Eps 4

Reihan kini sudah ada di mansion nya yang cukup besar dan mewah. Meski tinggal terpisah dengan kedua orangtuanya yang dikarenakan jarak mansion Reihan lebih dekat dengan perusahaannya. Namun jika ada waktu luang, Reihan selalu menyempatkan diri datang menemui Mami dan Papinya, begitu juga sebaliknya.

"Tuan muda, anda sudah pulang? saya sudah siapkan air hangat untuk anda." ucap Jo sambil mengikuti Reihan menuju lantai dua.

Saat Reihan sudah masuk ke kamarnya, Jo pun segera pamit menutup pintunya.

Reihan berjalan menuju kamar mandi, menanggalkan semua pakaiannya dan berendam cukup lama di dalam bathtub merilekskan tubuhnya karena lelah bekerja seharian di kantor.

Cukup lama ia berendam di dalam bathtub. Selesai berendam, Reihan pun bangkit dan membersihkan diri di bawah guyuran shower.

Setelah selesai dengan aktivitas di kamar mandinya, ia keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil, Reihan berjalan menuju walk in closet untuk memakai baju rumahan.

Tok.. Tok..

Terdengar ketukan dari arah pintu. Seketika Jo pun masuk membawakan minuman. "Tuan, ini kopinya," ucap Jo sambil menaruh kopi di meja.

"Apa Juna sudah memberikan nomor telepon adiknya?" tanya Reihan pada Jo sembari menyeruput kopinya.

"Sudah tuan. Saya sudah kirim nomor nya ke ponsel anda, bahkan saya sudah mendapatkan alamat toko roti Nona Hana, Tuan," jelas Jo yang memberikan semua informasi tentang Hana.

"Bagus. Kalau begitu kau boleh keluar."

"Baik Tuan, saya permisi dulu." jawab Jo lalu keluar dan menutup pintunya kembali.

Setelah Jo keluar dari kamarnya, segera Reihan mengambil ponselnya di meja lalu mencari kontak yang tertera nama si pemilik nomor yang tidak lain adalah Hana.

"Hallo... hoam..." terdengar suara Hana yang sedang menguap dari seberang telepon.

"Kau sudah tidur rupanya." ucap Reihan.

"Ini siapa ya?" tanya Hana.

"Berani sekali kau tidak mengenaliku?!" kesal Reihan dengan meninggikan nada bicaranya, karena mendengar jawaban Hana yang sudah lancang melupakan dirinya.

Mendengar suara pria yang memarahinya dari seberang telepon, detik itu juga kesadaran Hana mulai terkumpul. Ia sudah bisa menebak kalau suara pria galak di sebrang telepon tidak lain tidak bukan adalah Tuan Reihan yang terhormat.

"Tuan Reihan, jadi ini anda? kau tahu dari mana nomor teleponku?" tanya Hana.

"Kau tidak perlu tahu. Simpan saja nomor teleponku. Dan jangan lupa, aku akan menjemputmu besok sore. Kau paham?"

"Ya, aku paham"

"Yasudah, cepat kau tidur karena ini sudah malam." ucap Reihan langsung mematikan sambungan teleponnya, dan itu membuat Hana kesal. Bukankah dia yang mengganggu tidurnya? di tambah lagi orang itu memerintah seenaknya saja.

"Dasar pria aneh! besok saja deh mikirnya, aku masih mengantuk." tak ambil pusing, Hana pun memutuskan melanjutkan tidurnya.

-

-

-

Minggu pagi.

Tak terasa pagi sudah menyapa dengan dengan dinginnya embun pagi yang menyejukkan bumi. Seorang wanita yang saat ini masih asyik lelap dengan tidurnya. Ya... siapa lagi kalau bukan Hana yang memanfaatkan waktu liburnya untuk tidur sampai siang hari.

"Tok.. Tok.." terdengar ketukan dari arah pintu kamar Hana. Karena tidak ada respon dari dalam kamar adiknya, Juna pun langsung masuk dan menghampiri Hana yang saat ini masih terlelap.

