Ustad Atau Alkash?

Ustad Atau Alkash?

Terlambat Sekolah

Aduh ya ampun kesiangan lagi kan, ahh! Kenapa sih tidak ada yang bangunin aku satupun?! Hari ini kan hari pertama masa orientasi sekolah. Mana belum mandi, belum sarapan. Laper juga perut ku sejak bangun tadi. Mana belum...

CETTARR...PRANGG!!!

"Heh Andin! Sudah jam berapa ini?" (ucap Ummi sembari menunjuk jam yang menempel di dinding kamar)

"Jam delapan kurang lima belas menit, Ummi." (Andin menunduk dalam)

"Mau berangkat sekolah atau dihukum?"

"Berangkat sekolah Ummi..."

Andin masih menunduk dalam, bukti menghormati Ummi. Sebuah panggilan untuk Bu Nyai, pengasuh asrama tempat Andin tinggal.

"Gih siap-siap jangan sampai hal ini terulang kembali!"

Tukas Ummi kepada Andin. Lalu ia segera berbalik badan, meninggalkan Andin yang masih menunduk.

Sesampainya di Depan Gerbang Sekolah MAN 102 Bandung. Andin berdiri tepat di ambang gerbang dengan memegangi jeruji gerbang.

Luar biasa, aku tetap berangkat ke sekolah padahal sudah telat sekali. Hemm, ngomong-ngomong bagaimana caranya masuk ya? Gerbangnya kan digembok. Pak satpam pergi kemana sih heran! Sepertinya, tidak perlu juga gerbang nya dijaga oleh pak satpam. Toh sudah bisa berdiri sendiri, kan. Hehe.

Maaf pak satpam hanya bercanda. Bapak itu sangatlah berjasa.Terimakasih ya pak, sudah senantiasa menjalankan tugas mulia yaitu menjaga gerbang setia setiap saat. Sekarang, anda dimana?

Andin celingukan ke kanan dan ke kiri. Berharap ada seseorang yang dapat membantunya. Tetapi usahanya sia-sia. Nihil. Tak ada satu orang pun yang terlihat di matanya.

"Apa aku pulang saja ya?" (lirih Andin)

Tetapi ia urungkan niatnya untuk kembali lagi ke asrama. Ia tahu, Ummi akan memarahinya kembali.

Lalu apa yang harus aku lakukan?

Setelah beberapa saat, tiba-tiba seorang laki-laki menepuk pundak kanan Andin. Hal itu membuat Andin terlonjak kaget.

"Kenapa kau berdiri seperti patung disini? Panas-panasan di depan gerbang, heh?" (ucapnya dengan nada tinggi)

Kenapa? Memangnya apa urusannya denganmu? Dan apa kau tidak bisa berbicara lebih manis lagi di hadapan perempuan seperti ku?!

Ah, lihatlah. Sepertinya dia salah satu anggota OSIS di sekolah ini. Hemm, aku harus lebih berhati-hati berbicara dengannya. Lagipula, walau dia terlihat keras, tetapi tak dapat dipungkiri, dia terlihat menawan.

"Kenapa kau melamun?! Apa kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?!" (ucapnya)

"Atau jangan-jangan kau sedang terpesona dengan ketampanan ku? Ya ya ya, memang aku akui, aku memang setampan itu. Tetapi bisa tidak, jangan melamun ketika sedang berhadapan denganku, heh? Tidak tahu diri sekali!" (ucapnya lagi)

Ah Ya Tuhan. Aku menarik ucapanku kembali, yang mengatakan bahwa dia menawan.

"Benar-benar tidak memiliki sopan santun! Aku sedang berbicara denganmu, heh!"

"Eh iya kak, maaf. Aku tadi terlambat berangkat karena habis sholat shubuh, aku langsung tidur kembali. Oleh karena itulah, aku kesiangan. Dan tentu karena tidak ada yang bangunin aku kak. Terus aku belum sarapan, odol ternyata sudah habis, dan juga di marahin terlebih dahulu. Lalu setelah itu..."

"Bisa tidak jangan terlalu banyak berbicara? Sudah jelek, cerewet lagi."

Apa? Memaki-makiku? Memangnya kau siapa, hah? Ah, sabar Andin. Kau harus sabar berbicara dengannya. Togor Listrik. Ya, nama yang tepat untuknya. Tinggi seperti togor, dan juga nada bicaranya seperti sengatan listrik.

"Hehe iya kak, aku memang sangatlah jelek dan cerewet. Maaf ya kak." (ucap Andin)

Andin masih berusaha bersabar. Ia yakin, laki-laki di hadapannya itu, bisa membantunya masuk ke dalam kelas. Ya, tentu karena anggota OSIS memang berpengaruh di sekolah itu.

