Eps 3

Mobil yang mereka kendarai kini sudah terparkir di depan rumah Hana. Sang supir pun keluar untuk membukakan pintu mobil tuannya.

Reihan keluar dari mobil. Ia memegang tangan Hana dengan lembut menggenggamnya tanpa berniat melepasnya. Hana yang melihat tangannya yang tak di lepas oleh pria yang ada di hadapannya ini hanya menunduk malu karena wajahnya sudah memerah seperti tomat.

Di saat Hana ingin membuka pintu rumahnya, ia melirik tangannya yang masih di genggam oleh Reihan.

"Maaf tuan, bisakah kau melepaskan tanganku?" pinta Hana pada Reihan.

"Oh, baiklah." jawab Reihan datar tanpa merasa bersalah.

Pada saat pintu sudah terbuka, Hana mempersilahkan Reihan masuk. Sang supir pun mengikutinya dari belakang sambil membawakan barang belanjaan Hana.

"Pak, terimakasih sudah membawakan barang belanjaan saya." ucap Hana lalu mengambil alih kantung belanjaannya yang di bawa Pak supir.

"Dengan senang hati Nona. Kalau begitu saya permisi" jawab supir itu lalu pergi.

Reihan mengedarkan pandangannya di setiap sudut ruangan yang terlihat rapi.

"Tuan, silahkan duduk dulu. Biar saya buatkan minum."

"Hem, baiklah." jawab Reihan singkat.

Hana menuju dapur untuk membuat kopi, dan disaat itu juga Juna yang selesai membersihkan diri lalu menuruni anak tangga berjalan ke arah dapur berniat ingin mengambil minum, tetapi ia melihat sosok laki-laki yang tak asing sedang duduk di sofa ruang tamu membelakangi dirinya.

Sepertinya ada tamu, tapi siapa ya?setahuku Hana tidak pernah membawa teman lelaki?

Karena penasaran, Juna lalu mendekati pria yang duduk di sofa ruang tamunya. Di saat ia menghampiri pria yang sedang menyandarkan tubuhnya di sofa sambil melipat kedua kakinya, saat itu juga Juna langsung mengerutkan dahinya tak percaya ternyata Presdir Reihan, Bosnya sendiri.

"Bos? ada angin apa kau bisa berada di sini? atau ada pekerjaan yang belum selesai di kantor? kenapa kau tidak meneleponku? setidaknya aku kan bisa ke rumahmu." sambil ikut mendudukkan dirinya di sofa, Juna memberikan banyak pertanyaan yang ia lontarkan, dan itu membuat Reihan menghembuskan nafas kasarnya.

"Huh...!! Kau ini banyak sekali pertanyaan, seperti bebek saja. Mau ku potong gaji rupanya, hah...?!"

"Ckckck.... Bisanya cuma mengancam saja." Kesal Juna yang tahu sifat arogan Reihan hanya menatap jengah dengan kelakuan teman sekaligus atasannya itu.

"Aku tadi tak sengaja bertemu Adikmu di jalan, karena ban motornya bocor" Reihan menjelaskan pada Juna perihal pertemuannya dengan Hana.

"Ohh... pantas saja waktu aku hubungi ponselnya tidak aktif. Syukurlah Hana bertemu denganmu Bos. Tapi sepertinya kau sudah mulai akrab dengan Adikku, padahal Hana itu pendiam, cuek dan tidak mudah bergaul dengan pria."

"Benarkah?" tanya Reihan tak percaya.

"Ya, benar. Dia sama sepertimu, lebih memilih menyibukkan diri di toko roti miliknya. Mungkin karena ibu kami sudah tiada, hingga membuatnya sangat kesepian.

Kau tenang saja... aku akan menjaganya, dan ku pastikan dia tak akan kesepian. batin Reihan.

"Eh, kenapa aku malah jadi curhat ya? hehe..." Juna terkekeh mengingat ucapannya barusan.

"Oya, ternyata rumah mu nyaman juga. Kenapa kau tidak pernah mengajakku ke kesini?"