"Han, Kakak mau lari pagi dulu ya, sekalian mau beli bubur ayam. Kamu mau juga tidak?" tanya Juna sambil menggoyangkan lengan Adiknya.

Hana pun membuka matanya. "Eemm... iya. Aku beliin juga ya Kak, sekalian sambalnya yang banyak." pinta Hana.

"Ya sudah, Kakak pergi dulu. Takut keburu siang." Juna pun segera keluar dari kamar Hana untuk melakukan olah raga rutinnya setiap Minggu pagi.

Saat Hana ingin meneruskan tidurnya, tiba-tiba ia teringat tentang Tuan Reihan yang meneleponnya tadi malam.

"Kenapa aku jadi memikirkan pria itu ya? ada apa denganku?" gumam Hana menggaruk kepalanya.

Hana melihat jam di dinding masih menunjukan pukul 6 pagi. Untuk meneruskan tidurnya pun percuma, karena rasa ngantuk nya sudah hilang. Hana pun berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan diri.

-

-

Di kediaman Reihan seorang wanita paruh baya yang terlihat anggun memasuki mansion mencari sosok putra sulungnya yang semalam tidak pulang ke mansion orang tuanya.

"Nyonya, silahkan..." Jo menunduk hormat sambil mengikuti langkah Nyonya Alma yang tak lain adalah Ibu dari Tuannya.

"Jo, dimana putraku Reihan?" tanya Mami Alma.

"Tuan muda ada di tempat olah raga, nyonya. Apa mau saya panggilkan?"

"Tidak perlu. Oya, bagaimana informasi terakhir, apa ada perkembangan tentang putraku Reihan, jo?"

"Iya nyonya, terakhir yang aku dapatkan, Tuan muda mulai dekat dengan seorang wanita yang tak lain adalah Adik dari sekertaris Tuan Juna yaitu Nona Hana. Bahkan ia menyuruh saya mencari nomor telepon dan alamat toko rotinya." jawab Jo kepada Nyonya Alma secara jelas tanpa kurang sedikitpun.

"Ah, manisnya... Ternyata Anakku sudah mulai dekat dengan wanita rupanya?"

"Satu lagi kelebihan dari Nona Hana. Dia itu wanita yang baik dan pekerja keras, Nyonya," tambah Jo.

"Benarkah? aku sangat beruntung sekali pastinya, mendapatkan menantu seperti dia, benarkan, jo?" ucap Nyonya Alma yang terlihat sangat bahagia.

"Benar sekali Nyonya," jawab Jo yang juga ikut bahagia.

Di saat nyonya Alma masih berbicara dengan Jo, tak lama Reihan yang sudah membersihkan diri setelah aktivitas rutinnya berolahraga, tiba-tiba muncul dari arah tangga dan menghampiri Maminya itu.

"Mami" seketika Reihan langsung memeluk sang Ibu.

"Kenapa kau tidak menemui ku lebih dulu Mami? atau pembicaraanmu dengan Jo lebih penting dibandingkan aku anakmu sendiri?" tanya Reihan merasa cemburu kepada Jo.

Alma pun melepaskan pelukannya agar bisa memandang wajah tampan putranya yang akan memasuki usia 30 tahun.

"Tentu tidak sayang. Kenapa kau berpikiran seperti itu, heh? kau dan Adikmu Leo, kalian berdua adalah kesayangan Mami."

"Baiklah, Mami juga kesayanganku." ucap Reihan sambil mencium pipi sang Mami.

"Kenapa kau tidak pulang ke mansion? kau tahu, Papi dan Mami sangat merindukanmu!"

"Maafkan aku Mami. Akhir-akhir ini aku sibuk sekali di kantor." jelas Reihan berterus terang kepada Maminya.

"Jangan terlalu sibuk dengan urusan kantor. Biarkan adikmu Leo membantu pekerjaanmu, kau juga harus memikirkan masa depanmu sayang. Dan jangan lupa, kau harus membawa calon menantu untuk Mami!."

