Bayu dan Ningsih menatap tajam Zahra, Zahra kini ketakutan menggenggam selimut yang ada ditubuhnya.
"mungkin Dokter salah, anak saya tidak mungkin hmmmh, coba periksa sekali lagi," Budi masih berusaha untuk meyakinkan dirinya, meskipun mungkin ini adalah pertahanan yang terakhirnya
"tapi sepertinya benar begitu, bahkan diperkirakan putri anda sudah hamil sekitar satu bulan, ini hasil USG nya," Dokter tersebut memberi hasil USG kepada Bayu dengan rasa penuh kebingungan dan rasa bersalah karena ia merasa seharusnya hal ini ia beritahukan secara pribadi, namun apa lah daya kini nasi sudah menjadi bubur.
" baik Dok terima kasih banyak, Zahra ayok pulang!, ayah mau bicara!," tegas Bayu yang sudah geram karena tak tahan menahan amarahnya yang kini telah bergejolak
"a_ayah " Zahra penuh dengan rasa ketakutan di dalam dirinya, bertanya tanya harus apakah ia sekarang? apa yang harus ia katakan?.
aku mohon, aku butuh dukungan ayah, tetaplah percaya padaku itu yang ayah katakan, ayah bilang ayah akan mendukungku selalu. Zahra menunduk ingin sekali rasanya mengeluarkan kata kata nya itu namun ia sungguh tak kuasa.
***
plakk
Tamparan dari Bayu terhadap Zahra yang kini hanya bisa berlutut menggenggam rok nya, sambil terisak tangis. Ingin ia membantah namun ia tau ia salah, ingin rasanya ia membela namun tak ada sesuatu yang pantas untuk di bela oleh nya.
"ayah percayalah aku diperkosa ayah, aku tidak pernah sengaja melakukannya, " suara Zahra keluar dengan gemetaran dari tubuhnya.
"dasar pembohong, lelaki mana yang akan tertarik pada wanita jika tidak wanita duluan yang menggodanya, bahkan kamu sampai hamil satu bulan! dan kamu masih merahasiakannya?," Bayu sungguh sungguh masih tak percaya dengan situasi yang sedang terjadi ini
"ta tapi a ayah,"
plakk
aku berkata jujur ayah, aku berkata jujur. ingin rasanya Zahra berteriak namun untuk men Isak tangisnya saja ia tak berani pada saat ini.
Zahra yang berusaha menjelaskan, namun tiada guna.
"cukup mas,cukup biar aku yang bicara," Ningsih yang kini mencoba melindungi Zahra dari kemarahan Bayu, yang selama ini tidak pernah menyentuh Zahra sedikit pun dengan kekerasan. Ningsih memeluk Zahra membawa nya kekamar.
"ajarkan anak mu itu cara menjadi wanita yang benar, cih dia bahkan sekarang sudah bukan seorang wanita yang dihormati, mulai sekarang dia bukan anak ku," Bayu berkacak pinggang, mengacak rambutnya berusaha menyadarkan diri nya dari mimpi buruk yang kini di anggap nya.
"aaaaargggghhhhh," geram Bayu mencengkeram kerah dada nya sendiri
deg
tangis Zahra menjadi jadi
***
"kamu ini kenapa hah, apa yang kamu lakukan, beritahu ibu biar ibu laporkan dia," sesampainya di kamar Ningsih langsung melontarkan pertanyaan membutuhkan penjelasan dari Zahra, berharap bahwa Zahra dapat berkata jujur padanya
"tidak bu, ibu tidak bisa," Zahra masih mendengar suara ancaman dari Devan
"kamu sudah gila nak, nak dengarkan ibu, ibu mendukung mu, ibu tidak menyuruhmu menggugurkan anak ini ibu hanya ingin tau siapa pelakunya," jelas Ningsih berharap Zahra akan membuka mulutnya
Zahra memilih diam karena ia tau apa yang akan terjadi jika ibunya sampai melapor kekantor polisi.
"kau!, ibu tak percaya, sembunyikan kehamilan mu, ibu malu, ibu akan pura pura hamil, saat anak itu lahir ibu akan mengakuinya sebagai anak ibu,"
"te terima kasih bu,"
plakk
"ibu kecewa padamu Zahra, ibu kecewa!!," Ningsih kini yang telah dihujani air mata menggenggam dadanya tak percaya, ia pun pergi berlalu meninggalkan Zahra sendirian di kamarnya, meratapi nasib dan kesalahannya itu.