"Hahaha, kau saja mengakui nya. Memandang wajah mu saja, pasti akan membuat mataku bengkak!"

Aku doakan matamu benar-benar bengkak kak! Camkan itu!

"Aku minta maaf ya kak, wajahku membuat matamu sakit. Sekarang, apa kau bisa membantuku masuk ke kelas?"

Laki-laki itu terlihat berpikir sesaat, hingga akhirnya ia mengiyakan.

"Hemm, baiklah. Karena aku baik hati, aku akan

membantumu masuk kelas orientasi."

"Terimakasih banyak kak, aku tahu kakak memang orang yang baik hati."

Andin mengulas senyum yang dibuat-buat, khusus dipersembahkan kepadanya.

"Tapi dengan 10 syarat!"

"Apa?!"

Hanya meminta bantuan untuk masuk kelas orientasi, ditukar dengan 10 syarat?! Benar-benar tidak masuk akal!

"Kalau tidak mau ya sudah."

Laki-laki itu pun melengos hendak meninggalkan Andin. Andin sontak saja mencegat.

"Tunggu kak! Tentu saja aku mau kak. Jika tidak berkat bantuan kakak, aku tidak mungkin bisa masuk ke kelas orientasi hari pertama ku."

Andin tersenyum dengan sangat dibuat-buat kembali. Lebih tepatnya, senyum yang sangat tidak ikhlas.

"Hemm, kalau begitu minta maaf terlebih dahulu karena hampir menolak syarat dariku."

Cih! Orang dalam memang selalu benar.

"Aku minta maaf." (ucap Andin)

"Yang benar!" (bentak laki-laki itu)

Andin mengutuki laki-laki itu. Tetapi ya, lagi-lagi Andin harus lebih bersabar.

"Aku minta maaf ya kak, aku yang salah, aku tadi hampir menolak syarat dari kakak. Padahal kan kakak sudah berbaik hati ingin membantuku masuk kelas orientasi."

"Hemmm"

Cuma hemm?! Togor listrik gila!

"Jadi bagaimana kak caranya supaya bisa masuk kelas?"

"Heh kebon karet! Bisa tidak jangan terlalu banyak berbicara?!"

Apa?! Kebon Karet?! Kau memanggil perempuan menawan seperti ku dengan sebutan kebon karet?! Lihat saja nanti, kau pasti akan tergila-gila denganku. Kau pasti akan memuja-muja ku. Dan setelah itu, aku akan menolak mu!

"Ayo ikut aku..." (ucap laki-laki itu)

Andin mengernyitkan keningnya. Melihat laki-laki di hadapannya itu, hendak berputar arah.

"Kemana kak?"

"Ke Mall sebentar, kita shopping."

"Ke Mall? Kau tadi mengatakan bahwa akan membantu ku masuk kelas orientasi, kak?"

Andin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Ia benar-benar dibuat bingung olehnya.

"Heh! Kau pikir aku punya banyak waktu untuk pergi ke Mall? Apalagi bersama kebon karet model seperti mu." (ucapnya arogan)

"Ke Mall juga tidak apa-apa kak. Lebih asik, menyenangkan juga. Disana aku bisa membeli es krim, main game, dan yang lainnya."

"Diam! Ikuti aku terus. Aku akan mengantarmu ke kelas mu."

Andin terus melangkah mengikuti laki-laki itu. Mereka terus berjalan, hingga sampai di lorong yang berada tepat didepan mereka.

"Wah, ada lorong rahasia. Sungguh tak disangka-sangka, akan ada lorong menuju pintu rahasia. Ini sangat unik kak." (ucap Andin terkagum-kagum)

Ucapan Andin tak direspon sedikitpun oleh laki-laki itu. Tiba-tiba dia mengetuk pintu, dan tak menunggu waktu lama keluarlah seorang laki-laki.

"Hei man! Darimana saja kau. Membeli minuman saja seperti pergi naik gunung, haha." (ucap nya)

"Ada sedikit urusan penting tadi, Dit."

"Eh, siapa nih man. Kenalin dong. Wah pertama kali nih seorang ketua OSIS Ziban yang terhormat, dengan prestasi gemilang, kesayangan guru-guru berduaan sama perempuan. Bisa jadi trending gosip nih."

Oh, jadi Togor Listrik ini namanya Ziban. Dan dia adalah ketua OSIS. Sama sekali tidak membanggakan, menurutku.

Raditya terlihat kaget dan terkagum-kagum oleh pemandangan yang dilihatnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Andin lah bintang nya.

"Dia anak baru. Peserta orientasi Ruang Dahlia."

Raditya mengamati Andin dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Okey, pasti telat kan. Biar aku anterin, man." (pinta Raditya pada Ziban)

"Tidak usah. Biar aku saja. Minggir!"

