I'M Not Queen

I'M Not Queen

Prolog

Ditepisnya air matanya yang mengalir dengan derasnya. Batinnya menuturkan kalimat-kalimat motivasi untuk dirinya sendiri. Sesekali ia mengangguk-anggukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya.

" Arash, tunggu " Pekiknya seraya mengejar kembali pria yang telah berjalan menjauh darinya itu

Dengan nafas tersengal-sengal, Alika menarik ujung lengan seragam yang dipakai Arash.

" Aku mau bilang sesuatu, dan kamu harus camkan ini baik-baik " Ujar Alika seraya menatap intens ke arah pria yang baru saja berstatus sebagai mantan pacarnya itu.

Arash mengangkat salah satu alisnya ketika mendengar ucapan Alika yang menurutnya sangat tidak jelas.

" Apa ? " Tanya Arash dengan raut wajah tidak bersahabat.

" Kalau aku punya pacar baru, kamu jangan cemburu " Jawab Alika dengan nada bergetar menahan tangisnya.

" Oh " Balas Arash dengan sangat singkat dan segera pergi meninggalkan Alika sendirian.

Alika mendengus kesal mendengar jawaban yang diberikan Arash padanya. Ia bahkan mengetuk-ngetuk kepalanya dengan telunjuknya sendiri agar otaknya segera menemukan cara untuk membawa Arash kembali padanya. Tiba-tiba saja ia teringat dengan satu nama yang mungkin saja bisa membantunya.

Alika segera pergi menuju kelas tempat dimana orang yang ia cari berada.

" Halo " Sapa Alika pada Kenan dengan ramahnya.

Kenan hanya menatap Alika dengan wajah yang datar tanpa ekspresi apapun.

" Kamu mau bantu aku nggak Kenan ? " Tanya Alika dengan wajah yang sengaja ia imut-imutkan.

" Bantu apa ? " Kenan balik bertanya.

" Ehm, kita pacaran yuk " Jawab Alika seraya tersenyum sumringah ketika menatap Kenan.

" Apa ? " Kenan memelototkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari wanita yang berada di sampingnya itu.

" Pacaran bohong-bohongan maksudnya " Lanjut Alika seraya terkekeh kecil dan memamerkan deretan gigi putihnya.

Kenan memalingkan wajahnya dari Alika , ia menimbang-nimbang keputusan yang akan ia berikan untuk temannya sewaktu SMP itu.

" Boleh, tapi ada syaratnya " Ucap Kenan disertai senyum liciknya.

" Apa syaratnya ? Demi Arash aku rela kok " Ujar Alika yang kembali memajang raut wajah sedihnya.

" Semua PR aku, harus kamu yang kerjain. Dan, sampai menjelang ujian nanti kamu harus jadi guru les privat aku. Gimana ? Deal ? " Kenan mengulurkan tangannya ke arah Alika.

" Beres deh, yang penting kamu bisa bikin Arash cemburu " Alika meraih tangan Kenan dan menyetujui kesepakatan itu.

Kenan membulatkan matanya seketika, bayang-bayang Arash kini muncul di pikirannya. Ia memegangi wajahnya sendiri dan kembali menatap ke arah Alika.

" Tau sendiri kan muka aku gimana ? Mana sebanding dengan si Arash, gantengan dia lah. Gak mungkin dia cemburu " Protes Kenan.

Alika tersenyum manis dan menatap seolah-olah sedang memberikan semangat untuk Kenan.

" Kamu itu bukan gak ganteng, cuma kurang putih aja. Sama perlu di skin care-in sedikit " Balas Alika berterus terang tentang kenyataannya.

" Hmmm, ok deh. Semoga aku bisa, demi lulus dengan nilai sempurna " Ucap Kenan menyetujui kesepakatan yang dibuat Alika.

...***...

Alika terus melamun sambil menatap ke arah papan tulis. Angin sepoi-sepoi seakan mendukung lamunannya kali ini. Hatinya berantakan, hubungan yang telah ia perjuangkan sejak awal masuk sekolah harus kandas karena ia lebih memilih mempertahankan kehormatannya sebagai seorang wanita.

Alika menarik nafas panjangnya, harapannya hanya satu yakni Arash akan kembali padanya.

" Alika " Panggil Ibu Nina yang merupakan guru fisika dikelasnya.

Ia tidak menoleh sama sekali dan terus terhanyut dalam lamunannya tentang Arash. Bukan tanpa alasan ia tidak menoleh, tapi karena memang ia tidak mendengar panggilan gurunya itu.