***
satu minggu berlalu
Zahra yang meratapi dirinya karena kini ayah dan ibunya yang kini sudah tidak memperdulikannya lagi, tidak memberinya semangat dan motivasi untuk hidup lagi, untuk bangun dari segala keterpurukan ini.
"woyy ngelamun ae, kenapa sih ah," Yeni yang mengejutkan Zahra dari lamunannya
"iya nih, galau mulu, kaya orang pacaran aja, percaya gak sih dia deket sama cowok hahahaha gak kali ya," Tini yang ikut menyahut dengan mencemooh Zahra sebagai hiburan untuk sahabatnya tersebut.
Zahra tersadar dari lamunannya, iya tersenyum dengan melihat tingkah kedua sahabatnya ini, ya hanya merekalah yang kini menjadi semangat Zahra, yang selalu setia berada di sisi Zahra, sampai kapanpun juga akan berusaha untuk mensupport Zahra , namun disisi lain Zahra juga merasa khawatir akan kah sahabatnya itu dapat memahaminya bila telah mengetahui segalanya?.
"gimana hasil lombanya ra," Yeni penasaran dengan keberhasilan sahabatnya itu, ia percaya bahwa sahabatnya lah yang terhebat.
"jam 4 sore ini kumpul ke taman xx untuk pengumuman," jawab Zahra dengan senyuman tulus untuk para sahabat nya itu, secara tidak langsung ia mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada para sahabat konyolnya yang selalu setia kepadanya
"woiihhh keren nih, nanti kita temenin yah," seru Tini yang kini bersenang hati untuk sahabatnya sekalian mengharapkan jalan jalan setelahnya.
"iya iya bawel," tawa Zahra yang mengiringi kegirangan sahabatnya.
***
Kini tibalah saat dimana yang ditunggu tunggu oleh Zahra, sahabat dan para kontestan yang lainnya.
"baiklah kini adalah pengumuman yang ditunggu tunggu oleh para peserta sekalian, apakah penasaran?!!, " teriak MC dari atas panggung yang disambut sorakan meriah dari para tamu serta hadirin.
"baiklah aku akan mulai mengumumkan para sang juara lomba karya tulis ilmiah di tahun ini, mari tepuk tangan terlebih dahulu untuk para peserta yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini," ucapan MC itu disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari para penonton dan peserta yang hadir disana
"juara tiga lomba karya tulis ilmiah serta presentasi nya dimenangkan oleh.... Putra dari SMU xx
juara dua diraih oleh....Sandi dari SMU xx," imbuh sang MC
"wah itu dari SMU kita ra pintar juga tuh anak kalo gak salah dia anak IPS deh," heboh Yeni yang mengenal anak tersebut, sedangkan Zahra menggenggam tangan, memejamkan mata dan berdoa.
"tenang ra lo juaranya ko meskipun.." Tini yang berusaha menenangkan Zahra sahabatnya
"dan juara pertama adalah Zahra dari SMU xx," lanjut Mc mengumumkan
" Ra itu lo ra, itu lo, lo menang ra,"
"iya itu lo barusan aja gua mau bilang, meskipun lo kalah lo tetap menang dihati kita ra, dan gak nyangka lo beneran menang, ini tingkat nasional loh ra, dan bla bla bla bla," oceh Tini panjang lebar tak percaya, terlebih dengan hadiah nya yang lumayan besar.
Zahra yang digoncang kan tubuhnya oleh teman temannya, tak percaya, menangis haru bersujud, dan berharap kasih sayang orang tuanya kembali setelah mengetahui nya.
"ra traktiran ditunggu ya,"
"iya besok libur aku traktir okeh,"
"okeh,"
***
"ayah ibu lihat Zahra dapat juara satu karya tulis ilmiah, bahkan proposal Zahra akan dipertimbangkan oleh perusahaan xx,"
KREEK
suara piagam juara satu Zahra yang kini dirobek Bayu serta piala dari kaca yang di lempar Bayu hingga pecah
"a ayah," hancur sudah hati Zahra, bagaikan senja tertutup malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Maysya
terima kasih bagi yang sudah mampir.. jangan lupa favorit kan karena akan ada season dua di bawah😉
2020-07-17
1
Atha Uji
zahra...semangattt
2020-05-23
2
kiki rizki
kasian zahra 😭😭😭
2020-04-09
2