"Mami tenang saja. Bila waktunya sudah tiba, Leo pasti akan ikut membantuku di kantor. Dan masalah calon menantu, aku akan segera mempertemukannya pada Mami dan Papi."

"Baiklah, Mami pegang ucapan mu!"

Tak butuh waktu lama, pelayan datang menghidangkan red Velvet favorit Reihan yang di bawa Mami Alma.

"Wah... Kau membuatkan cake untukku, Mi? terimakasih Mamiku sayang." ciuman mendarat di pipi Maminya karena Reihan begitu senang melihat perhatian dari sang Ibu.

"Yasudah, sementara kau habiskan kuenya. Mami harus pergi dulu karena ada urusan penting, oke."

"Mami kenapa terburu-buru? tidak biasanya pergi secepat ini?"

"Teman Mami sedang sakit. Dan Mami belum menjenguknya sama sekali, Nak."

"Oh, yasudah tidak apa-apa. Titip salam untuk Papi dan jaga kesehatan kalian, oke?"

"Iya sayang..." ucap Mami Alma sambil mencium kening anaknya itu dengan lembut dan berlalu meninggalkan putranya.

-

-

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

👍🏼👍👍🏼👍🏼👍👍🏼👍🏼👍👍

2021-12-23

0

Har Tini

Har Tini

reyhan dengan mami bisa lembut bicara

2021-08-31

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 18
20 Eps 19
21 Eps 20.
22 Eps 21
23 Eps 22
24 Eps 23
25 Eps 24.
26 Eps 25.
27 Eps 26.
28 Eps 27.
29 Eps 28.
30 Eps 29.
31 Eps 30.
32 Eps 31.
33 Eps 32.
34 Eps 33.
35 Eps 34.
36 Eps 35.
37 Eps 36.
38 Eps 37.
39 Eps 38.
40 Eps 39.
41 Eps 40.
42 Eps 41.
43 Eps 42.
44 Eps 43.
45 Eps 44.
46 Eps 45.
47 Eps 46.
48 Eps 47.
49 Eps 48.
50 Eps 49.
51 Eps 50.
52 Eps 51.
53 Eps 52.
54 Eps 53.
55 Eps 54
56 Eps 55
57 Eps 56.
58 Eps 57.
59 Eps 58.
60 Eps 59.
61 Eps 60.
62 Eps 61.
63 Eps 62.
64 Eps 63.
65 Eps 64.
66 Eps 65.
67 Eps 66.
68 Eps 67.
69 Eps 68.
70 Eps 69.
71 Eps 70.
72 Eps 71.
73 Eps 72.
74 Eps 73.
75 Eps 74.
76 Eps 75.
77 Eps 76.
78 Eps 77.
79 Eps 78.
80 Eps 79.
81 Eps 80.
82 Eps 81.
83 Eps 82.
84 Eps 83.
85 Eps 84.
86 Eps 85.
87 Eps 86.
88 Eps 87.
89 Eps 88.
90 Eps 89.
91 Eps 90.
92 Eps 91.
93 Eps 92.
94 Eps 93.
95 Eps 94.
96 Eps 95.
97 Eps 96.
98 Eps 97.
99 Eps 98.
100 Eps 99.
101 Eps 100.
102 Eps 101.
103 Eps 102.
104 Eps 103.
105 Eps 104.
106 Eps 105.
107 Kandang singa.
108 Dua janin
109 Tak Tik Tok.
110 Geng teletubbies.
111 Main gundu.
112 Jauh dari arab.
113 Awas kau Leo...
114 Calon menantu.
115 Mengutarakan perasaan.
116 Meragukan perasaannya.
117 Milikmu sudah tertidur.
118 Saya sedang banjir.
119 Sangat perhatian.
120 sarapan spesial.
121 Mengkhawatirkan istri.
122 Merasa bersalah.
123 Pulang.
124 Bekerja di kamar.
125 Kursi mulai bergoyang.
126 Kembali bekerja di kantor.
127 Ngidam aneh.
128 Sedot WC.
