Damara tidak nyaman dengan heels yang di pakainya, karena Jerricco membawanya ke bibir pantai. “Tuan,” panggil Damara.
Jerricco menghentikan langkanya dan menatap mata Damara, “Kenapa?”
“Maaf saya mau membuka heels yang saya pakai,” ucap Damara.
Jerricco yang mengerti melepaskan tangannya, dia memperhatikan Damara yang tengah berjongkok dan melepas heels yang di pakainya.
Setelah membuka heels-nya Damara bangkit, kali ini dia tidak terlalu terkejut saat Jerricco kembali menggenggam tangannya.
Mereka melanjutkan jalan di bibir pantai dengan riak-riak buih air yang menyapa kaki telanjang mereka.
Angin berembus menerpa tubuh mereka. Mentari pagi bersinar sempurna, menghangatkan tubuh Damara dan Jerricco yang sedang menikmati mentari pagi.
“Aku ingin tahu, apa alasanmu mau menerima pernikahan ini.”
Damara menatap Jerricco dengan wajah datarnya, “Karena tuan mengancam saya.”
Jerricco tersenyum lebar mendengar jawaban Damara yang kelewat jujur, bahkan tanpa rasa takut untuk menyuarakan isi hatinya.
“Sepertinya kamu senang menyudutkanku.”
Damara mengangkat pundaknya, dan menampilkan wajah tidak pedulinya.
Kevin berjalan mendekat pada tuannya yang tengah berbincang. “Lord, kapalnya sudah siap.”
Jerricco memandangi wajah Damara yang terlihat santai, rambutnya meliuk-liuk karena embusan angin. “Besok kamu akan menjadi istri saya.”
Damara hanya mengangguk kecil, mendengar ultimatum dari Jerricco.
“Mari, Lord,” ucap Kevin mempersilahkan Jerricco.
Damara menatap punggung Jerricco dan sekretarisnya menjauh, kepalanya terasa pusing. Semua ini sangat mengejutkan baginya, pertemuan kedua ini tidak pernah Damara bayangkan.
‘Besok kamu akan menjadi istri saya’
Kalimat yang terlontar dari mulut Jerricco cukup membuat perasaannya kacau, Damara memilih berjalan meninggalkan bibir pantai dan kembali ke ruangannya.
***
Damara pulang terlambat karena harus menyelesaikan pekerjaannya, karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan secepatnya.
Tubuh lelahnya berjalan menuju pintu masuk rumahnya, dia menekan gagang pintu dan mendorongnya. Ibu Damara tersenyum menyambut kedatangan putrinya.
“Sudah makan?”
Damara menganggukkan kepalanya, “Aku ke kamar dulu ya, bu.”
Melihat ibunya menganggukkan kepalanya, Damara berjalan menuju kamarnya. Dia merebahkan tubuh lelahnya di atas tempat tidur, Damara menatap langit-langit kamarnya.
“Pernikahan seperti apa yang akan aku jalani dengan Jerricco?” pertanyaan itu muncul di benak Damara.
Besok dia akan menjadi seorang istri dari Jerricco, tapi hatinya ingin memberontak. Bukan pernikahan seperti ini yang dia nantikan, dia ingin di saat janji sucinya dia merasakan cinta yang sangat luar biasa.
Penantian pajangnya untuk memiliki pasangan hampir di depan mata, hanya saja bukan penantian yang selalu ada di benaknya. Bayangan keindahan sebuah janji suci sirna seketika, “Apa aku tidak berhak merasakan cinta yang sesungguhnya?” lirih Damara.
Pikirannya melayang jauh pada kejadian beberapa tahun lalu saat dia mendapati kekasihnya tengah berhubungan badan dengan orang lain.
Rasa sakit itu masih terasa sampai sekarang, apalagi mantan kekasihnya itu tanpa malu menghina dirinya karena terlalu bodoh. Selama ini Damara selalu memimpikan pernikahan indah seperti kedua orang tuanya, sampai maut memisahkan mereka.
Saat dia berumur dua puluh empat tahun Damara selalu minta pada kekasihnya untuk membawanya ke altar, dia ingin menikah. Merasakan cinta dan kebahagiaan dalam pernikahannya, pria itu sangat manis dalam menunjukkan cintanya.
Semuanya berubah saat pria itu meminta berhubungan badan dan Damara menolaknya. Itulah awal kehancuran hubungan dengan mantan kekasihnya, dari kejadian itu Damara sedikit menutup diri.
Dia selalu bersikap biasa saja pada semua lawan jenis, rasa takut itu jelas ada. Damara takut jika dia salah jatuh cinta, karena menurutnya para pria terlalu menggilai hubungan badan.
Sementara Damara tinggal di lingkungan yang menjunjung tinggi derajat wanita, di ukur dari bagaimana seorang wanita menjaga mahkotanya hingga dia menikah. Dan itulah yang selama ini ibunya tanamkan pada Damara, membuat Damara menjauhi hubungan yang mengarah ke sana.
Mungkin ini juga yang menyebabkan Damara menutup diri, hingga di usianya yang menginjak dua puluh delapan tahun dirinya belum juga memiliki pasangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Supi
apakah arvan itu nama panggilan jerrysco Alessandro 🤔aq kok jadi fokus sama nama nya bukan sama ceritanya 😁
2022-03-31
1
Rindy NyRezha
ktnya jerri nmnya, knp jd arvand?
2022-02-11
1
Tono Sutono
novel ora jelas
2021-10-14
0