"Memang sejak kapan kau ada waktu? kau kan selalu sibuk Rei..."

Tak lama Hana datang membawa secangkir kopi, Hana melihat sudah ada Juna yang ikut duduk di ruang tamu menemani Reihan.

"Silahkan di minum kopinya Tuan,"

"Kakak rupanya sudah pulang? tadi sewaktu aku mau pulang tiba-tiba ban motorku bocor dan ponselku baterainya lowbet Kak," ucap Hana menjelaskan kepada Kakaknya.

"Si Bos tadi udah ceritain ke Kakak kok, yang penting kamu baik-baik aja di jalan." jelas Juna.

"Yaudah, Hana mau ke kamar dulu Kak." pamit Hana langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sedangkan Reihan dan Juna masih betah membicarakan soal pekerjaan.

Karena sudah setengah jam mereka asik mengobrol, sebenarnya sebelum pulang Reihan ingin melihat Hana, namun gadis itu tak nampak terlihat turun dari kamarnya, akhirnya Reihan pun pamit untuk pulang karena ia sudah lelah seharian dengan pekerjaannya di kantor.

-

Setelah membersihkan diri Hana turun dari kamarnya. Ia mengedarkan pandangannya mencari Tuan Reihan yang ternyata sudah pergi. Hana menghampiri Juna yang kini sedang duduk sendirian di Sofanya sambil menonton acara televisi.

Sepertinya dia sudah pergi. Aish! kenapa aku malah memikirkan pria itu...

Hana menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan bayangan tentang Presdir Reihan yang terus singgah di pikirannya.

"Kak, mau di masakin apa? nanti biar Hana buatin." tanya Hana kepada Juna.

"Kita makan mie rebus aja. Keliatannya enak tuh." sambil menunjuk dengan dagunya, Juna melihat acara televisi yang sedang menayangkan hidangan mie instan dengan campuran sayur juga telur.

"Oke. Aku buatin dulu mie spesialnya." jawab Hana lalu pergi ke dapur untuk membuat bahan-bahannya.

Setelah selesai membuat mie, Hana segera menaruhnya di meja makan dengan tampilan yang menggugah selera, membuat Juna segera menghampiri meja makan.

"Wih... enak banget nih kayaknya." jawabnya sambil menarik mangkuk mie dengan porsi yang banyak.

"Ih! kebiasaan. Berdo'a dulu sebelum makan."

"Udah Dek... tadi di dalam hati." jawab Juna sambil memasukkan mie kedalam mulut.

Kelakuan Juna membuat Hana memutar bola matanya jengah.

Setelah selesai makan, Juna menuju lemari es untuk mengambil minuman soda lalu ia menghampiri Hana yang sedang mencuci piring karena ia ingin mengatakan sesuatu.

"Han, kebetulan besok malam Kakak sama Bos Reihan mau pergi ke acara ulang tahun teman, kamu ikut ya?" pintanya kepada Hana.

"Enggak ah! Hana gak mau ikut. apalagi ada Tuan Reihan? tadi pagi aja di kantor galaknya minta ampun," jawab Hana sambil bergidik ngeri.

"Bos Reihan itu orangnya baik kok, cuma kelihatannya aja dingin. lagian juga gak hanya kita berdua aja yang ikut. Arini juga nanti nemenin kita, gimana mau gak?" ucapnya lagi meyakinkan adiknya.

"Eemm...gimana ya?"

"Plis Dek, mau ya?"

"Yaudah, nanti aku ikut."

"Nah, gitu dong."

*

Flash back on

"Bos, besok malam kita di undang ke acara reuni si Angel, mau datang tidak?" Tanya Juna pada Reihan.

"Aku malas sebenarnya berurusan dengan wanita itu, apalagi akhir-akhir ini dia sering datang ke kantor. Kamu gak lihat, dia itu selalu cari perhatian dengan memakai pakaian yg seksi? padahal sedikitpun aku tidak tertarik padanya dan hanya menganggapnya sebagai teman saja."

