deg
"sudahlah biarkan saja nanti juga pulang, entah sampai kapan dia berada diluar sana," Bayu hanya dengan santai meminum kopi hangat nya, dan bersiap untuk pergi bekerja.
"maas dia itu putri kita!!," bentak Ningsih setengah berteriak.
"sudahlah ini masih pagi, jangan merusak suasana hatiku lebih dalam lagi," Bayu membuang muka begitu saja, bahkan melihat mata Ningsih pun tidak sama sekali.
"mas tidak kah mas merasa seharusnya mendukung dia, jika memang dia bersalah tugas kita adalah menyadarkan nya dengan kasih sayang bukan malah membuat nya terpukul, apakah benar kau sama sekali sudah tidak menyayanginya, " Ningsih benar benar sudah tidak percaya lagi dengan apa yang di katakan dan di lakukan oleh suaminya itu.
deg
menyayanginya, dia seorang putri di sebuah keluarga, akulah orang yang mengazankannya, suaraku yang pertama kali ia dengar, aku yang mendidik nya, dia bahkan sering membuang air kecil dan besar dipangkuanku saat bayi. seketika kenangan dan Bayu terulang kembali, di ingat ingatnya lagi saat Zahra baru pertama kali tengkurap dihadapan Bayu, saat baru mulai bisa merangkak dan meraih tangan Bayu dengan tangan mungilnya, langkah pertama nya yang ditujukan pada Bayu saat itulah ia merasa ia adalah seorang ayah yang paling hebat di dunia ini.
Tak sadar Bayu menjatuhkan buliran air matanya haru merasa kehilangan anak yang sangat di sayanginya namun, ia menutupi rasa sedih itu dari istrinya. " tidak, dia bukan anak ku lagi Ningsih, dia tidak melainkan hanya seorang gadis asing yang pernah aku hidupi, dan tidak tau berterimakasih, " Bayu menahan rasa sesaknya perkataan nya sungguh bertolak belakang dengan apa yang ia rasakan saat ini.
deg
"huh!, inilah suamiku yang sebenarnya, haha," dengan mata sorot yang tak menyangka Ningsih meninggalkan Bayu, ia berniat untuk mencari putri yang sangat di sayang nya itu, sedangkan Bayu yang sudah tertutup api kemarahan berlalu begitu saja. Bahkan ego nya kini telah mengalahkan rasa kasih sayang terhadap putri semata wayangnya
***
"halo assalamualaikum Yeni," dari seberang Zahra menelepon Yeni, dengan suara gemetar ia meminta agar bersedia bertemu dengan Yeni dan Tini di kafe xx.
***
"lo kenapa ra, itu tas lo gede begitu kaya orang mau muncak aja lo hahaha," goda Tini yang disambut ejekan nya tidak merasakan suasana suram dan mata Zahra yang sudah seperti mata Panda.
"tunggu tunggu tin lo.sadar gak sih,Zahra matanya tuh sebam kaya bgitu," Yeni yang kini dengan mata sorot interogasi nya.
"mmm ada yang mau aku omongin ke kalian, tapi jangan heboh ya?," Zahra mulai memegang rok nya merasa cemas, bahkan kini detak jantungnya sudah tidak karuan
"oke oke ngomong aja, "
"gua punya firasat buruk nih," Yeni yang sudah ntah apa bayangan yang ada di benak nya.
"aku minggat dari rumah,"
"what!!! " sahut kedua temannya bersamaan seketika mereka terkejut mendengar pernyataan Zahra.
"seriusly, " tini yang sudah tak percaya memegang tangan sahabatnya.
"aku hamil,"
"gak gak lo gak serius kan," Yeni kini memandang tini yang sama sama merasa jengkel, mengira ini hanya sebuah prank, karena pengakuan Zahra di luar dugaan yang tentu membuat mereka lebih terkejut lagi.
"jadi gini ceritanya,.. bla bla bla,"
Tini perlahan melepaskan genggaman tangan Zahra, menunduk dengan mata kosong antara percaya dan tidak, lalu berdiri ingin beranjak pergi.
"Tin kumohon, aku gak bohong, aku sahabat kamu," Zahra menggenggam tangan Tini berharap Tini mendukungnya.