Ziban menyelonong masuk ke dalam dan menuju Ruangan Dahlia.Tentu terdapat buntut yang setia mengikuti. Tidak lain tidak bukan ialah Andin seorang.

Sesampainya mereka berdua di depan pintu bertuliskan Ruang Dahlia, Ziban mengetuk pintu.

Tok...tok...tok...

Seorang perempuan membukakan pintu. Andin mengamatinya.

Sudah jelas, dia pasti anggota OSIS yang tengah bertugas di Ruang Dahlia. Dari wajahnya saja, dia sudah terlihat sangat galak.

"Hai Kak Ziban, ada yang bisa saya bantu? Wah siapa yang ada di belakang mu, kak?"

Perempuan itu tersenyum sangat manis. Hal itu membuat dugaan Andin terbukti salah.

"Benar-benar diluar dugaan..."

Tiba-tiba saja, Andin tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak berbicara.

Duh kenapa harus keceplosan seperti ini, sih.

"Bisa diam tidak?!" (ucap Ziban)

"Hehe maaf kak."

Ziban tak mempedulikan ucapan Andin. Lalu ia mengajak perempuan itu berbicara.

"Kak Rinta, ini kebon karet. Tadi dia terlambat berangkat." (ucap Ziban)

"Ooh, eh tapi kenapa bisa masuk kak? Biasanya kalau sudah terlambat sedetik saja, kan sangat mustahil untuk masuk ke sekolahan apalagi ke ruangan?" (ucap Rinta)

Rinta memicingkan matanya, berusaha mereka-reka apa yang telah ia lewatkan. Dan tentunya dengan sesekali melihat ke arah Andin.

Apa? Memangnya seketat itu, kah? Ah! Benar-benar tidak bersahabat dengan kebiasaan terlambat ku. Aaaaaaa, kenapa aku harus masuk ke sekolah bak neraka ini si! Mamah, Andin mau pulang saja! Jemput aku mah, tolong.

BERSAMBUNG...

Jangan lupa tinggalkan like untuk setiap episode ya, teman-teman satu planet ❤️. Jangan anggap sebagai bayar parkir yaa, hehe. Anggap saja, sebagai sebuah dukungan dari kalian untuk author amatiran seperti saya. Percayalah, semua kebaikan yang kalian beri, akan mencari-cari kalian suatu saat nanti. 🥰🙏🏿

Terpopuler

Comments

my

my

😍

2021-06-08

1

Akun Gila

Akun Gila

apa ini

2021-05-14

0

Sayyidah

Sayyidah

aku kira nama tokohny ziddan atau Zaidan...tp ini Ziban...aku rada ga trbiasa z Thor ngucapny...maaf ya Thor

