Pagi itu Damara terbangun karena suara ketukan di pintu kamarnya, “Masuk.” Dua pelayan wanita masuk dan menghampirinya.
“Nona kami bantu untuk mandi,” ucap pelayan dengan senyum ramah yang di tunjukannya.
“Iya, badanku sangat lengket.” Malam setelah dokter pulang Damara meminum obat dan dia tertidur tidak sempat membersihkan tubuhnya, kemeja kerjanya terlihat lusuh.
Dua pelayan tersebut membantu Damara untuk naik ke kursi roda, setelah di kamar mandi Damara meminta pelayan menunggunya di luar. Dia malu jika mereka melihat tubuhnya, meskipun kini dia agak kesusahan untuk membuka semua kain yang melekat di tubuhnya.
Bahkan untuk membuka pakian dalam, bagian bawahnya Damara kesulitan untuk berdiri dan membukanya, dia memilih merobeknya supaya tidak memakan waktu lama dan Damara tidak ingin jatuh hanya karena membukanya,
Selama mandi Damara memang tidak kesulitan. Dia keluar menggunakan kimono yang dia pakai untuk menutupi tubuh bagian depannya. Damara meminta pelayan untuk membantunya naik ke atas tempat tidur.
“Tolong ambilkan baju untuk ku,” titah Damara.
Pelayan tersebut melaksanakan perintah Damara. “Terima kasih, kalian boleh keluar aku ingin berpakaian.”
“Baik, nona. Nona mau sarapan di kamar atau di meja makan?”
“Bawa ke kamar saja makannya.” Setelah memastikan punggung pelayan itu hilang di balik pintu, Damara memakai baju. Damara tidak terlalu kesulitan karena dengan posisi duduk kaki terlentang Damara masih bisa menekuk lututnya untuk memakai pakaian bawah, meskipun kaki yang terkilirnya masih terasa sakit dan berdenyut jika mendapat pergerakan.
Setelah selesai memakai pakaiannya terdengar suara ketukan di pintu kamar Damara.
“Masuk.”
Pelayan kembali masuk dengan membawa sarapan pagi, seperti perintahnya.
“Selamat menikmati, nona.”
“Terima kasih.”
“Kalau begitu saya izin kembali mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Jika nona membutuhkan sesuatu bisa menghubungi saya lewat telepon, cukup tekan nomor satu.”
Pelayan tersebut keluar setelah mendapat jawaban berupa anggukan mengerti dari Damara.
Setelah sarapan Damara mengambil ponselnya yang ada di nakas dan menghubungi Galang bahwa dia tidak bisa masuk beberapa hari ke depan.
***
Seharian ini Damara hanya duduk di atas tempat tidur, dan bermain ponsel. Tidak ada kegiatan lain, kakinya memang masih terasa sakit namun tidak separah kemarin.
Hari sudah menjelang malam Damara memandangi ponselnya dengan perasaan bosan yang melanda. Tapi suara pintu yang terbuka membuat Damara mengalihkan perhatian dari layar ponselnya.
Wajah lelahnya terlihat sangat jelas, dan Damara menatap manik Jerricco yang juga menatapnya.
“Kenapa sudah kembali?”
Jerricco duduk di pinggiran tempat tidur, di samping Damara.
“Saya khawatir saat mendengar kau jatuh.”
“Aku tidak kenapa-kenapa, hanya jatuh biasa Karena kecerobohanku.” Damara memberikan senyum simpul miliknya.
“Lain kali lebih berhati-hati.”
“Baik, tuan,” jawab Damara.
“Apa kau ingin jalan-jalan?”
Damara hanya mengangguk, tawaran Jerricco terdengar menarik karena Damara sudah bosan berdiam di kamar.
Dengan bantuan Jerricco, Damara bisa duduk manis di atas kursi roda. Jerricco membawa Damara ke halaman belakang.
Perhatian Damara tertuju pada kolam dengan air mancur, yang ada mengeluarkan warna yang berbeda di setiap detiknya.
Jerricco menghentikan kursi roda yang Damara duduki tidak jauh dari kolam.
“Apa yang membuatmu tidak nyaman?”
Damara menengok ke belakang mendengar pertanyaan Jerricco. “Tidak ada, tuan.” Damara kembali menatap air mancur di depannya.
Langit malam itu tampak cerah, embusan angin malam memang tidak baik untuk tubuh. Namun Jerricco dan Damara merasa tenang berada di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
🎯™SuhaedahE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸
Arvan kamu harus coba melupakan Mira, kasihan sama Damara
2021-05-02
0
Syahrul Tarubu11
cerita ini gak seru harusnya damara di siksa dulu, biarkan arvan benci dia gak ada rasa sma skli , nanti lama2 baru bucin ,, aku baca dari awal , arvan sdh bucin dari awal😂
2021-05-01
0
Tua Jemima
klau blm bisa melupakan perempuan masa lalu kenapa menikah kasihan damra
2021-04-28
0