Ibu Nina yang merasa terabaikan segera pergi menghampiri meja Alika yang berada di deretan ketiga dari depan itu. Tatapannya tajam memandangi Alika yang sedang melamun.

" Alika, kamu dengar saya tidak ? " Suara meja yang ditepuk menggunakan mistar besi itu membuat Alika segera tersadar dari lamunannya.

" Arash mutusin saya Bu " Alika mengucap spontan dan langsung menutup mulutnya dengan menggunakan tangannya.

Gelak tawa teman-teman sekelasnya pecah seketika. Sementara ibu Nina hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alika.

" Alika, kamu itu berprestasi, diputusin bukan masalah. Apa lagi laki-laki seperti Arash, dia gak cocok sama kamu. Nilainya jelek semua " Jelas ibu Nina.

" Tapi Bu, cinta itu bukan soal nilai " Bantah Alika dengan nada yang terdengar lirih.

" Bukan masalah soal nilai, tapi karna Alika nya aja yang susah laku Bu " Sambung Andin yang merupakan musuh bebuyutan Alika.

Alika berbalik dan menatap tajam ke arah Andin yang juga menatapnya sengit.

" Sudah, sudah, lanjut belajar. Sebentar lagi bel pulang " Ibu Nina menengahi perang dingin yang terjadi antara kedua negara adidaya tersebut. Maksudnya kedua muridnya tersebut.

...***...

Alika melirik kembali jam tangan yang ia kenakan. Teriknya matahari siang, kini semakin terasa menyengat. Dilihatnya mobil yang biasa mengantarkannya pulang telah berlalu pergi. Sekali lagi, ia mendengus kesal dan menghentakkan kakinya karena ketidaksukaan nya terhadap apa yang ia lihat.

" Hoy, ayo pulang " Panggil Kenan yang menghampiri Alika dengan motor Scoopy kesayangannya itu.

" Nan, panas nih. Masa naik motor sih " Keluh Alika yang sudah terbiasa pulang naik mobil berdua dengan Arash.

" Ya udah, kamu naik delman istimewa sana " Balas Kenan yang mulai kesal dengan Alika.

" Kan belum hari minggu " Alika tersenyum kecut ke arah Kenan dan bergegas naik ke atas motor itu.

Kenan mulai menghidupkan kembali motornya dan menarik gas dengan kecepatan sedang. Di perjalanan sesekali ia melirik ke arah kaca spion yang menampakkan Alika yang tengah bersungut kesal karena kepanasan.

" Pelukan dong, biar Arash nya cemburu " Ujar Kenan dengan nada meledek.

Alika yang merasa tak terima segera mencubit pinggang Kenan hingga Kenan meringis kesakitan.

" Sakit tau " Celetuk Kenan dengan raut wajah masamnya.

" Abisnya kamu.... " Ucapan Alika terhenti ketika melihat mobil milik Arash yang terparkir di depan gang kecil itu.

" Kenan berhenti, itu mobil Arash kenapa disitu sih. Ayo ke situ yuk "

Tanpa ba-bi-bu lagi Kenan segera berbelok menyusuri gang sempit itu. Di sana ada deretan kos-kosan campuran yang ternyata menjadi tempat tongkrongan siswa-siswi SMA.

Mata Alika terus menjelajahi deretan kos-kosan itu hingga ia menemukan sosok yang dicarinya. Dilihatnya Arash yang baru saja memasuki kamar kos-kosan itu bersama seorang wanita asing. Alika mendengus kesal, dadanya terasa sesak menahan sakit hatinya.

" Udah, balik yuk. Arash itu sama sekali gak layak buat kamu " Ucap Kenan yang langsung tancap gas meninggalkan kawasan itu.

Alika menepis air matanya yang berjatuhan, bayang-bayang Arash bersama wanita itu terus saja menghiasi pikirannya. Ia juga bingung harus bagaimana agar Arash kembali padanya.

Ia meraih ponselnya yang berada dalam sakunya. Nomor telepon Arash masih terpampang dengan nama kesayangan yang sama. Dengan terpaksa Ia menelepon nomor itu. Namun, teleponnya sama sekali tidak di angkat oleh Arash. Jantungny berdetak kencang, ia sudah membayangkan Arash yang melakukan hal yang tidak-tidak bersama wanita itu.

Terpopuler

Comments

Astirai

Astirai

nyimak dulu thor... smangat...
baca jg bukalah hatimu untukku

2021-04-30

1

Yuuusei

Yuuusei

semua PR, Alika... SEMUA loh!

2021-04-30

1

Kerenn kk 😀

2021-04-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!