2021-05-11

2

lihat semua
Episodes
1 Terlambat Sekolah
2 Sahabat Karib Andin?
3 Panggilan Ummi
4 Masa Kecil Andin
5 Masa kecil Andin Part ll
6 Kucing Jepang Favorit
7 Sepucuk Surat Kumala
8 Kedermawanan
9 Kelakuan Aneh Jin Tomang
10 Kekasih Kontrak
11 Selebgram Talita Arifa
12 Kumala & Arga
13 Koridor Cinta
14 Tuan Zidan Haq
15 Diary Arif
16 Kepanikan Zidan
17 Sungai Keberuntungan
18 Rahasia Talita Arifa
19 Mimpi Belaka
20 Sekretaris Chan
21 Pahit
22 Pangeran Senjana, Putri Senjani?
23 Hati Yang Sama
24 Curiga
25 Tawaran Tuan Bram
26 Langitan Doa Meta
27 Kembalinya Alkash
28 Hati Sang Ustad
29 Tragedi Saat Upacara Bendera
30 Huh! Melayani Ziban Kembali
31 Fitnah
32 Di Hina, di Kucilkan
33 Penghianat
34 Terkuak
35 Kiss Jauh
36 Hama Semata
37 Tampar Aku, Ayah...
38 Mengalah Jangan?
39 Jangan Mendekat Kak!
40 Panggil Saja, Mamah
41 Bantuan Rinta
42 Janji Ummi Untuk Zulfia
43 Sim Salabim Menghilang!
44 Peran Boneka Cantik
45 Dengarkan Aku
46 Permintaan Andin
47 Kedatangan Raditya
48 Kejutannya, Cukup Sampai Disini
49 Ada Yang Berbeda Darinya
50 Seberkas Kisah
51 Dugaan Mu Salah Kaprah, Andin!
52 Aku, Mencintaimu
53 Kerinduan Rossie
54 Aku Lelah!
55 Apa Hak Mu?
56 Selamat Tinggal
57 Mimpi Dalam Kereta
58 Dia, Ibuku
59 Cuci Rambutmu, Andin
60 Apa Salah Bibi?
61 Sakit Atta
62 Rombongan Tak Di Kenal
63 Kabur
64 Will You Marry Me?
65 Tiga Hari Lagi
66 Doa Zulfia
67 Bicaralah Dengan Ibu
68 Terkejut
69 Kecewa Nan Terluka
70 Sorot Mata Kebahagiaan
71 Mata Ku Sudah Tidak Suci Lagi
72 Kado Pernikahan Dari Alkash
73 Pagi Hari Di Langit Yang Sama
74 Jahil
75 Fawnia Grizelle Alexsa
76 Haha, Apa Itu Cinta
77 Bertemunya Andin dengan Elle dan Diana
78 Kau Tahu, Kami Bersahabat Dengan Tidak Sehat
79 Cinta dan Pemujaan
80 Segelas Air Putih
81 Cari Tahu Jawabannya
82 Mendung
83 Terimakasih Clarada
84 Hati Helen
85 Berhenti, Pah!
86 Kisah Baru
87 Ucap Syukur
88 Siapa Dia?
89 Pertunangan Lalu Pernikahan
90 Atas Nama Persahabatan dan Kebaikan
91 Talak
92 Talita sayang?
93 Pengumuman Hasil Ujian Dari Tuhan
94 Sepasang Pengantin
95 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Terlambat Sekolah
2
Sahabat Karib Andin?
3
Panggilan Ummi
4
Masa Kecil Andin
5
Masa kecil Andin Part ll
6
Kucing Jepang Favorit
7
Sepucuk Surat Kumala
8
Kedermawanan
9
Kelakuan Aneh Jin Tomang
10
Kekasih Kontrak
11
Selebgram Talita Arifa
12
Kumala & Arga
13
Koridor Cinta
14
Tuan Zidan Haq
15
Diary Arif
16
Kepanikan Zidan
17
Sungai Keberuntungan
18
Rahasia Talita Arifa
19
Mimpi Belaka
20
Sekretaris Chan
21
Pahit
22
Pangeran Senjana, Putri Senjani?
23
Hati Yang Sama
24
Curiga
25
Tawaran Tuan Bram
26
Langitan Doa Meta
27
Kembalinya Alkash
28
Hati Sang Ustad
29
Tragedi Saat Upacara Bendera
30
Huh! Melayani Ziban Kembali
31
Fitnah
32
Di Hina, di Kucilkan
33
Penghianat
34
Terkuak
35
Kiss Jauh
36
Hama Semata
37
Tampar Aku, Ayah...
38
Mengalah Jangan?
39
Jangan Mendekat Kak!
40
Panggil Saja, Mamah
41
Bantuan Rinta
42
Janji Ummi Untuk Zulfia
43
Sim Salabim Menghilang!
44
Peran Boneka Cantik
45
Dengarkan Aku
46
Permintaan Andin
47
Kedatangan Raditya
48
Kejutannya, Cukup Sampai Disini
49
Ada Yang Berbeda Darinya
50
Seberkas Kisah
51
Dugaan Mu Salah Kaprah, Andin!
52
Aku, Mencintaimu
53
Kerinduan Rossie
54
Aku Lelah!
55
Apa Hak Mu?
56
Selamat Tinggal
57
Mimpi Dalam Kereta
58
Dia, Ibuku
59
Cuci Rambutmu, Andin
60
Apa Salah Bibi?
61
Sakit Atta
62
Rombongan Tak Di Kenal
63
Kabur
64
Will You Marry Me?
65
Tiga Hari Lagi
66
Doa Zulfia
67
Bicaralah Dengan Ibu
68
Terkejut
69
Kecewa Nan Terluka
70
Sorot Mata Kebahagiaan
71
Mata Ku Sudah Tidak Suci Lagi
72
Kado Pernikahan Dari Alkash
73
Pagi Hari Di Langit Yang Sama
74
Jahil
75
Fawnia Grizelle Alexsa
76
Haha, Apa Itu Cinta
77
Bertemunya Andin dengan Elle dan Diana
78
Kau Tahu, Kami Bersahabat Dengan Tidak Sehat
79
Cinta dan Pemujaan
80
Segelas Air Putih
81
Cari Tahu Jawabannya
82
Mendung
83
Terimakasih Clarada
84
Hati Helen
85
Berhenti, Pah!
86
Kisah Baru
87
Ucap Syukur
88
Siapa Dia?
89
Pertunangan Lalu Pernikahan
90
Atas Nama Persahabatan dan Kebaikan
91
Talak
92
Talita sayang?
93
Pengumuman Hasil Ujian Dari Tuhan
94
Sepasang Pengantin
95
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!