"Lalu mau mu bagaimana Bos? apa aku harus mencarikan pasangan untukmu di acara ulang tahunnya?" tanya Juna.

"Ide bagus! cepat berpikirlah." titahnya lagi.

"Eemm... biar kupikirkan dulu," sambil mengusap dagunya Juna masih berfikir.

Terlintas ide di pikiran Reihan. "Adikmu! ya adikmu. Menurutmu bagaimana?" ucap Reihan dengan semangat, dan itu membuat Juna kaget.

"Adikku? dia itu susah sekali di bujuknya." jawab Juna dengan malas.

"Pokoknya kau usahakan. Bagaimanapun caranya aku tidak mau tahu!. Yasudah, aku mau pulang dulu, nanti kau kabari aku oke?" perintah Reihan lalu pergi meninggalkan Juna yang sedang kebingungan bagaimana caranya membujuk Hana Adiknya itu.

"Huh... dasar Bos aneh! selalu saja memaksa." gerutu Juna.

Reihan memasuki mobil dengan senyum yang mengembang, karena usahanya berhasil untuk dekat dengan Hana. Setidaknya dengan cara ini Hana selalu ada bersamanya.

Flash back of.

-

-

-

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Har Tini

Har Tini

reyhan ngajak yp maksa dasar bos....bos..

