Bahkan dia bisa kehilangan pekerjaan, hidup di pulau yang tidak terlalu besar sangat sulit untuk mencari lapangan pekerjaan bagi masyarakat, termasuk dirinya.
Sementara Damara menjadi tulang punggung keluarganya, karena tubuh renta ibunya tidak bisa lagi bekerja keras untuk membiayai kebutuhan mereka.
Terlebih Damara tidak ingin adiknya harus mengambil cuti di semester terakhir hanya karena tidak ada biaya.
Damara bisa saja merantau keluar pulau, memiliki penghasilan yang cukup besar. Tetapi dia tidak bisa meninggalkan ibunya seorang diri, Damara sangat menyayangi ibunya yang sudah merawat dan melahirkan Damara.
Menurutnya berbakti dan membahagiakan sang ibu adalah sesuatu yang paling berharga, tidak bisa di tukar dengan uang.
“Woi, Dam!” Icha menepuk bahu Damara.
Damara terlonjak kaget, karena tersadar dari lamunannya. “Aku pulang duluan ya, Cha,” ucap Damara dengan langkah tergesa-gesa meninggalkan Icha.
“Kenapa sih, itu anak?” gumam Icha melihat punggung Damara yang menjauh darinya.
Sesampainya di depan rumahnya, Damara tersenyum melihat ibunya, yang sedang menyapu dedaunan kering di halaman rumahnya. “Ibu,” panggil Damara lembut.
Seorang wanita paru baya yang di panggil Damara menoleh dan tersenyum melihat kedatangan anaknya. “Sudah pulang? Masuk yuk, ibu sudah siapkan makanan kesukaan kamu.”
Damara mengikuti langkah ibunya masuk ke dalam rumah, rumahnya tidak besar. Setelah melewati ruang tamu Damara di hadapkan dengan ruang keluarga yang bersisian dengan meja makan.
Di atas meja makan tersedia makanan kesukaan Damara, ikan bakar. Damara menghabiskan makan siangnya dalam diam, sementara sang ibu hanya diam melihat betapa lahapnya Damara memakan ikan bakar kesukaannya.
Damara menuangkan air putih ke dalam gelas, lalu meminumnya. Dia tatapnya wajah sang ibu dengan hati yang bergejolak.
“Bu, Damara mau menikah.” Kalimat sederhana yang keluar dari mulut Damara mengejutkan sang ibu.
“Dengan siapa?”
Damara menggigit kecil bibir bawahnya sebelum menjawab ucapan ibunya, “Jerricco.”
“Dia siapa, ibu tidak pernah mendengar nama itu. Apa kamu mencintainya?”
Damara hanya menganggukkan kepalanya, dia tidak bisa berbohong lebih jauh pada ibunya. Meskipun menganggukkan kepala saja sudah termasuk berbohong dan selama ini dia selalu menghindari itu.
Damara berusaha tersenyum saat tangannya di genggam oleh sang ibu, “Menikah itu bukan urusan main-main, ibu tahu siapa kamu … ibu mengizinkan jika kalian menikah karena saling mencintai, lagi pula umur kamu sudah dua puluh delapan tahun. Ibu ingin segera menggendong cucu.”
Air mata Damara turun mendengar ucapan sang Ibu, dia menghambur ke dalam pelukan wanita yang amat berharga baginya. Wanita yang sangat ia cintai dan Damara sayangi, “Terima kasih, bu,” ucap Damara di sela air mata yang turun begitu deras membasahi pipinya.
Sementara di sebuah kediaman termewah yang ada di Indonesia, seorang Jerricco tampak santai di meja kerjanya. Senyum mengembang terlihat jelas di bibirnya saat memperhatikan layar monitor yang menampilkan wajah perempuan yang berhasil mencuri perhatiannya, setelah sekian lama dia berada di dalam kubangan masa lalunya akhirnya ada sedikit rasa ketertarikan di hatinya saat melihat perempuan.
Lalu Jerricco memperhatikan sebuah foto yang tersimpan di meja, menampilkan wajah perempuan yang tampak manis dengan baju yang kotor karena cat warna.
“Mira, di hati ini akan selalu ada tempat untukmu. Meskipun akan ada wanita yang menemani hari-hariku, tetapi jika saatnya tiba aku pasti akan kembali padamu,” batin Jerricco dengan membelai bingkai foto wajah wanita bernama Mira.
***
visual Mira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Imoy
Jerrycho ko jd arvan..jd bingung
2022-09-27
0
oribel
thor.. arvan apa jerry yg bener nama cowoknya ya??
2022-05-24
0
Sheng
fix damara d jadiin pelarian
2022-04-22
0