
Eps 102.
104
Eps 103.
105
Eps 104.
106
Eps 105.
107
Kandang singa.
108
Dua janin
109
Tak Tik Tok.
110
Geng teletubbies.
111
Main gundu.
112
Jauh dari arab.
113
Awas kau Leo...
114
Calon menantu.
115
Mengutarakan perasaan.
116
Meragukan perasaannya.
117
Milikmu sudah tertidur.
118
Saya sedang banjir.
119
Sangat perhatian.
120
sarapan spesial.
121
Mengkhawatirkan istri.
122
Merasa bersalah.
123
Pulang.
124
Bekerja di kamar.
125
Kursi mulai bergoyang.
126
Kembali bekerja di kantor.
127
Ngidam aneh.
128
Sedot WC.
129
Hampir tertabrak.
130
Dari China atau dari planet.
131
Pengasuh Amora.
132
Tetangga baru seorang dokter.
133
Bertemu lagi.
134
Berkunjung di pagi hari.
135
Pria itu yang hampir menabrak kami.
136
Dinda.
137
Cemburu.
138
Wahana.
139
Tak akur.
140
Size XXXL.
141
Janji hanya dua hari.
142
Ciuman pertama.
143
Si tengil mulai cemburu.
144
Mengikutinya.
145
Di labrak.
146
Menolak berkencan.
147
Pamit pulang.
148
Malam panjang.
149
Memberinya pelajaran
150
Kembali marah.
151
Terus mengejarnya (Dinda vs Leo)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!