2021-08-31

2

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 18
20 Eps 19
21 Eps 20.
22 Eps 21
23 Eps 22
24 Eps 23
25 Eps 24.
26 Eps 25.
27 Eps 26.
28 Eps 27.
29 Eps 28.
30 Eps 29.
31 Eps 30.
32 Eps 31.
33 Eps 32.
34 Eps 33.
35 Eps 34.
36 Eps 35.
37 Eps 36.
38 Eps 37.
39 Eps 38.
40 Eps 39.
41 Eps 40.
42 Eps 41.
43 Eps 42.
44 Eps 43.
45 Eps 44.
46 Eps 45.
47 Eps 46.
48 Eps 47.
49 Eps 48.
50 Eps 49.
51 Eps 50.
52 Eps 51.
53 Eps 52.
54 Eps 53.
55 Eps 54
56 Eps 55
57 Eps 56.
58 Eps 57.
59 Eps 58.
60 Eps 59.
61 Eps 60.
62 Eps 61.
63 Eps 62.
64 Eps 63.
65 Eps 64.
66 Eps 65.
67 Eps 66.
68 Eps 67.
69 Eps 68.
70 Eps 69.
71 Eps 70.
72 Eps 71.
73 Eps 72.
74 Eps 73.
75 Eps 74.
76 Eps 75.
77 Eps 76.
78 Eps 77.
79 Eps 78.
80 Eps 79.
81 Eps 80.
82 Eps 81.
83 Eps 82.
84 Eps 83.
85 Eps 84.
86 Eps 85.
87 Eps 86.
88 Eps 87.
89 Eps 88.
90 Eps 89.
91 Eps 90.
92 Eps 91.
93 Eps 92.
94 Eps 93.
95 Eps 94.
96 Eps 95.
97 Eps 96.
98 Eps 97.
99 Eps 98.
100 Eps 99.
101 Eps 100.
102 Eps 101.
103 Eps 102.
104 Eps 103.
105 Eps 104.
106 Eps 105.
107 Kandang singa.
108 Dua janin
109 Tak Tik Tok.
110 Geng teletubbies.
111 Main gundu.
112 Jauh dari arab.
113 Awas kau Leo...
114 Calon menantu.
115 Mengutarakan perasaan.
116 Meragukan perasaannya.
117 Milikmu sudah tertidur.
118 Saya sedang banjir.
119 Sangat perhatian.
120 sarapan spesial.
121 Mengkhawatirkan istri.
122 Merasa bersalah.
123 Pulang.
124 Bekerja di kamar.
125 Kursi mulai bergoyang.
126 Kembali bekerja di kantor.
127 Ngidam aneh.
128 Sedot WC.
129 Hampir tertabrak.
130 Dari China atau dari planet.
131 Pengasuh Amora.
132 Tetangga baru seorang dokter.
133 Bertemu lagi.
134 Berkunjung di pagi hari.
135 Pria itu yang hampir menabrak kami.
136 Dinda.
137 Cemburu.
138 Wahana.
139 Tak akur.
140 Size XXXL.
141 Janji hanya dua hari.
142 Ciuman pertama.
143 Si tengil mulai cemburu.
144 Mengikutinya.
145 Di labrak.
146 Menolak berkencan.
147 Pamit pulang.
148 Malam panjang.
149 Memberinya pelajaran
150 Kembali marah.
151 Terus mengejarnya (Dinda vs Leo)
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 18
20
Eps 19
21
Eps 20.
22
Eps 21
23
Eps 22
24
Eps 23
25
Eps 24.
26
Eps 25.
27
Eps 26.
28
Eps 27.
29
Eps 28.
30
Eps 29.
31
Eps 30.
32
Eps 31.
33
Eps 32.
34
Eps 33.
35
Eps 34.
36
Eps 35.
37
Eps 36.
38
Eps 37.
39
Eps 38.
40
Eps 39.
41
Eps 40.
42
Eps 41.
43
Eps 42.
44
Eps 43.
45
Eps 44.
46
Eps 45.
47
Eps 46.
48
Eps 47.
49
Eps 48.
50
Eps 49.
51
Eps 50.
52
Eps 51.
53
Eps 52.
54
Eps 53.
55
Eps 54
56
Eps 55
57
Eps 56.
58
Eps 57.
59
Eps 58.
60
Eps 59.
61
Eps 60.
62
Eps 61.
63
Eps 62.
64
Eps 63.
65
Eps 64.
66
Eps 65.
67
Eps 66.
68
Eps 67.
69
Eps 68.
70
Eps 69.
71
Eps 70.
72
Eps 71.
73
Eps 72.
74
Eps 73.
75
Eps 74.
76
Eps 75.
77
Eps 76.
78
Eps 77.
79
Eps 78.
80
Eps 79.
81
Eps 80.
82
Eps 81.
83
Eps 82.
84
Eps 83.
85
Eps 84.
86
Eps 85.
87
Eps 86.
88
Eps 87.
89
Eps 88.
90
Eps 89.
91
Eps 90.
92
Eps 91.
93
Eps 92.
94
Eps 93.
95
Eps 94.
96
Eps 95.
97
Eps 96.
98
Eps 97.
99
Eps 98.
100
Eps 99.
101
Eps 100.
102
Eps 101.
103
Eps 102.
104
Eps 103.
105
Eps 104.
106
Eps 105.
107
Kandang singa.
108
Dua janin
109
Tak Tik Tok.
110
Geng teletubbies.
111
Main gundu.
112
Jauh dari arab.
113
Awas kau Leo...
114
Calon menantu.
115
Mengutarakan perasaan.
116
Meragukan perasaannya.
117
Milikmu sudah tertidur.
118
Saya sedang banjir.
119
Sangat perhatian.
120
sarapan spesial.
121
Mengkhawatirkan istri.
122
Merasa bersalah.
123
Pulang.
124
Bekerja di kamar.
125
Kursi mulai bergoyang.
126
Kembali bekerja di kantor.
127
Ngidam aneh.
128
Sedot WC.
129
Hampir tertabrak.
130
Dari China atau dari planet.
131
Pengasuh Amora.
132
Tetangga baru seorang dokter.
133
Bertemu lagi.
134
Berkunjung di pagi hari.
135
Pria itu yang hampir menabrak kami.
136
Dinda.
137
Cemburu.
138
Wahana.
139
Tak akur.
140
Size XXXL.
141
Janji hanya dua hari.
142
Ciuman pertama.
143
Si tengil mulai cemburu.
144
Mengikutinya.
145
Di labrak.
146
Menolak berkencan.
147
Pamit pulang.
148
Malam panjang.
149
Memberinya pelajaran
150
Kembali marah.
151
Terus mengejarnya (Dinda vs Leo)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!