"Ra lo tau kan gue suka sama Devan, entah gua harus simpati ama lo, atau kecewa sama Devan apa lo!!,"
deg
Zahra tak mengerti apa yang dimaksud Tini.
"Ra gua udah pacaran sama Devan, dan ya kesucian gua juga udah direnggut dia, gua rela itu demi dia,"
"Tini!!" bentak Yeni yang ingin menghentikan Tini berbicara.
" ya allah Tin istigfar itu adalah perbuatan yang hina,"
"hina lo bilang, terus lo pikir lo apa hah, lo udah ngegoda pacar gua bahkan lo sampai hamil anak dia,"
"tapi itu bukan kemauan aku tin, kumohon percaya sama aku,"
"seenggak nya gua lebih murni dari lo ra, gua gak malu maluin keluarga gua dengan hamil di luar nikah, lo munafik ra lo tertutup, dan gak pernah bersentuhan dengan orang yang bukan muhrim, tapi apa, gua kecewa sama lo, dan gua juga ogah sama Devan yang udah jadi bekas lo,!!" lalu tini meninggalkan tempat tersebut, tanpa menghiraukan sahabatnya.
"udah ra gapapa nanti juga tini akan ngerti, lo kerumah gua aja ya, meski sederhana seenggak nya ada tempat yang lo bisa tinggali, "
" iya yen terimakasih banyak, aku mau pesan tiket aku akan pergi keluar kota, aku mau tinggal disana, aku akan mencari pekerjaan yang baik untuk hidup, tapi beberapa hari ini aku nginep dirumah kamu, "
"lo kan pintar tuh, pasti perusahaan yang nerima proposal lo akan ngasih lo beasiswa dan lo bisa dapat kehidupan yang baik,"
"ngak yen, aku gak mau mempermalukan keluargaku, aku harus pergi jauh dari sini,"
dreet dreet
"ra ibu lo nelfon,"
"jangan bilang aku sama kamu yah, kumohon," Yeni mengangguk pelan bertanda mengerti..
***
BRAKK
Tini masuk dengan paksa ke tempat biasa dikunjungi Devan untuk bermain, entah bulu tangkis dan yang lainnya, Tini terkejut yang mendapati Devan dengan bercumbu dengan dua wanita dikiri dan kanan Devan.
"Tini!," Devan terkejut
"maaf tuan dia memaksa masuk," sambut pengawal dari belakang Tini.
plakk
"ternyata Zahra bener ya lo bukan cowok baik baik, terserah lo mainin siapa aja asal jangan sahabat gue."
"cih, kalian itu sama aja ya suka main tampar orang, padahal kalian menikmati permainanku. "
"cuih, " Tini meludahi Devan, yang membuat wanita disisi Devan terkejut berfikir tak ada yang berani seperti itu pada Devan.
" lo akan kena Karma nya Devan, ingat itu!!," tini pun berlalu meninggalkan Devan.
***
dirumah yeni
"Yeni ambikan camilan untuk Zahra nak, "
"iya bunda!,"
"Yen kayaknya aku udah dapat tiket pesawat, besok aku harus pergi, aku berangkat jam 8, soalnya penerbangannya jam 10 pagi,"
" serius ra, secepat itu?,"
"iya Yen,"
"tapi.."
"gapapa aku punya tabungan yang cukup untuk hidup selama sebulan kok,"
***
"halo Tin, lo kemana aja sih susah banget dihubungi, " suara Yeni menelepon dari seberang.
" ih paan sih," suara Tini yang kini terisak tangis.
"lo gapapa kan?,"
"lo nelfon cuma buat ini?."
"sebenarnya gua mau bilang, Zahra besok mau pergi, dia udah dapat tiket pesawatnya, "
"!!!" *deg
bersambung... halo teman teman aku udah buat sampe episode lima nih, semoga kalian suka ya, like komen dan vote nya ya, saran kalian akan sangat membantu*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
akun nonaktifkan
5 like dulu ya, semangat 😁👍
Mampir karyaku ya, sekalian like, dan rate 🥺🙏🏻
Pasti aku selalu mampir karya mu kok, kalau ada kamu komen eps dikaryaku😆
Tunggu aja🙏🏻
2020-08-02
2
Eti Guslidar
zahra bahagia selalu..
2020-05-12
2