129 Hampir tertabrak.
130 Dari China atau dari planet.
131 Pengasuh Amora.
132 Tetangga baru seorang dokter.
133 Bertemu lagi.
134 Berkunjung di pagi hari.
135 Pria itu yang hampir menabrak kami.
136 Dinda.
137 Cemburu.
138 Wahana.
139 Tak akur.
140 Size XXXL.
141 Janji hanya dua hari.
142 Ciuman pertama.
143 Si tengil mulai cemburu.
144 Mengikutinya.
145 Di labrak.
146 Menolak berkencan.
147 Pamit pulang.
148 Malam panjang.
149 Memberinya pelajaran
150 Kembali marah.
151 Terus mengejarnya (Dinda vs Leo)
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 18
20
Eps 19
21
Eps 20.
22
Eps 21
23
Eps 22
24
Eps 23
25
Eps 24.
26
Eps 25.
27
Eps 26.
28
Eps 27.
29
Eps 28.
30
Eps 29.
31
Eps 30.
32
Eps 31.
33
Eps 32.
34
Eps 33.
35
Eps 34.
36
Eps 35.
37
Eps 36.
38
Eps 37.
39
Eps 38.
40
Eps 39.
41
Eps 40.
42
Eps 41.
43
Eps 42.
44
Eps 43.
45
Eps 44.
46
Eps 45.
47
Eps 46.
48
Eps 47.
49
Eps 48.
50
Eps 49.
51
Eps 50.
52
Eps 51.
53
Eps 52.
54
Eps 53.
55
Eps 54
56
Eps 55
57
Eps 56.
58
Eps 57.
59
Eps 58.
60
Eps 59.
61
Eps 60.
62
Eps 61.
63
Eps 62.
64
Eps 63.
65
Eps 64.
66
Eps 65.
67
Eps 66.
68
Eps 67.
69
Eps 68.
70
Eps 69.
71
Eps 70.
72
Eps 71.
73
Eps 72.
74
Eps 73.
75
Eps 74.
76
Eps 75.
77
Eps 76.
78
Eps 77.
79
Eps 78.
80
Eps 79.
81
Eps 80.
82
Eps 81.
83
Eps 82.
84
Eps 83.
85
Eps 84.
86
Eps 85.
87
Eps 86.
88
Eps 87.
89
Eps 88.
90
Eps 89.
91
Eps 90.
92
Eps 91.
93
Eps 92.
94
Eps 93.
95
Eps 94.
96
Eps 95.
97
Eps 96.
98
Eps 97.
99
Eps 98.
100
Eps 99.
101
Eps 100.
102
Eps 101.
103
Eps 102.
104
Eps 103.
105
Eps 104.
106
Eps 105.
107
Kandang singa.
108
Dua janin
109
Tak Tik Tok.
110
Geng teletubbies.
111
Main gundu.
112
Jauh dari arab.
113
Awas kau Leo...
114
Calon menantu.
115
Mengutarakan perasaan.
116
Meragukan perasaannya.
117
Milikmu sudah tertidur.
118
Saya sedang banjir.
119
Sangat perhatian.
120
sarapan spesial.
121
Mengkhawatirkan istri.
122
Merasa bersalah.
123
Pulang.
124
Bekerja di kamar.
125
Kursi mulai bergoyang.
126
Kembali bekerja di kantor.
127
Ngidam aneh.
128
Sedot WC.
129
Hampir tertabrak.
130
Dari China atau dari planet.
131
Pengasuh Amora.
132
Tetangga baru seorang dokter.
133
Bertemu lagi.
134
Berkunjung di pagi hari.
135
Pria itu yang hampir menabrak kami.
136
Dinda.
137
Cemburu.
138
Wahana.
139
Tak akur.
140
Size XXXL.
141
Janji hanya dua hari.
142
Ciuman pertama.
143
Si tengil mulai cemburu.
144
Mengikutinya.
145
Di labrak.
146
Menolak berkencan.
147
Pamit pulang.
148
Malam panjang.
149
Memberinya pelajaran
150
Kembali marah.
151
Terus mengejarnya (Dinda vs Leo)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!